Professional Documents
Culture Documents
Penyakit Tifoid
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Demam tifoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia,
Afrika,Amerika latin, Karibia, dan Oceania, termasuk Indonesia penyakit yang
masih tergolongendemik di negara-negara yang sedang berkembang seperti
Indonesia. Penyakit infeksiyang ditularkan melalui makanan dan minuman ini,
disebabkan oleh kuman S. typhi.Insiden demam tifoid di seluruh dunia menurut
data pada tahun 2002 sekitar 16 juta pertahun, 600.000 di antaranya
menyebabkan kematian.Di Indonesia kasus demam tifoid telah tercantum dalam
Undang-undang nomor 6Tahun 1962 tentang wabah. Kelompok penyakit
menular ini merupakan penyakit yangmudah menular dan dapat menyerang
banyak orang sehingga dapat menimbulkan wabah.Di Indonesia insidens
penyakit tersebut tergolong masih tinggi. Penyakit tersebut didugaerat
hubungannya dengan hygiene perorangan yang kurang baik, sanitasi
lingkunganyang jelek (misalnya penyediaan air bersih yang kurang memadai,
pembuangan sampahdan kotoran manusia yang kurang memenuhi syarat
kesehatan, pengawasan makanan danminuman yang belum sempurna), serta
fasilitas kesehatan yang tidak terjangkau olehsebagian
besar masyarakat.Di Indonesia, prevalensi 91% kasus demam tifoid terjadi pada
umur 3-19 tahun.Hal ini secara tidak langsung akan mempengaruhi proses
tumbuh kembang,produktivitaskerja, prestasi kerja atau belajar, karena bila
penderita terkena npenyakit ini setidaknyaakan mengurangi jam kerja antara 4-
6 minggu, terlebih bila disertai dengan komplikasiintestinal (perdarahan
intestinal, perforasi usus) atau komplikasi ekstra intestinal(komplikasi
hematologik, hepatitis tifosa, pankreatitis tifosa, miokarditis, tifoid toksik).Tata
laksana pada demam tifoid yang masih sering digunakan adalah istirahat,
perawatan,diet, terapi penunjang, serta pemberian antibiotik
Penularan dapat terjadi dimana saja, kapan saja, sejak usia seseorang mulai
dapat mengkonsumsi makanan dari luar, apabila makanan atau minuman yang
dikonsumsi kurang bersih. Biasanya baru dipikirkan suatu demam typhoid bila
terdapat demam terus menerus lebih dari 1 minggu yang tidak dapat turun
dengan obat demam dan diperkuat dengan kesan anak baring pasif, nampak
pucat, sakit perut, tidak buang air besar atau diare beberapa hari (Latif Bahtiar,
2008).
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Sebagai media pembelajaran melalui makalah yang bertujuan untuk menambah
ilmu pengetahuan tentang penyakit Demam typhoid pada anak sehingga
mahasiswa dapat mengerti dan bisa mengamalkannya ketika praktek di rumah
sakit
b. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui pengertian Demam typhoid
b. Untuk mengetahui penyebab Demam typhoid
c. Untuk mengetahui patofisiologi Demam typhoid
d. Untuk mengetahui pathogenesis Demam typhoid
e. Untuk mengetahui tanda dan gejala Demam typhoid
f. Untuk mengetahui pemeriksaan Demam typhoid
g. Untuk mengetahui saja komplikasi Demam typhoid
h. Untuk mengetahui penatalaksanaan Demam typhoid
i. Untuk mengetahui diagnosa banding Demam typhoid
j. Untuk mengetaui pencegahan Demam typhoid
k. Untuk mengetahui asuhan keperawatan penyakit Demam typhoid
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi
Typhoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan
infeksisalmonella Thypi. Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman
yangsudah terkontaminasi oleh faeses dan urine dari orang yang terinfeksi
kumansalmonella. ( Bruner and Sudart, 1994 ).
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kumansalmonella thypi dan salmonella para thypi A,B,C. sinonim dari penyakit
iniadalah Typhoid dan paratyphoid abdominalis. (Syaifullah Noer, 1996).
Typhoid adalah penyakit infeksi pada usus halus, typhoid disebut
jugaparatyphoid fever, enteric fever, typhus dan para typhus
abdominalis(.Seoparman, 1996).4.
Demam tifoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang
ditandaidengan bakterimia, perubahan pada sistem retikuloendotelial yang
bersifatdifus, pembentukan mikroabses dan ulserasi Nodus peyer di distal ileum.
(Soegeng Soegijanto, 2002)5.
Typhoid merupakan penyakit infeksi yang di jumpai secara luas di daerah
tropisterutama di daerah dengan kualitas sumber air yang tidak memadai
denganstandar hygiene dan sanitasi yang rendah, angka kejadian pada
penderita yangmengalami penyakit typhoid cukup tinggi. Hal ini ditunjang oleh
kelembabandaerah tropis yang cukup tinggi serta masyarakat yang heterogen
dalam haltingkat sosial ekonomi maupun pengetahuan tentang kesehatan diri
danlingkungan yang masih relatif rendah. Penyakit tropis umumnya
merupakanpenyakit infeksi yang mudah menular melalui feses dan urin (Rohim,
2002).
Typhoid adalah suatu penyakit pada usus yang menimbulkan gejala-
gejalasistemik yang disebabkan oleh salmonella typhosa, salmonella type
A.B.C.Penularan terjadi secara pecal, oral melalui makanan dan minuman
yangterkontaminasi (Mansoer Orief.M. 1999).
Dari beberapa pengertian diatasis dapat disimpulkan sebagai berikut,
Typhoidadalah suatu penyakit
infeksi usus halus yang disebabkan oleh salmonella type A.B dan C yang dapat
menular melalui oral, fecal, makanan dan minuman yangterkontaminasi.
2.2 Etiologi
Salmonella typhi yang menyebabkan infeksi invasif yang ditandai olehdemam,
toksemia, nyeri perut, konstipasi/diare. Komplikasi yang dapat terjadiantara lain:
perforasi usus, perdarahan, toksemia dan kematian. (Ranuh, Hariyono,dan dkk.
2001)Etiologi demam tifoid dan demam paratipoid adalah S.typhi, S.paratyphi
A,S.paratyphi b dan S.paratyphi C. (Arjatmo Tjokronegoro, 1997). Ada dua
sumberpenularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan
pasien dengancarier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan
masih terusmengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih
dari 1 tahun.
2.5 patofisiologi
Transmisi terjadi melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasiurin/feses dari penderita tifus akut dan para pembawa
kuman/karier.Masa inkubasidemam tifoid berlangsung selama 7-14 hari
(bervariasi antara 3-60 hari)bergantung jumlah dan strain kuman yang tertelan.
Selama masa inkubasi penderitatetap dalam keadaan asimtomatis. (Soegeng
soegijanto, 2002)Empat F (Finger, Files, Fomites dan fluids) dapat menyebarkan
kuman kemakanan, susu, buah dan sayuran yang sering dimakan tanpa
dicuci/dimasak sehingga dapat terjadi penularan penyakit terutama terdapat
dinegara-negara yangsedang berkembang dengan kesulitan pengadaan
pembuangan kotoran (sanitasi)yang andal. (Samsuridjal D dan heru S,
2003)Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara,
yangdikenal dengan 5 F yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan / kuku),
Fomitus(muntah), Fly (lalat), dan melalui Feses.
Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman
salmonellathypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui
perantara lalat,dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dimakan oleh
orang yang sehat.Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan
dirinya seperti mencucitangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella
thypi masuk ke tubuh orangyang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk
ke dalam lambung, sebagiankuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan
sebagian lagi masuk ke usushalus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid.
Di dalam jaringan limpoid inikuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran
darah dan mencapai sel-selretikuloendotelial. Sel-sel retikuloendotelial ini
kemudian melepaskan kuman kedalam sirkulasi darah dan menimbulkan
bakterimia, kuman selanjutnya masuk limpa, usus halus dan kandung
empedu.Semula disangka demam dan gejala toksemia pada typhoid disebabkan
olehendotoksemia. Tetapi berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan
bahwaendotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam pada
typhoid.Endotoksemia berperan pada patogenesis typhoid, karena membantu
prosesinflamasi lokal pada usus halus. Demam disebabkan karena salmonella
thypi danendotoksinnya merangsang sintetis dan pelepasan zat pirogen oleh
leukosit pada jaringan yang meradang.
Proses Perjalanan Penyakit
Proses Histologi Typhoid menurut Suriadi & Yulianni (2006) dijelaskan, pada
awalnya kuman Salmonella masuk ketubuh manusia melaluimulut dengan
makanan dan minuman yang terkontaminasi. Sebagian kumanakan
dimusnahkan didalam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus
halus,kejaringan Limfoid dan berkembang biak menyerang vili usus halus
kemudian kuman masuk keperedaran darah (bakterimia primer), dan mencapai
sel-selretikulo endoteleal, hati, limpa dan organ organ yang lainya.Proses ini
terjadi dalam masa tunas dan berakhir saat sel-sel retikulomelepaskan kuman
kedalam peredaran darah dan menimbulkan bakterimiauntuk kedua kalinya.
Selanjutnya kuman masuk kebeberapa organ tubuh,terutama limpa, usus
dan kandung empedu.Pada minggu pertama kali, terjadi hiperplasia player. Ini
terjadi pada kelenjartyphoid usus halus. Minggu kedua terjadi nekrosis dan pada
minggu ketigaterjadi ulserasi plaks peyer. Pada minggu ke empat terjadi
penyembuhan ulkusyang dapat menimbulkan sikatrik. Ulkus dapat
menyebabkan perdarahan,bahkan sampai perforasi usus. Selain itu hepar,
kelenjar kelenjar mesentrial danlimpa membesar. Gejala demam di sebabkan
oleh endotosil, sedangkan gejalapada saluran pencernaan di sebabkan oleh
kelainan pada usus halus.
ASKEP TEORITIS
3.1.Pengkajian.
a. Riwayat Kesehatan Sekarang.Mengapa pasien masuk Rumah Sakit dan apa
keluahan utama pasien,sehingga dapat ditegakkan prioritas masalah
keperawatan yang dapatmuncul.
b. Riwayat Kesehatan Sebelumnya.Apakah sudah pernah sakit dan dirawat
dengan penyakit yang sama.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga.Apakah ada dalam keluarga pasien yang sakit
seperti pasien.
d. Riwayat Psikososial.Intrapersonal : perasaan yang dirasakan klien (cemas /
sedih).Interpersonal : hubungan dengan orang lain.
e. Pola Fungsi kesehatan.
1.Pola nutrisi dan metabolisme
Biasanya nafsu makan klien berkurang karena terjadi gangguan padausus
halus.2.
Pola istirahat dan tidur.
Selama sakit pasien merasa tidak dapat istirahat karena pasienmerasakan
sakit pada perutnya, mual, muntah, kadang diare.f.
Pemeriksaan Fisik.
Kesadaran dan keadaan umum pasien.Kesadaran pasien perlu di kaji dari
sadar tidak sadar (composmentis- coma) untuk mengetahui berat ringannya
prognosis penyakit pasien.
Tanda tanda vital dan pemeriksaan fisik Kepala kaki.TD, Nadi, Respirasi,
Temperatur yang merupakan tolak ukur darikeadaan umum pasien / kondisi
pasien dan termasuk pemeriksaan darikepala sampai kaki dengan
menggunakan prinsip-prinsip inspeksi,auskultasi, palpasi, perkusi), disamping
itu juga penimbangan BBuntuk mengetahui adanya penurunan BB karena
peningakatangangguan nutrisi yang terjadi, sehingga dapat dihitung
kebutuhannutrisi yang dibutuhkan.
3.3 Intervensi
Intervensi.1.
Diagnosa 1. :
Peningkatan suhu tubuh b.d proses infeksi salmonella thypi.Tujuan : Suhu tubuh
normalKriteria Hasil : derajat suhu tubuh menurun.Intervensi :
Observasi suhu tubuh klien.
Rasional : mengetahui perubahan suhu tubuh.
Beri kompres dengan air hangat (air biasa) pada daerah axila,lipat paha,
temporal bila terjadi panas.
Rasional : melancarkan aliran darah dalam pembuluh darah.
Anjurkan keluarga untuk memakaikan pakaian yang dapatmenyerap keringat
seperti katun.
Rasional : menjaga kebersihan badan
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anti piretik.
Rasional : menurunkan panas dengan obat.
Diagnosa 2. :
Resiko tinggi pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuhberhubungan
dengan intake yang tidak adekuat.Tujuan : Nutrisi kebutuhan tubuh
terpenuhi.Kriteria Hasil : Intake Nutrisi Meningkat.Intervensi :
Kaji pola nutrisi klien.Rasional : mengetahui pola makan, kebiasaan
makan,keteraturan waktu makan.
Kaji makan yang di sukai dan tidak disukai.Rasional : meningkatkan status
makanan yang disukai danmenghindari pemberian makan yang tidak disukai.
Anjurkan tirah baring / pembatasan aktivitas selama fase akut.Rasional :
penghematan tenaga, mengurangi kerja tubuh.
Timbang berat badan tiap hari.Rasional : mengetahui adanya penurunan atau
kenaikan beratbadan.
Anjurkan klien makan sedikit tapi sering.Rasional : mengurangi kerja usus,
menghindari kebosananmakan.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemberian diet.