You are on page 1of 6

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NASIONAL

FORMAT TUGAS : INDIVIDU

MATA KULIAH : SISTEM INFORMASI KESEHATAN

SEMESTER : GENAP

TUGAS KE : 2

Nama : Nurlia Hanum


NPM : 163112540120687
Prodi / kelas : Bidan Pendidik/CI

Tugas :

1. Buatlah sistem informasi kesehatan di tingkat Dinkes Kabupaten / Kota


2. Kumpulkan dalam bentuk makalah

Jawaban :

SISTEM INFORMASI KESEHATAN di TINGKAT DINAS


KESEHATAN/KOTA
Salah satu aspek penting dalam pembangunan masyarakat sehat adalah sistem
informasi kesehatan (SIK) yang baik. SIK diperlukan untuk menjalankan upaya kesehatan
dan memonitoring agar upaya tersebut efektif dan efisien. Oleh karena itu, data informasi
yang akurat, pendataan cermat, dan keputusan tepat kini menjadi suatu kebutuhan.
Kementerian Kesehatan melalui Pusat Data dan Informasi saat ini menyusun Sistem
Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) elektronik yang berisi data set yang diharapkan
menjadi sebuah standar pencatatan dan pelaporan setiap puskesmas di seluruh
Kota/Kabupaten.
Kegiatan pengembangan SIK ini meliputi pengembangan regulasi dan standar (road
map, peraturan pemerintah, dan pengembangan petunjuk teknis SIK); pengembangan Bank
Data Nasional; dan pengembangan National Health Data Dictionary.

Aplikasi SIKDA Generik adalah aplikasi sistem informasi kesehatan daerah yang
berlaku secara nasional yang menghubungkan secara online dan terintegrasi seluruh
puskesmas, dinas kesehatan dan Kementerian Kesehatan. Aplikasi SIKDA Generik
dikembangkan dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan serta meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi manajemen
kesehatan melalui pemanfaatan teknologi informasi.

Kementerian Kesehatan melalui Pusat data dan Informasi pada awal tahun 2012
meluncurkan aplikasi SIKDA Generik. Seluruh unit pelayanan kesehatan yang meliputi
puskesmas dan rumah sakit, baik pemerintah maupun swasta, dapat terhubung
jejaring kerjasamanya melalui aplikasi SIKDA Generik. Selain itu aplikasi SIKDA
Generik dirancang dan dibuat untuk memudahkan petugas puskesmas saat
melakukan pelaporan ke berbagai program di lingkungan Kementerian Kesehatan. Dengan
demikian diharapkan aliran data dari level paling bawah sampai ke tingkat pusat dapat
berjalan lancar ,terstandar, tepat waktu, dan akurat sesuai dengan yang
diharapkan. Diharapkan aplikasi tersebut dapat berguna secara efektif sebagai alat
komunikasi pengelola data/informasi di daerah, dapat saling tukar menukar data dan
informasi, serta membantu pengelola data/informasi agar selalu siap memberikan data atau
gambaran kondisi kesehatan secara utuh dan berdasarkan bukti.

Aplikasi SIKDA Generik merupakan penerapan standarisasi Sistem Informasi


Kesehatan , sehingga diharapkan dapat tersedia data dan informasi kesehatan yang cepat,
tepat dan akurat dengan mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pengambilan keputusan/kebijakan dalam bidang kesehatan.

MANFAAT SIKDA ELEKTRONIK

Manfaat SIKDA elektronik dalam hal adminisntrasi dapat dirasakan baik oleh
masyarakat secara langsung maupun oleh petugas sebagai penyelenggara kesehatan, karena:
waktu tunggu pasien berkurang
alur lebih jelas
mengurangi beban administrasi petugas kesehatan
pelayanan menjadi lebih efektif dan efisien
Selanjutnya, dalam hal medis, manfaat SIKDA elektronik antara lain:
mampu meminimalisasi terjadinya kesalahan medis
secara tidak langsung meningkatkan penggunaan obat generik di masyarakat.
IMPLEMENTASI DAN INOVASI SIKDA ELEKTRONIK
Disebutkan pula bahwa beberapa daerah di Indonesia telah lebih dulu berinovasi dan
merasakan manfaat atas penggunaan e-health, yaitu penerapan teknologi informasi
komunikasi untuk sistem informasi kesehatan, antara lain Kabupaten Purworejo, Kab. Bantul,
Kab. Ngawi, Kab. Padang Pariaman, Kota Bandung, Kota Jembrana, Kota Batam, Kota
Balikpapan, kota Tomohon, Prov. DIY, Prov. NTB, Prov.Aceh, juga di hampir seluruh RS tipe
A, RS vertikal dan RS swasta.
Erwin Susetyoaji SKM, M.Kes, Kepala Sie. Jaringan Informasi Kesehatan Dinas
Kesehatan Kab. Purworejo, mendemonstrasikan Sistem Informasi Kesehatan Kab. Purworejo
yang telah berhasil menghubungkan 27 Puskesmas di wilayah tersebut sejak tahun 2004.
Dalam lima tahun pertama, penggunaan SIK di Kab. Purworejo berhasil menghemat 23%
dalam pemakaian kertas dan ATK, dan petugas kesehatan memiliki waktu 50% lebih banyak
untuk melayani pasien.
Pihak Kemkes sangat terbuka dan menerima berbagai inovasi, baik komponen dari
SIK maupun sistem secara keseluruhan. Hal yang penting adalah, inovasi tersebut harus
memenuhi standar dan interoperable dengan SIKDA elektronik yang dibuat oleh Kemkes.
Sebagai upaya lebih lanjut, Kemkes akan membuat regulasi resep elektronik, agar
software-software yang saat ini terus berkembang harus tetap sejalan dengan tujuan, yaitu
meningkatkan keamanan pasien; meningkatkan akurasi dan efisiensi peresepan; mengurangi
biaya perawatan karena reaksi obat yang tidak diinginkan (kesalahan pengobatan);
meningkatkan kepatuhan terhadap formularium; dan memudahkan pelaporan dan evaluasi
penggunaan obat.
Dalam implementasi SIKDA elektronik, Kemkes mendapat dukungan teknis dari
Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit (GIZ), Jerman. Peralihan sistem informasi
manual menjadi computerize based system, yang menjadikan komputer sebagai urat nadi
komunikasi, perlu didukung dengan fasilitas yang memadai serta sumber daya manusia yang
terlatih dalam pengoperasiannya. Oleh karena itu, Indonesia juga mendapatkan bantuan The
Global Fund (GF) sebesar US$ 12 juta selama lima tahun, untuk modernisasi puskesmas di
daerah yang letaknya terpencil atau infrastrukturnya tidak memadai untuk diterapkannya
SIKDA elektronik. Sedangkan untuk daerah lain, akan menggunakan dana APBN/APBD
dalam penerapan SIKDA elektronik.
Adapun contoh tampilan SIKDA sebagai berikut :
SIKDA (Sistem Informasi Kesehatan Daerah) Elektronik
Sistem Informasi Kesehatan berbasis Generik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

Input pencatatan dan pelaporan berbasis elektronik atau computerized.

Input data hanya dilakukan di tempat adanya pelayanan kesehatan (fasilitas


kesehatan).

Tidak ada duplikasi (hanya dilakukan 1 kali).

Akurat, tepat, hemat sember daya (efisien) dan transfaran. Tejadi pengurangan beban
kerja sehingga petugas memiliki waktu tambahan untuk melayani pasien atau
masyarakat.

Data yang dikirim (uploaded) ke pusat merupakan data individu yang digital di kirim
ke bank data nasional (data warehouse).

Laporan diambil dari bank data sehingga tidak membebani petugas kesehatan di Unit
pelayanan terdepan.

Puskesmas dan Dinas Kesehatan dilengkapi dengan peralatan berbasis komputer.

Petugas akan ditingkatkan kompetensinya melalui pelatihan untuk menerapkan Sikda


Generik.

Mudah dilakukan berbagai jenis analisis dan assesment pada data.

KESIMPULAN

Informasi dapat menggambarkan kejadian nyata yang digunakan untuk pengambilan


keputusan. Sumber dari informasi adalah data yang dapat berbentuk huruf, simbol, alfabet
dan lain sebagainya. Pada intinya sistem informasi itu tidak lepas dari input-proses-output,
data yang diproses oleh sistem sehingga menghasilkan suatu output (informasi) yang
berguna.
REFERENSI

Departemen Kesehatan. 2012

Roadmap Sistem Informasi dan Kesehatan tahun 2011-2014.

Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.

You might also like