You are on page 1of 8

MAKALAH

DILEMA ETIK (Murphy dan Murphy)

Dianjurkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ETIKA


KEPERAWATAN

KELOMPOK 5

ANGGOTA :

MUHAMMAD DENA NUGRAHA

MUTHIA SEPTYANI DINITA

NISA SITI NURAISAH

RIDA ARYANI

RIMA NURIMA

RISDA ERMADIANI

1C

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR

Jl. Pasir Gede Raya No 19 (0263) 267206 Fax.270953 Cianjur

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan lancar.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapatkan bantuan dari berbagai


pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya karena makalah ini dapat selesai dengan lancar. Semua pihak
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan
makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah
ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang
bersifat membangun demi perbaikan kearah kesemprnaan. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih.

Cianjur ,April 2016

KELOMPOK 2

PEMBAHASAN KONSEP
Kerangkan pemecahan masalah dilema etik menurut (Model Murphy dan
Murphy) :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan
b. Mengidentifikasi masalah etik
c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
d. Mengidentifikasi peran perawat
e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan
f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif
keputusan
g. Memberi keputusan
h. Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga sesuai dengan
falsafah umum untuk perawatan klien
i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan
menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan
berikutnya.
PRINSIF MORAL

A. Prinsip-prinsip etika keperawatan terdiri dari:


a) Autonomy (Otonomi )
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan
memiliki kekuatan membuat keputusan sendiri, memilih dan memiliki
berbagai keputusan atau pilihan yang dihargai. Prinsip otonomi ini adalah
bentuk respek terhadap seseorang, juga dipandang sebagai persetujuan
tidak memaksa dan bertindak secara rasional.Otonomi merupakan hak
kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri.
Praktek profesioanal merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak
hak pasien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

b) Beneficience (Berbuat Baik)


Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan
juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang
lain. Kadang-kadang dalam situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi
konflik dengan otonomi.

c) Justice (Keadilan)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan . Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika
perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek
dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan.

d) Non Maleficience (tidak merugiakan)


Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak
menimbulkan bahaya / cedera secara fisik dan psikologik.
e) Veracity (kejujuran)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan
oleh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada
setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti.
Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
mengatakan kebenaran.
f) Fidelity (loyalty/ketaatan)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia pasien. Ketaatan, kesetiaan adalah
kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya.
Kesetiaan itu menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan
meminimalkan penderitaan.
g) Confidentiality (kerahasiaan)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang
klien harus dijaga privasi-nya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak
ada satu orangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijin
kan oleh klien dengan bukti persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar
area pelayanan, menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien
dengan tenaga kesehatan lain harus dicegah.
h) Akuntabilitas (accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa
tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk
menilai orang lain. Akuntabilitas merupakan standar pasti yang mana
tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas
atau tanpa terkecuali.
KASUS

Suatu hari ada seorang bapak-bapak dibawa oleh keluarganya ke salah satu
Rumah Sakit di Surakarta dengan gejala demam dan diare kurang lebih selama 6
hari. Selain itu bapak-bapak tersebut (Tn.A) menderita sarriawan sudah 3 bulan
tidak sembuh-sembu, dan berat badannya turun secara berangsur-angsur. Semula
Tn.A badannya gemuk tapi 3 bualn terakhir ini badannya kurus dan telah turun 10
kg dari berat badan semula. Tn.A ini merupakan seorang sopir truk yang sering
pergi ke luar kota karena tuntutan kerja bahkan jarang pulang, kadang-kadang 2
minggu sekali bahkan 1 bulan sekali.
Tn.A masuk UGD kemudian dari dokter untuk diopname diruang penyakit
dalam karena kondisi Tn.A yang sangat lemas. Keesokan harinya dokter yang
menangani Tn.A melakukan visit kepada Tn.A, dan memberikan advice kepada
perawatnya untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan mengambil sampel
darahnya. Tn.A yang ingin tahu sekali tentang penyakitnya minta perawat tersebut
untuk segera memberi tahu penyakitnya setelah di dapatkan hasil pemeriksaan.
Sore harinya pukul 16.00 WIB hasil pemeriksaan telah diterima oleh perawat
tersebut dan telah dibaa oleh dokterya. Hasilnya mengatakan bahwa Tn.A positif
terjangkit penyakit HIV/AIDS. Kemudian perawat tersebut memanggil keluarga
Tn A untuk menghadap dokter yang menangani Tn.A. Bersama dokter dan seijin
dokter tersebut, perawat menjelaskan tentang kondisi pasien dan penyakitnya.
Keluarga terlihat kaget dan bingung. Keluarga meminta kepada dokter terutama
perawat untuk tidak memberitahukan penyakitnya ini kepada Tn.A. keluarga Tn.A
akan frustasi,tidak mau menerima kondisinya dan dikucilkan dari masyarakat.

Perawat tersebut mengalami dilemma etik dimana satu sisi dia harus
memenuhi permintaan keluarga namun disisi lain perawat tersebut harus memberi
tahukan kondisi yang dialami Tn.A. karena itu merupakan hak pasien untuk
mendapatkan informasi.

PEMBAHASAN KASUS
Menurut kasus di atas yang berdasakan teori (Model Murphy dan Murphy) :
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan
Tentang penyakit HIV/AIDS
b. Mengidentifikasi masalah etik
Veracity (kejujuran) dan Confidentiality (kerahasiaan)
c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
Perawat dan keluarga
d. Mengidentifikasi peran perawat
e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan.
Memberitahukan kepada pasien, karena jika tidak di beritahukan berarti
kita sebagai perawat telah melanggar kode etik perawat yaitu VERACITY
(kejujuran) karena pasien juga berhak untuk mengetahui tentang penyakitnya
tersebut.
f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif
keputusan
Jika tidak di beritahukan maka pasien akan menanyakan terus menerus tentang
penyakitnya tetapi bila dikasih tau pasien akan shock marah dan tidak
menerima kenyataan
g. Memberi keputusan
Keputusan yang dapat diambil oleh seorang perawat ketika dalam kasus
tersebut adalah perawat harus memberitahukan dan menjelaskan kepada
keluarganya bahwa pasien tersebut harus mengetahui tentang penyakit karena
itu pasien untuk mengetahui penyakitnya dan untuk memudahkan
pengobatannya
h. Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga sesuai dengan
falsafah umum untuk perawatan klien
Seorang perawat dilema antara harus jujur atau merahasiakannya, tetapi
akhirnya perawat mengambil keputusan untuk berkata jujur kepada pasiien
tentang penyakitnya karena itu hak pasien
i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan
menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan
berikutnya.
Setelah perawat mengambil keputusan dengan kejujuran pasien merasa bisa
menerima penyakit yang dideritanya dan menjalankan pengobatannya dengan
lancar.
DAFTAR PUSTAKA

You might also like