You are on page 1of 4

Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 159

Optimalisasi Output Modul Surya Polikristal Silikon dengan Cermin


Datar sebagai Reflektor pada Sudut 60o
Amalia dan Satwiko S
Universitas Negeri Jakarta
Jl.Pemuda No:10, Rawamangun, Jakarta
amaliamaya@ymail.com

Abstrak-Optimalisasi output daya modul surya agar dapat meningkatkan daya keluaran yang dihasilkan salah satunya
dengan menggunakan cermin datar sebagai reflektor. Pengukuran dilakukan dengan mengarahkan posisi modul surya tegak
lurus terhadap arah datangnya sinar guna mendapatkan hasil yang optimum. Reflektor diletakan pada sudut 60o dengan
penambahan cermin datar pada bagian sisi kanan, kiri, atas dan bawah. Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan Output
daya maksimal dengan reflektor empat sisi lebar 15 cm, 30 cm dan 45 cm yaitu 31,75 watt, 37,73 watt, dan 53,54 watt.
Prosentase kenaikan output daya rata-rata reflektor empat sisi lebar 15 cm sebesar 56,63 % dibandingkan tanpa reflektor,
lebar 30 cm sebesar 77,46% dibandingkan tanpa reflektor dan lebar 45 cm sebesar 70,73% dibandingkan tanpa reflektor.

Kata kunci: output (keluaran) daya, reflektor, modul surya

I. PENDAHULUAN Besar daya output sel surya (Pout) yaitu perkalian


Energi merupakan salah satu kebutuhan utama dalam tegangan rangkaian terbuka (Voc), arus hubungan singkat
kehidupan manusia. Kebanyakan energi dipakai saat ini (Isc), dan fill factor (FF) yang dihasilkan oleh sel surya dapat
berasal dari bahan bakar fosil dimana keadaannya semakin dihubungkan dengan rumus
menipis dan persediaannya terbatas (unrenewable).
Dibutuhkan energi alternatif yang tidak hanya efisien tetapi Pout =Voc Isc FF (2)
juga bernuansa ramah lingkungan, salah satunya sel surya.
Saat ini efisiensi dari sel surya masih rendah dimana tingkat dengan
efisiensi sel surya menunjukkan seberapa banyak jumlah Pout = Daya yang dibangkitkan oleh sel surya (watt)
radiasi cahaya mampu dikonversikan ke dalam penggunaan Voc = Tegangan rangkaian terbuka pada sel surya (volt)
energi listrik. Dampak dari efisiensi sel surya yang rendah Isc = Arus hubungan singkat pada sel surya (ampere)
ini, berpengaruh pada hasil keluaran (output) daya listrik FF = Fill Factor
pada modul surya. Untuk itu perlu upaya mengoptimalkan
hasil keluaran daya listrik modul surya agar efisiensinya B. Fill Factor
meningkat juga, antara lain dengan cara menambah luasan Faktor pengisi (Fill factor, FF) merupakan nilai rasio
bidang permukaan modul surya, namun dengan menambah tegangan dan arus pada keadaan daya maksimum dan
luasan bidang permukaan modul surya secara otomatis akan tegangan open circuit (Voc) dan arus short circuit (I sc)
menambah biaya. Oleh karena masih mahalnya harga V m ax I m ax
modul surya di pasaran, maka salah satu solusi yang FF = (3)
V o c I sc
memungkinkan yaitu dengan menambah jumlah cahaya
yang mengenai permukaan modul surya dengan dengan
menggunakan cermin datar sebagai reflektor. Dengan Vmax = Tegangan pada saat sel surya mencapai maksimum
menggunakan cermin datar, maka jumlah sinar matahari (volt)
jatuh pada area permukaan modul surya akan lebih banyak, Imax = Arus pada saat sel surya mencapai maksimum
dimana hal ini menyebabkan keluaran daya listrik yang (ampere)
dihasilkan akan lebih besar. Jadi dengan adanya Voc = Tegangan rangkaian terbuka pada sel surya (volt)
peningkatan keluaran daya listrik yang dihasilkan, maka Isc = Arus hubungan singkat pada sel surya (ampere)
nilai efisiensinya juga akan meningkat.
Persamaan fill factor digunakan untuk mengukur
II. KAJIAN TEORI bagaimana luasan persegi pada karakteristik I-V suatu sel
A. Daya pada Sel Surya surya. Harga fill factor dapat merupakan fungsi Voc. Secara
Intensitas cahaya menentukan besarnya daya dari energi empiris hubungan antara fill factor dengan Voc adalah
sumber cahaya yang sampai pada seluruh permukaan sel Voc ln(Voc + 0.72)
FF = . (4)
surya. Jika luas permukaan sel surya (A) dengan intensitas Voc + 1
tertentu, maka daya input sel surya adalah
C. Efisiensi pada Sel Surya
Pin = JA (1) Energi cahaya yang diterima oleh sel surya dapat diubah
dengan menjadi energi listrik. Semakin besar energi cahaya yang
Pin =Daya yang diterima akibat irradiance matahari (watt) diserap maka semakin besar enegi listrik yang dapat
J = Intensitas cahaya (W/m2) dihasilkan. Maka konversi energi ini pun memiliki nilai
A = Luas area permukaan sel surya (m2) efisiensi di dalamnya. Efisiensi keluaran maksimum ()
didefinisikan sebagai prosentase keluaran daya optimum

ISSN 0853-0823
160 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY

terhadap energi cahaya yang digunakan, yang dituliskan Jika sinar jatuh tegak lurus bidang modul surya, maka
sebagai posisi dari pengaturan sudut cermin diatur dengan sudut 60o
dengan tujuan agar sinar yang datang (mengenai) pada
Vmax I max cermin dapat dipantulkan menuju bidang modul surya
=
Pin seperti pada Gambar 1.
Voc I sc FF (5)
= E. Kedudukan Modul Surya
Pin
Posisi matahari terus-menerus berubah relatif terhadap
Pout tanah, oleh karena itu untuk mendapatkan keluaran energi
= 100%
Pin listrik yang optimum maka dilakukan dengan memiringkan
modul surya tersebut ke suatu arah dengan sudut kemiringan
dengan sebesar lintang lokasi tersebut berada. Sebagai contoh
= Efisiensi Sel Surya (%) apabila lokasi tersebut berada di sebelah utara khatulistiwa
Pout = Daya yang dibangkitkan oleh sel surya (watt) maka modul surya tersebut dihadapkan ke selatan, dan
Pin = Daya yang diterima akibat irradiance matahari sebaliknya seperti pada Gambar 2. Hal ini bertujuan untuk
(watt) menghindari penumpukan debu dan kelembaban pada
modul surya.
Efisiensi maksimal konversi energi cahaya menjadi energi
listrik oleh suatu sel surya adalah sekitar 30%. Tetapi pada
umumnya, untuk kebanyakan sel surya, besar efisiensinya
hanya berkisar 10%-15%.

D. Radiasi Cahaya Matahari pada Permukaan Bumi


Radiasi cahaya matahari yang jatuh langsung pada suatu
permukaan bidang tegak lurus menghadap matahari dapat
terjadi pada daerah-daerah yang dekat dengan khatulistiwa,
seperti di Indonesia disebut penyinaran matahari maksimum.
Energi dari radiasi matahari yang tiba di permukaan
atmosfir dapat mencapai nilai konstanta surya sebesar 1350
W/m2 dan hal ini akan berlangsung terus-menerus sepanjang
tahun. Radiasi matahari yang menuju permukaan bumi
mengalami gangguan berupa penyerapan, pembiasan dan
pemantulan ketika melewati atmosfer bumi sehingga hanya
sebagian saja dari radiasi yang sampai di luar atmosfer bumi Gambar 2. Kedudukan Modul Surya.
yang diteruskan dan mencapai permukaan bumi.
III. EKSPERIMEN
Eksperimen dilakukan untuk mendapatkan parameter-
parameter yang dihasilkan oleh modul surya polikristal
silikon. Dengan membuat rangkaian modul surya polikristal
silikon dimana reflektor diletakan pada empat sisi yaitu di
sisi kanan,kiri, atas dan bawah modul surya pada sudut 60o
dengan variasi reflektor sebesar 15 cm, 30 cm, 45 cm (lihat
Gambar 3).

Gambar 1. Arah pemantulan cahaya jika cahaya tegak lurus bidang


sel surya.

Besarnya gangguan yang dialami oleh radiasi matahari


didalam atmosfer sangat dipengaruhi oleh keadaan dari
atmosfer. Jika langit mendung atau berawan tebal, maka
semakin banyak radiasi matahari yang diserap dan
dipantulkan sehingga semakin sedikit radiasi yang sampai
kepermukaan bumi. Energi maksimum setelah mencapai Gambar 3. Desain alat dengan reflektor diletakan pada empat sisi.
permukaan bumi hanya tinggal 1000 W/m2 yang umumnya
terjadi ketika langit sedang cerah, sebuah penyinaran yang Pengambilan data dilakukan dari pukul 06:00-18:00
mencapai 1000 W/m2 sering disebut sebagai full sun, one dengan memiringkan modul ke arah utara. Dalam
sun, atau AM1 intensity. eksperimen ditetapkan variabel terikat meliputi arus hubung

ISSN 0853-0823
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY 161

singkat (Isc), tegangan rangkaian terbuka (Voc), temperatur dapat menyebabkan penurunan output daya karena intensitas
modul surya, cuaca (cerah/berawan), output daya modul cahaya yang diterima oleh modul surya dapat terhalang oleh
surya, sedangkan variabel bebasnya yaitu waktu reflektor itu sendiri.
pengukuran, dan besar perubahan ukuran reflektor.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Daya terhadap Waktu


55
50
Daya terhadap Waktu
45
55 40
50

Daya (Watt)
35
45 30 Tanpa
40 25 R eflektor
45c m
Daya (Watt)

35 20
30 Tanpa
R eflektor 15
25 15c m 10
20 5
15 0
10 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
5 Waktu (Jam)
0
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 Gambar 6. Grafik output daya terhadap waktu reflektor empat sisi
Waktu (Jam) lebar 45 cm.
Gambar 4. Grafik output daya terhadap waktu reflektor empat sisi
TABEL 1. PROSENTASE KENAIKAN DAYA REFLEKTOR
lebar 15 cm.
EMPAT SISI
Ukuran Reflektor 15 cm 30 cm 45 cm
Output daya maksimal dengan reflektor empat sisi lebar Prosentase Kenaikan Daya
15 cm pada pukul 11:00 sebesar 31,75 watt, sedangkan Rata-Rata 56,63% 77,46% 70,73%
output daya maksimal tanpa reflektor pada pukul 11:00
sebesar 19,51 watt. Prosentase kenaikan daya rata-rata
reflektor empat sisi 15 cm sebesar 56,63% (dibandingkan V. KESIMPULAN
tanpa reflektor) (lihat Gambar 4). Berdasarkan hasil dan pembahasan optimalisasi output
modul surya polikristal silikon pada sudut 60 dengan variasi
lebar reflektor, dapat disimpulkan:
Daya terhadap Waktu a. Upaya mengoptimalkan hasil output (keluaran) daya
55
modul surya dengan menggunakan cermin datar sebagai
50
45 reflektor.
40 b. Fill Factor dari modul surya polikristal silikon yang
digunakan dalam eksperimen bernilai antara 0,7-0,85.
Daya (Watt)

35
30 Tanpa
25 R eflektor c. Output daya yang optimum pada reflektor empat sisi
30c m
20 terdapat pada lebar 30 cm.
15 d. Intensitas cahaya berpengaruh terhadap output
10 (keluaran) daya modul surya.
5
0
e. Penambahan reflektor dapat menyebabkan penurunan
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 output daya karena intensitas cahaya yang diterima oleh
Waktu (Jam) modul surya dapat terhalang oleh reflektor itu sendiri.
Gambar 5. Grafik output daya terhadap waktu reflektor empat sisi Di samping itu intensitas cahaya berbeda-beda setiap
lebar 30 cm. waktu.

Output daya maksimal dengan reflektor empat sisi lebar PUSTAKA


30 cm pada pukul 11:00 sebesar 37,73 watt, sedangkan [1] A. Eka, Studi Peningkatan Output Modul Dengan Menggunakan
output daya maksimal tanpa reflektor pada pukul 11:00 Reflektor, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta, 2009.
sebesar 19,51 watt. Prosentase kenaikan daya rata-rata [2] Marzuki, Analisa Beberapa Faktor Yang Dapat Mempengaruhi
reflektor empat sisi 30 cm sebesar 77,46% (dibandingkan Efisiensi Sel Surya, Universitas Indonesia, Depok, 1995.
tanpa reflektor) (lihat Gambar 5). [3] S. Purba, Konsentrator Bentuk V Untuk Menaikkan Daya Sel Surya,
Output daya maksimal dengan reflektor empat sisi lebar Universitas Indonesia, Depok, 1996.
45 cm pada pukul 13:00 sebesar 53,54 watt, sedangkan daya [4] Tim Fotovoltaik UPT LSDE, BPP Teknologi Pembangkit Listrik
output maksimal tanpa reflektor pada pukul 11:00 sebesar Tenaga Surya Penerangan Rumah (SHS), Jurnal BPP Teknologi,
1995.
19,51 watt. Penurunan output daya secara signifikan mulai
[5] H. Wibowo, Studi Penggunaan Solar Reflector Untuk Optimalisasi
pukul 14:00 karena intensitas cahaya yang diterima modul
Output Daya Pada Photovoltaic (PV), Universitas Kristen Petra,
surya terhalang oleh reflektor yang dipasang pada sisi kiri. Surabaya, 2009.
Prosentase kenaikan daya rata-rata reflektor empat sisi 45
cm sebesar 70,73% (dibandingkan tanpa reflektor) (lihat
Gambar 6).
Dari Tabel 1 Output Daya yang optimum pada reflektor
empat sisi terdapat pada lebar 30 cm. Penambahan reflektor

ISSN 0853-0823
162 Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY

TANYA JAWAB Amalia


@ Karena menggunakan cermin datar lebih murah
Arifin (UGM) dibandingkan parabola, dalam penelitian ini dicari luas
? Mengapa menggunakan cermin datar sebagai pemantul? permukaan maksimal. Jika menggunakan bentuk parabola
Jika menggunakan bentuk parabola bagaimana? bukan luas permukaan dicari.
? Apa pengaruhnya jika menggunakan lensa untuk @ Jika menggunakan lensa hanya satu titik fokus sehingga
memfokuskan sinar datang? kinerja dari modul surya tidak optimal. Dalam penelitian ini
dicari output daya modul surya dengan menggunakan
cermin datar. Cermin datar ukurannya divariasi.

ISSN 0853-0823

You might also like