Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Berbagai penyakit infeksi pada anak antara lain poliomelitis, campak, diptheri,
pertusis tetanus dan Tubercolusis atau TBC dapat dicegah dengan pemberian imunisasi
pada bayi. Pemberian imunisasi pada anak sangat penting untuk mengurangi mortalitas dan
morbiditas terdapat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Depkes RI, 2005).
Agar imunisasi dapat menjangkau semua lapisan masyarakat maka sasaran yang
dituju ialah orang tua. Khususnya pada ibu atau calon ibu untuk diberikan penyuluhan
tentang pentingnya imunisasi bagi anak, menganjurkan agar ibu membawa anaknya ke
Posyandu. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi hal tersebut yakni faktor pendidikan
(pengetahuan), usia, dan penyuluhan oleh bidan serta perawat setempat.
Semua orang tua, tentu berkeinginan supaya anak-anaknya tetap sehat. Jangankan
sakit berat, sakit ringanpun kalau mungkin jangan sampai diderita anaknya. Salah satu
upaya agar anak-anak jangan sampai menderita suatu penyakit adalah dengan jalan
memberi imunisasi.
Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat ini terbukti dengan
menurunnya angka kesakitan dan angka kematian bayi. Angka kesakitan bayi menurun
10% dari angka sebelumnya, sedangkan angka kematian bayi menurun 5% dari angka
sebelumnya menjadi 1,7 juta kematian setiap tahunnya di Indonesia.(Depkes RI, 2009 ).
Hasil survei awal peneliti di Puskesmas Saitnihuta menunjukkan masih sering
dijumpai anak-anak yang belum lengkap mendapatkan imunisasi dasar atau bahkan tidak
mendapatkan imunisasi dasar sama sekali. Desa Sileang Kecamatan Dolok Sanggul
Kabupaten Humbang Hasundutan yang merupakan salah satu desa dalam wilayah kerja
Puskesmas Saitnihuta juga masih belum mencapai angka cangkupan imunisasi dasar
100%.
Keberhasilan imunisasi dasar tidak lepas dari peran serta petugas kesehatan baik
di posyandu maupun puskesmas. Peran orangtua tentunya memegang peranan utama dalam
terlaksananya program imunisasi dasar. Maka dari itu, penulis merasa perlu mengkaji lebih
lanjut mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan keterlibatan anak dalam
imunisasi dasar.
1
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalahnya adalah
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Di Desa Sileang, Kecamatan Dolok
Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan.
1.3.Tujuan Penelitian
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di Desa
Sileang, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan.
1.4.Manfaat Penelitian
a). Manfaat teoritis
Dapat memperkaya konsep/teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya yang terkait dengan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap
pada bayi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2.Tingkat Pengetahuan
Setelah ada beberapa definisi pengetahuan yang telah diuraikan di atas,
pengetahuan yang dicakup kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni :
A).Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pengikat suatu materi yang sah dipelajari sebelumnya,
termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengikat kembali (recal) terhadap suatu
spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh suatu
sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
B).Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara besar tentang
obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar,
menyebarkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan obyek yang dipelajari tersebut.
3
C).Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan sebagai
penggunaan hukum, rumus, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau sisi lain.
D).Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
E).Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata
lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.
F).Evaluasi (evaluation)
Berkenaan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan untuk membantu
penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.
4
B).Pendidikan
Tugas dari pendidikan adalah memberikan atau meningkatkan pengetahuan,
menimbulkan sifat positif serta memberikan atau meningkatkan keterampilan masyarakat
atau individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat
yang berkembang. Sistem pendidikan yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan melalui pola tertentu. Jadi tingkat pengetahuan seseorang terhadap suatu
obyek sangat ditentukan oleh tingkat pendidikannya.
C).Pengalaman
Menurut teori determinan perilaku yang disampaikan WHO (World Health
Organitation), menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu
salah satunya disebabkan karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri seseorang yang
terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-
penilaian seseorang terhadap obyek tersebut, dimana seseorang dapat mendapatkan
pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain.
D).Informasi
Teori depensi mengenai efek komunikasi massa, disebutkan bahwa media massa
dianggap sebagai informasi yang memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan,
perubahan dan konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok atau individu dalam aktivitas
sosial dimana media massa ini nantinya akan mempengaruhi fungsi cognitive, afektif dan
behavior. Pada fungsi kognitif diantaranya adalah berfungsi untuk menciptakan atau
menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan ambiguitas,
pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan masyarakat dan penegasan atau
penjelasan nilai-nilai tertentu.
Media ini menjadi tiga yaitu media cetak yang meliputi booklet, leaflet, rubik
yang terdapat pada surat kabar atau majalah dan poster. Kemudian media elektronik yang
meliputi televisi, radio, video, slide dan film serta papan (bilboard) (Notoadmojo, 2003).
5
E).Kepercayaan
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai arah yang berlagu bagi
obyek sikap, sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar
pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu (Saifudin
A, 2002 ).
6
2.2.2.Kekebalan pada Tubuh
2.2.2.1.Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak
terhadap penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama. Kekebalan
aktif dibagi dalam 2 kategori :
A).Kekebalan aktif alamiah
Merupakan kekebalan yang dibuat oleh tubuh anak dengan sendiri setelah
mengalami atau sembuh dari suatu penyakit.
B).Kekebalan aktif buatan
Merupakan kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi).
2.2.2.2.Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh anak tetapi tidak
membuat zat anti bodi sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah
memperoleh zat pendek, sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan lama. Kekebalan pasif
dibagi dalam dua jenis :
A).Kekebalan pasif alamiah
Merupakan kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya.
B).Kekebalan pasif buatan
Merupakan kekebalan yang diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolak.
2.2.4.Jenis-jenis Imunisasi
2.2.4.1.Vaksin BCG
Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap
penyakit Tuberkulosis (TBC). Vaksin BCG mengandung kuman BCG (Bacilus Calmette
Guerin) yang masih hidup (A.H. Markum, 2002).
Pemberian imunisasi BCG sebenarnya dilakukan ketika bayi baru lahir sampai
berumur 12 bulan, tetapi sebaiknya pada umur 0 2 bulan. Imunisasi yang diberikan pada
7
usia di atas 2 bulan harus dilakukan tes dengan mauntok terlebih dahulu, untuk mengetahui
apakah anak sudah terjangkit penyakit TBC atau tidak. Apabila hasilnya positif (+) tidak
perlu diberikan imunisasi.
Biasanya setelah suntikan BCG bayi tidak akan menderita demam, bila ia demam
setelah imunisasi BCG umumnya disebabkan keadaan lain. Kekebalan yang diperoleh
tindakan mutlak 100%. Efek samping pada dasarnya tidak ada, tetapi reaksi secara normal
akan timbul selama 1 minggu, seperti pembengkakan kecil, merah pada tempat
penyuntikan yang kemudian akan menjadi pus kecil dengan garis tengah 10 mm. Luka ini
akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan perut (scar) bergaris 3- 7 mm. Tidak ada
larangan untuk melakukan imunisasi BCG, kecuali pada anak yang berpenyakit TBC atau
menunjukkan uji mantoux positif.
Cara pemberian imunisasi adalah dengan tempat penyuntikan 1/3 bagian lengan kanan atas
(8amper8 musculus deltoideus) dilakukan dengna suntikan di dalam kulit (intra cutan)
dengan dosis 0,05 cc.
8
drumstick, tetanus selain dapat ditemukan pada anak-anak juga dijumpai kasus tetanus
neonatal yang cukup fatal. Komplikasi tetanus yang sering terjadi antara lain :
laringospasme, infeksi 9amper9is9 dan preumonia ortotastik. Pada anak besar sering terjadi
hiperpireksi yang juga merupakan tanda tetanus berat.
Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali, sejak bayi berumur 2 11 bulan dengan
selang waktu antara dua penyuntikan minimal 4 minggu. Imunisasi ulang lainnya diberkan
setelah umur 11/2 2 tahun. Diulang kembali dengan vaksin DT pada usia 5-6 tahun dan
diulang lagi pada umur 10 tahun.
Reaksi yang mungkin terjadi biasanya demam ringan, pembengkakan dan rasa
nyeri ditempat suntikan selama 1 2 hari. Kekebalan yang diperoleh dari vaksin DPT yaitu
: vaksin dipteri 80 95%, 9amper9is 50 60%, dan tetanus 90 95%.
Kadang-kadang terdapat akibat efek samping yang lebih berat, seperti demam
tinggi atau kejang, yang biasanya disebabkan oleh vaksin pertusisnya.
Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan anak-anak
yang menderita penyakit kejang, demam kompleks, juga tidak boleh diberikan kepada anak
batuk yang diduga mungkin sedang menderita batuk rejan dalam tahap awal atau pada
penyakit gangguan kekebalan (defisiensi imunisasi). Juga tidak boleh diberikan bila sakit
batuk, pilek, demam atau diare yang sifatnya ringan bukan merupakan indikasi kontra yang
mutlak.
Pemberian tiga kali dengan dosis 0,5 cc dengan interval 4 minggu secara IM.
2.2.4.3.Vaksin Poliomyelitis
Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit
poliomyelitis. Vaksin polio mempunyai 2 kemasan yaitu vaksin yang mengandung virus
polio yang sudah dilemahkan (vaksin salk) dan vaksin yang mengandung virus polio masih
hidup yang telah dilemahkan (virus sabin).
Imunisasi diberikan sejak anak baru lahir atau beberapa hari dengan interval 4
minggu, pemberian ulangan pada umur 1 - 2 tahun.
Biasanya tidak ada reaksi, namun dapat terjadi berak-berak ringan kekebalan yang
akan diperoleh sebesar 95 100%. Pada imunisasi polio 9amper tidak terdapat efek
samping bila ada mungkin berupa kelumpuhan anggota gerak pada penyakit polio
sebenarnya. Pemberian vaksin polio tidak boleh diberikan pada anak dengan diare berat,
9
anak sakit parah dan anak penderita kekebalan. Diberikan dengan cara diteteskan banyak 2
tetes 3 kali pemberian dengan selama 4 minggu.
2.2.4.4.Vaksin Campak
Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit campak
secara aktif. Vaksin campak mengandung virus campak hidup yang telah dilemahkan.
Diberikan pada bayi umur 9 11 bulan dengan satu kali pemberian. Biasanya
tidak terdapat reaksi akibat imunisasi mungkin terjadi demam ringan dan tampak sedikit
bercak merah pada pipi di bawah telinga. Pada hari ke 7 8 setelah penyuntikan mungkin
pula terdapat pembengkakan pada tempat suntikan, pada tempat suntikan kekebalan yang
memperoleh yaitu 96% 99%.
Sangat jarang mungkin dapat terjadi kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada
hari ke 10 12 setelah penyuntikan. Selain itu dapat terjadi radang otak berupa ensefalitis
atau ensepalopati dalam waktu 30 hari setelah imunisasi.
Anak yang sakit parah, penderita TBC tanpa pengobatan, difisiensi gizi dalam
derajat berat, difisiensi kekebalan, demam yang lebih 38 derajat celcius dan riwayat
kejang. Di suntikkan 1/3 bagian lengan atas lengan kiri dengan dosis 0,5 cc.
2.2.4.5.Vaksin hepatitis B
Vaksinasi dimaksudkan untuk mendapat kekebalan aktif terhadap penyakit
hepatitisB.
Vaksinasi awal, diberkan 3 kali, jarak antara suntikan 1 ke II 1 2 bulan,
sedangkan suntikan ke III diberikan 6 bulan dari suntikan I, imunisasi ulang diberikan 5
tahun setelah imunisasi dasar.
Reaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri pada tempat suntikan, yang
mungkin disertai dengan timbulnya rasa panas atau pembengkakan, reaksi ini akan
menghilang dalam waktu 2 hari. Reaksi lain yang mungkin terjadi ialah demam ringan.
Kekebalan yang diperoleh cukup tinggi, berkisar antara 94 96%.
Selama pemakaian 10 tahun ini tidak dilaporkan adanya efek samping yang
berarti, berbagai suara di masyarakat tentang kemungkinan terjangkit oleh penyakit AIDS
akibat pemberian vaksin hepatitis B yang berasal dari plasma.
10
Imunisasi tidak dapat diberkan kepada anak yang menderita sakit berat. Vaksinasi
hepatitis B dapat diberikan kepada ibu hamil dengan aman dan tidak akan membayangkan
janin. Bahkan akan memberkan perlindungan kepada janin selama dalam kandungan ibu
maupun kepada bayi selama beberapa bulan terakhir lahir.
Penyuntikan diberikan intra muscular, dilakukan di daerah deltoid atau paha
antrolateral dengan dosis Hevac B dewasa 5mg, anak 2,5 mg, hepaccine deweasa 3 mg,
anak 1,5 mg, anak 1,5 mg, B hepavac II dewasa 10 mg dan engerix-B dewasa 20 mg, anak
10 mg dan engerix-B dewasa 20 mg, anak 10 mg.
Gambar 2.1 Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 tahun (IDAI 2011-2012)
11
Keterangan :
BCG diberikan pada umur 0 1 bulan
Hepatitis B diberikan pada umur 0-6 bulan
DPT diberikan pada umur 2 6 bulan
Polio diberikan pada umur 0 6 bulan
Campak diberikan pada umur 9 bulan
12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, yang
memungkinkan pemaksimalan kontrol faktor-faktor yang bisa mempengaruhi akurasi suatu
hasil.
Desain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang
berbentuk penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif
tentang suatu keadaan secara obyektif. (Notoatmodjo, 2003)
3.2.Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan peneliti, sering
kali di katakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa
atau gejala yang akan diteliti (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini variabelnya adalah
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi.
3.3.Definisi Operasional
Variabel Definisi operasional Kriteria Alat ukur Skala
Pengetahuan Segala sesuatu yang dipahami, Baik: 76-100% Kuesioner Ordinal
mengenai dimengerti oleh ibu tentang Cukup : 56-75%
imunisasi imunisasi dasar. Kurang : 40-55%
dasar. Tidak baik : 40%
(Arikunto,2006)
3.6.Kerangka Kerja
Adalah langkah-langkah dalam aktifitas ilmiah yang dilakukan dalam melakukan
penelitian.
Populasi
Seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0 12 bulan di Desa Sileang,
Kecamatan Dolok Sanggul, sebanyak 19 orang.
Sampel
Sebagian ibu yang mempunyai bayi usia 0 12 bulan di Desa Sileang,
Kecamatan Dolok Sanggul, sebanyak 19 orang.
Teknik Sampling
Total Sampling
Pengumpulan data
Melakukan penyebaran kuesioner terhadap responden yang menjadi
sampel penelitian, penyuluhan dan diskusi
Kesimpulan
14
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
Ibu yang mempunyai bayi umur 0 12 bulan berdomisili di Desa Sileang,
Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan.
Ibu yang bersedia dilakukan penelitian
Ibu yang bisa membaca dan menulis
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
Ibu yang tidak mau mengisi kuesioner
Ibu yang tidak kooperatif dalam proses pengambilan data
3.7.Pengumpulan Data
3.7.1.Proses Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini proses pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian
kuesioner oleh peneliti kepada responden yang dijadikan sampel penelitian sesuai kriteria
inklusi dan eksklusif. Sebelum melakukan pengumpulan data, penelitian meminta surat
persetujuan penelitian baik dari institusi puskesmas maupun institusi desa, kemudian
peneliti meminta inform consent (surat persetujuan) kepada responden untuk dijadikan
sampel penelitian, apabila responden setuju maka peneliti memberikan kuisioner dan
mengobservasi buku register imunisasi. Selanjutnya, peneliti melakukan penyuluhan
tentang imunisasi dasar, yang terdiri dari definisi imunisasi dasar, manfaat imunisasi dasar,
jenis-jenis vaksin pada imunisasi dasar, jadwal imunisasi dasar dan KIPI (Kejadian Ikutan
Pasca Imunisasi). Kemudian diadakan sesi tanya jawab dan diskusi mengenai imunisasi
dasar tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
15
4.1. Profil Komunitas Umum
Desa Sileang terletak di Kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang
Hasundutan. Desa Sileang merupakan desa yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas
Saitnihuta.
16
Sumber daya kesehatan yang ada di Desa Sileang antara lain bidan 2 orang. Tidak
ada dokter yang berada di Desa Sileang.
Desa Sileang merupakan desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Saitnihuta.
Puskesmas Saitnihuta sendiri memliki sumber daya kesehatan berupa dokter umum,
perawat, bidan, petugas gizi dan asisten apoteker.
2. Bidan 31 Orang
3. Perawat 13 Orang
JUMLAH 45 Orang
3. Ruang TB Paru 1
4. Ruang obat/apotik 1
5. Ruang KIA/KB 1
6. Ruang rapat/aula 1
9. Toilet 3
Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan umur ibu di Sileang, Kecamatan Dolok
Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan
No. Umur Frekuensi Presentase
1. < 20 tahun 0 0%
2. 20-35 tahun 15 78,95 %
3. >35 tahun 4 21,05 %
Jumlah 19 100 %
18
1. Dasar (SD,SMP) 1 5,26%
Menengah (SMA,
2 12 63,16 %
Sederajat)
Tinggi (Diploma,
3. 6 31,58 %
Sarjana)
Jumlah 19 100 %
20
Tabel 4.9 Distribusi Tingkat Pengetahuan responden mengenai imunisasi dasar di
Desa Sileang, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan
No. Tingkat Pengetahuan Ibu Frekuensi Presentase
tentang Imunisasi
1. Kurang 0 0,00 %
2. Cukup 6 31,58 %
3. Baik 13 68,42 %
Jumlah 19 100 %
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu mengenai imunisasi
dasar di Desa Sileang, Kecamatan Dolog Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan,
didapatkan hasil bahwa sebagian besar ibu atau sebanyak 13 orang (68,42 %) memiliki
pengetahuan dengan kategori baik mengenai imunisasi dasar dan sebagian kecil ibu atau 6
orang (31,58 %) memiliki tingkat pengetahuan tentang imunisasi dengan kategori cukup.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan bagi petugas kesehatan untuk lebih menggiatkan kinerja dan promosi
kesehatan mengenai imunisasi dasar terutama pada topik yang meyangkut jenis penyakit
21
yang dapat dicegah dengan imunisasi dasar, jadwal imunisasi dan cara pemberian
imunisasi.
22
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2006. Buku Panduan Imunisasi. Direktorat Jenderal PPM&PL,
Departemen Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI. 2009. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga.
Direktorat Jenderal PPM&PL,Departemen Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Survei Kesehatan Rumah Tangga. Direktorat Jenderal
PPM&PL, Departemen Kesehatan.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2011. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 Tahun.
Available from : http://www.idai.or.id/rekomendasi/artikel.asp?q=201112261650
[Accessed 1 Oktober 2015]
Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
23
Lampiran 1
Kepada:
Masyarakat di Desa Sileang, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah, dokter Internsip Dolok Sanggul
Bersama ini kami mengajukan permohonan kepada ibu untuk menjadi responden
dalam penelitian berjudul Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu mengenai Imunisasi Dasar
di Desa Sileang, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan
Jawaban ibu kami jamin kerahasiaannya. Oleh karena itu, kami harap ibu
memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya.
Atas perhatian dan kerjasama untuk menjadi responden, kami mengucapkan terima
kasih.
24
Lampiran 2
Nama :
Umur :
Alamat :
Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan, bersama ini saya menyatakan tidak
keberatan untuk menjadi responden dalam penelitian dengan judul Gambaran Tingkat
Pengetahuan Ibu mengenai Imunisasi Dasar di Sileang Dolok, Kecamatan Dolok Sanggul,
Kabupaten Humbang Hasundutan
Demikian peryataan ini saya buat, tanpa ada paksaan dan tekanan dari penulis.
...........................
25
Lampiran 3
KUESIONER
Nama :
Nomor :
Petunjuk pengisian
Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda huruf pada kotak di
sebelah jawaban yang anda pilih.
I. Karakteristik responden
1) Usia
a. < 20 tahun
b. 20 35 tahun
c. > 35 tahun
2) Pendidikan
26
3) Pekerjaan
c. Wiraswasta / swasta
d. PNS
a. Ya
b. Tidak
a. Ya
b. Tidak
1) Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada bayi agar terhindar dari
penyakit disebut.
a. Imunisasi
b. Imun
c. Posyandu
27
2) Tujuan dari imunisasi adalah.
a. Diare
b. Demam Berdarah
c. Campak
a. Diteteskan ke telinga
b. Disuntikkan ke paha
c. Diteteskan ke mata
a. Usia sekolah
b. Usia 1 tahun
28
c. Sejak Lahir
c. Menyembuhkan penyakit
b. Vitamin
c. Obat
a. BCG
b. Polio
c. DPT
29