You are on page 1of 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Berbagai penyakit infeksi pada anak antara lain poliomelitis, campak, diptheri,
pertusis tetanus dan Tubercolusis atau TBC dapat dicegah dengan pemberian imunisasi
pada bayi. Pemberian imunisasi pada anak sangat penting untuk mengurangi mortalitas dan
morbiditas terdapat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (Depkes RI, 2005).
Agar imunisasi dapat menjangkau semua lapisan masyarakat maka sasaran yang
dituju ialah orang tua. Khususnya pada ibu atau calon ibu untuk diberikan penyuluhan
tentang pentingnya imunisasi bagi anak, menganjurkan agar ibu membawa anaknya ke
Posyandu. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi hal tersebut yakni faktor pendidikan
(pengetahuan), usia, dan penyuluhan oleh bidan serta perawat setempat.
Semua orang tua, tentu berkeinginan supaya anak-anaknya tetap sehat. Jangankan
sakit berat, sakit ringanpun kalau mungkin jangan sampai diderita anaknya. Salah satu
upaya agar anak-anak jangan sampai menderita suatu penyakit adalah dengan jalan
memberi imunisasi.
Pada saat ini imunisasi sendiri sudah berkembang cukup pesat ini terbukti dengan
menurunnya angka kesakitan dan angka kematian bayi. Angka kesakitan bayi menurun
10% dari angka sebelumnya, sedangkan angka kematian bayi menurun 5% dari angka
sebelumnya menjadi 1,7 juta kematian setiap tahunnya di Indonesia.(Depkes RI, 2009 ).
Hasil survei awal peneliti di Puskesmas Saitnihuta menunjukkan masih sering
dijumpai anak-anak yang belum lengkap mendapatkan imunisasi dasar atau bahkan tidak
mendapatkan imunisasi dasar sama sekali. Desa Sileang Kecamatan Dolok Sanggul
Kabupaten Humbang Hasundutan yang merupakan salah satu desa dalam wilayah kerja
Puskesmas Saitnihuta juga masih belum mencapai angka cangkupan imunisasi dasar
100%.
Keberhasilan imunisasi dasar tidak lepas dari peran serta petugas kesehatan baik
di posyandu maupun puskesmas. Peran orangtua tentunya memegang peranan utama dalam
terlaksananya program imunisasi dasar. Maka dari itu, penulis merasa perlu mengkaji lebih
lanjut mengenai hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan keterlibatan anak dalam
imunisasi dasar.

1
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalahnya adalah
Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Di Desa Sileang, Kecamatan Dolok
Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan.

1.3.Tujuan Penelitian
Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di Desa
Sileang, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan.

1.4.Manfaat Penelitian
a). Manfaat teoritis
Dapat memperkaya konsep/teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan
khususnya yang terkait dengan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap
pada bayi.

b). Manfaat praktis


Dapat memberikan masukan yang berarti bagi ibu dalam meningkatkan pengetahuan
tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi khususnya melalui perspektif motivasi.

c). Manfaat bagi puskesmas


Untuk memberi tambahan informasi sebagai bahan acuan dalam melaksanakan penyuluhan
maupun pendidikan kepada masyarakat mengenai imunisasi dasar selanjutnya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pengetahuan


2.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini adalah setelah orang melakukan
pengindraan obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni : indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar pengetahuan
manusia melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2003).
Pada bagian lain pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior), karena dari pengalaman
dan penelitian ternyata perilaku akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (Notoadmojo, 2003).
Benyamin Bloom (1980) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku
manusia ke dalam 3 (tiga) domain, ranah atau kawasan yakni a) kognitif (cognitive), b)
afektif (affective) dan c) psikomotor (psychomotor) (Notoadmojo, 2003).

2.1.2.Tingkat Pengetahuan
Setelah ada beberapa definisi pengetahuan yang telah diuraikan di atas,
pengetahuan yang dicakup kognitif mempunyai 6 tingkatan yakni :
A).Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pengikat suatu materi yang sah dipelajari sebelumnya,
termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengikat kembali (recal) terhadap suatu
spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh suatu
sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

B).Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara besar tentang
obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar,
menyebarkan contoh, menyimpulkan dan meramalkan obyek yang dipelajari tersebut.

3
C).Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi dapat diartikan sebagai
penggunaan hukum, rumus, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau sisi lain.

D).Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu organisasi tersebut dan masih ada
kaitannya satu sama lain.

E).Sintesis (syntesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata
lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

F).Evaluasi (evaluation)
Berkenaan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan untuk membantu
penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.

2.1.3.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang


Menurut Notoadmojo (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya
pengetahuan yaitu :
A).Kecerdasan
Intelegensi (kecerdasan) merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang
memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Orang berpikir
menggunakan inteleknya atau pikirannya, cepat atau tidaknya dan terpecahkan tidaknya
suatu masalah tergantung kemampuan intelegensinya. Salah satu faktor yang
mempengaruhi penerimaan pesan dalam suatu komunikasi adalah taraf intelegensi
seseorang. Secara common sense dapat dikatakan bahwa orang-orang yang lebih intelegen
akan lebih mudah menerima suatu pesan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
orang yang mempunyai taraf intelegensi tinggi akan mempunyai pengetahuan yang baik
dan sebaliknya.

4
B).Pendidikan
Tugas dari pendidikan adalah memberikan atau meningkatkan pengetahuan,
menimbulkan sifat positif serta memberikan atau meningkatkan keterampilan masyarakat
atau individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat
yang berkembang. Sistem pendidikan yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan
pengetahuan melalui pola tertentu. Jadi tingkat pengetahuan seseorang terhadap suatu
obyek sangat ditentukan oleh tingkat pendidikannya.

C).Pengalaman
Menurut teori determinan perilaku yang disampaikan WHO (World Health
Organitation), menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku tertentu
salah satunya disebabkan karena adanya pemikiran dan perasaan dalam diri seseorang yang
terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-
penilaian seseorang terhadap obyek tersebut, dimana seseorang dapat mendapatkan
pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang lain.

D).Informasi
Teori depensi mengenai efek komunikasi massa, disebutkan bahwa media massa
dianggap sebagai informasi yang memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan,
perubahan dan konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok atau individu dalam aktivitas
sosial dimana media massa ini nantinya akan mempengaruhi fungsi cognitive, afektif dan
behavior. Pada fungsi kognitif diantaranya adalah berfungsi untuk menciptakan atau
menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan ambiguitas,
pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan masyarakat dan penegasan atau
penjelasan nilai-nilai tertentu.
Media ini menjadi tiga yaitu media cetak yang meliputi booklet, leaflet, rubik
yang terdapat pada surat kabar atau majalah dan poster. Kemudian media elektronik yang
meliputi televisi, radio, video, slide dan film serta papan (bilboard) (Notoadmojo, 2003).

5
E).Kepercayaan
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai arah yang berlagu bagi
obyek sikap, sekali kepercayaan itu telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar
pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu (Saifudin
A, 2002 ).

2.1.4.Kriteria Penilaian Pengetahuan


Untuk mengukur pengetahuan menggunakan rumus :
SP
P x 100 %
SM
Keterangan :
P = Nilai pencapaian (%)
SP = Skor yang didapat
SM = Skor maksimal semua pertanyaan yang di bawah ini dijawab benar
Dalam pemberian skor untuk pertanyaan karakteristik tidak berarti skor,
sedangkan jawaban pertanyaan pengetahuan diberi skor 1 untuk jawaban yang benar dan
jawaban yang salah diberi skor 0.
Berdasarkan hasil pertimbangan kemudian hasilnya diinterprestasikan pada
kriteria :
A).Pengetahuan baik = 76 100%
B).Pengetahuan cukup = 56 75 %
C).Pengetahuan kurang = 40 55 %
D).Pengetahuan tidak baik = < 40%
(Arikunto, 2006).

2.2.Konsep Dasar Imunisasi


2.2.1.Pengertian Imunisasi
Imunisasi merupakan suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
terhadap penyakit tertentu (Buku Pegangan Imunisasi Depkes, 2005).

6
2.2.2.Kekebalan pada Tubuh
2.2.2.1.Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif adalah kekebalan yang dibuat sendiri oleh tubuh untuk menolak
terhadap penyakit tertentu dimana prosesnya lambat tetapi dapat bertahan lama. Kekebalan
aktif dibagi dalam 2 kategori :
A).Kekebalan aktif alamiah
Merupakan kekebalan yang dibuat oleh tubuh anak dengan sendiri setelah
mengalami atau sembuh dari suatu penyakit.
B).Kekebalan aktif buatan
Merupakan kekebalan yang dibuat tubuh setelah mendapat vaksin (imunisasi).
2.2.2.2.Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif adalah kekebalan yang dibuat oleh tubuh anak tetapi tidak
membuat zat anti bodi sendiri tetapi kekebalan tersebut diperoleh dari luar setelah
memperoleh zat pendek, sehingga proses cepat tetapi tidak bertahan lama. Kekebalan pasif
dibagi dalam dua jenis :
A).Kekebalan pasif alamiah
Merupakan kekebalan yang diperoleh bayi sejak lahir dari ibunya.
B).Kekebalan pasif buatan
Merupakan kekebalan yang diperoleh setelah mendapat suntikan zat penolak.

2.2.3.Tujuan Pemberian Imunisasi


a).Untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu.
b).Mencegah gejala yang dapat menimbulkan cacat atau kematian (Buku Pegangan
Imunisasi Depkes, 2005).

2.2.4.Jenis-jenis Imunisasi
2.2.4.1.Vaksin BCG
Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan kekebalan aktif terhadap
penyakit Tuberkulosis (TBC). Vaksin BCG mengandung kuman BCG (Bacilus Calmette
Guerin) yang masih hidup (A.H. Markum, 2002).
Pemberian imunisasi BCG sebenarnya dilakukan ketika bayi baru lahir sampai
berumur 12 bulan, tetapi sebaiknya pada umur 0 2 bulan. Imunisasi yang diberikan pada

7
usia di atas 2 bulan harus dilakukan tes dengan mauntok terlebih dahulu, untuk mengetahui
apakah anak sudah terjangkit penyakit TBC atau tidak. Apabila hasilnya positif (+) tidak
perlu diberikan imunisasi.
Biasanya setelah suntikan BCG bayi tidak akan menderita demam, bila ia demam
setelah imunisasi BCG umumnya disebabkan keadaan lain. Kekebalan yang diperoleh
tindakan mutlak 100%. Efek samping pada dasarnya tidak ada, tetapi reaksi secara normal
akan timbul selama 1 minggu, seperti pembengkakan kecil, merah pada tempat
penyuntikan yang kemudian akan menjadi pus kecil dengan garis tengah 10 mm. Luka ini
akan sembuh sendiri dan meninggalkan jaringan perut (scar) bergaris 3- 7 mm. Tidak ada
larangan untuk melakukan imunisasi BCG, kecuali pada anak yang berpenyakit TBC atau
menunjukkan uji mantoux positif.
Cara pemberian imunisasi adalah dengan tempat penyuntikan 1/3 bagian lengan kanan atas
(8amper8 musculus deltoideus) dilakukan dengna suntikan di dalam kulit (intra cutan)
dengan dosis 0,05 cc.

2.2.4.2.Vaksin DPT (Difteria, Pertitis, Tetanus)


Manfaat pemberian informasi ini ialah untuk menimbulkan kekebalan aktif dalam
waktu yang bersamaan terhadap penyakit difteria, 8amper8is (batuk rejan) dan tetanus
(A.H. Markum, 2002).
Difteria adalah suatu penyakit yang bersifat toxin mediated disease dan disebabkan
oleh kuman corynebacterivm dipteriae. Termasuk suatu hasil gram positif. Pada dasarnya
semua komplikasi difteria, beratnya penyakit dan komplikasi biasanya tergantung dari
luasnya kelainan 8ampe angka kematian difteria masih sangat tinggi dan kelompok usia di
bawah lima tahun merupakan kelompok terbesar yang mengalami kematian.
Pertusis atau batuk rejan atau batuk seratus hari adalah suatu penyakit akut yang
disebabkan oleh bakteri bordetella pertuses. Pertusis juga merupakan penyakit yang
bersifat toxin-medicated dan toksin yang dihasilkan kuman (melekat pada bulu getar
saluran nafas atas) akan melumpuhkan bulu getar tersebut sehingga menyebabkan
gangguan aliran secret saluran pernafasan, dan berpotensi menyebabkan pneumonia.
Tetanus adalah suatu penyakit akut yang besifat fatal yang disebabkan oleh
oksitosin produksi kuman Clostridium tetanus, kuman tersebut berbentuk batang dan
bersifat 8amper8is, gram positif yang mampu menghasilkan spora dengan berbentuk

8
drumstick, tetanus selain dapat ditemukan pada anak-anak juga dijumpai kasus tetanus
neonatal yang cukup fatal. Komplikasi tetanus yang sering terjadi antara lain :
laringospasme, infeksi 9amper9is9 dan preumonia ortotastik. Pada anak besar sering terjadi
hiperpireksi yang juga merupakan tanda tetanus berat.
Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali, sejak bayi berumur 2 11 bulan dengan
selang waktu antara dua penyuntikan minimal 4 minggu. Imunisasi ulang lainnya diberkan
setelah umur 11/2 2 tahun. Diulang kembali dengan vaksin DT pada usia 5-6 tahun dan
diulang lagi pada umur 10 tahun.
Reaksi yang mungkin terjadi biasanya demam ringan, pembengkakan dan rasa
nyeri ditempat suntikan selama 1 2 hari. Kekebalan yang diperoleh dari vaksin DPT yaitu
: vaksin dipteri 80 95%, 9amper9is 50 60%, dan tetanus 90 95%.
Kadang-kadang terdapat akibat efek samping yang lebih berat, seperti demam
tinggi atau kejang, yang biasanya disebabkan oleh vaksin pertusisnya.
Imunisasi DPT tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan anak-anak
yang menderita penyakit kejang, demam kompleks, juga tidak boleh diberikan kepada anak
batuk yang diduga mungkin sedang menderita batuk rejan dalam tahap awal atau pada
penyakit gangguan kekebalan (defisiensi imunisasi). Juga tidak boleh diberikan bila sakit
batuk, pilek, demam atau diare yang sifatnya ringan bukan merupakan indikasi kontra yang
mutlak.
Pemberian tiga kali dengan dosis 0,5 cc dengan interval 4 minggu secara IM.

2.2.4.3.Vaksin Poliomyelitis
Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit
poliomyelitis. Vaksin polio mempunyai 2 kemasan yaitu vaksin yang mengandung virus
polio yang sudah dilemahkan (vaksin salk) dan vaksin yang mengandung virus polio masih
hidup yang telah dilemahkan (virus sabin).
Imunisasi diberikan sejak anak baru lahir atau beberapa hari dengan interval 4
minggu, pemberian ulangan pada umur 1 - 2 tahun.
Biasanya tidak ada reaksi, namun dapat terjadi berak-berak ringan kekebalan yang
akan diperoleh sebesar 95 100%. Pada imunisasi polio 9amper tidak terdapat efek
samping bila ada mungkin berupa kelumpuhan anggota gerak pada penyakit polio
sebenarnya. Pemberian vaksin polio tidak boleh diberikan pada anak dengan diare berat,

9
anak sakit parah dan anak penderita kekebalan. Diberikan dengan cara diteteskan banyak 2
tetes 3 kali pemberian dengan selama 4 minggu.

2.2.4.4.Vaksin Campak
Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit campak
secara aktif. Vaksin campak mengandung virus campak hidup yang telah dilemahkan.
Diberikan pada bayi umur 9 11 bulan dengan satu kali pemberian. Biasanya
tidak terdapat reaksi akibat imunisasi mungkin terjadi demam ringan dan tampak sedikit
bercak merah pada pipi di bawah telinga. Pada hari ke 7 8 setelah penyuntikan mungkin
pula terdapat pembengkakan pada tempat suntikan, pada tempat suntikan kekebalan yang
memperoleh yaitu 96% 99%.
Sangat jarang mungkin dapat terjadi kejang yang ringan dan tidak berbahaya pada
hari ke 10 12 setelah penyuntikan. Selain itu dapat terjadi radang otak berupa ensefalitis
atau ensepalopati dalam waktu 30 hari setelah imunisasi.
Anak yang sakit parah, penderita TBC tanpa pengobatan, difisiensi gizi dalam
derajat berat, difisiensi kekebalan, demam yang lebih 38 derajat celcius dan riwayat
kejang. Di suntikkan 1/3 bagian lengan atas lengan kiri dengan dosis 0,5 cc.

2.2.4.5.Vaksin hepatitis B
Vaksinasi dimaksudkan untuk mendapat kekebalan aktif terhadap penyakit
hepatitisB.
Vaksinasi awal, diberkan 3 kali, jarak antara suntikan 1 ke II 1 2 bulan,
sedangkan suntikan ke III diberikan 6 bulan dari suntikan I, imunisasi ulang diberikan 5
tahun setelah imunisasi dasar.
Reaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri pada tempat suntikan, yang
mungkin disertai dengan timbulnya rasa panas atau pembengkakan, reaksi ini akan
menghilang dalam waktu 2 hari. Reaksi lain yang mungkin terjadi ialah demam ringan.
Kekebalan yang diperoleh cukup tinggi, berkisar antara 94 96%.
Selama pemakaian 10 tahun ini tidak dilaporkan adanya efek samping yang
berarti, berbagai suara di masyarakat tentang kemungkinan terjangkit oleh penyakit AIDS
akibat pemberian vaksin hepatitis B yang berasal dari plasma.

10
Imunisasi tidak dapat diberkan kepada anak yang menderita sakit berat. Vaksinasi
hepatitis B dapat diberikan kepada ibu hamil dengan aman dan tidak akan membayangkan
janin. Bahkan akan memberkan perlindungan kepada janin selama dalam kandungan ibu
maupun kepada bayi selama beberapa bulan terakhir lahir.
Penyuntikan diberikan intra muscular, dilakukan di daerah deltoid atau paha
antrolateral dengan dosis Hevac B dewasa 5mg, anak 2,5 mg, hepaccine deweasa 3 mg,
anak 1,5 mg, anak 1,5 mg, B hepavac II dewasa 10 mg dan engerix-B dewasa 20 mg, anak
10 mg dan engerix-B dewasa 20 mg, anak 10 mg.

2.2.5.Jadwal Pemberian Imunisasi


Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pada tahun 2011-2012 telah mengeluarkan
rekomendasi jadwal imunisasi anak umur 0-18 tahun:

Gambar 2.1 Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 tahun (IDAI 2011-2012)

11
Keterangan :
BCG diberikan pada umur 0 1 bulan
Hepatitis B diberikan pada umur 0-6 bulan
DPT diberikan pada umur 2 6 bulan
Polio diberikan pada umur 0 6 bulan
Campak diberikan pada umur 9 bulan

2.3.Tujuan Program Imunisasi


Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini penyakit-penyakit
tersebut adalah difteri, tetanus, batuk rejan (pertusius), campak (measles), polio dan
tuberkulose (Notoadmojo, 2003).

12
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1.Desain Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, yang
memungkinkan pemaksimalan kontrol faktor-faktor yang bisa mempengaruhi akurasi suatu
hasil.
Desain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang
berbentuk penelitian deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif
tentang suatu keadaan secara obyektif. (Notoatmodjo, 2003)

3.2.Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan peneliti, sering
kali di katakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa
atau gejala yang akan diteliti (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini variabelnya adalah
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar lengkap pada bayi.

3.3.Definisi Operasional
Variabel Definisi operasional Kriteria Alat ukur Skala
Pengetahuan Segala sesuatu yang dipahami, Baik: 76-100% Kuesioner Ordinal
mengenai dimengerti oleh ibu tentang Cukup : 56-75%
imunisasi imunisasi dasar. Kurang : 40-55%
dasar. Tidak baik : 40%
(Arikunto,2006)

3.4.Populasi dan Sampel Penelitian


3.4.1.Populasi
Adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan di teliti. (Arikunto, 2006).
Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah semua objek
yang di amati dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang
mempunyai bayi umur 0-12 bulan. Dalam penelitian ini populasinya adalah 19 orang.
13
3.4.2.Sampel
Adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Arikunto,2006). Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 19 orang.

3.5.Lokasi dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian dilakukan di Desa Sileang, Kecamatan Dolok Sanggul,
Kabupaten Humbang Hasundutan.. Waktu penelitian dilakukan pada hari Senin, 16 Januari
2017, pukul 09.00-12.00 WIB.

3.6.Kerangka Kerja
Adalah langkah-langkah dalam aktifitas ilmiah yang dilakukan dalam melakukan
penelitian.

Populasi
Seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0 12 bulan di Desa Sileang,
Kecamatan Dolok Sanggul, sebanyak 19 orang.

Sampel
Sebagian ibu yang mempunyai bayi usia 0 12 bulan di Desa Sileang,
Kecamatan Dolok Sanggul, sebanyak 19 orang.

Teknik Sampling
Total Sampling

Pengumpulan data
Melakukan penyebaran kuesioner terhadap responden yang menjadi
sampel penelitian, penyuluhan dan diskusi

Kesimpulan

14
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
Ibu yang mempunyai bayi umur 0 12 bulan berdomisili di Desa Sileang,
Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan.
Ibu yang bersedia dilakukan penelitian
Ibu yang bisa membaca dan menulis
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
Ibu yang tidak mau mengisi kuesioner
Ibu yang tidak kooperatif dalam proses pengambilan data

3.7.Pengumpulan Data
3.7.1.Proses Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini proses pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian
kuesioner oleh peneliti kepada responden yang dijadikan sampel penelitian sesuai kriteria
inklusi dan eksklusif. Sebelum melakukan pengumpulan data, penelitian meminta surat
persetujuan penelitian baik dari institusi puskesmas maupun institusi desa, kemudian
peneliti meminta inform consent (surat persetujuan) kepada responden untuk dijadikan
sampel penelitian, apabila responden setuju maka peneliti memberikan kuisioner dan
mengobservasi buku register imunisasi. Selanjutnya, peneliti melakukan penyuluhan
tentang imunisasi dasar, yang terdiri dari definisi imunisasi dasar, manfaat imunisasi dasar,
jenis-jenis vaksin pada imunisasi dasar, jadwal imunisasi dasar dan KIPI (Kejadian Ikutan
Pasca Imunisasi). Kemudian diadakan sesi tanya jawab dan diskusi mengenai imunisasi
dasar tersebut.

3.7.2.Instrumen Pengumpulan Data


Untuk mengukur pengetahuan ibu instrument penelitian yang digunakan adalah
kuisioner tertutup dengan jumlah 10 pertanyaan pengetahuan dan responden tinggal
memilih pilihan yang telah disediakan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
15
4.1. Profil Komunitas Umum
Desa Sileang terletak di Kecamatan Dolok Sanggul Kabupaten Humbang
Hasundutan. Desa Sileang merupakan desa yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas
Saitnihuta.

4.2. Data Geografis


Luas wilayah: 1800 km
Batas wilayah:
Selatan: Desa Sosor gonting

Timur : Desa Hutaraja dan Desa Pakat dolok

Barat : Desa Silaban

Utara : Desa Silaban

4.3. Data Demografik


Jumlah penduduk : 1565 jiwa
Jumlah KK : 361 KK
Jumlah penduduk laki-laki : 896 jiwa
Jumlah penduduk perempuan : 941 jiwa
Jumlah bayi : 51 jiwa
Jumlah balita : 210 jiwa
Jumlah usia lanjut ( 60 tahun) : 228 jiwa

Penduduk Desa Sileang mayoritas merupakan suku Batak Toba. Mayoritas


penduduk bekerja sebagai petani, dengan hasil alam terbesar adalah cabai, tomat dan
sayur-sayuran.

4.4. Sumber Daya Kesehatan

16
Sumber daya kesehatan yang ada di Desa Sileang antara lain bidan 2 orang. Tidak
ada dokter yang berada di Desa Sileang.
Desa Sileang merupakan desa yang berada di wilayah kerja Puskesmas Saitnihuta.
Puskesmas Saitnihuta sendiri memliki sumber daya kesehatan berupa dokter umum,
perawat, bidan, petugas gizi dan asisten apoteker.

Tabel 4.1. Sumber daya kesehatan di Puskesmas Saitnihuta


NO Jenis Ketenagaan Jumlah

1. Dokter Umum (Merangkap Kepala 1 Orang


Puskesmas)

2. Bidan 31 Orang

3. Perawat 13 Orang

JUMLAH 45 Orang

4.5. Sarana Pelayanan Kesehatan


Sarana pelayanan kesehatan yang ada di Desa Sileang adalah puskesdes. Puskesdes
Desa Sileang memberikan pelayanan imunisasi dasar, pemeriksaan dan imunisasi ibu
hamil, pelayanan kesehatan lansia, dan pengobatan dasar. Pelayanan di puskesdes ini
dilakukan oleh bidan desa dan dibantu oleh kader posyandu.
Penduduk di Desa Sileang juga bisa mendapatkan pelayanan kesehatan di
Puskesmas Saitnihuta. Puskesmas Saitnihuta juga melayani peserta ASKES, BPJS dan
JAMKESMAS. Pasien yang menggunakan kartu tersebut tidak dipungut biaya pengobatan
oleh puskemas.
Puskesmas Saitnihuta mempunyai sarana kesehatan antara lain poliklinik umum,
ruang imunisasi, ruang TB Paru, apotek dan lain-lain (lihat tabel 4.2). Tindakan yang dapat
dilakukan antara lain persalinan normal, sirkumsisi, tatalaksana luka, bedah minor dan
medikamentosa ringan.

Tabel 4.2 Fasilitas Gedung Puskesmas Saitnihuta


No Fasilitas Gedung Jumlah

1. Ruang poliklinik umum 1


17
2. Ruang imunisasi 1

3. Ruang TB Paru 1

4. Ruang obat/apotik 1

5. Ruang KIA/KB 1

6. Ruang rapat/aula 1

7. Ruang Kepala Puskesmas 1

8. Kantor Tata Usaha 1

9. Toilet 3

4.6 Hasil Penelitian


4.6.1 Data Umum
4.6.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan umur ibu di Sileang, Kecamatan Dolok
Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan
No. Umur Frekuensi Presentase
1. < 20 tahun 0 0%
2. 20-35 tahun 15 78,95 %
3. >35 tahun 4 21,05 %
Jumlah 19 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur


2035 tahun dengan jumlah 15 orang (78,95 %), sebagian kecil responden berumur > 35
tahun dengan jumlah 4 orang (21,05 %), dan tidak terdapat responden yang berumur < 20
tahun (0,00%).
4.6.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Sileang, Kecamatan


Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan

No. Pendidikan Frekuensi Presentase

18
1. Dasar (SD,SMP) 1 5,26%
Menengah (SMA,
2 12 63,16 %
Sederajat)
Tinggi (Diploma,
3. 6 31,58 %
Sarjana)
Jumlah 19 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden


berpendidikan menengah (SMA, Sederajat) sebanyak 12 orang (63,16%), responden yang
berpendidikan tinggi (Diploma, Sarjana) sebanyak 6 orang (31,58%), dan yang
berpendidikan dasar (SD, SMP) berjumlah 1 orang (5,26%).

4.6.1.3 Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.5 Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di Desa Sileang, Kecamatan


Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan

No. Pekerjaan Frekuensi Presentase


1. Tidak Bekerja/IRT 4 21,05 %
2. Petani/Buruh 9 47,37 %
3. Wiraswasta /Swasta 2 10,53 %
4. PNS 4 21,05 %
Jumlah 19 100 %

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan sebagian besar responden bekerja sebagai


petani/buruh sebanyak 9 orang (47,37 %), sebagian lainnya tidak bekerja/IRT sebanyak 4
orang (21,05%), PNS sebanyak 4 orang (21,05%), dan wiraswasta/swasta sebanyak 2
orang (10,53%).
4.6.1.4.Karakteristik Responden berdasarkan jumlah anak

Tabel 4.6 Distribusi karakteristik responden berdasarkan jumlah anak di Desa


Sileang, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan

No. Jumlah anak Jumlah Ibu Presentase


1. 1 1 5,26%
2. 2 3 15,79%
3. 3 4 21,05%
4. 4 5 26,33%
5. 5 4 21,05% 19
6. 6 1 5,26%
7. 7 0 0,00%
8 8 0 0,00%
9 9 1 5,26%
Jumlah 19 100 %
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki
jumlah anak 4 orang (26,33%), sebagian responden lainnya memiliki jumlah anak 3 orang
(21,05%), jumlah anak 5 orang (21,05%), jumlah anak 2 orang (15,79%), jumlah anak 1
orang (5,26%), jumlah anak 6 orang (5,26%), jumlah anak 9 orang (5,26%), jumlah anak 7
orang (0.00%) dan jumlah anak 8 orang (0,00%)

4.6.1.5. Karakteristik Responden yang Memperoleh Penyuluhan

Tabel 4.7 Distribusi responden yang memperoleh penyuluhan imunisasi sebelumnya


di Desa Sileang, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan

No. Memperoleh Informasi Frekuensi Presentase


1. Ya 19 100 %
2. Tidak - 0%
Jumlah 19 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh responden telah memperoleh


penyuluhan mengenai imunisasi sebelumnya (100 %).
4.6.1.6. Karakteristik Dukungan Keluarga

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga responden di Desa Sileang,


Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan

No. Dukungan Keluarga Frekuensi Presentase


1. Ya 19 100%
2. Tidak 0 0%
Jumlah 19 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa seluruh responden mendapat


dukungan keluarga untuk dilakukan imunisasi (100%)

4.6.2 Data Khusus

20
Tabel 4.9 Distribusi Tingkat Pengetahuan responden mengenai imunisasi dasar di
Desa Sileang, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan
No. Tingkat Pengetahuan Ibu Frekuensi Presentase
tentang Imunisasi

1. Kurang 0 0,00 %
2. Cukup 6 31,58 %
3. Baik 13 68,42 %
Jumlah 19 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden yang memiliki tingkat


pengetahuan yang baik mengenai imunisasi dasar sebanyak 13 orang (68,42%), memiliki
tingkat pengetahuan yang cukup 6 orang (31,58%), dan memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang 0 orang (0,00%).

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu mengenai imunisasi
dasar di Desa Sileang, Kecamatan Dolog Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan,
didapatkan hasil bahwa sebagian besar ibu atau sebanyak 13 orang (68,42 %) memiliki
pengetahuan dengan kategori baik mengenai imunisasi dasar dan sebagian kecil ibu atau 6
orang (31,58 %) memiliki tingkat pengetahuan tentang imunisasi dengan kategori cukup.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan bagi petugas kesehatan untuk lebih menggiatkan kinerja dan promosi
kesehatan mengenai imunisasi dasar terutama pada topik yang meyangkut jenis penyakit

21
yang dapat dicegah dengan imunisasi dasar, jadwal imunisasi dan cara pemberian
imunisasi.

5.2.2 Bagi Masyarakat


Diharapkan bagi masyarakat untuk lebih aktif berpartisipasi dalam program-
program kesehatan sehingga dapat meningkatkan taraf hidup keluarga dan masyarakat
sekitarnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

Departemen Kesehatan RI. 2006. Buku Panduan Imunisasi. Direktorat Jenderal PPM&PL,
Departemen Kesehatan.

Departemen Kesehatan RI. 2009. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga.
Direktorat Jenderal PPM&PL,Departemen Kesehatan.

Departemen Kesehatan RI. 2005. Survei Kesehatan Rumah Tangga. Direktorat Jenderal
PPM&PL, Departemen Kesehatan.

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2005. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta :


Pertemuan Kepala Puskesmas Kota Surabaya.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), 2011. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0-18 Tahun.
Available from : http://www.idai.or.id/rekomendasi/artikel.asp?q=201112261650
[Accessed 1 Oktober 2015]

Markum, A.H. 2002. buku Pelayanan Immunisasi. Jakarta : Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia.

Notoatmodjo, S. 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Oktarina. 2005. SPSS 13.0 Untuk Orang Awam. Bandung : Alfabeta.

Setiadi. 2007. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Suraatmadja. 1995. Imunisasi. Jakarta : Arcan.

23
Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada:
Masyarakat di Desa Sileang, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah, dokter Internsip Dolok Sanggul

Nama : Niska Eriyanti Gulo

Bersama ini kami mengajukan permohonan kepada ibu untuk menjadi responden
dalam penelitian berjudul Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu mengenai Imunisasi Dasar
di Desa Sileang, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan
Jawaban ibu kami jamin kerahasiaannya. Oleh karena itu, kami harap ibu
memberikan jawaban yang sejujur-jujurnya.
Atas perhatian dan kerjasama untuk menjadi responden, kami mengucapkan terima
kasih.

Dolok Sanggul, 16 Januari 2017

dr. Niska Eriyanti Gulo

24
Lampiran 2

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini Responden:

Nama :
Umur :
Alamat :

Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan, bersama ini saya menyatakan tidak
keberatan untuk menjadi responden dalam penelitian dengan judul Gambaran Tingkat
Pengetahuan Ibu mengenai Imunisasi Dasar di Sileang Dolok, Kecamatan Dolok Sanggul,
Kabupaten Humbang Hasundutan
Demikian peryataan ini saya buat, tanpa ada paksaan dan tekanan dari penulis.

Dolok Sanggul, 16 Januari 2017

...........................

25
Lampiran 3

KUESIONER

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu mengenai Imunisasi Dasar


di Desa Purba Dolok, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbang Hasundutan

Nama :
Nomor :

Petunjuk pengisian
Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda huruf pada kotak di
sebelah jawaban yang anda pilih.

I. Karakteristik responden

1) Usia

a. < 20 tahun

b. 20 35 tahun

c. > 35 tahun

2) Pendidikan

a. Dasar (SD, SMP)

b. Menengah (SMA atau sederajat)

c. Tinggi (Diploma dan Sarjana)

26
3) Pekerjaan

a. Tidak Bekerja atau IRT

b. Petani atau Buruh

c. Wiraswasta / swasta

d. PNS

4) Berapakan jumlah anak ibu?

5) Pernahkan ibu mendapat penyuluhan tentang imunisasi?

a. Ya

b. Tidak

6) Apakah keluarga ibu mendukung jika bayi ibu dilakukan imunisasi?

a. Ya

b. Tidak

II. Pertanyaan Variabel Pengetahuan

1) Suatu cara untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada bayi agar terhindar dari
penyakit disebut.

a. Imunisasi

b. Imun

c. Posyandu

27
2) Tujuan dari imunisasi adalah.

a. Mencegah penyakit tertentu pada seseorang

b. Menambah penyakit tertentu pada seseorang

c. Memberikan penyakit tertentu pada seseorang

3) Penyakit apa yang bisa dicegah dengan imunisasi?

a. Diare

b. Demam Berdarah

c. Campak

4) Apa manfaat imunisasi?

a. Supaya anak tidak terjangkit penyakit infeksi

b. Agar anak tidak rewel

c. Agar nafsu makan anak bertambah

5) Berikut ini yang termasuk cara pemberian imunisasi adalah.

a. Diteteskan ke telinga

b. Disuntikkan ke paha

c. Diteteskan ke mata

6) Kapan seharusnya anak anda pertama kali diberikan imunisasi?

a. Usia sekolah

b. Usia 1 tahun

28
c. Sejak Lahir

7) Kapan imunisasi pada anak anda harus ditunda?

a. Anak sedang demam tinggi

b. Anak banyak makan

c. Anak masih mengkonsumsi ASI

8) Bagaimana cara kerja imunisasi?

a. Meningkatkan daya tahan tubuh

b. Meningkatkan nafsu makan

c. Menyembuhkan penyakit

9) Apakah yang diberikan saat imunisasi?

a. Kuman yang dilemahkan

b. Vitamin

c. Obat

10) Imunisasi apakah yang diberikan dengan cara diteteskan ke mulut?

a. BCG

b. Polio

c. DPT

29

You might also like