You are on page 1of 2

Abu Bakar menjadi khalifah sejak 11-13 Hijriyah / 632-634 M, Proses Proses pengangkatan Abu Bakar ra, sebagai

ra, sebagai khalifah berlangsung dramatis. Setelah


pengangkatan Abu Bakar Ra, sebagai khalifah berlangsung dramatis. Setelah Rasulullah wafat, kaum muslim di Madinah, berusaha utuk mencari penggantinya.
Rasulullah wafat, kaum muslim di Madinah, berusaha utuk mencari penggantinya. Ketika kaum muhajirin dan ansar berkumpul di Saqifah bani Saidah terjadi perdebatan
Ketika kaum Muhajirin dan Ansar berkumpul di Saqifah Bani Saidah terjadi tentang calon khalifah. Masing-masing mengajukan argumentasinya tentang siapa yang
perdebatan tentang calon khalifah.Masing-masing mengajukan argumentasinya tentang berhak sebagai khalifah. Kaum anshar mencalonkan Said bin Ubaidillah, seorang
siapa yang berhak sebagai khalifah. Kaum Anshar mencalonkan Said bin Ubaidillah, pemuka dari suku al-Khajraj sebagai pengganti nabi. Dalam kondisi tersebut Abu
seorang pemuka dari suku al-Khajraj sebagai pengganti nabi. Dalam kondisi tersebut Bakar, Umar, dan Abu Ubaidah bergegas menyampaikan pendirian kaum muhajirin,
Abu Bakar, Umar, dan Abu Ubaidah bergegas menyampaikan pendirian kaum yaitu agar menetapkan pemimpin dari kalangan Quraisy. Akan tetapi hal tersebut
muhajirin, yaitu agar menetapkan pemimpin dari kalangan Quraisy. Akan tetapi hal mendapat perlawanan keras dari al-Hubab bin munzir (kaum Anshar). Di tengah
tersebut mendapat perlawanan keras dari al-Hubab bin munzir (kaum Anshar). Di perdebatan tersebut Abu Bakar mengajukan dua calon khalifah yaitu Abu Ubaidah bin
tengah perdebatan tersebut Abu Bakar mengajukan dua calon khalifah yaitu Abu Zahrah dan Umar bin Khattab, namun kedua tokoh ini menolak usulan tersebut.
Ubaidah bin Zahrah dan Umar bin Khattab, namun kedua tokoh ini menolak usulan Akan tetapi Umar bin Khattab tidak membiarkan proses tersebut semakin rumit, maka
tersebut. dengan suara yang lantang beliau membaiat Abu Bakar sebagai khalifah yang diikuti
Akan tetapi Umar bin Khattab tidak membiarkan proses tersebut semakin rumit, oleh Abu Ubaidah. Kemudian proses pembaiatanpun terus berlanjut seperti yang
maka dengan suara yang lantang beliau membaiat Abu Bakar sebagai khalifah yang dilakukan oleh Basyir bin Saad beserta pengikutnya yang hadir dalam pertemuan
diikuti oleh Abu Ubaidah. Kemudian proses pembaiatanpun terus berlanjut seperti yang tersebut.
dilakukan oleh Basyir bin Saad beserta pengikutnya yang hadir dalam pertemuan Proses pengangkatan Abu Bakar ra, sebagai khalifah ternyata tidak sepenuhnya mulus
tersebut. karena ada beberapa orang yang belum memberikan ikrar, seperti Ali bin Abi Thalib,
Proses pengangkatan Abu Bakar ra sebagai khalifah ternyata tidak sepenuhnya Abbas bin Abdul Muthalib, Fadl bin al-Abbas, Zubair bin al-Awwam bin al-Ash,
mulus karena ada beberapa orang yang belum memberikan ikrar, seperti Ali bin Abi Khalid bin Said, Miqdad bin Amir, Salman al-Farisi, Abu Zar al-Gifari, Amma bin
Thalib, Abbas bin Abdul Muthalib, Fadl bin al-Abbas, Zubair bin al-Awwam bin al- Yasir, Bara bin Azib dan Ubai bin Kaab. Telah terjadi pertemuan sebagian kaum
Ash, Khalid bin Said, Miqdad bin Amir, Salman al-Farisi, Abu Zar al-Gifari, Amma muhajirin dan Anshar dengan Ali bin Abi Thalib di rumah Fatimah, mereka bermaksud
bin Yasir, Bara bin Azib dan Ubai bin Kaab. Telah terjadi pertemuan sebagian kaum membaiat Ali dengan anggapan bahwa Ali bin Abi Thalib, lebih patut menjadi khalifah
muhajirin dan Anshar dengan Ali bin Abi Thallib di rumah Fatimah, mereka bermaksud karena Ali berasal dari bani Hasyim yang berarti ahlul bait.
membaiat Ali dengan anggapan bahwa Ali bin Abi Thalib, lebih patut menjadi khalifah Proses pengangkatan Abu Bakar ra, sebagai khalifah pertama, menunjukkan betapa
karena Ali berasal dari bani Hasyim yang berarti ahlul bait. seriusnya masalah suksesi kepemimpinan dalam masyarakat Islam pada saat itu,
Proses pengangkatan Abu Bakar ra, sebagai khalifah pertama, menunjukkan dikarenakan suku-suku Arab kepemimpinan mereka didasarkan pada sistem senioritas
betapa seriusnya masalah suksesi kepemimpinan dalam masyarakat Islam pada saat itu, dan prestasi, tidak diwariskan secara turun temurun.
dikarenakan suku-suku Arab kepemimpinan mereka didasarkan pada sistem senioritas Setelah didapatkan kesepakatan dalam proses pengangkatan Abu Bakar ra, sebagai
dan prestasi, tidak diwariskan secara turun temurun. khalifah, kemudian ia berpidato yang isinya berupa prinsip-prinsip kekuasaan
Setelah didapatkan kesepakatan dalam proses pengangkatan Abu Bakar ra, demokratis yang selayaknya dimiliki oleh seorang pemimpin negara.
sebagai khalifah, kemudian ia berpidato yang isinya berupa prinsip-prinsip kekuasaan
demokratis yang selayaknya dimiliki oleh seorang pemimpin negara.
Semasa hidupnya, Nabi Muhammad Saw. tidak pernah menitipkan pesan dan Proses pengangkatan Abu Bakar ra, sebagai khalifah berlangsung dramatis. Setelah
menunjuk siapa kelak yang akan menjadi pengganti dan penerus atas kepemimpinan- Rasulullah wafat, kaum muslim di Madinah, berusaha utuk mencari penggantinya.
nya, sehingga sepeninggal beliau terjadilah beberapa perselisihan ketika proses Ketika kaum muhajirin dan ansar berkumpul di Saqifah bani Saidah terjadi perdebatan
pengangkatan Khalifah khusus nya antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar. tentang calon khalifah. Masing-masing mengajukan argumentasinya tentang siapa yang
berhak sebagai khalifah. Kaum anshar mencalonkan Said bin Ubaidillah, seorang
pemuka dari suku al-Khajraj sebagai pengganti nabi. Dalam kondisi tersebut Abu
Kaum Anshar menawarkan Saad bin Ubadah sebagai Khalifah dari golongan Bakar, Umar, dan Abu Ubaidah bergegas menyampaikan pendirian kaum muhajirin,
mereka, dan Abu Bakar menawarkan Umar bin Khattab dan Abu Ubaidah. Abu bakar yaitu agar menetapkan pemimpin dari kalangan Quraisy. Akan tetapi hal tersebut
menegaskan bahwa kaum Muhajirin telah di istimewakan oleh Allah Swt karena pada mendapat perlawanan keras dari al-Hubab bin munzir (kaum Anshar). Di tengah
perdebatan tersebut Abu Bakar mengajukan dua calon khalifah yaitu Abu Ubaidah bin
permulaan Islam mereka telah mengakui Muhammad sebagai Nabi dan tetap
Zahrah dan Umar bin Khattab, namun kedua tokoh ini menolak usulan tersebut.
bersamanya dalam situasi apapun, sehingga pantaslah Khalifah muncul dari kaum
Muhajirin. Akan tetapi Umar bin Khattab tidak membiarkan proses tersebut semakin rumit, maka
dengan suara yang lantang beliau membaiat Abu Bakar sebagai khalifah yang diikuti
Umar bin Khattab menolak usulan dari Abu Bakar. Umar mengatakan bahwa Abu oleh Abu Ubaidah. Kemudian proses pembaiatanpun terus berlanjut seperti yang
Bakar yang pantas menjadi Khalifah dari kaum Muhajirin. Setelah melalui dilakukan oleh Basyir bin Saad beserta pengikutnya yang hadir dalam pertemuan
musyawarah, disepakati bahwa Abu Bakar yang pantas menjadi Khalifah. Adapun tersebut.
kesepakatan tersebut karena Abu Bakar adalah:
a. Orang pertama orang yang mengakui peristiwa Isra Mikraj, Proses pengangkatan Abu Bakar ra, sebagai khalifah ternyata tidak sepenuhnya mulus
b. Orang yang menemani Nabi Muhammad Saw berhijrah ke Madinah. karena ada beberapa orang yang belum memberikan ikrar, seperti Ali bin Abi Thalib,
c. Orang yang sangat gigih dalam melindungi orang yang memeluk agama Islam dan Abbas bin Abdul Muthalib, Fadl bin al-Abbas, Zubair bin al-Awwam bin al-Ash,
d. Imam shalat sebagai penggati Nabi Muhammad ketika sedang sakit. Khalid bin Said, Miqdad bin Amir, Salman al-Farisi, Abu Zar al-Gifari, Amma bin
Yasir, Bara bin Azib dan Ubai bin Kaab. Telah terjadi pertemuan sebagian kaum
Setelah sepakat, Umar bin Khaattab menjabat tangan Abu Bakar dan muhajirin dan Anshar dengan Ali bin Abi Thalib di rumah Fatimah, mereka bermaksud
membaiat Ali dengan anggapan bahwa Ali bin Abi Thalib, lebih patut menjadi khalifah
menyatkakan baiatnya kepada Abu Bakar. Lalu diiukti oleh Saad bin Ubadah. Dan
karena Ali berasal dari bani Hasyim yang berarti ahlul bait.
Umat Islam seluruhnya.Abu Bakar menamai dirinya sebagai Khalifaturrasul atau
sebagai pengganti Rasul. Proses pengangkatan Abu Bakar ra, sebagai khalifah pertama, menunjukkan betapa
seriusnya masalah suksesi kepemimpinan dalam masyarakat Islam pada saat itu,
dikarenakan suku-suku Arab kepemimpinan mereka didasarkan pada sistem senioritas
dan prestasi, tidak diwariskan secara turun temurun.

Setelah didapatkan kesepakatan dalam proses pengangkatan Abu Bakar ra, sebagai
khalifah, kemudian ia berpidato yang isinya berupa prinsip-prinsip kekuasaan
demokratis yang selayaknya dimiliki oleh seorang pemimpin negara.

You might also like