You are on page 1of 13

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. W

Nama suami : Tn. A

Umur : 23 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Jenis kelamin : Perempuan

Status : Menikah

Agama : Islam

Alamat : Thehok

Tanggal masuk RS : 07 September 2016

No.RM : xx.xx.xx

II. ANAMNESA

Keluhan Utama :

Keluar darah dari jalan lahir sejak 1 hari yang lalu.

Riwayat penyakit sekarang :


Pasien hamil 9 minggu datang ke RS dengan keluhan keluar darah dari jalan lahir
sejak 1 hari yang lalu, darah berwarna kehitaman disertai gumpalan. Pasien juga mengeluh
perut bagian bawah yang terasa sakit. Pasien menyangkal pusing, mual dan muntah. Riwayat
trauma disangkal
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat Hipertensi , asma dan diabetes melitus disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat hipertensi, asma dan diabetes melitus disangkal

Riwayat Operasi : disangkal

Riwayat Pengobatan :
Pasien sedang tidak mengkonsumsi obat-obatan

Riwayat Alergi :
Riwayat alergi obat-obatan, makanan disangkal

Riwayat Haid :
Menarche : 14 tahun
Siklus haid : siklus 28 hari, lama 7 hari, teratur, tidak sakit
HPHT : 30 Juni 2016

Riwayat Pernikahan :
Pernikahan pertama
Masih menikah
Lama pernikahan 10 bulan

Riwayat ANC
Pasien 1x periksa ke bidan

Riwayat Persalinan :
Tempat Penolong Tahun Aterm Jenis PB (g) Keadaan
Bersalin Persalinan PB (cm)

Hamil
ini
III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis, pucat
Tekanan Darah : 100/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit, reguler isi cukup
Respirasi : 20 x/ menit
Suhu : 36,1 C

B. Status Generalis
Kepala : Simetris, deformitas (-)
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), Refleks pupil (+) isokor

Leher : pembesaran KGB (-)


Thoraks : Bentuk dan gerak simetris
Paru-paru : Sonor, Vesikuler (+/+)
Ronkhi -/- ; Wheezing -/-
Jantung : BJ S1 & S2 normal, reguler
Abdomen : Cembung, Bising usus (+), normal
Ekstremitas : edema kedua tungkai atas dan bawah (-/-)

C. Status Obstetrik
Abdomen : striae gravidarum (-), bekas operasi (-)

Status Ginekologi
Pemeriksaan dalam : portio lunak, pembukaan 1 cm, teraba jaringan (+), nyeri goyang (-)
Pemeriksaan Penunjang :

Hematologi Hasil Nilai normal


Hb 12,1 mg/dL 12,5-15,5 mg/dL
Ht 35 % 37-47 %
Leukosit 17.700/uL 5.000-10.000/uL
Trombosit 190.000/uL 250.000-400.000/uL

V. DIAGNOSIS
Ibu : G1P0A0 hamil 9 minggu dengan abortus inkomplit
Janin : -

VI. PENATALAKSANAAN
IVFD RL 20 tpm
Kuretase

VII. PROGNOSIS
Ibu : dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi Abortus
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram.
Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan, sedangkan abortus
yang terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan tersebut disebut abrtus provokatus. Abortus
provokatus ini dibagi 2 kelompok yaitu abortus provokatus medisinalis dan abortus
provokatus kriminalis. Disebut medisinalis bila didasarkan pada pertimbangan dokter untuk
menyelamatkan ibu. Di sini pertimbangan dilakukan oleh minimal 3 dokter spesialis yaitu
spesialis Kebidanan dan Kandungan, spesialis Penyakit Dalam, dan Spesialis Jiwa. Bila
perlu dapat ditambah pertimbangan oleh tokoh agama terkait. Setelah dilakukan terminasi
kehamilan, harus diperhatikan agar ibu dan suaminya tida terkena trauma psikis di kemudian
hari.
Angka kejadian abortus sukar ditemukan karena abortus provokatus banyak yang
tidak dilaporkan, kecuali bila sudah terjadi komplikasi. Abortus spontan dan tida jelas umur
kehamilannya, hanya sedikit memberikan gejala atau tanda sehingga biasanya ibu tida
melapor atau berobat. Sementara itu, dari kejadian yang diketahui, 15-20% merupakan
abortus psontan atau kehamilan ektopik. Sekitar 5% dari pasangan mengalami 3 atau lebih
keguguran yang berurutan.
Rata-rata terjadi 114 kasus abortus per jam. Sebagian besar studi menyatakan kejadian
abortus spontan antara 15-20% dari semua kehamilan. Kalau dikaji lebih jauh kejadian
abortus sebenarnya bisa mendekati 50%. Hal ini dikarenakan tingginya angka chemical
pregnancy loss yang tidak bisa diketahui pada 2-4 minggu setelah konsepsi. Sebagian besar
kegagalan kehamilan ini dikarenakan kegagalan gamet (misalnya sperma dan disfungsi
oosit).
Abortus habitualis adalah abortus yang terjadi berulang tiga kali secara berturut-turut.
Kejadiannya sekitar 3-5%. Data dari beberapa studi menunjukkan bahwa setelah 1 kali
abortus spontan, pasangan punya risiko 15% untuk mengalami keguguran lagi, sedangkan
bila pernah 2 kali, risikonya akan meningkat 25%. Beberapa studi meramalkan bahwa risiko
abortus setelah 3 abortus berurutan adalah 30-50%.

II. Etiologi
Pada kehamilan muda abortus tidak jarang didahului oleh kematian
mudigah.Sebaliknya, pada kehamilan lebih lanjut biasanya janin dikeluarkan dalam keadaan
masih hidup.
Penyebab abortus (early pregnancy loss) bervariasi dan sering diperdebatkan.
Umumnya lebih dari satu penyebab. Hal-hal yang dapat menyebabkan abortus dapat dibagi
sebagai berkut:
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau cacat.
Kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada hamil-muda. Faktor-
faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan ialah sebagai berikut:
a) Kelainan kromosom. Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan ialah
trisomi, poliploidi, dan kemungkinan pula keinginan kromosom seks.
b) Lingkungan kurang sempurna. Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat
implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil
konsepsi terganggu.
c) Pengaruh dari luar. Radiasi, virus, obat-obat dan sebagainya dapat mempengaruhi
baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini
umumnya dinamakan pengaruh teratogen.

2. Kelainan pada plasenta.


Endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenisasi plasenta
terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin.
Keadaan inui bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.

3. Penyakit ibu
Penyakit mendadak, seperti pneumonia, tifus abdominalis, pielonefritis, malaria, dan
lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin, bakteri, virus, atau plasmodium dapat
melalui plasenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin, dan
kemudian terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan, laparotomi, peritonitis umum,
dan penyakit menahun seperti brusellosis, mononucleosis infeksiosa, toksoplasmosis
juga dapat menyebabkan abortus walaupun lebih jarang.

4. Kelainan traktus genital


Retroversio uteri, miomata uteri, atau kelainan-bawaan uterus dapat menyebabkan
abortus. Tetapi, harus diingat bahwa hanya retroversion uteri gravid inkarserata atau
mioma submukosa yang memegang peranan penting. Sebab lain abortus dalam
trimester ke 2 ialah, servik inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan
bawaan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan, konisasi, amputasi, atau robekan
serviks luas yang tidak dijahit.

II. Patologi
Pada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh
nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian
atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan
uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu hasil
konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua
secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi koriales menembus
desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tida dilepaskan sempurna yang dapat
menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan 14minggu ke atas umumnya yang
dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta.
Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas dengan lengkap. Peristiwa abortus inui
menyerupai persalinan dalam bentuk miniature.
Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya
kantong amnion kosong atau tampak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas
(blighted ovum); mungkin pula janin telah mati lama (missed abortion).
Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu singkat, maka ia dapat
diliputi oleh lapisan bekuan darah. Isi uterus dinamakan mola kruenta. Bentuk inui menjadi
mola karnosa apabila pigmen darah telah diserap dan dalam sisanya terjadi organisasi,
sehingga semuanya tampa seperti daging. Bentuk lain adalah mola tuberose; dalam hal ini
amnion tampa berbenjol-benjol karena terjadi hematoma antara amnion dan korion.
Pada janin yang telah meninggal dan tida dikeluarkan dapat terjadi proses mumifikasi;
janin mongering dank arena cairan amnion menjadi kurang oleh sebab diserap, ia menjadi
agak gepeng (fetus kompressus). Dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertas
nperkamen (fetus papiraseus).
Kemungkinan lain pada janin-mati yang tida lekas dikeluarkan ialah terjadinya
maserasi; kulit terkupas, tenggorok menjadi lembek, perut membesar karena terisi cairan, dan
seluruh janin berwarna kemerah-merahan.

III. Diagnosis dan penanganan


Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang
perdarahan pervaginam setelah mengalami haid terlambat; sering terdapat pula rasa mules.
Kecurigaan tersebut diperkuat dengan ditentukannya kehamilan muda pada pemeriksaan
bimanual dan dengan tes kehamilan secara biologis (Galli Mainini) atau imunologik
(Pregnosticon, Gravindex) bilamana hal itu dikerjakan. Harus diperhatikan macam dan
banyanya perdarahan; pembukaan serviks dan adanya jaringan dalam kavum uteri atau
vagina.
Sebagai kemungkinan diagnosis lain harus difikirkan (1) kehamilan ektopik yang
terganggu; (2) mola hidatidosa; (3) kehamilan dengan kelainan pada serviks.
Kehamilan ektopik-terganggu dengan heamtokel retrouterina kadang-kadang agak
sukar dibedakan dari abortus dengan uterus dalam posisi retroversi. Dalam kedua keadaan
tersebut ditemukan amenorea disertai perdarahan per vaginam, rasa nyeri di perut bagian
bawah, dan tumor di belakang uterus. Tetapi keluhan nyeri biasanya lebih hebat pada
kehamilan ektopik. Apabila gejala-gejala menunjukkan kehamilan ektopik-terganggu, dapat
dilakukan kuldosentesis dan bila darah-tua dapat dikeluarkan dengan tindakan ini, diagnosis
kelainan dapat dipastikan. Pada mola hidatidosa uterus biasanya lebih besar daripada lamanya
amnorea dan muntah lebih sering. Apabila ada kecurigaan terhadap mola hidatidosa, perlu
dilakukan pemeriksaan ultrasonografi.
Karsinoma servisis uteri, polypus serviks dan sebagainya dapat menyertai kehamilan.
Perdarahan dari kelaianan tersebut dapat menyerupai abortus. Pemeriksaan dengan speculum,
pemeriksaan sitologik dan biopsy dapat menentukan diagnosis dengan pasti.
Secara klinik dapat dibedakan antara abortus imminens, abortus insipiens, abortus
inkompletus, dan abortus kompletus. Selanjutnya dikenal pula abortus servikalis, missed
abortion, abortus habitualis, abortus infeksiosus, dan abortus septic.

IV. Jenis dan derajat abortus

D E R AJ AT
Diagnosis Perdarahan Serviks Besar uterus Gejala lain
Abortus Sedikit hingga Tertutup Sesuai umur Plano tes(+)
imminens sedang kehamilan Kram
Uterus lunak
Abotus Sedang hingga Terbuka Sesuai atau lb Kram uterus lunak
insipiens banyak kecil
Abortus Sedikit hingga Terbuka Lebih kecil dari Kram
inkomplit banyak umur kehamilan Keluar jaringan
Uterus lunak
Abortus Sedikitatau tidak Lunak (terbuka Lebih kecil dari Sedikit/kram
komplit ada atau tertututp) umur kehamilan (-)
Uterus kenyal
Missed Sedikit dan Agak kenyal Lebih kecil dari Gejala kehamilan
abortion warna kehitaman dan tertutup umur kehamilan menghilang
Uterus tak
membesar

Abortus Iminens
Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu,
dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Gejala Klinis:
- Penderita mengeluh mulas sedikit atau tidak sama sekali
- Perdarahan pervaginam
- Osteum uteri masih tertutup
- Besarnya uterus masih sesuai dengan umur kehamilan
- Tes kehamilan masih positif
Pemeriksaan Penunjang: USG
Diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan janin yang ada dan mengetahui keadaan
plasenta apakahn sudah terjadi pelepasan atau belum. Diperhatikan ukuran biometri
janin/ kantong gestasi apakah sesuai dengan umur kehamilan berdasarkan HPHT.
Abortus Insipiens
Abortus yang sedang mengancam yang ditandai dengan serviks telah
mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi hasil konsepsi masih dalam
kavum uteri dan dalam proses pengeluaran.
Gejala klinis:
- Penderita mengeluh mulas
- Perdarahan bertambah
- Besar uterus masih sesuai dengan umur kehamilan
- Tes kehamilan masih positif

Pemeriksaan penunjang: USG


- Akan didapati pembesaran uterus yang masih sesuai dengan umur kehamilan.
- Gerak janin dan gerak jantung masih masih jelas, walau mungkin sudah tidak
normal,
- Biasanya terlihat penipisan serviks uterus atau pembukaannya.
- Perhatikan pula ada tidaknya pelepasan plasenta dari dinding uterus.

Abortus Inkompletus
Sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri dan masih ada sebagian
yang tertinggal. Pada pemeriksaan vagina, hasil konsepsi masih tertinggal di dalam
uterus, kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum uteri atau
menonjol pada ostium uteri eksternum.

Gejala Klinis:
Perdarahan biasanya masih terjadi jumlahnyapun bisa banyak atau sedikit bergantung
pada jaringan yang tersisa.
Pemeriksaan penunjang: USG
- Hanya dilakukan bila kita ragu dengan diagnosis secara klinis.
- Besar uterus sudah lebih kecil dari umur kehamilan dan kantong gestasi sudah
sulit dikenali

Abortus kompletus
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Semua hasil konsepsi telah
dikeluarkan, osteum uteri telah menutup, uterus sudah mengecil sehingga perdarahan
sedikit. Besar uterus tidak sesuai dengan umur kehamilan.

Abortus dengan risiko (unsafe abortion)


1 Terminasi kehamilan yang tidak dikehendaki oleh wanita atau pasangannya melalui cara
yang mempunyai risiko tinggi terhadap keselamatan jiwa wanita tersebut karena dilakukan
oleh individu yang tidak mempunyai pengetahuan dan ketrampilan yang sangat diperlukan,
serta menggunakan peralatan yang tidak memenuhi persyaratan minimal bagi suatu
tindakan medis. Misalnya:
2 Bahan dan tindakan yang digunakan:
3 Batang kayu, akar pohon kayu, tangkai daun yang bergetah, batang plastik dimasukan
kavum uteri.
4 Pemijatan langsung ke korpus uteri hingga terjadi memar di dinding perut, kandung
kemih, adneksa ataupun usus.
5
Komplikasi
1 Syok
2 Perdarahan hebat
3 Infeksi/ sepsis
4 Trauma intra abdomen

SYOK
1 Segera lakukan penilaian tanda-tanda syok:
2 Nadi cepat dan lemah
3 Turunnya tekanan darah (sistolik < 90 mmHg dan diastolik < 60 mmHg)
4 Pucat ( terutama palpebra, telapak tangan dan bibir)
5 Berkeringat banyak, gelisah, apatis atau kehilangan kesadaran
6 Pernafasan cepat (> 30X/mt)
7
Perdarahan hebat
Perdarahan banyak merah, segar dengan/tanpa bekuan
Darah membasahi pakaian, kain, selimut dsb
Pucat (konjuctiva, palpebra, tangan dan bibir)
Pusing,kesadaran menurun

INFEKSI / SEPSIS
1 Demam tinggi (>38 C), menggigil, berkeringat
2 Sekret vaginan berbau
3 Kaku dan tegang pada dinding perut bawah
4 Cairan mukopurulen melalui ostium serviks
0 Nyeri goyang serviks

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo Sarwono. Ilmu Kebidanan. Edisi 4, cetakan I Jakarta : PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo, 2008.
Kenneth J. Leveno et al. Williams Manual Of Obstetri, 21st Ed, Jakarta : EGC 2009.
Pedoman diagnosis dan terapi obstetri dan ginekologi FK Unpad, RS. Dr. Hasan
Sadikin, 2005
Current Diagnosis & Treatment Obstetrics & Gynecology, Tenth Edition, 2007.

You might also like