Professional Documents
Culture Documents
Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata moral yaitu mos sedangkan
bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan,
adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata etika, maka secara etimologis, kata etika
sama dengan kata moral karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu
kebiasaan,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata moral sama dengan kata etika, maka
rumusan arti kata moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan yang membedakan
hanya bahasa asalnya saja yaitu etika dari bahasa Yunani dan moral dari bahasa Latin. Jadi
bila kita mengatakan bahwa perbuatan pengedar narkotika itu tidak bermoral, maka kita
menganggap perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam
masyarakat. Atau bila kita mengatakan bahwa pemerkosa itu bermoral bejat, artinya orang
Moralitas (dari kata sifat Latin moralis) mempunyai arti yang pada dasarnya sama
dengan moral, hanya ada nada lebih abstrak. Berbicara tentang moralitas suatu perbuatan,
artinya segi moral suatu perbuatan atau baik buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah sifat
moral atau keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.
Moral Islam
Lima Nilai Moral Islam dikenal pula sebagai Sepuluh Perintah Tuhan versi Islam. Perintah-
perintah ini tercantum dalam Al-Qur'an surat Al-An'aam 6:150-153 di mana Allah menyebutnya
bahwasanya Allah telah mengharamkan yang kamu haramkan ini." Jika mereka
mempersaksikan, maka janganlah kamu ikut (pula) menjadi saksi bersama mereka; dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami,
dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, sedang mereka
atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia,
2. Nikah (Nilai Keluarga) berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan
3. janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan
5. Hayat (Nilai Kemanusiaan) janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang
dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-
beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar
kamu bertakwa.
Moral
Adapun arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu jamak dari
kata mos yang berarti adapt kebiasaan. Di dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatan
bahwa moral adalah pennetuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.Selanjutnya
moral dalam arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-batas
dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak dapat dikatakan
Berdasarkan kutipan tersebut diatas, dapat dipahami bahwa moral adalah istilah yang
digunakan untuk memberikan batasan terhadap aktifitas manusia dengan nilai (ketentuan)
baik atau buruk, benar atau salah. Jika pengertian etika dan moral tersebut dihubungkan satu
dengan lainnya, kita dapat mengetakan bahwa antara etika dan moral memiki objek yang
Namun demikian dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki perbedaan.
Pertama, kalau dalam pembicaraan etika, untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau
buruk menggunakan tolak ukur akal pikiran atau rasio, sedangkan moral tolak ukurnya yang
masyarakat. Dengan demikian etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan berada dalam
konsep-konsep, sedangkan etika berada dalam dataran realitas dan muncul dalam tingkah laku
manusia adalah adat istiadat, kebiasaan dan lainnya yang berlaku di masyarakat.Etika dan
moral sama artinya tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit perbedaan. Moral atau
moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai untuk
Kesadaran moral serta pula hubungannya dengan hati nurani yang dalam bahasa asing
disebut conscience, conscientia, gewissen, geweten, dan bahasa arab disebut dengan qalb,
fu'ad. Dalam kesadaran moral mencakup tiga hal. Pertama, perasaan wajib atau keharusan
untuk melakukan tindakan yang bermoral. Kedua, kesadaran moral dapat juga berwujud
rasional dan objektif, yaitu suatu perbuatan yang secara umumk dapat diterima oleh
masyarakat, sebagai hal yang objektif dan dapat diberlakukan secara universal, artinya dapat
disetujui berlaku pada setiap waktu dan tempat bagi setiap orang yang berada dalam situasi
yang sejenis. Ketiga, kesadaran moral dapat pula muncul dalam bentuk kebebasan.
Berdasarkan pada uraian diatas, dapat sampai pada suatu kesimpulan, bahwa moral
lebih mengacu kepada suatu nilai atau system hidup yang dilaksanakan atau diberlakukan
oleh masyarakat. Nilai atau sitem hidup tersebut diyakini oleh masyarakat sebagai yang akan
memberikan harapan munculnya kebahagiaan dan ketentraman. Nilai-nilai tersebut ada yang
berkaitan dengan perasaan wajib, rasional, berlaku umum dan kebebasan. Jika nilai-nilai
tersebut telah mendarah daging dalam diri seseorang, maka akan membentuk kesadaran
moralnya sendiri. Orang yang demikian akan dengan mudah dapat melakukan suatu perbuatan
Lebih jauh menurutnya fungsi pokok agama adalah mengintegrasikan hidup. Bahwa
agama dengan nilai-nilai moralnya amat diperlukan dalam kehidupan manusia. Contoh kecil
dari hubungan agama dan moral ini dapat dilihat dari fenomena dewasa ini tentang
moral di kalangan penduduk kota-kota besar. Dalam hal ini nilai-nilai moral dalam agama
yang egaliter, baik sosial,politik dan sebagainya yang ditegakkan pada dasar-dasar etika. Hal
tersebut dapat dilihat dari ayat-ayat yang menyiratkan tentang memakmurkan bumi atau
menjauhi kerusakan di dunia. Juga dapat dilihat dari ayat tentang tugas manusia yang
dinyatakan dengan amar maruf dan nahi mungkar. Sampai di sini semakin jelalah akan
adanya hubungan yang tak teroisakan antara nilai-nilai agama yang diinternalisakan kepada