You are on page 1of 17

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL : KECEMASAN

OLEH :

MARFEL SAHOA (15061065)


INTAN SEKEON (15061068)
THERESA KAUNANG (15061097)
FIKTORIA TITIRLOLOBI (15061069)
DEY MIGAR (15061096)
DEWI ARUNDE (15061058)
FRENSYA TIMBUL (15061154)

FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
201
1. Pengertian

Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyamanan
atau rasa takut yang disertai suatu respons (penyebab tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
individu). Perasaan takut dan tidak menentu sebagai sinyal yang menyadarkan bahwa
peringatan tentang bahaya akan datang dan memperkuat individu mengambil tindakan
menghadapi ancaman.

Kejadian dalam hidup seperti menghadapi tuntutan, persaingan, serta bencana dapat
membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan psikologis. Salah satu contoh dampak
psikologis adalah timbulnya kecemasan atau ansietas.

2. Rentang respon tingkat kecemasan

1. Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari dan


menyebabkan seseorang waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Ansietas
menumbuhkan motivasi belajar serta menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
2. Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan perhatian pada hal yang
penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang mengalami perhatian yang
selektif tetapi dapat melakukan sesuatu yang lebih terarah.
3. Ansietas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Adanya kecenderungan
untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik dan tidak dapat berpikir tentang
hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi ketegangan. Orang tersebut
memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada suatu daerah lain.
4. Tingkat panic dari ansietas berhubungan dengan ketakutan dan merasa diteror, serta tidak
mampu melakukan apapun walaupun dengan pengarahan. Panic meningkatkan aktivitas
motork, menurunkan kemampuan berhubungan dengan orang lain, persepsi menyimpang,
serta kehilangan pemikiran rasional.

3. Pengkajian
a. Factor predisposisi

Menurut stuart da larala terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan ansietas, diantaranya
sebagai berikut.

A. Factor biologis
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine. Reseptor ini membantu
mengatus ansietas. Penghambat GABA juga berperan dalam mekanisme biologis
berhubungan dengan ansietas sebagaimana halnya dengan endorphin. Ansietas
mungkin disertai dengan gangguan fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas
seseorang untuk mengatasi stressor.
B. Factor psikologis
a. Pandangan psikonalitik. Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi
antara dua elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili dorongan insting
dan impuls primitive, sedangkan superego mencerminkan hati nurani
seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau
aku berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan
fungsi ansietas adalah mengigatkan ego bahwa ada bahaya.
b. Pandangan interpersonal. Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap
penerimaan dan penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan
perkembangan trauma. Orang yang mengalami harga diri rendah terutama
mudah mengalami perkembangan ansietas yang berat.
c. Pandangan perilaku. Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu
yang menggangu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Pakar perilaku menganggap sebagai dorongan belajar
berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan. Individu
yang terbiasa dengan kehidupan ini diharapkan pada ketakutan berlebih lebih
sering menunjukan ansietas dalam kehidupan selanjutnya.

C. Sosial budaya
Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Ada tumpeng tindih
dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi. Factor
ekonomi dan latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap terjadinya ansietas.

b. Factor presipitasi

Factor presipitasi dibedakan menjadi berikut.


1. Ancaman terhadap integitas seseorang meliputi ketidmampuan fisiologis yang akan
datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
2. Ancaman terhadap sistem didi seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri,
dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.

Sumber koping

Individu mengatasi ansietas dengan menggerakkan sumber koping di lingkungan

Mekanisme koping

Tingkat ansietas sedeng dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping yaitu
sebagai berikut.

1. Reaksi yang berpotensi pada tugas yaitu yang disadari dan berorientasi pada
tindakan untuk memenuhi secara realistic tuntutan situasi stress, misalnya perilaku
menyerang untuk mengubah atau mengatasi hambatan pemenuhan kebetuhan.
Menarik diri untuk memindakan dari sumber stress. Kompromi untuk mengganti
tujuan atau mengorbankan kebutuhan personal.
2. Mekanisme pertahan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang, tetapi
berlanggsung tidak sadar, melibatkan penipuan diri, distorsi realitas, dan bersifat
maladaptive.

D. Diagnosis

Kecemasan

E. Rencana Intervensi

Tindakan keperawatan untuk pasien


1. Tujuan
a. Pasien mampu mengenal ansietas
b. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi
c. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk mengatasi
ansietas

2. Tindakan keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus dilakukan dalam membina
hubungan saling percaya sebagai berikut.
1) Mengucapkan salam teurapeutik
2) Berjabat tangan
3) Menjelaskan tujuan interaksi
4) Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu pasien.

b. Bantu pasien mengenal ansietas.


1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
2) Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
3) Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
4) Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas

c. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan control dan rasa percaya diri
1) Pengahlian situasi
2) Latihan relaksasi dengan Tarik napas dalam, mengerutkan, dan mengendurkan
otot-otot
3) Hipnotis diri sendiri (latihan lima jari)

d. Memotivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas muncul

Tindakan keperawatan untuk keluarga

1. Tujuan
a. keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada anggota keluarganya.
b. keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah ansietas
c. keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ansietas
d. keluarga mampu mempraktikan cara merawat pasien dengan ansietas
e. keluarga mampu merujukmanggota keluarag yang mengalami ansietas

2. Tindakan keperawatan
a. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
b. Diskusikan tentang proses terjadinya ansietas serta tanda dan gejala
c. Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas
d. Diskusikan cara merawat pasien dengan ansietas dengan cara mengajarkan
teknik relaksasi
1) Mengalihkan situasi
2) Latihan relaksasi dengan napas dalam , mengerutkan, dan
mengendurkan otot
3) Menghipnotis diri sendiri (latihan lima jari)
e. Diskusikan dengan keluarga perilaku pasien yang perlu dirujuk dan
bagaimana merujuk pasien

F. Evaluasi

1. Menyebutkan penyebab ansietas


2. Menyebutkan situasi yang menyertai ansietas
3. Menyebutkan perilaku terkait ansietas
4. Melakukan teknik situasi yaitu tarik napas dalam,relaksasi otot, dan teknik lima jari.
5. Keluarga menyebutkan pengertian annsietas
6. Keluarga menyebutkan tanda dan gejala ansietas
7. Keluarga menganjurkan ke pasien teknik pengalihan situasi, Tarik naps dalam, relaksasi
otot, dan teknik lima jari.
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN K


DENGAN GANGGUAN PSIKOSOSIAL : KECEMASAN

PENGKAJIAN

A. IDENTITAS KLIEN

Inisial :K
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 55 tahun
Informan : Tn. M
Tanggal Masuk RS : 7 Oktober 2014
Tanggal pengkajian : 8 Oktober 2014
Nomor registrasi : 00 57 83
B. ALASAN MASUK
Klien datang dengan keluhan nyeri pada perutnya, tidak mau makan kurang lebih selama 2
minggu. BAB warna hitam dan sedikit-sedikit, BAK sedikit warna seperti teh.

Saat Pengkajian :
Klien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya. Klien mengatakan tidak pernah
menderita penyakit seperti yang dialaminya sekarang. Klien takut dengan kondinya saat ini.

Masalah Keperawatan : Masalah Psikososial : Kecemasan

C. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Faktor perkembangan
Klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang sama seperti ini sebelumnya.
2. Faktor komunikasi dalam keluarga
Komunikasi antar anggota keluarga baik, saat mempunyai masalah, klien sering
menceritakannya kepada anggota keluarganya yang lain terutama istrinya.
3. Faktor psikologis
Klien termasuk tipe orang yang terbuka, dan tidak merasa dirinya tidak berharga walaupun
sudah memasuki usia lanjut.
4. Faktor genetik
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien.

D. FAKTOR PRESIPITASI

1. Faktor sosial budaya


Klien tidak mempunyai hambatan dengan sosial budayanya.
2. Faktor biokimia
Adanya rasa kawatir karena penyakitnya sekarang karena belum pernah mengalami sama
sekali sebelumnya.
3. Faktor psikologi
Adanya masalah yang tidak hilang-hilang. Dimana klien merasa cemas dengan
masalahnya
E. PEMERIKSAAN FISIK

a. Tanda-tanda Vital
TD : 120 / 80 mmHg
N : 80 x/mt
S : 36,4o C
R : 22x/mt

b. Ukur
TB : 168 cm
BB : 59 kg

c. Keluhan Fisik
Klien mengatakan nafsu makan menurun sejak 2 minggu yang lalu. Klien baru
merasakan mual dari kemarin. Mukosa bibir klien lembab. Bentuk bibir normal, rongga
mulut bersih. Klien mengatakan biasa gosok gigi 2x sehari. Klien merasa tidak enak pada
ulu hatinya,dan terasa berdebar-debar jantungnya. Klien mengatakan BAB 1x sehari
sedikit-sedikit dengan konsistensi lembek, berwarna hitam, dan bau khas feses.

Masalah Keperawatan : Gangguan rasa nyaman; mual

F. PSIKOSOSIAL

Klien adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Klien berumur 55 tahun. Klien sudah menikah dan
memiliki 3 orang anak. Klien tinggal serumah dengan istrinya (namun dalam bagan tidak
dijelaskan). Hubungan klien dengan keluarganya terjalin dengan erat dan sangat baik. Orang
yang terdekat dengan klien adalah istrinya.

Konsep Diri

a. Citra tubuh
Klien senang dengan keadaan tubuhnya dari rambut sampai ujung kaki. Klien juga
mengatakan tidak mempunyai bagian tubuh yang tidak disukai.
b. Identitas diri
Klien bekerja sebagai petani di sawahnya yang terletak di belakang rumahnya. Biasanya
klien menghabiskan waktu luangnya dengan bertani, menonton TV dan berbincang-bincang
dengan anak dan istrinya.
c. Peran diri
Klien berperan sebagai suami dan ayah bagi anak-anaknya. Klien mengatakan sudah
menjadi kakek mengurusi cucu-cucunya.
d. Ideal diri
Klien mengatakan bercita-cita untuk bisa menyekolahkan anaknya setinggi-tingginya.
Keempat anaknya sudah tamat SLTA dan sudah bekerja.
e. Harga diri
Klien merasa tidak ada masalah dalam berhubungan dengan keluarga dan orang lain.

Hubungan sosial

Klien memiliki orang yang berarti dalam kehidupannya yaitu istrinya. Klien berkata jika
ada masalah, klien akan menceritakan kepada istri dan anaknya pasti akan membantu
memecahkan masalah yang dialami klien. Klien suka mengikuti kegiatan gotong-royang di
daerah rumahnya.

Spiritual

Klien beragama Hindu dan yakin dengan adanya Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang
Widhi Wasa. Klien rajin sembahyang setiap hari dan selalu mengikuti upacara keagamaan
dirumah. Klien tidak mempunyai keyakinan yang berlebih terhadap agama yang dianutnya.

G. STATUS MENTAL

a. Penampilan
Klien berpenampilan rapi, pakaian yang digunakan sesuai dengan tempatnya. Rambut
klien tersisir rapi.
b. Pembicaraan
Klien berbicara dengan jelas dan menjawab pertanyaan yang diberikan dengan tepat,
selama proses wawancara klien berbicara mengenai satu topik dengan jelas.
c. Aktivitas motoric
Saat wawancara klien nampak tenang dalam berbicara, tidak ada gerakan yang diulang-
ulang ataupun gemetar. Namun saat membicarakan penyakitnya klien tampak sedikit cemas
d. Alam perasaan
Klien tidak menunjukkan ekspresi yang berlebihan saat sedih maupun gembira. Klien
terlihat senang saat menceritakan pengalamannya yang menyenangkan.
e. Afek
Dari hasil observasi afek yang ditunjukkan klien sesuai dengan stimulus yang diberikan.
f. Interaksi selama wawancara
Selama proses wawancara, klien mau menjawab pertanyaan perawat. Kontak mata klien
bagus dan klien menatap wajah perawat saat wawancara dan mau menjawab pertanyaan
perawat dengan panjang lebar.
g. Persepsi
Klien mengatakan tidak pernah mengalami halusinasi.
h. Proses piki
Selama wawancara, pembicaraan klien singkat dan tidak berbelit-belit, tidak diulang
berkali-kali, dan ada hubungannya antara satu kalimat dengan kalimat lainnya dalam satu
topik.
i. Isi piker
Klien mengatakan tidak mengalami gangguan isi pikir.
j. Tingkat kesadaran
Klien menyadari bahwa dia sedang berada di rumahnya, klien juga sadar dan mengenal
dengan siapa dia berbicara dan lingkungannya. Tingkat kesadaran klien terhadap waktu,
orang dan tempat jelas.
k. Memori
Klien dapat mengingat peristiwa yang terjadi pada dirinya baik di masa lalu maupun ini.
Klien juga ingat ketika ditanyakan apakah tadi klien sudah makan atau belum. Klien tidak
pernah mengalami gangguan daya ingat baik jangka panjang maupun jangka pendek.
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Selama wawancara, konsentrasi klien baik dan fokus terhadap apa yang
ditanyakan. Klien bersekolah hanya sampai tingkat SD, klien mampu untuk menjawab
hitungan sederhana.
m. Kemampuan penilaian
Saat diberikan pilihan seperti apakah klien mendahulukan kegiatan merapikan tempat tidur
atau menyapu. Klien memilih merapikan tempat tidur terlebih dahulu karena kata klien itu
juga lebih mendesak.
n. Daya tilik dir
Klien mengetahui penyakit yang dideritanya.
H. PERSIAPAN PULANG

1. Makan dan minum


Klien makan 3 kali sehari dengan porsi makan habis, jenis makanan nasi, sayur, lauk-
pauk, klien dapat makan tanpa bantuan.
2. BAB/BAK
Klien dapat BAB dan BAK sendiri di kamar mandi tanpa bantuan
3. Mandi
Klien mandi secara mandiri, mandi 2x sehari. Klien mandi menggunakan sabun,
shampoo, dan juga sikat gigi.
4. Berpakaian/Berhias
Klien dapat mengganti pakaian secara mandiri tanpa bantuan orang lain. Klien
menggunakan baju dengan benar.
5. Istirahat dan Tidur
Klien mengatakan tidur nyanyak , namun terkadang klien terbangun karena diganggu
pasien lain.
6. Penggunaan Obat
Selama perawatan klien mendapat pengobatan secara teratur, obat diberikan oleh perawat
dan harus di tunggu untuk memastikan obatnya diminum oleh klien
7. Kegiatan di Dalam Rumah
Klien mengatakan ingin berkumpul dengan keluarga di rumah
8. Kegiatan di luar rumah
Klien mengatakan bila sudah pulang ingin bekerja.

I. MEKANISME KOPING

Klien mengatakan setiap mempunyai masalah selalu menceritakannya kepada keluarganya.

J. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Klien mengatakan ingin berkumpul dengan keluarga, ingin mengikuti kegiatan-kegiatan
sosial di daerah rumahnya. Klien mengatakan lebih nyaman di rumah daripada di RS. Klien
mengatakan perawat di RS baik dan tidak ada masalah

K. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


Klien mengatakan sudah mengetahui obat yang diminum, baik bentuk, warna, dan manfaat
obat tersebut. Klien menyebutkan ada 9 macam jumlah obat yang diminum.

L. ASPEK MEDIS

Diagnosa medis klien adalah : CKD std IV + Dispepsia


Therapi obat:
- Baxima 21 - Letonal 21
- Ranitidine 31 - Hepamax 31
- Neurosanbe 11 - Tonar 21
- Zibac 21 - Opilac 31
- Sanmag 31

M. ANALISA DATA

No DATA MASALAH
1. DS :

- Klien mengatakan merasa cemas dengan


keadaannya
Kecemasan
DO :

- Wajah klien tampak takut


- Klien tampak gelisah
2. DS :

- Klien mengatakan baru merasakan mual dari


kemarin
Gangguan rasa nyaman
- Klien mengeluh nyeri pada perutnya, tidak mau
makan kurang lebih selama 2 minggu.
DO :

- Klien tampak pucat


- BAB klien warna hitam dan sedikit-sedikit,
BAK sedikit warna seperti teh.
- Klien tampak hanya menghabiskan porsi
makannya
3. DS :

- Klien mengatakan takut akan kondisinya saat


ini
Ketakutan
DO :

- Klien tampak gelisah dan berkeringat


- Wajah klien tampak ketakutan

N. DAFTAR DIAGNOSA
a. Kecemasan
b. Ketakutan
c. Gangguan Rasa Nyaman

O. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Inisial Klien :K

Ruangan : Cendrawasih

Hari/tgl/ No
jam Dx Tujuan Intervensi Rasional
Rabu, 8 1. TUM : Klien mampu Sp 1 1. Pembinaan hubungan
Oktober mengurangi dan Bina hubungan saling saling percaya
2016 mengontrol percaya dengan : merupakan dasar
kecemasannya. 1. Sapa klien dengan terjalinnya komunikasi
10.00 WIB ramah baik verbal terbuka sehingga
TUK : maupun non verbal meningkatkan rasa
2. Perkenalkan diri dengan
1) Setelah diberikan komunikasi klien.
sopan.
askep selama 2 kali
3. Tanyakan nama lengkap
pertemuan (tiap
klien dan nama
pertemuan 20 menit)
panggilan yang disukai.
diharapkan klien 4. Jelaskan tujuan
membina hubungan pertemuan.
5. Jujur dan menepati janji
saling percaya dengan
6. Tunjukkan sikap empati
KH :
dan menerima klien apa
- Wajah klien cerah
adanya.
dan tersenyum
- Klien mau
membalas salam.
- Klien mau
menyebutkan nama
sambil berjabat tangan
dan ada kontak mata
- Klien bersedia
menceritakan
perasaannya
TUK : 7. Adakan kontak sering 2. Dapat mengetahui
2) Klien dapat dan singkat secara kapan klien
mengidentifikasi dan bertahap mengalami kecemasan
8. Bantu klien untuk 3. Untuk mengadopsi
menggambarkan
mengidentifikasi dan koping yang baru,
perasaan tentang
menggambarkan klien pertama kali
kecemasannya dengan
perasaan yang harus menyadari
KH :
mendasari perasaan dan
- Klien dapat
kecemasannya mengatasi
menyebutkan waktu,
9. Kaitkan perilaku klien
penyangkalan yang
isi, frekuensi
dengan perasaan
disadari atau tidak
timbulnya kecemasan.
tersebut
disadari
- Klien dapat 10. Gunakan pertanyaan
4. Mengetahui cara yang
mengungkapkan terbuka beralih dari
terbaik untuk
perasaannya terhadap topik yang tidak
mengontrol
kecemasannya. mengancam ke isu
kecemasan
konflik
11. Gunakan konfrontasi
TUK : 3) Klien dapat
yang suportif dengan
mengidentifikasi
bijaksana.
penyebab
12. Bantu klien
kecemasannya dengan
menggambarkan situasi
KE :
dan interaksi yang
- Klien dapat
mendahului kecemasan.
menceritakan 13. Tinjau penilaian
penyebab kecemasan terhadap stresor, nilai-
- Klien dapat nilai yang terancam dan
menyebutkan tindakan cara konflik
yang biasanya berkembang
14. Hubungkan pengalaman
dilakukan untuk
klien saat ini dengan
mengendalikan
pengalaman yang
kecemasannya.
relevan dengan masa
- Klien dapat memilih
cara mengatasi lalu.
15. Identifikasi bersama
kecemasannya.
klien cara / tindakan
yang dilakukan jika
terjadi kecemasan.
16. Diskusikan cara baru
untuk memutus /
mengontrol timbulnya
kecemasan
17. Bantu klien dalam
menilai kembali nilai,
sifat, dan arti stresor
pada saat yang tepat.

You might also like