Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui cara memberikan dan membuat asuhan keperawatan pada pasien ITP dengan
baik dan benar.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui Definisi Dari ITP.
2. Mengetahui Anatomi Fisiologi Darah
3. Mengetahui Etiologi Dari ITP.
4. Mengetahui Jenis Dari ITP.
5. Mengetahui Epidemiologi Dari ITP.
6. Mengetahui Patofisiologi Dari ITP.
7. Mengetahui Manifestasi Klinis Dari ITP.
8. Mengetahui Pemeriksaan Penunjang ITP.
9. Mengetahui Penatalaksanaan Medis ITP.
10. Mengetahui Komplikasi Dari ITP.
11. Mengetahui Prognosis Dari ITP.
12. Mengetahui Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan ITP.
1.4 Manfaat
1.4.1. Manfaat teoritis
1. Bagi penulis, makalah ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendalami
pemahaman tentang konsep penyakit yang disebabkan karena ITP.
2. Bagi pembaca, khususnya mahasiswa keperawatan dapat mengerti tentang konsep penyakit
yang disebabkan karena ITP yang sesuai dengan standart kesehatan demi meningkatkan
tingkat kesejahteraan masyarakat dan dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian yang
lebih lanjut.
1.4.2. Manfaat praktis
Mahasiswa keperawatan dapat memberikan asuhan keperawatan kepada
pasien ITP dengan baik.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
ITP merupakan singkatan dari Idiopatik Trombositopenia Purpura. Idiopatik artinya
penyebabnya tidak diketahui. Trombositopenia artinya berkurangnya jumlah trombosit dalam
darah atau darah tidak mempunyai platelet yang cukup. Purpura artinya perdarahan kecil
yang ada di dalam kulit, membrane mukosa atau permukaan serosa (Dorland, 1998).
ITP adalah suatu penyakit perdarahan yang didapat sebagai akibat dari penghancuran
trombosit yang berlebihan (Suraatmaja, 2000).
ITP adalah suatu keadaan perdarahan yang disifatkan oleh timbulnya petekia atau
ekimosis di kulit ataupun pada selaput lendir dan adakalanya terjadi pada berbagai jaringan
dengan penurunan jumlah trombosit karena sebab yang tidak diketahui (FK UI, 1985).
Trombositopenia adalah suatu kekurangan trombosit, yang merupakan bagian dari
pembekuan darah. ITP adalah jenis trombositopenia berat yang dapat mengancam kehidupan
dengan jumlah trombosit < 10.000 mm3 yang ditandai dengan mudahnya timbul memar
serta perdarahan subkutaneus yang multiple. Biasanya penderita menampakkan bercak-
bercak kecil berwarnan ungu. Karena jumlah trombosit sangat rendah, maka pembentukan
bekuan tidak memadai dan konstriksi pembuluh yang terlukan tidak adekuat.
ITP adalah suatu keadaan perdarahan berupa petekie/ekimosis di kulit maupun selaput
lendir dan berbagai jaringan dengan penurunan jumlah trombosit karena sebab yang tidak
diketahui. Purpura Trombositopenia Idiopatika adalah suatu kelainan yang didapat, yang
ditandai oleh trombositopenia, purpura, dan etiologi yang tidak jelas. ITP adalah singkatan
dari Idiopathic Thrombocytopenic Purpura. Idiopathic berarti tidak diketahui penyebabnya.
Thrombocytopenic berarti darah yang tidak cukup memiliki keping darah (trombosit).
Purpura berarti seseorang memiliki lukamemar yang banyak (berlebihan). Istilah ITP ini juga
merupakan singkatan dari Immune Thrombocytopenic Purpura. (Family Doctor, 2006).
ITP adalah syndrome yang di dalamnya terdapat ppenurunan jumlah trombosit yang
bersirkulasi dalam keadaan sum-sum normal. ITP adalah suatu keadaan perdarahan berupa
petekie atau ekimosis di kulit / selaput lendir dan berbagai jaringan dengan penurunan jumlah
trombosit karena sebab yang tidak diketahui. (ITP pada anak tersering terjadi pada umur 2 8
tahun), lebih sering terjadi pada wanita. (Kapita selekta kedokteran jilid 2). ITP adalah salah
satu gangguan perdarahan didapat yang paling umum terjadi.(Perawatan Pediatri Edisi
3). ITP adalah syndrome yang di dalamnya terdapat penurunan jumlah trombosit yang
bersirkulasi dalam keadaan sum-sum normal.
Idiopatik trombositopenia purpura (ITP) merupakan suatu kelainan yang berupa
gangguan autoimun yang mengakibatkan trombositopenia oleh karena adanya penghancuran
trombosit secara dini dalam sistem retikuloendotel akibat adanya autoantibody terhadap
trombosit yang biasanya berasal dari Immunoglobulin G. Adanya trombositopenia pada ITP
ini akan megakibatkan gangguan pada sistem hemostasis karena trombosit bersama dengan
sistem vaskular faktor koagulasi darah terlibat secara bersamaan dalam mempertahankan
hemostasis normal.
jumlahnya paling banyak. Neutrofil membantu melindungi tubuh melawan infeksi bakteri
dan jamur dan mencerna benda asing sisa-sisa peradangan. Ada 2 jenis neutrofil, yaitu
neutrofil berbentuk pita (imatur, belum matang) dan neutrofil bersegmen (matur, matang).
Limfosit memiliki 2 jenis utama, yaitu limfosit T (memberikan perlindungan terhadap
infeksi virus dan bisa menemukan dan merusak beberapa sel kanker) dan limfosit B
(membentuk sel-sel yang menghasilkan antibodi atau sel plasma).
Monosit mencerna sel-sel yang mati atau yang rusak dan memberikan perlawanan
Infeksi virus,
diamokkina, sedormid).
Bahan kimia,
Autoimnue.
2.5 Epidemologi
Ada dua tipe ITP berdasarkan kalangan penderita. Tipe pertama umumnya menyerang
kalangan anak-anak, sedangkan tipe lainnya menyerang orang dewasa. Anak-anak berusia 2
hingga 4 tahun yang umumnya menderita penyakit ini. Sedangkan ITP untuk orang dewasa,
sebagian besar dialami oleh wanita muda, tapi dapat pula terjadi pada siapa saja. ITP
bukanlah penyakit keturunan. (Family Doctor, 2006).
ITP juga dapat dibagi menjadi dua, yakni akut ITP dan kronik ITP. Batasan yang
dipakai adalah waktu jika dibawah 6 bulan disebut akut ITP dan diatas 6 bulan disebut kronik
ITP. Akut ITP sering terjadi pada anak-anak sedangkan kronik ITP sering terjadi pada
dewasa. (Imran, 2008)
1. ITP akut :
2. ITP menahun :
Biasanya pada dewasa, terjadi beberapabulan sampai beberapa tahun, kadang menetap.
Permulaan tidak dapat ditentukan, ada riwayat perdarahan menahun, menstruasi yang lama.
Perdarahan relatif lebih ringan.
Jumlah trombosit 30.000-80.000/mm3.
Biasanya tanpa anemi, lekopeni dan splenomegali.
Penghancuran trombosit lebih dari normal.
Sering terjadi relaps dan remisi yang berulang-ulang
3. ITP recurrent
Diantaranya episode perdarahan, trombosit normal dan tak ada purpura/petechiae dan masa
hidup trombosit norma.
Hasil pengobatan dengn kortikosteroid baik.
Kadang tanpa pengobatan, dapat sembuh sendiri.
Remisi berkisar bebrapa minggu sam pai 6 bulan
4. ITP siklik
Menstruasi hebat pada wanita. Secara umum, gambaran klinis ITP adalah :
o Adanya petechiae, echymose atau perdarahan .
o Trombositopenia.
o Megakariosit dalam sumsum tulang normal / bertambah dengan morfologi abnormal.
o Splenomegali atau tidak
2.10 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi, antara lain :
Hemorrhages
Penurunan kesadaran
Splenomegali
2.11 Prognosis
Pada umumnya baik. Pada anak kadang terjadi remisi lengkap tanpa pengobatan.
90% penderita ITP mengalami remisi setelah mendapat pengobatan selama 3 minggu-3
bulan dan tidak timbul lagi gejala.
10% jadi ITP menahun dan < 1% meninggal.
Pada dewasa sering relaps dalam waktu 4-15 tahun.
Prognosa lebih buruk pada wanita hamil dan bila ada komplikasi, terutama perdarahan
otak yang dapat menyebabkan kematian.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
Data yang sudah terkumpul dikelompokkan dan dianalisis untuk menentukan masalah
klien. Untuk mengelompokkan data ini dilihat dari jenis data yang meliputi data subyek dan
dan data obyek. Data subyek adalah data yang diambil dari ungkapan klien atau keluarga
klien sedangkan data obyek adalah data yang didapat dari suatu pengamatan atau pendapat
yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan. Data tersebut juga bisa diperoleh
dari keadaan klien yang tidak sesuai dengan standart kriteria yang sudah ada. Untuk perawat
harus jeli dan memahami tentang standart keperawatan sebagai bahan perbandingan apakah
keadaan kesehatan klien sesuai tidak dengan standart yang sudah ada. (Lismidar, 1990).
Diagnosa keperawatan
2) Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini meliputi penentuan prioritas diagnosa keperawatan,
menetapkan tujuan dan kriteria hasil, merumuskan rencana tindakan dan mengemukakan
rasional dari rencana tindakan. Setelah itu dilakukan pendokumentasian diagnosa aktual atau
potensial, kriteria hasil dan rencana tindakan. (Lismidar, 1990 : 34&44).
Rencana keperawatan yang digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan klien
pada dasarnya sesuai dengan masalah yang ditemukan pada klien dengan demam tifoid dan
hal ini sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ada. Perencanaan berisi suatu tujuan
pelayanan keperawatan dan rencana tindakan yang akan digunakan itu untuk mencapai
tujuan, kriteria hasil dan rasionalisai berdasarkan susunan diagnosa keperawatan diatas, maka
perencanaan yang dibuat sebagai berikut :
Diagnosa Kriteria
No Tujuan Intervensi/rasional
Keperawatan Hasil
1 Kekurangan volume Tujuan: Menghentikan Kriteria hasil: Berikan nutrisi
cairan elektrolit b.d perdarahan Perdarahan yang adekuat secara
perdarahan Memenuhi kebutuhan dapat teratasi kualitas maupun
Cairan Cairan pasien kuantitas.
dapat diatasi Rasional :
mencukupi
kebutuhan kalori
setiap hari.
Berikan makanan
dalam porsi kecil
tapi sering.
Rasional : porsi
lebih kecil dapat
meningkatkan
masukan yang
sesuai dengan
kalori.
Pantau pemasukan
makanan dan
timbang berat
badan setiap hari.
Rasional :
anoreksia dan
kelemahan dapat
mengakibatkan
penurunan berat
badan dan
malnutrisi yang
serius.
Lakukan konsultasi
dengan ahli diet.
Rasional : sangat
bermanfaat dalam
perhitungan dan
penyesuaian diet
untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
pasien.
Libatkan keluarga
pasien dalam
perencanaan makan
sesuai dengan
indikasi.
Rasional :
meningkatkan rasa
keterlibatannya,
memberikan
informasi pada
keluarga untuk
memahami
kebutuhan nutrisi
pasien.
2 Perubahan perfusi Tekanan darah Menunjukkan Awasi TTV, kaji
jaringan normal. perbaikan pengisian kapiler.
berhubungan dengan Pangisian kapiler perfusi yang Rasional :
penurunan kosentrasi baik. dibuktikan memberikan
Hb dan darah;suplai dengan TTV informasi tentang
oksigen berkurang. stabil. derajat/
keadekuatan perfusi
jaringan dan
membantu
menentukan
kebutuhan
intervensi.
Tinggikan kepala
tempat tidur sesuai
toleransi.
Rasional :
meningkatkan
ekspansi paru dan
memaksimalkan
oksigenasi untuk
kebutuhan seluler.
Kaji untuk respon
verbal melambat,
mudah terangasang.
Rasional : dapat
mengindikasikan
gangguan fungsi
serebral karena
hipoksia.
Awasi upaya
parnafasan,
auskultasi bunyi
nafas.
Rasional : dispne
karena regangan
jantung lama /
peningkatan
kompensasi curah
jantung.
3 Intoleransi aktivitas Meningkatkan Menunjukkan Kaji kemampuan
berhubungan dengan partisipasi dalam peningkatan pasien untuk
kelemahan. aktivitas. toleransi melakukan aktivitas
aktivitas. normal, catat
laporan kelemahan,
keletihan.
Rasional :
mempengaruhi
pilihan intervensi.
Awasi TD, nadi,
pernafasan.
Rasional :
manifestasi
kardiopulmonal
dari upaya jantung
dan paru untuk
emmbawa jumlah
oksigen ke
jaringan.
Berikan lingkungan
tenang.
Rasional :
meningkatkan
istirahat untuk
menurunkan
kebutuhan oksigen
tubuh.
Ubah posisi pasien
dengan perlahan
dan pantau terhadap
pusing.
Rasional : hipotensi
postural / hipoksin
serebral
menyebabkan
pusing, berdenyut
dan peningkatan
resiko cedera.
3) Pelaksanaan
Pelaksanaan sesuai dengan ITP dengan intervensi yang sudah ditetapkan (sesuai
dengan literature). Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditujukan
kepada perawat untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Adapun tujuan
dari pelaksanaan adalah membantu klien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
meliputi peningkatan kesehatan atau pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dari fasilitas
yang dimiliki.
Perencanaan tindakan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik jika klien
mempunyai keinginan untuk berpartisiasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. Selama
perawatan atau pelaksanaan perawat terus melakukan pengumpulan data dan memilih
tindakan perawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan klien. dan
meprioritaskannya. Semua tindakan keperawatan dicatat ke dalam format yang telah
ditetapkan institusi.
3. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir proses keperewatan untuk melengkapi proses
keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan telah berhasil dicapai, melalui evaluasi
memungkinkan perawatan untuk memonitor kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian,
analisa perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Penilaian sesuai dengan criteria standart yang
telah ditetapkan dengan perencanaan.
Meskipun tahap evaluasi diletakkan pada akhir proses keperawatan , tetapi evaluasi
merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan. Diagnosa juga perlu
dievaluasi untuk menentukan apakah realistik dapat dicapai dan efektif.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Trombositopenia menggambarkan individu yag mengalami ataupada resiko tinggi
untuk mengalami insufisiensi trombosit sirkulasi. Penurunan ini dapat disebabkan oleh
produksi trombosit yang menurun,distribusi trombosit yang berubah, pengrusakan trombosit,
atau dilusivaskuler. Gejala dan tanda pada pasien yang menderita penyakit ITP adalah Hidung
mengeluarkan darah atau pendarahan pada gusi Ada darahpada urin dan feses Beberapa
macam pendarahan yang sukar dihentikandapat menjadi tanda ITP. Termasuk menstruasi
yang berkepanjangan padawanita. Pendarahan pada otak jarang terjadi, dan gejala pendarahan
padaotak dapat menunjukkan tingkat keparahan penyakit. Jumlah platelet yangrendah akan
menyebabkan nyeri, fatigue (kelelahan), sulit berkonsentrasi,atau gejala yang lain. Tindakan
keperawatan yang utama adalah dengan mencegah atau mengatasi perdarahan yang terjadi.
ITP adalah singkatan dari Idiopathic Thrombocytopenic Purpura. Idiopathic berarti
tidak diketahui penyebabnya. Thrombocytopenic berarti darah yang tidak cukup memiliki
keping darah (trombosit). Purpura berarti seseorang memiliki lukamemar yang banyak
(berlebihan). Istilah ITP ini juga merupakan singkatan dari Immune Thrombocytopenic
Purpura. (Family Doctor, 2006). Idiophatic (Autoimmune) Trobocytopenic Purpura
(ITP/ATP) merupakan kelainan autoimun dimana autoanti body Ig G dibentuk untuk
mengikat trombosit.Tidak jelas apakah antigen pada permukaan trombosit dibentuk. ITP
adalah suatu keadaan perdarahan berupa petekie atau ekimosis di kulit / selaput lendir dan
berbagai jaringan dengan penurunan jumlah trombosit karena sebab yang tidak
diketahui.kemungkinan akibat dari:Hipersplenisme, Infeksi virus dan Intoksikasi makanan /
obat (asetosal para amino salisilat (PAS). Fenil butazon, diamokkina, sedormid).
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Tenaga Kesehatan
Untuk tenaga kesehatan terutama perawat diharapkan bisa mengerti dan memahami
tentang pengertian, penyebab, pencegahan dan pegobatan dari ITP agar saat menerapkan
pada pasien tidak terjadi suatu kesalahan yang menyebabkan pasien tambah parah atau
bahkan bisa mengalami kematian karena kesalahan dalam melakukan asuhan keperawatan.
4.2.2 Bagi Pasien dan Keluarga
Bagi pasien diharapkan mengerti tentang penyebab, pengobatan dan pencegahan dari
ITP, agar pada saat terjadi ITP dapat melakukan pencegah dini sebelum dilakukan asuhan
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Staf Pengajar FKUI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. FKUI: Jakarta
Behrman. 2006. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. EGC: Jakarta