You are on page 1of 19

Definisi Menstruasi

Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus disertai pelepasan
(deskuamasi) dari endometrium. Panjang siklus menstruasi yang normal dan dianggap
sebagai siklus menstruasi klasik selama 28 hari (Prawirohardjo, 2005).
Menstruasi merupakan suatu siklus discarge fisiologik darah dan jaringan mukosa
melalui vagina dari uterus yang tidak hamil, dibawah kendali hormonal dan berulang secara
normal, biasanya interval sekitar empat minggu, tanpa adanya kehamilan selama periode
reproduktif (pubertas sampai menopouse) pada wanita (Dorland, 2005).
2.2 Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi merupakan rangkaian peristiwa yang secara kompleks saling
mempengaruhi dan terjadi secara simultan di endometrium, kelenjar hipotalamus dan
hipofisis, serta ovarium. Siklus menstruasi mempersiapkan uterus untuk kehamilan. Bila
tidak terjadi kehamilan, maka terjadi menstruasi. Usia wanita, status fisik dan emosi wanita,
serta lingkungan mempengaruhi pengaturan siklus menstruasi (Bobak,2005).
Siklus menstruasi merupakan periode menstruasi dihitung berdasarkan jumlah hari
tanggal mulainya menstruasi yang lalu sampai mulainya menstruasi berikutnya.
Siklus menstruasi yaitu merupakan salah satu siklus menstruasi yang berlangsung
selama 28 hari. Siklus normal berlangsung dalam rentang waktu 21-35 hari. Panjang daur
dapat bervariasi pada satu wanita selama saat-saat yang berbeda dalam hidupnya, bahkan dari
bulan kebulan tergantung pada berbagai hal, termasuk kesehatan fisik, emosi, dan nutrisi
wanita tersebut. Selama siklus menstruasi, ovarium menghasilkan hormon estrogen dan
progesteron (Saryono, 2009).
Gambar Siklus menstruasi
2.3 Mekanisme Siklus Menstruasi
Perubahan hormonal siklik mengawali dan mengatur fungsi ovarium dan perubahan
endometrium. Pusat penngendalian hormone reproduksi adalah hipotalamus. Hormon pada
hipotalamus gonadot- ropik realising hormone (GnRH) yaitu follicle-stimulating hormone-
realising hormone (FSHRH) dan luteinizing hormone-stimulating hormone (LHRH). Kedua
hormon ini akan merangsang hipofisis anterior untuk mensekresi follicle-stimulating
hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Kedua hormon ini akan menyebabkan
produksi estrogen dan progesteron dari ovarium (Price, 2005).
2.4 Fisiologi Menstruasi
Siklus menstruasi dikendalikan oleh kelompok hormon, terutama estrogen dan
progesteron. Mereka dilepaskan siklis dari indung telur selama masa reproduksi di bawah
kendali dari dua hipofisis anterior hormon gonadotropin, Follicle-stimulating hormone (FSH)
dan Lutenizing hormon (LH). Di bawah pengaruh hormon ini, perubahan terjadi pada
endometrium dinding rahim di seluruh siklus menstruasi (Jenkins et al, 2007). Menstruasi
dianggap mulai pada hari 1 dari siklus berikut yang selama periode sekitar 5 hari, superfisial
lapisan dinding rahim, endometrium, secara bertahap meninggalkan gudang basal lapisan
bawah. Dari hari ke 5 sampai hari ke-14 yang khas 28-hari siklus (dikenal sebagai proliferasi
fase), di bawah pengaruh estrogen yang meningkat, folikel berkembang, sel- sel dalam
lapisan basal mulai bertambah banyak untuk penebalan progresif dan meningkatkan
vaskularisasi dari lapisan endometrium yang baru.
Dalam proses terjadinya ovulasi harus ada kerjasama antara korteks serebri,
hipotalamus, hipofisis, ovarium, glandula tiroidea, glandula supra renalis dan kelenjar
kelenjar endokrin lainnya. Yang memegang peranan penting dalam proses tersebut adalah
hubungan antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium (hyopothalamic-pituitary-ovarian axis).
Ovulasi biasanya terjadi pada titik tengah dari suatu 28-hari siklus, atau 14 hari sebelum
onset menstruasi terlepas dari panjang siklus. Fase berikutnya ini dikenal sebagai fase sekresi
estrogen dimana terus mempromosikan pengembangan endometrium. Progesteron juga
dilepaskan untuk membantu mempersiapkan endometrium untuk menerima sel telur yang
akan dibuahi. Jika tidak terjadi kehamilan, korpus luteum berdegenerasi dan pengurangan
pasokan estrogen secara tiba-tiba ini mendorong mulainya menstruasi (Jenkins et al, 2007).
Meskipun memiliki fisiologis yang hampir sama, namun variasi yang sangat besar dapat
terjadi antara naik dan turunnya siklus menstruasi. Siklus haid (siklus ovarium) normal di
bagi menjadi : fase follikuler dan fase luteal.

1) Siklus Ovarium
a) Fase Folikuler
Siklus diawali dengan hari pertama menstruasi, atau terlepasnya endometrium. FSH
merangsang pertumbuhan beberapa folikel primordial dalam ovarium. Satu folikel
berkembang menjadi folikel de Graf. Folikel terdiri dari sebuah ovum dengan dua lapisan sel
yang mengelilinginya. Lapisan dalam yaitu sel granulosa mensintesis progesteron selama
paruh pertama siklus menstruasi, dan bekerja sebagai prekusor pada sintesis esktrogen oleh
lapisan sel teka interna yang mengelilinginya. Kadar esktrogen yang meningkat
menyebabkan pelepasan LHRH dari hipotalamus (Price, 2005). Pada awalnya estrogen
meninggi secara berangsur angsur, kemudian dengan cepat mencapai puncaknya. Ini
memberikan umpan balik positif terhadap pusat siklik dan dengan mendadak terjadi puncak
pelepasan LH (LH-surge) pada pertengahan siklus yang mengakibatkan terjadinya ovulasi.
LH yang meninggi itu menetap kira kira 24 jam dan menurun pada fase luteal. Dalam
beberapa jam setelah LH meningkat, esktrogen menurun dan mungkin inilah yang
menyebabkan LH menurun. Menurunnya estrogen mungkin disebabkan perubahan
morfologik pada follikel atau mungkin juga akibat umpan balik negatif yang pendek dari LH
terhadap hipotalamus. LH-surge yang cukup saja tidak menjamin terjadinya ovulasi; follikel
hendaknya pada tingkat yang matang agar dapat dirangsang untuk berovulasi. Pecahnya
folikel terjadi antara 16 24 jam setelah LH-surge.
b) Fase Luteal
Kadar estrogen yang tinggi akan menghambat produksi FSH. Kemudian kadar estrogen
mulai menurun. Setelah oosit terlepas dari folikel de Graf, lapisan granulosa menjadi banyak
mengandung pembuluh darah dan berubah menjadi korpus luteum yang berwarna kuning
pada ovarium. Vaskularisasi dalam lapisan granulose juga bertambah dan mencapi puncaknya
pada hari 8 9 setelah ovulasi. Korpus luteum terus mensekresi sejumlah kecil estrogen dan
progesteron yang makin lama semakin meningkat (Price, 2005). Mulai 10 12 hari setelah
ovulasi korpus luteum mengalami regresi berangsur angsur disertai dengan berkurangnya
kapiler kapiler dan diikuti oleh menurunnya sekresi progesterone dan esktrogen. Masa hidup
korpus luteum pada manusia tidak bergantung pada hormone gonadotropin. Pada kehamilan
hidupnya korpus luteum diperpanjang oleh adanya rangsangan dari Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) yang dibuat oleh sinsiotrofoblast. Rangsangan ini dimulai pada puncak
perkembangan korpus luteum (8 hari pasca ovulasi), waktu yang tepat untuk mencegah
terjadinya regresi luteal. HCG memelihara steroidogenesis pada korpus luteum hingga 9 10
minggu kehamilan. Kemudian fungsi ini diambil alih oleh plasenta.
2) Siklus Endometrium
Siklus menstruasi endometrium terdiri dari :
a) Fase Menstruasi atau Deskuamasi
Dalam fase ini endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan. Hanya
stratum basale yang tinggal utuh. Darah menstruasi mengandung darah vena dan arteri
dengan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan stroma yang
mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, serviks, dan kelenjar-kelenjar
vulva. Pada waktu ini tebal endometrium 0,5 mm. Fase ini berlangsung 3-4 hari.
b) Fase Proliferasi
Fase proliferasi merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung sejak hari ke-
lima hingga ovulasi, misalnya hari ke-10 siklus 24 hari, hari ke-14 siklus 28 hari, atau hari
ke-18 sikus 32 hari. Permukaan endometrium secara lengkap akan kembali normal dalam
empat hari atau menjelang perdarahan berhenti. Dalam fase ini endometrium tumbuh menjadi
setebal 3,5 mm. Sejak saat ini, terjadi penebalan 8 sampai 10 kali lipat, yang berakhir saat
ovulasi. Fase proliferasi bergantung dari stimulasi estrogen yang berasal dari folikel ovarium
(Bobak, 2005).
Fase proliferasi dapat dibagi yaitu :
a. Fase proliferasi dini
Fase proliferasi dini berlangsung antara hari ke 4 sampai hari ke 9. Fase ini dikenal dari
epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar.
Kelenjar kebanyakan lurus, pendek dan sempit. Bentuk kelenjar ini merupakan ciri khas fase
proliferasi; sel sel kelenjar mengalami mitosis. Sebagian sediaan masih menunjukkan suasana
fase menstruasi dimana terlihat perubahan perubahan involusi dari epitel kelenjar yang
berbentuk kuboid. Stroma padat dan sebagian menunjukkan aktivitas mitosis, sel selnya
berbentuk bintang dan lonjong dengan tonjolan tonjolan anastomosis. Nukleus sel stroma
relatif besar karena sitoplasma relative sedikit.
b. Fase proliferasi akhir
Fase ini berlangsung pada hari ke 11 sampai hari 14. Fase ini dapat dikenal dari
permukaan kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar
membentuk pseudostratifikasi. Stroma bertumbuh aktif dan padat.

c) Fase Sekresi atau Fase Pramenstruum


Fase sekresi berlangsung sejak hari ovulasi sampai sekitar tiga hari sebelum periode
menstruasi berikutnya atau berlangsung dari hari ke 14 sampai ke 28. Setelah ovulasi,
diproduksi lebih banyak progesteron sehingga terlihat endometrium yang edematosa,
vaskular, dan fungsional. Pada akhir sekresi, endometrium sekretorius yang matang dengan
sempurna mencapai ketebalan seperti beludru yang tebal dan halus. Endometrium menjadi
kaya darah dan sekresi kelenjar, tempat yang sesuai untuk melindungi dan memberi nutrisi
ovum yang dibuahi (Bobak, 2005).
d) Fase Iskemi
Implantasi (nidasi) ovum yang dibuahi terjadi sekitar 7- 10 hari setelah ovulasi. Apabila
tidak terjadi pembuahan atau implantasi korpus luteum (badan kuning yang mensekresi
estrogen dan progesteron) menyusut. Seiring penurunan kadar estrogen dan progesteron yang
cepat, arteri spiral menjadi spasme. Selama fase iskemi, suplai darah ke endometrium
fungsional berhenti dan terjadi nekrosis. Lapisan fungsional berpisah dari lapisan basal dan
perdarahan menstruasi dimulai, menandai hari pertama siklus berikutnya (Bobak, 2005)

SIKLUS MENSTRUASI

SELAYANG PANDANG

Siklus haid dapat ditinjau dari uterus maupun ovarium.


Siklus uterus berupa pertumbuhan dan pengelupasan bagian dalam uterus - endometrium.
Pada akhir fase menstruasi endometrium mulai tumbuh kembali dan memasuki fase
proliferasi. Pasca ovulasi, pertumbuhan endometrium berhenti sesaat dan kelenjar
endometrium menjadi lebih aktif fase sekresi.
Perubahan endometrium dikendalikan oleh siklus yang terjadi dalam ovarium.

Lama siklus haid rata-rata adalah 28 hari dan terdiri dari :

Fase folikuler

Ovulasi

Fase luteal (pasca ovulasi)

Bila siklus menjadi panjang, fase folikuler yang akan menjadi panjang dan fase luteal akan
tetap konstan berlangsung selama 14 hari.

Agar siklus haid berlangsung secara normal diperlukan :

1. Poros hipotalamus-hipofisis-ovarium yang baik

2. Didalam ovarium terdapat folikel yang responsif

3. Fungsi uterus berlangsung secara normal

ENDOKRINOLOGI SIKLUS MENSTRUASI

Pengendalian maturasi folikel dan proses ovulasi dilakukan oleh poros hipotalamus-hipofisis-
ovarium. Hipotalamus mengendalikan siklus haid, namun organ ini sendiri dapat pula
dipengaruhi oleh pusat otak yang lebih tinggi, sehingga faktor kecemasan ataupun gangguan
kejiwaan lain dapat mengganggu pola haid yang normal.
Hipotalamus mempengaruhi hipofisis melalui pengeluaran GnRH-Gonadotropin Releasing
Hormon. GnRH melalui sistem sirkulasi portal menuju hipofisis anterior dan menyebabkan
gonadotrof hipofisis melakukan sintesa dan pelepasan FSH-foliclle stimulating hormone dan
LH-Luteinizing hormone.
FSH akan menyebabkan proses maturasi folikel selama fase folikuler dan LH berperan dalam
proses ovulasi serta produksi progesteron oleh corpus luteum.
Aktivitas siklis dalam ovarium berlangsung melalui mekanisme umpan balik diantara
ovarium hipotalamus dan hipofisis.
SIKLUS OVARIUM

FASE FOLIKULER
HARI KE 1 - 10

Pada awal siklus, kadar FSH dan LH relatif tinggi dan hormon ini akan merangsang
pertumbuhan 10 20 folikel namun hanya 1 folikel yang dominan yang menjadi matang
dan sisanya akan mengalami atresia. Kadar FSH dan LH yang relatif tinggi dipicu oleh
penurunan kadar estrogen dan progesteron pada akhir fase sebelumnya.
Selama dan segera setelah haid, kadar estrogen relatif rendah namun dengan pertumbuhan
folikel kadarnya akan segera meningkat.
Hari KE 10 - 14
Dengan bertambahnya ukuran folikel, terjadi akumulasi cairan diantara sel granulosa dan
menyebabkan terbentuknya anthrum, sehingga folikel primer berubah bentuk menjadi folikel
dgraaf, disini oosit menempati posisi excenteric dan dikelilingi oleh 2 3 lapisan sel
granulosa dan disebut sebagai cumulus oophorus
Dengan semakin matangnya folikel, kadar estrogen menjadi semakin bertambah (terutama
dari jenis estradiol) dan mencapai puncaknya 18 jam sebelum ovulasi. Dengan semakin
meningkatnya kadar estrogen, produksi FSH dan LH menurun ( umpan balik negatif ) untuk
mencegah hiperstimulasi ovarium dan maturasi folikel lainnya.
OVULASI

HARI KE 14
Ovulasi terjadi dengan pembesaran folikel yang cepat dan diikuti protrusi permukaan kortek
ovarium dan pecahnya folikel menyebabkan keluarnya oosit dan cumulus oophorus yang
melekat dengannya.
Pada sejumlah wanita Kadang-kadang proses ovulasi ini menimbulkan rasa sakit sekitar fossa
iliaka yang dikenal dengan nama mittelschmerz .
Peningkatan kadar estradiol pada akhir mid-cycle diperkirakan akibat LH surge dan
penurunan kadar FSH akan menyebabkan peristiwa umpan balik positif. Sesaat sebelum
ovulasi terjadi penurunan kadar estradiol secara tiba-tiba dan peningkatan produksi
progesteron.

FASE LUTEAL
HARI 15 - 28
Sisa folikel yang telah ruptur berada didalam ovarium. Sel granulosa mengalami luteinisasi
dan membentuk corpus luteum. Corpus luteum merupakan sumber utama dari hormon steroid
seksual, estrogen dan progesteron yang dikeluarkan oleh ovarium pada fase pasca ovulasi
(fase luteal)

Terbentuknya corpus luteum akan menyebabkan sekresi progesteron terus meningkat dan
terjadi pula kenaikan kadar estradiol berikutnya.
Selama fase luteal, kadar gonadotropin tetap rendah sampai terjadi regresi corpus luteum
pada hari ke 26 28. Bila terjadi konsepsi dan implantasi, corpus luteum tidak akan
mengalami regresi oleh karena keberadaanya dipertahankan oleh gonadotropin yang
diproduksi oleh trofoblas. Namun, bila tidak terjadi konsepsi dan implantasi, corpus luteum
akan mengalami regresi dan siklus haid akan mulai berlangsung kembali.
Akibat penurunan kadar hormon steroid, terjadi peningkatan kadar gonadotropin dan siklus
haid akan berlangsung kembali.

SIKLUS ENDOMETRIUM
Endometrium memberikan respon secara khas terhadap progestin, androgen dan estrogen.
Inilah sebabnya mengapa endometrium dapat mengalami proses haid dan memungkinkan
terjadinya proses implantasi hasil konsepsi saat terjadi proses kehamilan
Secara fungsional, endometrium dibagi menjadi 2 zona :

1. Bagian luar ( stratum fungsionalis ) yang mengalami perubahan morfologik dan


fungsional secara siklis

2. Bagian dalam ( stratum basalis ) yang secara relatif tidak mengalami perubahan dan
berperan penting dalam proses penggantian sel endometrium yang terkelupas saat
haid. Arteri basalis berada dalam stratum basalis dan arteri spiralis khususnya
terbentuk dalam stratum fungsionalis.

Perubahan siklis endometrium secara histofisiologi dibagia menjadi 3 stadium : fase


menstruasi, fase proliferasi (estrogenik) dan fase sekresi ( progestasional)
FASE PROLIFERASI
Selama fase folikuler, endometrium terpapar dengan sekresi estrogen. Pada akhir haid,
regenerasi endometrium berlangsung dengan cepat.
Pada stadium ini Fase Proliferasi , pola kelenjar endometrium adalah regular dan tubuler,
sejajar satu sama lain dan mengandung sedikit cairan sekresi.

FASE SEKRESI
Pasca ovulasi, produksi progesteron memicu terjadi perubahan sekresi pada kelenjar
endometrium. Terlihat adanya vakuola yang berisi cairan sekresi pada epitel kelenjar.
Kelenjar endometrium menjadi semakin berliku-liku.
FASE MENSTRUASI
Secara normal fase luteal berlangsung selama 14 hari.
Pada saat-saat akhir corpus luteum, terjadi penurunan produksi estrogen dan progesteron.
Penurunan ini diikuti dengan kontraksi spasmodik dari arteri spiralis sehingga terjadi
ischemik dan nekrosis lapisan superfisial endometrium sehingga terjadi perdarahan.
Vasospasme nampaknya merupakan akibat adanya produksi prostaglandin lokal.
Prostaglandin juga menyebabkan kontraksi uterus saat haid. Darah haid tidak mengalami
pembekuan oleh karena adanya aktivitas fibrinolitik dalam pembuluh darah endometrium
yang mencapai puncaknya saat menstruasi.

LENDIR SERVIK
Pada wanita terdapat hubungan langsung antara traktus genitalis bagian bawah dengan cavum
peritoneal. Hubungan langsung ini memungkinkan spermatosoa mencapai ovum, meskipun
ferttilisasi umumnya terjadi di dalam tuba falopii. Hubungan langsung ini pula yang
memudahkan wanita mengalami infeksi genitalia interna. Namun keberadaan lendir servik
dapat mencegah hal itu terjadi.
Pada fase folikuler dini, konsistensi lendir servik kental dan impermeable ( seperti
putih telur )

Pada fase folikuler lanjut, meningkatnya kadar estrogen menyebabkan lendir yang
menjadi lebih encer dan relatif semipermeabel dan relatif mudah ditembus oleh
spermatozoa. Perubahan lendiri servik yang menjadi lebih encer ini disebut sebagai
spinnbarkheit

Pasca ovulasi, progesteron yang dihasilkan corpus luteum menetralisir efek estrogen
sehingga lendir servik menjadi kental kembali dan impermeabel.

PERUBAHAN SIKLIS LAIN


Meskipun maksud dari perubahan hormon ovarium secara siklis adalah ditujukan pada
traktus genitalia, namun hormon-hormon tersebut juga dapat mempengaruhi sejumalh organ
tubuh lain.
Suhu badan basal
Terjadi kenaikan suhu badan basal kira-kira 10 F 0.50 C pada saat ovulasi dan kenaikan suhu
tersebut dipertahankan sampai menstruasi. Ini disebabkanb oleh efek termogenik progesteron.
Bila terjadi konsepsi, kenaikan suhu badan basal ini tetap bertahan sampai selama kehamilan.

Perubahan pada payudara


Kelenjar mamma sangat sensitif terhadap estrogen dan progesteron. Pembengkakan payudara
seringkali merupakan tanda pubertas sebagai respon atas kenaikan estrogen ovarium.
Estrogen dan progesteron bekerja secara sinergistik terhadap payudara dan selama siklus
haid, pembengkakan payu dara terjadi pada fase luteal dimana kadar progesteron sedang
tinggi.

Perubahan psikologi
Beberapa wanita mengalami perubahan mood terkait dengan siklus haid. Terjadi instabilitas
emosional pada fase luteal. Perubahan ini disebabkan oleh penurunan progesteron.
Tidak dapat dipastikan apakah perubahan mood tersebut disebabkan oleh siklus haid atau
merupakan sindroma premenstrual.

SIKLUS MENSTRUASI NORMAL

PADA WANITA

Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada mamalia lain terjadi siklus
estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi, jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan
endometrium pada uterus akan luruh keluar tubuh, sedangkan pada siklus estrus, jika tidak
terjadi pembuahan, endomentrium akan direabsorbsi oleh tubuh.

Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan
30 hari) yaitu sebagai berikut :
Pada hari 1 sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer yang
dirangsang oleh hormon FSH. Pada seat tersebut sel oosit primer akan membelah dan
menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel berkembang menjadi folikel Graaf yang
masak, folikel ini juga menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari
hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu
endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain itu estrogen menghambat
pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis menghasilkan LH yang berfungsi
merangsang folikel Graaf yang masak untuk mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-
14, waktu di sekitar terjadinya ovulasi disebut fase estrus.

Selain itu, LH merangsang folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning
(Corpus Luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi
mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk mempersiapkan
datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal, selain itu progesteron juga berfungsi
menghambat pembentukan FSH dan LH, akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang,
pembentukan progesteron berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometriam terhenti,
endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan terjadilah perdarahan
(menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh
karena tidak ada progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis
kembali.

Gambar : Siklus Menstruasi

Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan
dan terjadi setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang terjadi terus
menerus setiap bulannya disebut sebagai siklus menstruasi. menstruasi biasanya terjadi pada
usia 11 tahun dan berlangsung hingga anda menopause (biasanya terjadi sekitar usia 45 55
tahun). Normalnya, menstruasi berlangsung selama 3 7 hari.

Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25 35
hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita
memiliki siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah
kesuburan.

Panjang siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi hari dimana
pendarahan dimulai disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari
terakhir yaitu 1 hari sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.

Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan sekitar


200,000 hingga 400,000 telur yang belum matang/folikel (follicles). Normalnya,
hanya satu atau beberapa sel telur yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar
hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya, ketika sel telur tersebut telah matang
maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan kemudian berjalan menuju
tuba falopi untuk kemudian dibuahi. Proses pelepasan ini disebut dengan
OVULASI.

Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon yang
disebut Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga
membuat sel-sel telur tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa
sel telur kemudian tumbuh lebih cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi
dominant hingga kemudian mulai memproduksi hormon yang disebut estrogen yang
dilepaskan kedalam aliran darah. Hormone estrogen bekerjasama dengan hormone
FSH membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh dan kemudian memberi
signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk menerima sel telur tersebut.
Hormone estrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih banyak

Ketika sel telur telah matang, sebuah hormon dilepaskan dari dalam otak yang
disebut dengan Luteinizing Hormone (LH). Hormone ini dilepas dalam jumlah
banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur yang telah matang dari dalam
ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat ini, sperma yang sehat masuk kedalam
tuba falopi tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk
dibuahi.

Sel telur yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan menuju tuba
falopi, mencapai rahim dan pada akhirnya menanamkan diri didalam rahim.
Kemudian, sel telur tersebut akan membelah diri dan memproduksi hormon Human
Chorionic Gonadotrophin (HCG) yang dapat dideteksi dengan GEATEL .
Hormone tersebut membantu pertumbuhan embrio didalam rahim.

Jika sel telur yang telah dilepaskan tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan
meluruh dan terjadinya proses menstruasi berikutnya.

di vagina untuk membantu kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim.

Siklus Menstruasi Normal

Sikuls menstruasi normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur)
dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus
folikular dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi
(pertumbuhan) dan masa sekresi.

Perubahan di dalam rahim merupakan respon terhadap perubahan hormonal. Rahim terdiri
dari 3 lapisan yaitu perimetrium (lapisan terluar rahim), miometrium (lapisan otot rehim,
terletak di bagian tengah), dan endometrium (lapisan terdalam rahim). Endometrium adalah
lapisan yangn berperan di dalam siklus menstruasi. 2/3 bagian endometrium disebut desidua
fungsionalis yang terdiri dari kelenjar, dan 1/3 bagian terdalamnya disebut sebagai desidua
basalis.

Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:


1. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan FSH

1. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus untuk


merangsang hipofisis mengeluarkan LH

1. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan


prolaktin

Gambar 2. Siklus Hormonal

Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis merangsang
perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung telur). Pada umumnya hanya 1
folikel yang terangsang namun dapat perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel
tersebut berkembang menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan
produksi FSH, sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi
hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh releasing hormones yang disalurkan
hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen
terhadap hipotalamus. Produksi hormon gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan
menyebabkan pematangan dari folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen
mempengaruhi pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf
menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah korpus rubrum
yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon LH dan LTH (luteotrophic
hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus luteum menghasilkan progesteron yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka
korpus luteum berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron.
Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan pelepasan dari
endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila terdapat pembuahan dalam
masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut dipertahankan.

Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:

1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium
(selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium
berada dalam kadar paling rendah

1. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi
berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua
fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini
endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan
sel telur dari indung telur (disebut ovulasi)

1. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon
progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk
membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)
Siklus ovarium :

1. Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur yang
berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap untuk proses
ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase folikular pada
manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya mempengaruhi panjang siklus
menstruasi keseluruhan

1. Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka
waktu rata-rata 14 hari

Siklus hormonal dan hubungannya dengan siklus ovarium serta uterus di dalam siklus
menstruasi normal:

1. Setiap permulaan siklus menstruasi, kadar hormon gonadotropin (FSH, LH) berada
pada level yang rendah dan sudah menurun sejak akhir dari fase luteal siklus
sebelumnya

2. Hormon FSH dari hipotalamus perlahan mengalami peningkatan setelah akhir dari
korpus luteum dan pertumbuhan folikel dimulai pada fase folikular. Hal ini
merupakan pemicu untuk pertumbuhan lapisan endometrium

3. Peningkatan level estrogen menyebabkan feedback negatif pada pengeluaran FSH


hipofisis. Hormon LH kemudian menurun sebagai akibat dari peningkatan level
estradiol, tetapi pada akhir dari fase folikular level hormon LH meningkat drastis
(respon bifasik)

4. Pada akhir fase folikular, hormon FSH merangsang reseptor (penerima) hormon LH
yang terdapat pada sel granulosa, dan dengan rangsangan dari hormon LH, keluarlah
hormon progesteron

5. Setelah perangsangan oleh hormon estrogen, hipofisis LH terpicu yang menyebabkan


terjadinya ovulasi yang muncul 24-36 jam kemudian. Ovulasi adalah penanda fase
transisi dari fase proliferasi ke sekresi, dari folikular ke luteal

6. Kedar estrogen menurun pada awal fase luteal dari sesaat sebelum ovulasi sampai fase
pertengahan, dan kemudian meningkat kembali karena sekresi dari korpus luteum

7. Progesteron meningkat setelah ovulasi dan dapat merupakan penanda bahwa sudah
terjadi ovulasi

8. Kedua hormon estrogen dan progesteron meningkat selama masa hidup korpus luteum
dan kemuadian menurun untuk mempersiapkan siklus berikutnya

Gambar 3. Siklus Menstruasi Normal


Fisiologi Menstruasi

Pada siklus menstruasi normal, terdapat produksi hormon-hormon yang paralel dengan
pertumbuhan lapisan rahim untuk mempersiapkan implantasi (perlekatan) dari janin (proses
kehamilan). Gangguan dari siklus menstruasi tersebut dapat berakibat gangguan kesuburan,
abortus berulang, atau keganasan. Gangguan dari sikluas menstruasi merupakan salah satu
alasan seorang wanita berobat ke dokter.

Siklus menstruasi normal berlangsung selama 21-35 hari, 2-8 hari adalah waktu keluarnya
darah haid yang berkisar 20-60 ml per hari. Penelitian menunjukkan wanita dengan siklus
mentruasi normal hanya terdapat pada 2/3 wanita dewasa, sedangkan pada usia reproduksi
yang ekstrim (setelah menarche <pertama kali terjadinya menstruasi> dan menopause) lebih
banyak mengalami siklus yang tidak teratur atau siklus yang tidak mengandung sel telur.
Siklus mentruasi ini melibatkan kompleks hipotalamus-hipofisis-ovarium.

Gambar 1. Kompleks Hipotalamus-Hipofisis-Ovarium

You might also like

  • KB Pil
    KB Pil
    Document3 pages
    KB Pil
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Cover PPM
    Cover PPM
    Document3 pages
    Cover PPM
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Jeje Jej
    Jeje Jej
    Document7 pages
    Jeje Jej
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Makalah Perubahan Sosial Budaya
    Makalah Perubahan Sosial Budaya
    Document22 pages
    Makalah Perubahan Sosial Budaya
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Pemberian Imunisasi 2
    Pemberian Imunisasi 2
    Document10 pages
    Pemberian Imunisasi 2
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Pijat Bayi
    Pijat Bayi
    Document29 pages
    Pijat Bayi
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Bank Sperma
    Bank Sperma
    Document3 pages
    Bank Sperma
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Kasus Dila
    Kasus Dila
    Document8 pages
    Kasus Dila
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Definisi Menstruasi
    Definisi Menstruasi
    Document19 pages
    Definisi Menstruasi
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Soap
    Soap
    Document88 pages
    Soap
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Cover Pijat Bayi
    Cover Pijat Bayi
    Document3 pages
    Cover Pijat Bayi
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • COVER
    COVER
    Document3 pages
    COVER
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Neonatus Bunda Diah Fix
    Neonatus Bunda Diah Fix
    Document42 pages
    Neonatus Bunda Diah Fix
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Soal Epid
    Soal Epid
    Document3 pages
    Soal Epid
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Soal Epid Baru
    Soal Epid Baru
    Document1 page
    Soal Epid Baru
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Epidemiologi 4
    Epidemiologi 4
    Document4 pages
    Epidemiologi 4
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Document31 pages
    Bab I Pendahuluan
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Post Partum Group
    Post Partum Group
    Document5 pages
    Post Partum Group
    Khariza Fadhila Syahnaz
    100% (2)
  • Document 1
    Document 1
    Document5 pages
    Document 1
    wulan
    No ratings yet
  • KLP 2
    KLP 2
    Document12 pages
    KLP 2
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Konseling Remaja
    Konseling Remaja
    Document2 pages
    Konseling Remaja
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Soap 2
    Soap 2
    Document9 pages
    Soap 2
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • KB Sederhana Dngan Menggunakan Alt
    KB Sederhana Dngan Menggunakan Alt
    Document18 pages
    KB Sederhana Dngan Menggunakan Alt
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • KLP 4
    KLP 4
    Document12 pages
    KLP 4
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • KLP 5
    KLP 5
    Document17 pages
    KLP 5
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Huknah Rendah Tinggi
    Huknah Rendah Tinggi
    Document4 pages
    Huknah Rendah Tinggi
    Donny Hartawinata
    No ratings yet
  • Soal Bunda Ps
    Soal Bunda Ps
    Document7 pages
    Soal Bunda Ps
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Soap Tali Pusat Menumbung
    Soap Tali Pusat Menumbung
    Document3 pages
    Soap Tali Pusat Menumbung
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Askeb Persalinan
    Askeb Persalinan
    Document5 pages
    Askeb Persalinan
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Bahan Ajar Askeb Keluarga
    Bahan Ajar Askeb Keluarga
    Document18 pages
    Bahan Ajar Askeb Keluarga
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet