Professional Documents
Culture Documents
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DANILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2016
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dalam kesempatan yang berbahagia ini penyusun masih
diberikan kesempatan untuk menyelesaikan makalah mengenai Antibiotik
golongan tetrasiklin
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LatarBelakang..............................................................................................
I.2 Rumusan Masalah........................................................................................
I.3 Tujuan..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ANTIBIOTIKA
II.1 Sejarah..........................................................................................................
II.2 Pengertian.....................................................................................................
II.3 Prinsip Dasar Penggunaan Antibiotika Rasional..........................................
II.4 Pembuatan Antibiotika..................................................................................
II.5 Mekanisme Kerja..........................................................................................
II.6 Penggolongan Antibiotika.............................................................................
BAB III PEMBAHASAN ANTIBIOTIKA TETRASIKLIN
III.1 Sejarah..........................................................................................................
III.2.Struktur Molekul Tetrasiklin........................................................................
III.3 Biosintesisdan Reaksi-Reaksi Pokok Tetrasiklin..........................................
III.4 Sifat Fungsi dan Mekanisme Kerja Tetrasiklin.............................................
III.5 Resistensi tetrasiklin......................................................................................
III.6 Pemakaian klinis tetrasiklin...........................................................................
III.7 Sintesa Tetrasiklin.........................................................................................
III.8 Efek samping Tetrasiklin................................................................................
III.9 Hasil Analisis Jurnal......................................................................................
III.10 Manfaat Tetrasiklin Untuk penyakit.............................................................
BAB IV PENUTUP
VI.1 Kesimpulan................................................................................................
VI.2 Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LatarBelakang
Pada saat ini banyak macam antibiotik tersedia di pasaran . Begitu
banyak macamnya sehingga kadang-kadang membingungkan bagi dokter yang
ingin menggunakannya. Apalagi dengan adanya tekanan promosi yang sangat
gencar, tidak jarang merangsang pemakaian antibiotik yang menjurus ke arah
ketidakrasionalan .
Walaupun diagnosa mikrobiologik hanya dapat dilakukan pada sebagian
kecil kasus penyakit infeksi, tetapi agar kita tetap ada dalam garis pemakaian
antibiotik yang rasional kita harus tetap berfikir secara mikrobiologik. Kalau kita
menghadapi suatu penyakit infeksi dengan berbagai macam simtomnya harus
kita bayangkan kira-kira kuman apa yang menyebabkannya gram positif atau
gram negatif, ataukah anaerob/dan terhadap antibiotika yang mana kuman
tersebut diperkirakan masih sensitif .
Anggapan bahwa antibiotik yang lebih baru dan lebih mahal mujarab
dari antibiotika yang sudah lama digunakan merupakan anggapan yang salah .
Justru banyak antibiotika yang baru menpunyai spesifikasi tertentu sehingga
bila tidak dipergunakan sesuai dengan spesifikasinya maka khasiatnya tidak
seperti yang diharapkan .
1. Sejarah antibiotika?
7. Antibiotika tetrasiklin?
I.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui tentang cara pembuatan obat antibotika pada umumnya dan
golongan Tetrasiklin secara khusus.
BAB II
PEMBAHASAN ANTIBIOTIKA
II.1 Sejarah
II.2 Pengertian
Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami maupun sintetik, yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam
organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan
antibiotik khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi,
meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai
alat seleksi terhadap mutan atau transforman. Antibiotik bekerja seperti
pestisida dengan menekan atau memutus satu mata rantai metabolisme, hanya
saja targetnya adalah bakteri.
III.3 Prinsip Dasar Penggunaan Antibiotika Rasional
Tepat indikasi
Tepat penderita
Tepat pemilihan jenis antibiotika
Tepat dosis
Efek samping minima
Bila di perlukan : Kombinasi yang tepat
Ekonomik
1. Sifat aktifitasnya
2. Spektrum
3. Mekanisme kerja
4. Pola resistensi
5. Efek samping
1. Sifat aktifitasnya
2. Spektrum antibiotika
Contoh : Penicillin
Sefalosporin
Contoh : Polimiksin
5. Efek Samping
- reaksi alergi
- reaksi idiosikratik
1. Golongan betalaktam
2. Golongan Aminoglikosida
3. Golongan Sulfonamid
5. Golongan Makrolid
6. Golongan Metronidazol
7. Golongan Rifampisin
8. Golongan Linkosamid
9. Golongan Kuinolon
BAB III
III.3 Sejarah
Tetrasiklin pertama kali ditemukan oleh Lloyd Conover. Berita tentang
Tetrasiklin yang dipatenkan pertama kali tahun 1955. Tetrasiklin merupakan
antibiotika yang memberi harapan dan sudah terbukti menjadi salah satu
penemuan antibiotika penting. Antibiotik golongan tetrasiklin yang pertama
ditemukan adalah klortetrasiklin yang dihasilkan oleh Streptomyces
aureofaciens. Kemudian ditemukan oksitetrasiklin dari Streptomyces rimosus.
Tetrasiklin sendiri dibuat secara semisintetik dari klortetrasiklin, tetapi juga
dapat diperoleh dari spesies Streptomyces lain.
P protection for its fermentation and production was also first issued in
1950.Pada tahun 1950, Profesor Harvard Robert Woodward menentukan
struktur kimia Terramycin, nama merek untuk anggota keluarga tetrasiklin;
paten perlindungan untuk fermentasi dan produksi juga pertama kali
diterbitkan pada tahun 1950. A research team of seven scientists at , in
collaboration with Woodward, participated in the two-year research leading to
the discovery .
Alasan mengapa disebut tetrasiklin karena terdiri dari 4 ("tetra-")
hidrokarbon cincin ("-cycl-") derivasi ("-ine) yang merupakan subclass dari
poliketida yang memiliki kerangka octahydrotetracene-2-karboksamida.
III.2 Struktur Molekul Tetrasiklin
Semua tetrasiklin memiliki struktur dasar yang dipelihatkan berikut ini
tetrasiklin bebas amfoterik berbentuk kristal dengan kelarutan rendah. Obat
golongan ini tersedia sebagai hidroklorida, yang lebih larut. Larutan-larutan ini
bersifat asam kecuali klorotetrasiklin yang cukup stabil. Tetrasikln mengikat
ion-ion logam divalen, yang dapat mengganggu menyerapan dan aktifitas
mereka. Suatu analog tetrasiklin yang baru disetujui, tigesiklin adalah suatu
glisilsiklin dan turunan semi sintetik dan minosiklin.
Senyawa-senyawa yang termasuk kelompok tetrasiklin mempunyai
kerangka dasar karbon dari naftasen C-18 yang terhidrogenasi secara parsial,
oleh karena itu disebut juga kerangka hidronaftasen. Beberapa senyawa yang
termasuk kelompok tetrasiklin tercantum pada gambar berikut.
Struktur kimia golongan tetrasiklin
R1 R2 R3 R4 Nama senyawa
H H H H 6-Deoksi-6-dimetiltetrasiklin
H OH H H 6-dimetiltetrasiklin
H OH CH3 H Tetrasiklin (akromisin)
Cl OH H H 7-kloro-6- dimetiltetrasiklin
H OH CH3 OH 5-hidroksitetrasiklin (oksi-tetrasiklin, teramisin)
Cl OH CH3 H 7-klorotetrasiklin (klor-tetrasiklin, aureomisin)
Tetrasiklin adalah zat anti mikroba yang diperolah denga cara deklorrinasi
klortetrasiklina, reduksi oksitetrasiklina, atau denga fermentasi. Tetrasiklin
merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi bentuk garam natrium atau
garam HClnya mudah larut. Dalam keadaan kering, bentuk basa dan garam
HCl tetrasiklin bersifat relatif stabil. Dalam larutan, kebanyakan tetrasiklin
sangat labil sehingga cepat berkurang potensinya.
Di antara senyawa-senyawa tetrasiklin tersebut di atas, yang termasuk
tetrasiklin alam ialah tetrasiklin atau akromisin, oksitetrasiklin atau teramisin
dan klortetrasiklin atau auromisin. Sedangkan 6-dimetiltetrasiklin dan 7-kloro-
6-dimetiltetrasiklin kedua-duanya dihasilkan oleh turunan mikroba yang
semula berasal dari Streptomyces Aureus. Kedua senyawa yang terakhir ini
sangat sukar diuraikan baik oleh asam maupun basa, sehingga berguna untuk
pengobatan secara oral.
Dari struktur senyawa-senyawa tetrasiklin seperti tertera pada gambar di
atas, terlihat bahwa perbedaan antara tetrasiklin, klortetrasiklin dan
oksitetrasiklin masing-masing terletak pada adanya atom klor pada C-7 (cincin
D) dan gugus hidroksi pada C-4 (cincin A) dari kerangka hidronaftasen.
2. Kegunaan Tetrasiklin
Kegunaan klinis tetrasiklin dalam kedokteran hewan yaitu:
Hewan Kecil
Tetrasiklin digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi yang
disebabkan oleh kuman gram positif maupun gram negatif, terutama pada
penyakit saluran pernafasan, perkencingan, leptospirosis (penyakit
manusia dan hewan dari kuman dan disebabkan
Kuman Leptospira yang ditemukan dalam air seni dan sel-sel hewan
yang terkena), dan panleukopenia (penyakit yang menyebabkan jumlah sel
darah putih kucing menurun dengan drastis).
Hewan besar
Antibiotika ini hampir selalu diberikan untuk mengatasi berbagai
penyakit pada hewan besar, hal ini mungkin disebabkan karena sifat obat
yang mempunyai spectrum luas. Dalam kasus lapangan antibiotika ini
biasa digunakan untuk mengatasi penyakit-penyakit seperti metritis,
pneumonia, mastitis, enteritis, leptospirosis, shipping fever, listeriosis,
anaplasmosis, penyakit jembrana dan antraks.
Untuk babi
Dapat digunakan untu mengatasi penyakit seperti radang usus, paru,
dan lain-lain. Dalam dosis rendah klortetrasiklin juga ditemukan tercampur
dalam pakan.
Untuk unggas
Biasa digunakan untuk mengatasi penyakit pada unggas seperti CRD,
sinusitis, infeksi PPLO dan erysipelas. Dalam banyak pakan ayam juga
ditemukan kadar tetrasiklin dengan dosis rendah.
Penggunaan topikal
Tetrasiklin digunakan untuk mengatasi radang infeksi pada kulit,
biasanya sediaan tetrasiklin dikemas dalam bentuk salep 1%. Dapat
digunakan untuk mengobati penyakit mata seperti opthalmik, selain itu
dapat juga digunakan untuk mengatasi pink eye.
3. Gangguan pencernaan
Gangguan saluran pencernaan merupakan yang sering terjadi.
Diantaranya seperti mual, muntah, diare, nyeri menelan , iritasi
kerongkongan. Efek samping yang jarang terjadi termasuk : kerusakan hati,
pankreatitis, gangguan darah, fotosensitif, reaksi hipersensitif (ruam,
dermatitis eksfoliatif, sindrom steven-johnson, urtikaria, angioedema,
anafilaksis, carditis). Sakit kepala dan gangguan penglihatan dapat terjadi
dan dapat menjadi penanda peningkatan tekanan dalam kepala dan segera
hentikan pengobatan bila ini terjadi.
Ada beberapa faktor yang masih belum diketahui mengenai tetrasiklin dan
Sefaleksin di sekitar irak, maka dilakukanlah studi mengenai pengaruh sinar
matahari terhadap tetrasiklin dan sefaleksin. Tetrasiklin dan sefaleksin adalah
suatu antibiotik yang sering sekali digunakan dalam bidang kedokteran untuk
mengobati adanya indikasi bakteri. Namun apabila terkena cahaya matahari
maka akan terjadi fotolisis, sehingga akan terdegradasi sebagai akibat dari energi
yang dihasilkan dari penyerapan cahaya matahari. Terdegradasinya senyawa
tersebut tergantung seberapa baik senyawa tersebut menyerap cahaya matahari.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terdegradasinya antibiotik ini adalah
frekwensi dan intensitas tumbukan molekul, konsentrasi, dan pH. Selain itu yang
harus diperhatikan adalah suhu, dan kelembapan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari aktivitas antibiotik
Tetrasiklin dan Sefaleksin yang terkena sinar matahari kemudian digunakannya
untuk melawan E-coli dan Staphylococcus sp.
Tetrasiklin dan Sefaleksin yang digunakan berasal dari SDI suatu perusahan
di irak sedangkan E-coli dan Staphylococcus sp didapatkan dari rumah sakit Ibin
Gazwan. Kapsul Tetrasiklin dan Sefaleksin dengan berat 250 mg dilarutkan
dalam 10 ml air suling kemudian diberikan perlakuan sinar matahari di siang
hari pada bulan April di selatan Irak (suhu sekitar tiga puluh lima).
Hasil penelitian membuktikan, bahwa efek dari Sinar matahari UV
mengubah senyawa antibiotik menjadi jenis spesies berbeda yang tidak diketahui
dan menimbulkan banyak pertanyaan tentang produk yang terbentuk itu. Apa
senyawa ini adalah racun atau bukan.
Daerah hambatan untuk Tetracycline dan Sefaleksin pada spesies klinis
Staphylococcus Sp dan Escherichia coli. Hal ini menujukkan bahwa zona
penghambatan senyawa antibiotik yang terkena sinar matahari lebih kecil
dibandingkan kontrol
III.10 Manfaat Tetrasiklin Untuk penyakit
Ini adalah beberapa contoh penyakit yang dapat di obati dengan golongan
tetrasiklin :
1. Infeksi Klamidia
Limfogranuloma venereum.
Psikatosis
Trakoma
2. Infeksi Basil
Bruselosis
Tularemia
Penggunaan Obat : Berikan pada saat perut kosong 1 jam sebelum atau 2
jam sesudah makan.
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
IV.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ganiswara S.G. ( Ed) : Farmakologi dan terapi . Edisi IV, Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran UI, 1955, Jakarta.
Mandel G. L., Douglas R. G., Bennet J. E., Dolin R. : Principles and Practice
Of Infectious Disease : Antimicrobial Therapy 1995 / 1996. Churchill
Livingstone, 1995.
REFERENSI
http://ajiakbarnur.blogspot.co.id/2013/02/antibiotika-tetrasiklin.html