Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul asuhan keperawatan pada klien post
partum dengan komplikasinya dengan sebaik-baiknya.
Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ilmu
keperawatan serta sebagai syarat menempuh ujian semester.
Dalam penyusunan makalah ini,penulis telah mengalami berbagai hal baik suka
maupun duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan
lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai
pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus penulis
sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul
makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan
psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian
besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan adalah peristiwa kodrati yang
harus dilalui tetapi sebagian wanita mengganggap sebagai peristiwa khusus yang
sangat menentukan kehidupan selanjutnya. Perubahan fisik dan emisional yang
kompleks, memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses
kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang
ditumbuhkan dari norma-norma sosial cultural dan persoalan dalam kehamilan itu
sendiri dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi
emosional ringan hingga ke tingkat gangguan jiwa yang berat.
2. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui asuhan keperawatan post partum dengan infeksi puerferalis
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dengan haemoragia post partum
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dengan tromboemboli post partum
4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan post partum dengan pre eklamsi berat
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dengan depresi post partum
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN POSTPARTUM DENGAN
KOMPLIKASI
KONSEP DASAR
DEFINISI
Infeksi pueperalis adalah infeksi bakteri pada truktus genetalia yang terjadi setelah
melahirkan, ditandai dengan kenaikan suhu hingga mencapai 38o C atau lebih setelah 2 hari
dalam 10 hari pertama pasca persalinan dengan mengecualikan 24 jam pertama.
1. Infeksi yang terbatas pada perineum, vulva , vagina, serviks, dan endometrium.
2. Penyebaran melalui vena, saluran limfe ( sistemik dan melalui permukaan
endometrium )
ETIOLOGI
Etiologi melibatkan mikroorganime anaerob dan aerob patogen yang kebanyakan patogen
yang kebanyakan merupakan flora normal kuman anaerob, biasanya berupa kokus gram
positif, seperti streptokokus, bakteriode, dan klostridium. Bisa juga berbentuk kuman aerob
berbentuk gram posistif dan E.Coli. selain itu, dapat juga diakibatkan oleh: streptokokus
hemolitikus aerobikus dan stafilokokus aureus. Faktor risiko yang dapat menyebabkan
terjadinya infeksi adalah sebagai berikut.
1. Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh ibu seperti perdarahan,
anemia, nutrisi buruk, status sosial ekonomi rendah, dan imunosupresi.
2. Partus lama, terutama dengan ketuban pecah lama.
3. Tindakan bedah vagina yang menyebabkan perlukaan pada jalan lahir.
4. Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban, dan bekuan darah.
MANIFESTASI KLINIS
1. Infeksi yang terbatas pada pada perineum, vulva, vagina, serviks, dan
endometrium.
Rasa nyeri dan panas pada tempat infeksi, disuria dengan atau distensi urine
Jahitan luka mudah lepas, merah, dan bengkak.
Bila getah rendah bisa keluar, biasanya keadaan tidak berat, suhu sekitar 380C,
dan nadi kurang dari 100 kali permenit.
Bila luka terinfeksi tertutup jahitan dan getah rendah tidak dapt keluar, demam
bisa meningkat hingga 39-400 C, kadang-kadang disertai menggigil.
b. Endometritis.
Kadang-kadang lokia tertahan dalam uterus oleh darah sisa plasenta dan
selaput ketuban yang disebut lokiametra.
Mengeluarkan lokia bisa banyak/sedikit. Kadang-kadang berbau/tidak , lokia
berwarna merah/cokelat.
Suhu badan meningkat mulai 48 jam postpartum, sring kali dengan pola gigi
gergaji ( 380 400C ), menggigil, nadi biasanya sesuai dengan kurva suhu
tubuh.
Sakit kepala, sulit tidur, dan anoreksia.
Nyeri tekan pada uterus, uterus agak membesar dan lembek, hisusulan
biasanya sangat mengganggu.
Leukositosis dapat berkisar antara 10.000 13.000/ mm3.
2. Penyebaran dari tempat tempat infeksi melalui vena vena jalan limfe dan
permukaan endometrium.
b. Peritonitis
Pada umumnya terjadi peningkatan suhu, nadi cepat, dan kecil, perut
kembung dan nyeri, serta ada defensif muskuler. Muka ibu mula mula
kemerahan,kemudian menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin,
serta terdapat facishipocratica.
Pada peritonitis yang terdapat didaerah pelvis, gejala tidak seberat
peritonitis umum ibu demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum
tetap baik. Bisa terdapat pembentukan abses.
c. Selulitis pelvis
Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu disertai rasa nyeri di kiri atau
kanan, pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri disebelah
uterus. Dalam keadaan ini, suhu yang mula mula tinggi menetap menjadi naik
turun disertai menggigi. Ibu tampak sakit, nadi cepat dan perut nyeri.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Jumlah sel darah putih (SDP): normal atau tinggi dengan pergeseran diferensial ke
kiri
2. Laju endap darah (LED) dan jumlah sel darah merah (SDM) sangat meningkat
dengan adanya infeksi.
3. Hemoglobin/gematokrit (Hb/Ht) mengalami penurunan pada keadaan anemia.
4. Kultur (aerobik/anaerobik) dari bahan intrauterus atau intraservikal atau drainase
luka atau perwarnaan gram di uterus mengidentifikasi organisme penyebab.
5. Urinalisis dan kultur mengesampingkan infeksi saluran kemih.
6. Ultrasonografi menentukan adanya fragmen fragmen plasenta yang tertahan
melokalisasi abses perineum.
7. Pemeriksaan bimanual: menentukan sifat dan lokal nyeri pelvis, massa atau
pembentukan abses, serta adanya vene vena dengan trombosis.
PENATALAKSANAAN
Pencegahan
a. Selama kehamilan, bila anemia ibu diperbaiki, berikan diet yang baik.
b. Koitus pada kehamilan tua sebaiknya dilarang.
c. Selama persalinan, batasi masuknya kuman dijalan lahir. Jaga persalinan agar
tidak berlarut larut. Selesai persalinan dengan trauma sedikit mungkin. Cegah
perdarahan banyak dan penularan penyakit dan petugas dalam kamar persalinan.
Alat-alat persalinan harus steril dan lakukan persalinan hanya bila perlu dan atas
indikasi tepat.
d. Selama nifas rawat higiene perlukaan jalan lahir. Jangan merawat ibu dengan
tanda-tanda infeksi nifas bersama dengan wanita dalam nifas yang sehat.
Penanganan medis
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Pengkajian awal
a. Dimulai sejak kehamilan yang meliputi keadaan prenatal dan setelah persalinan
berlangsung.
G,P,A,H.
Usia kehamilan dalam minggu
Penyakit kehamilan yang menyertai jika ada.
Lam proses persalinan.
b. Perawatan dan kemajuan selam 1 Jam postpartum.
HPP.
Preeklampesia.
Depresi mental.
Keadaan umum ibu.
Kontraksi dan tinggi fundus uterus.
Warna, jumlah, dan bau lokia.
Peritonium.
Rektum.
Apakah vesika urinaria penuh atau tidak.
c. Pada waktu pengkajian dilihat bagaimana status emosi ibu, pengetahuan ibu
tentang selt care, perawatan bayi, dan sosila budaya.
2. Pengkajian berikutnya
Observasi setiap 8 jam untuk mendeteksi adanya tanda-tanda komplikasi dengan
mengevaluasi sistem dalam tubuh. Pengkajian ini meliputi:
Diagnosis keperawatan
1. Nyeri atau ketidaknyamanan yang berhubungan dengan respon tubuh pada agen
tidak efektif, sifat infeksi (miksedema kulit atau jaringan, eritema).
2. Risiko infeksi, berhubungan dengan kerusakan kulit dan/atau jaringan, vaskularisasi
tinggi pada area yang sakit, prosedur invasif dan/atau peningkatan pemajanan
lingkungan, penyakit kronis.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat, anoreksia, mual, muntah, pembatasan medis.
DEFINISI
Hemoragia postpartum (perdarahan postpartum) adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml
dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi (William, 1981). Namun, menurut doengoes
(2001), perdarahan postpartum adalah kehilangan lebih 500 ml selama atau setelah
melahirkan.
Dengan pengkuran kuantitatif, ternyata batasan tersebut tidak terlalu tepat, karena terbukti
bahwa darah yang keluar pada persalinan per vagianam umumnya lebih dari 500 ml, dan ini
merupakan salah satu penyebab mortaliatas pada ibu. Perdarahan postpartum dapat dibagi
menjadi dua.
ETIOLOGI
berbagai penyebab penting, baik yang berdiri sendiri maupun bersama-sama yang dapat
menimbulkan perdarahan postpartum adalah sebagai berikut.
Faktor predisposisi
1. Kelahiran besar.
2. Kelainan forsep senang tengah.
3. Rotasi forsep.
4. Kelahiran sebelum pembukaan serviks lengkap.
5. Insisi serviks.
6. Kelahiran per vaginam.
7. Post-seksio caesarea.
8. Insisi uterus insisi.
Di samping hal diatas, kekeliruan pada pengolahan pada kala III adalah dengan
mempercepat kelahiran plasenta seperti pengeluaran plasenta manual, dengan terus-menerus
meremas uterus yang telah berkonstraksi baik, sehingga dapat mengahambat mekanisme
fisiologis pelepasan plasenta. Akibat pelepasan plasenta yang tidak lengkap akan terjadi
peningkatan jumlah perdarahan
TANDA KLINIS
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Bila ada kemungkinan adanya akumulasi darah uterus/dalam vagina yang tidak diketahui,
maka pemeriksaan gianosis perdarahan postpartum biasanya dapat dijelaskna dengan
inspektulum pada vagina serviks, dan uterus.
PROGNOSIS
dengan adanya perdarahan yang keluar pada kala III, bila tidak berkontraksi dengan kuat
uterus harus diurut
1. Dorongan pada plasenta di upayakan dengan tekanan manual pada fundus uterus.
Bila perdarahan berlanjut, pengeluaran plasenta secara manual harus dilakukan.
2. Pemberian 20 unit oksitoksin dalam 1000 ml larutan RL atau normal saline terbukti
efektif bila diberikan perifus intravena kurang lebih 10 ml/menit bersama dengan
mengurut uterus secara efektif.
3. Bila cara tidak efektif ergovine 0,2 mg yang diberikan secara IV dapat merangsang
uterus untuk berkontraksi dan beretraksi dengan baik, untuk mengatasi perdarahan
dari tempat implantasi plasenta.
Bila penatalaksanaan perdarahan yang telah disebutkan tadi masih belum berhasil, maka
segera lakukan tindakan berikut.
1. Lakukan kompresi uterus bimanual (tindakan ini akan mengatasi sebagian besar
perdarahan).
2. Transfusi darah. Golongan darah setiap ibu harus sudah diketahui sebelum
persalinan.
3. Lakukan eksplorasi kavum uteru secara manual untuk mencari sisa plasenta yang
tertinggal.
4. Lakukan pemeriksaan inspekulum pada serviks dan vagina.
5. Pasang tambahan infus IV kedua dengan menggunakan katerer IV yang besar,
sehingga oksitosin dapat diteruskan sambil membersihkan darah.
6. Kecukupan output jantung pengisian aterial dapt dipantau melaui produksi kemih.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Sirkulasi
a. Perubahan TD dan nadi (mungkin tidak terjadi sampai kehilangan darah
bermakna)
b. Perlambatan pengisian kapiler.
c. Pucat, kulit dingin/lembab.
d. Perdarahan vena gelap dari uterus ada secara eksternal (plasenta tertahan).
e. Dapat mengalami perdarahan per vaginam berlebihan, rembesan dari insisi
caesarea atau episiotomi, seperti: rembesan kateter intravena, injeksi
intramuskular atau kateter urinarius, perdarahan gusi (tanda-tamda koagulasi
intravaskular diseminata).
f. Hemoragi berat atau gejala syok diluar proporsi jumlah kehilngan darah (inversi
uterus).
2. Eliminasi
Kesulitan berkemih dapat menunjukkan hematoma dari porsi vagina.
3. Nyeri/ketidaknyamanan
Sensasi nyeri terbakar/ronbekan(laserasi),nyeri vulva/vagina/pelvis/punggung berat
(hematoma), nyeri uterus lateral, nyeri panggul (hemtoma kedalam ligamen luas),
nyeri tekan abdominal (atonia uterus, fragemen plasenta tertahan), nyeri abdominal
(inversi uterus).
4. Keamanan
a. Laserasi jalan lahir: daerah merah terang sedikit menetap (mungkin tersembunyi)
dengan uterus keras, uterus berkontraksi dengan baik, robekan terlihat pada labia
mayora/minora dari muara vagina ke perineum, robekan episiotomi luas, ekstensi
episiotomi ke dalam kubah vagina atau robekan pada serviks.
b. Hematoma: unilateral, penonjolan masa tegang berfluktuasi pada muara vagina
atau meliputi labia mayor, keras nyeri pada sentuhan perubahan warna
kemerahan atau kebiruan unilateral kulit perineum atau bokong (hematoma
abdominal setelah kelahiran caesarea mungkin asimptomatik, kecuali pada
perubahan tanda vital)
5. Seksualitas
a. Pembesaran uterus lunak dan menonjol, sulit dipalpasi, perdarahan merah terang
dari vagina (lambat atau tersembunyi), bekuan-bekuan besar dikeluarkan dari
masase uterus (atonia uterus).
b. Uterus kuat, kontraksi baik atau kontraksi parstial dan agak menonjol (fragmen-
fragmen plasenta yang tertahan.
c. Fundus uterus terinversi mendekat pada kontak atau menonjol melalui
os,eksternal (inversi uterus).
d. Kehamilan baru dapat mempengaruhi hiperdistensi uterus (gestasi multipel
polihidramnion, makrosomia) abrupsi plasenta, plasenta previa.
1. Sirkulasi
a. Rembesan kontinu atau rembesan tiba-tiba.
b. Kelihatan pucat, anemis.
2. Nyeri/ketidaknyamanan.
a. Nyeri tekan uterus (fragmen-fragmen plasenta tertahan).
b. Ketidaknyamanan vagina/pelvis, sakit punggung (hematoma).
3. Keamanan
a. Lokia berbau busuk (infeksi).
b. Ketuban pecah dini.
4. Seksualitas
a. Tinggi fundus badan uterus gagal kembali pada ukuran dan fungsi sebelum
kehamilan (subinvolusi).
b. Leukore mungkin ada.
c. Terlepas jaringan.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
DIAGNOSA KEPERAWATAN
KONSEP DASAR
DEFINISI
1. Trombosis adalah pembentukan masa bekuan darah dalam sistem kardiovaskuler
yang tidak terkendali ( Robin & Kumar, 1995).
2. Emboli adalah oklusi beberapa bagian sistem kardiovaskuler oleh suatu masa
(embolus) yang tersangkut dalam perjalanannya kesuatu tempat melalui arus darah
(Robin & Kumar, 1995).
3. Tromboembolisme adalah gabungan trombosis dan embolisme (Robin &
Kumar,1995)
4. Trombofleblitis adalah kondisi dimana terbentuk bekuan dalam vena sekunder akibat
inflamasi atau trauma dinding vena atau karena obstruksi vena sebagian (Doengoes,
2000).
Insiden tromboemboli pada kehamilan dan puerperium adalah 5 kali lebih tinggi
dibandingkan wanita yang tidak hamil pada usia yang sama. Tromboemboli adalah
penyebab utama kematian maternal di Amerika serikat. Trombosis vena terjadi pada satu
dari 2000 wanita selama kehamilan dan satu dari 700 wanita setelah malahirkan (Nuwahid
dkk,1998).
Umumnya etiologi trombos disebabkan oleh 3 hal yang dikenal dengan trias
Vischow.
FAKTOR PREDISPOSISI
MANIFESTASI KLINIS
PEMERIKSAAAN PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
1. Tromboembolisme ringan
Ditangani oleh istirahat, dapat juga dengan pemberian antibiotik dan ibu dianjurkan
untuk mobilisasi atau aktivitas ringan
2. Tromboembolisme berat
Antikoagulan untuk mencegah bertambah luasnya trombus dan mengurangi bahaya
emboli. Terapi dapat dimulai dengan heparin melalui infus IV sebanyak 10.000 iu
satuan setiap 6 jam dan diteruskan dengan kaumarin 10 gram per hari kemudian 3
mg perhari dan selama 6 minggu kemudian dikurangi dan dihentikan dalam 2
minggu.
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN TROMBOEMBOLI
Pengkajian
1. Aktivitas
Riwayat duduk lama, imobilitas dengan tirah baring, anestesi akibat pembatasan
aktivitas, juga mencakup pekerjaan ibu
2. Sirkulasi
a. Varises vena
b. Peningkatan frekuensi nadi
c. Riwayat trombosis vena sebelumnya, masalah jantung, hemografi, hipertensi
karena kehamilan, dan hiperkoagulabilitas pada perineum dini
d. Nadi perifer berkurang, tanda Hotman positif, ekstremitas bawah (paha dan
betis) mungkin hangat dan warna kemerahan, tungkai yang sakit, dingin,
pucat, serta edema.
3. Cairam
a. Penigkatan berat badan
b. ASI kadang-kadang berkurang pada ibu menyusui
4. Nyeri atau ketidaknyamanan
a. Nyeri tekan pada area yang sakit
b. Trombosis dapat teraba/menonjol dan berlekuk
5. Keamanan
a. Adanya endometritis postpartum atau selulitis pelvis
b. Suhu mungkin agak tinggi dan menggigil
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Gangguan perfusi jaringan yang berhubungan dengan interupsi jaringan vena
2. Nyeri akut yang berhubungan dengan proses inflamasi spasme vaskular
3. Ansietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan
DEFINISI
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas
yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda
kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul
setelah kehamilan berumur 28 minggu atau lebih. (Nanda, 2012)
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan
proteinuria (Prawirohardjo, 2008).
Pre eklamsi adalah timbulanya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan
setelah usia 20 minggu atau segera setelah persalinan (Mansjoer dkk, 2006).
ETIOLOGI
Penyebab preeklamsi sampai sekarang belum di ketahui secara pasti,tapi pada penderita
yang meninggal karena preeklamsia terdapat perubahan yang khas pada berbagai alat.Tapi
kelainan yang menyertai penyakit ini adalah spasmus arteriole, retensi Na dan air dan
coogulasi intravaskulaer.
Walaupun vasospasmus mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit ini, akan tetapi
vasospasmus ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai preeklamsi.
Sebab pre eklamasi belum diketahui,
a. Vasospasmus menyebabkan :
MHypertensi
Pada otak (sakit kepala, kejang)
Pada placenta (solution placentae, kematian janin)
Pada ginjal (oliguri, insuffisiensi)
Pada hati (icterus)
Pada retina (amourose)
b. Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklamsia yaitu :
Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan
molahidatidosa
Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan
Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam
uterus
Timbulnya hipertensi, edema, protein uria, kejang dan koma.
c. Factor Perdisposisi Preeklamsi
Molahidatidosa
Diabetes melitus
Kehamilan ganda
Hidrocepalus
Obesitas
Umur yang lebih dari 35 tahun
Klasifikasi
Preeklamsi di bagi menjadi 2 golongan yaitu :
a. Preeklamsi Ringan :
1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang di ukur pada posisi berbaring
terlentang, atau kenaikan diastolic 15 mmHg atau lebih, kenaikan sistolik 30
mmHg/lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan
jarak periksa 1 jam, dan sebaiknya 6 jam.
2) Edema umum (kaki, jari tangan dan muka atau BB meningkat)
3) Proteinuri kuwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, sedangkan kuwalitatif 1+ & 2+ pada
urine kateter atau midstream.
b. Preeklamsi Berat
1) TD 160/110 mmHg atau lebih
2) Proteinuria 5gr atau lebih perliter
3) Oliguria (jumlah urine <500cc/24 jam)
4) Adanya gangguan serebri, gangguan visus, dan rasa nyeri pada efigastrium
5) Terdapat edema paru dan sianosis
Manifestasi Klinis
a. penambahan berat badan yang berlebihan, terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali.
b. Edema terjadi peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.
c. Hipertensi (di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit)
1) TD > 140/90 mmHg atau
2) Tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg
3) Diastolik>15 mmHg
4) tekanan diastolic pada trimester ke II yang >85 mmHg patut di curigai sebagai
preeklamsi
d. Proteinuria
1) Terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam urin 24 jam atau pemeriksaan kuwalitatif
+1 / +2.
2) Kadar protein > 1 g/l dalam urine yang di keluarkan dengan kateter atau urine porsi
tengah, di ambil 2 kali dalam waktu 6 jam.
Patofisiologi
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan
hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ , termasuk ke utero
plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre eklampsia.
Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi
arterial.Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari
sirculating pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh
yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan
pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardation.
Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga
0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine
meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml
b. USG : untuk mengetahui keadaan janin
c. NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin
Komplikasi
Tergantung derajat pre-eklampsianya, yang termasuk komplikasi antara lain atonia
uteri (uterus couvelaire), sindrom HELLP (Haemolysis Elevated Liver Enzymes, Low
Platelet Cown), ablasi retina, KID (Koagulasi Intra Vaskular Diseminata), gagal ginjal,
perdarahan otal, oedem paru, gagal jantung, syok dan kematian.
Komplikasi pada janin berhubungan dengan akut kronisnya insufisiensi
uteroplasental, misalnya pertumbuhan janin terhambat dan prematuritas.
Penatalaksanaan
a. Prinsip Penatalaksanaan Pre-Eklampsia
1) Melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah
2) Mencegah progresifitas penyakit menjadi eklampsia
3) Mengatasi atau menurunkan risiko janin (solusio plasenta, pertumbuhan janin
terhambat, hipoksia sampai kematian janin)
4) Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera mungkin setelah
matur, atau imatur jika diketahui bahwa risiko janin atau ibu akan lebih berat jika
persalinan ditunda lebih lama.
b. Penatalaksanaan Pre-Eklampsia Ringan
1) Dapat dikatakan tidak mempunyai risiko bagi ibu maupun janin
2) Tidak perlu segera diberikan obat antihipertensi atau obat lainnya, tidak perlu
dirawat kecuali tekanan darah meningkat terus (batas aman 140-150/90-100 mmhg).
3) Istirahat yang cukup (berbaring / tiduran minimal 4 jam pada siang hari dan
minimal 8 jam pada malam hari)
4) Pemberian luminal 1-2 x 30 mg/hari bila tidak bisa tidur
5) Pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) 1 x 80 mg/hari.
6) Bila tekanan darah tidak turun, dianjurkan dirawat dan diberi obat antihipertensi :
metildopa 3 x 125 mg/hari (max.1500 mg/hari), atau nifedipin 3-8 x 5-10 mg/hari,
atau nifedipin retard 2-3 x 20 mg/hari, atau pindolol 1-3 x 5 mg/hari (max.30
mg/hari).
7) Diet rendah garam dan diuretik tidak perlu
8) Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa tiap 1 minggu
9) Indikasi rawat : jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah 2 minggu
rawat jalan, peningkatan berat badan melebihi 1 kg/minggu 2 kali berturut-turut, atau
pasien menunjukkan tanda-tanda pre-eklampsia berat. Berikan juga obat
antihipertensi.
10) Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai pre-eklampsia berat.
Jika perbaikan, lanjutkan rawat jalan
11) Pengakhiran kehamilan : ditunggu sampai usia 40 minggu, kecuali ditemukan
pertumbuhan janin terhambat, gawat janin, solusio plasenta, eklampsia, atau indikasi
terminasi lainnya. Minimal usia 38 minggu, janin sudah dinyatakan matur.
12) Persalinan pada pre-eklampsia ringan dapat dilakukan spontan, atau dengan bantuan
ekstraksi untuk mempercepat kala ii.
Biasanya pada preeklamsia terjadi peningkatan TD, melebihi tingkat dasar setetah 20
minggu kehamilan,
o Nadi :
Biasanyanadi meningkat atau menurun
o Leher :
Apakah ada bendungan atau tidak pada Pemeriksaan Vena Jugularis, jika ada
bendungan menandakan bahwa jantung ibu mengalami gangguan. Edema
periorbital yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam Suhu dingin
Auskultasi :
Untuk mendengarkan detak jantung janin untuk mengetahui adanya fotal distress,
bunyi jantung janin yang tidak teratur gerakan janin melemah.
System reproduksi
a. Dada
Payudara : Dikaji apakah ada massa abnormal, nyeri tekan pada payudara.
b. Genetalia
Inspeksi : adakah pengeluaran pervaginam berupa lendir bercampur darah, adakah
pembesaran kelenjar bartholini / tidak.
c. Abdomen
Palpasi : untuk mengetahui tinggi fundus uteri, letak janin, lokasi edema, periksa
bagian uterus biasanya terdapat kontraksi uterus
Sistem integument perkemihan
a. Periksa vitting udem biasanya terdapat edema pada ekstermitas akibat
gangguan filtrasi glomelurus yang meretensi garam dan natrium, (Fungsi ginjal
menurun).
b. Oliguria
c. Proteinuria
Sistem persarafan
Biasanya hiperrefleksi, klonus pada kaki
Sistem Pencernaan
Palpasi : Abdomen adanya nyeri tekan daerah epigastrium (kuadran II kiri atas),
anoreksia, mual dan muntah.
Pengelompokan Data
a. Data Subyektif
Biasanya ibu mengeluh Panas
Biasanya ibu mengeluh sakit kepala
Biasanya ibu mengeluh nyeri kepala
Biasanya ibu mengeluh nyeri perut akibat fotal distress pada janin
Biasanya ibu mengeluh tegang pada perutnya
Biasanya mengeluh nyeri
Skala nyeri (2-4)
Klien biasanya mengatakan kurang nafsu makan
Klien biasanya sering mual muntah
Klien biasanya sering bertanya
Klien biasanya sering mengungkapkan kecemasan
b. Data Obyektif
Biasanya teraba panas
Biasanya tampak wajah ibu meringis kesakitan
Biasanya ibu tampak kejang
Biasanya ibu tampak lemah
Biasanya penglihatan ibu kabur
Biasanya klien tampak cemas
Biasanya klien tampak gelisah
Biasanya klien tampak kurus,
biasanya klien tampak lemah, konjungtiva anemis.
Tonus otot perut tampa tegang
Biasanya ibu tampak meringis kesakitan
Biasanya tamapa cemas
Biasanya DJJ bayi cepat >160
BiAsanya ibu tampak meringis kesakitan
biasanya ibu tampak cemas
Biasanya skala nyeri 4 = nyeri berat (skala nyeri 1-5)
aktivitas janin menurun
DJJ meningkat >160
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan yang bisa didapat dari pengkajian diatas yaitu:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan karena faktor biologi,
3. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan Gangguan mekanisme regulasi.
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
PENGERTIAN
Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan
berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapan pun bahkan sampai 1 tahun kedepan.
Depresi postpartum pertama kali ditemukan oleh Pitt pada tahun 1988. Pitt menyatakan
bahwa depresi post parum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan
menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan dan kehilangan
libido(kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan suami).
Llewelly-jones (1994) menyatakan wanita yang didiagnosa mengalami depresi 3
bulan pertama setelah melahirkan yaitu wanita tersebut secara social dan emosional meras
terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian hidupnya.Berdasarkan uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa depresi post partum adalah gangguan emosional pasca persalinan
yang bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung
terus-menerus sampai 6 bulan atau bahkan sampai satu tahun.. tingkat keparahan depresi
postpartum bervariasi. Keadaan ekstrem yang paling ringan yaitu saat ibu mengalami
kesedihan sementara yang berlangsung sangat cepat pada masa awal postpartum, ini
disebut dengan the blues atau maternity blues.
Gangguan postpartum yang paling berat disebut psikosis postpartum atau
melankolia. Diantara 2 keadaan ekstrem tersebut terdapat kedaan yang relatif mempunyai
tingkat keparahan sedang yang disebut neurosa depresi atau depresi postpartum.
Faktor pendidikan
Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan sosial dan konflik peran,
antara tuntutan sebagai perempuan yang memiliki dorongan untuk bekerja atau melakukan
aktivitasnya diluar rumah, dengan peran mereka sebagai ibu rumah tangga dan orang tua
dari anakanak mereka.
Faktor selama proses persalinan.
Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta intervensi medis yang digunakan selama
proses persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik yang ditimbulkan pada saat
persalinan, maka akan semakin besar pula trauma psikis yang muncul dan kemungkinan
perempuan yang bersangkutan akan menghadapi depresi pascasalin.
Faktor dukungan social
Banyaknya kerabat yang membantu pada saat kehamilan, persalinan dan pascasalin,
beban seorang ibu karena kehamilannya sedikit banyak berkurang.
Untuk mencegah terjadinya depresi post partum sebagai anggota keluarga harus
memberikan dukungan emosional kepada ibu dan jangan mengabaikan ibu bila terlihat
sedang sedih, dan sarankan pada ibu untuk:
1. Beristirahat dengan baik
2. Berolahraga yang ringan
3. Berbagi cerita dengan orang lain
4. Bersikap fleksible
5. Bergabung dengan orang-oarang baru
6. Sarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis
PROGNOSIS
Identifikasi dan intervensi secara dini prognosenya pada wanita yang mengalami depresi
postpartum adalah baik. Beberapa kasus yang pernah dilaporkan tertangani dengan baik jika efek
depresi post partum ini diketahui sejak awal. Pencegahan yang paling utama adalah informasi
tentang faktor resiko terjadinya depresi postpartum di masyarakat sebagai nilai penting untuk
mencegah terjadinya depresi ini. Skrining awal terjadinya depresi postpartum ini dapat diketahui
saat ibu membawa bayinya pada tempat pelayanan kesehatan untuk dilakukan imunisasi sehingga
pencegahan terjadinya depresi postpartum dan depresi secara umum dapat dihindari.
1. Pengkajian
Pengenalan gejala mood merupakan hal yang penting untuk dilakukan oleh
perawatperinatal. Rencana keperawatan harus merefleksikan respons perilaku yang
diharapkan dari gangguan tertentu. Rencan individu didasarkan pada karakteristik wanita
dan keadaannya yang spesifik. Suami atau pasangan wanita tersebut juga dapat mengalami
gangguan emosional akibat perilaku wanita tersebut.Pengkajian pada pasien post partum
blues menurut Bobak ( 2004 ) dapat dilakukan pada pasien dalam beradaptasi menjadi orang
tua baru.
Pengkajiannya meliputi ;
a. Identitas klien.
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical record dan
lain-lain
b. Keluhan Utama
Mudah marah, cemas, melukai diri
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada Ibu dengan depresi postpartum biasanya terjadi kurang nafsu makan, sedih murung,
mudah marah, kelelahan, insomnia, anorexia, merasa terganggu dengan perubahan fisik,
sulit konsentrasi, melukai diri
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Berhubungan dengan kejadian pada persalinan masa lalu serta kesehatan pasien
3) Riwayat kesehatan keluarga
Berhubungan dengan dukungan keluarga terhadap keadaan pasien
d. Riwayat Persalinan
Banyak ibu memperlihatkan suatu kebutuhan untuk memeriksa proses kelahiran itu sendiri
dan melihat kembali perilaku mereka saat hamil dalam upaya retrospeksi diri (Konrad,
1987). Selama hamil, ibu dan pasangannya mungkin telah membuat suatu rencana tertentu
tentang kelahiran anak mereka, hal-hal yang mencakup kelahiran pervagina dan beberapa
intervensi medis. Apabila pengalaman mereka dalam persalinan sangat berbeda dari yang
diharapkan (misalnya ; induksi, anestesi epidural, kelahiran sesar), orang tua bisa merasa
kecewa karena tidak bisa mencapai yang telah direncanakan sebelumnya. Apa yang
dirasakan orang tua tentang pengalaman melahirkan sudah pasti akan mempengaruhi
adaptasi mereka untuk menjadi orang tua.
J. Kebiasaan sehari-hari
1. Kebersihan perorangan
Biasanya kebersihan perorangan tidak terjaga (kebersihan kurang)
2. Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan tidur, gelisah
3. Data sosek
Biasanya gangguan psikologis ini banyak ditemukan pada ekonomi rendah
4. Data psikologis
Biasanya klien murung, gelisah, rasa tidak percaya kepada orang lain, cemas, menari diri.
K. Pemeriksaan Fisik
1. Aktivitas/ istirahat
Biasanya aktivitas dan istirahat klien terganggu
2. Sirkulasi
Biasanya nadi meningkat, (tachikardia), TD kadang meningkat
3. Eliminasi
Biasanya klien sering BAK, kadang terjadi diare
4. Makanan/ cairan
Biasanya terjadi anoreksia, mual atau muntah, haus , membrane mukosa kering
5. Neurosensori
Biasanya klien mengeluh sakit kepala
6. Pernafasan
Biasanya pernafasan cepat dan dangkal
7. Nyeri dan ketidaknyamanan
Biasanya terjadi nyeri/ ketidaknyamanan pada daerah abdomen dan kepala
8. Integritas Ego
Biasanya klien ansietas, gelisah
9. Seksualitas
Biasanya seksualitas terganggu dan penurunan libido
10. TTV
Biasanya nadi meningkat, pernafasan meningkat, TD meningkat
2. Diagnosa Keperawatan
1. Koping individu tidak efektif b/d stress kelahiran, konsep diri negative, system
pendukung, yang tidak adekuat
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b/d ketidakefektifan koping keluarga
RENCANA KEPERAWATAN
Analgesic
administration
Tentukan lokasi ,
karakteristik,
kualitas dan derajat
nyeri sebelum
pemberian obat
Cek instruksi
dokter tentang jenis
obat, dosis, dan
frekuensi
Cek riwayat alergi
Beri analgetik yang
diperlukan atau
kombinasi dari
analgesic ketika
pemberian lebih
dari 1
Tentukan pilihan
analgesic
tergantung tipe dan
beratnya nyeri
Tentukan analgesic
pilihan , rute
pemberian dan
dosis optimal
Pilih rute
pemberian secara
IV, IM, untuk
pengobatan nyeri
secara teratur
Monitor vital sign
sebelum dan
sesudah pemberian
analgesic pertama
kali
Berikan analgesic
tepat waktu
terutama saat nyeri
hebat
2 Resiko Infeksi Infection Control
Domain 11 : Keamanan / Immune Status (Kontrol infeksi)
Perlindungan Knowledge : Infection Bersihkan lingkungan
Kelas 1 : Infeksi control setelah dipakai pasien
NDX 00004 Risk control lain
Definisi: Peningkatan re Pertahankan teknik isolasi
siko masuknya Kriteria Hasil : Batasi pengunjung bila
organisme patogen. Klien bebas dari perlu
Faktor-faktor resiko : tanda dan gejala Instruksikan pada
Prosedur Invasif infeksi pengunjung untuk
Ketidakcukupan
Mendeskripsikan mencuci tangan saat
pengetahuan untuk proses penularan berkunjung dan setelah
menghindari penyakit, factor yang berkunjung
paparan patogen. mempengaruhi meninggalkan pasien
Trauma
penularan serta Gunakan sabun
Kerusakan jaringan
penatalaksanaannya, antimikrobia untuk cuci
dan peningkatan
Menunjukkan tangan
paparan lingkungan
Ruptur membran kemampuan untuk Cuci tangan setiap
mencegah timbulnya sebelum dan sesudah
amnion
Agen farmasi infeksi tindakan keperawatan
(imunosupresan) Jumlah leukosit Gunakan baju, sarung
Malnutrisi dalam batas normal tangan sebagai alat
Peningkatan Menunjukkan pelindung
paparan lingkungan perilaku hidup sehat Pertahankan lingkungan
patogen aseptik selama
Imunosupresi pemasangan alat
Ketidakadekuatan Ganti letak IV perifer dan
imun buatan line central dan dressing
Tidak adekuat sesuai dengan petunjuk
pertahanan umum
sekunder Gunakan kateter
(penurunan Hb, intermiten untuk
Leukopenia, menurunkan infeksi
penekanan respon kandung kencing
inflamasi) Tingktkan intake nutrisi
Tidak adekuat Berikan terapi antibiotik
pertahanan tubuh bila perlu
primer (kulit tidak
utuh, trauma
jaringan, penurunan
Infection Protection
kerja silia, cairan
(proteksi terhadap
tubuh statis,
infeksi)
perubahan sekresi
Monitor tanda dan
pH, perubahan
gejala infeksi sistemik
peristaltik).
Penyakit kronik
dan lokal
Monitor hitung
granulosit, WBC
Monitor kerentanan
terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Saring pengunjung
terhadap penyakit
menular
Partahankan teknik
aspesis pada pasien
yang beresiko
Pertahankan teknik
isolasi k/p
Berikan perawatan
kuliat pada area
epidema
Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap kemerahan,
panas, drainase
Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep
Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
Ajarkan cara
menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan
infeksi
Laporkan kultur positif
5 DOMAIN 2
KELAS 5 NOC : NIC :
00026 Fluid balance Manajemen Cairan
Kelebihan Volume Hydration Pertahankan posisi
Cairan Nutritionalstatus : tirah baring selama
food and fluid masa akut
intake Kaji adanya
Definisi : retensi cairan
isotonik meningkat. peningkatan JVP,
Kriteria Hasil : edema, dan asites
TD dalam rentang Tinggikan kaki saat
Batasan Karakteristik :
yang diharapkan berbaring
Berat badan
CVP dalam Buat jadwal
meningkat pada
rentang yang masukan cairan
waktu yang
diharapkan Timbang berat badan
singkat
Tekanan arteri secara berkala
Asupan
rata-rata dalam Monitor ttv
berlebihan
rentang yang Pantau haluaran
dibanding output
diharapkan urine
Tekanan darah
Nadi perifer teraba ( karakteristik,warna
berubah Keseimbangan , ukuran)
Tekanan arteri
intake dan output Keseimbangan
pulmonalis
dalam 24jam cairan secara 24jam
berubah Suara nafas Monitor tanda dan
Peningkatan CVP
tambahan tidak ada gejala asites dan
Distensi vena Berat badan stabil edema
jugularis Tidak ad asites Ukur lingkaran
Perubhan pada Tidak ada distensi abdomen , awasi
pola nafas (sesak vena tetesan infus
nafas) Tidak ada edema Pantau albumin
Suara nafas perifer serum
abnormal Hidrasi/kulit
Kaji turgor kulit
Kongesti Membran mukosa
kemacetan paru basah
Pleura efusi Serum elektrolit Monitoring Cairan
Hb dan dbn Tentukan riwayat
hematokrit Ht dbn jumlah dan tipe
menurun Tidak ada haus intake cairan dan
Perubhan yang abnormal eliminasi
elektrolit Tidak ada sunken Tentukan
Khususnya eyes kemungkinan faktor
Urine output
perubahan berat resiko dari
jenis normal ketidakseimbangan
Mampu
Suara jantung SIII cairan (hipertermi,
Reflek berkeringat
terapi diuretik,
Tidak demam
hematojugular kelainan renal, gagal
positif jantung, diaporesis,
Perubahan status disfungsi hati)
mental, Monitor berat badan
kegelisahan,kece Monitor serum dan
masan elektrolit urine
Monitor serum dan
Faktor yang osmolaritas urine
berhubungan : Monitor BP,HR,RR
Mekanisme Monitor tekanan
pengaturan darah orthotastik dan
melemah perubahan irama
Asupan cairan jantung
berlebihan Monitor parameter
Asupan natrium hemodinamik invasif
berlebihan Catat secara akurat
intake dan output
Monitor membran
mukosa dan turgor
kulit, serta rasa haus
Monitor warna dan
jumlah
6
Domain 4: Setelah dilakukan - Kaji Ulkus statis dan
aktifitas/istirahat. tindakan keperawatan gejala selulitis (yaitu nyeri
selama.. x 24 jam kemerahan dan
Kelas 4: Respon ketidakefektifan perfusi pembengkakan pada
kardiovaskuler/pulmonal. jaringan perifer tidak ektremitas)
terjadi dengan criteria
Ketidakefektifan perusi - Perawatan sirkulasi
hasil :
jaringan perifer (insufisiensi arteri dan dan
Menujukkan vena) (NIC) :
Batasan karateristik :
keseimbangan Lakukan pengkajian
Subjektif
Perubahan Sensori komprehensif
Objektif banyak cairan yang terhadap sirkulasi
Perubahan di buktikan oleh perifer (misalnya kaji
indicator berikut nadi perifer, edema,
karakteristik kulit
(sebutkan 1-5) : pengisian kapiler,
(misalnya rambut,
gangguan ektrem, warna dan suhu)
kuku, dan
berat, sedang, Pantau tingkat
kelembapan)
Bruit ringan atau tidak ketidaknyamanan
Perubahan tekanan ada gangguan atau nyeri saat
darah pada Tekanan darah melakukan latihan
ektremitas Nadi perifer fisik, pada malam
Klaudikasi Turgor kulit hari, atau saat
Kelembatan Menunjukkan istirahat.
Penyembuhan integritas kulit dan Pantau status cairan,
Nadi arteri Melemah membran mukosa, termasuk asupan dan
Edema yang dibuktikan haluaran
Tanda human positif oleh indicator - Manajemen sensasi
Kulit pucat saat berikut (sebutkan perifer :
elevaso ; tidak 1-5) : gangguan Pantau pembedaan
kembali saat tungkai ektrem, berat, ketajaman atau
kembali diturunkan sedang, ringan atau ketumpulan atau
tidak ada panas atau dingin
Factor yang berhubungan gangguan: (pada perifer)
: Suhu, sensasi, Pantau parestesia :
Perubahan elastisitas, kebas, kesemutan,
kemampuan hidrasi, hiperestesia dan
hemoglobin untuk keutuhan dan hiporestesia
mengikat oksigen ketebalan kulit Pantau tromboflebitis
Penurunan Perfusi jaringan dan trombosis vena
konsentrasi Menunjukkan profunda
hemoglobin dalam perfusi jaringan Pantau kesesuaian
darah perifer yang di alat penyangga
Keracunan enzim buktikan oleh (rungkup) prosthesis,
Hipervolemia indicator berikut sepatu dan pakaian
Hipoventilasi (sebutkan 1-5) : - hindarri trauma kimia,
Hipovolemia gangguan ektrem, mekanis atau panas
Kerusakan transport berat, sedang, - kurangi rokok dalam
oksigen melalui ringan atau tidak penggunaan stimulus
membrane alveolar ada gangguan : - perawatan sirkulasi
dan/atau membrane Pengisian ulang insufisiensi vena (NIC):
kapiler kapiler (jari Lakukan modalitas
Gangguan aliran
tangan dan kaki) terapi komprhensif
arteri Warna kulit
Gangguan arteri (shorth-strerh atau
vena long streth bandoge),
Ketidak sebandingan Sensasi jika di perlukan
ventiasi dengan Integritas kulit Elevasi ekstremitas
aliran darah Ektremitas bebas yang terkena 20
dari lesi derajat atau lebih di
atas jantung, jika
diperlukan
Dorong latihan
tentang pergerakan
sendi pasif atau aktif,
terutama pada
ektremita bawah saat
tirah baring
- penatalaksanaan sensai
perifer (NIC) :
Hindari atau dengan
seksama pantau
penggunaan alat
yang panas atau
dingin seperti
bantalan panas, botol
berisi air panas dan
kantung es
Letakkan ayunan di
atas bagian tubuh
yang terkena agar
tidak menyentuh
linen tempat tidur
Diskusikan dan
identifikasi dan
penyebab sensasi
- Ajarkan klien/keluarga
tentang menghindari suhu
yang ekstrem pada
ekstremitas
- ajarkan klien/keluarga
tentang pentingnya
mematuhi program diet
dan program pengobatan
- ajarkan klien/keluarga
tentang tanda dan gejala
yang dpata dilaporkan
kepada dokter
- ajrakan klien/keluarga
tentang perawattan
sirkulasi (insufusuensi
arteri dan vena) (NIC) :
ajarakan klien untuk
melakukan perawatan kaki
yang tepat
-ajarkan klien/kleuarga
tentang pentingnya
pencegahan satis vena
(misalnya, tidak
menyilangkan kaki,
mengangkat kaki tanpda
menekuk lutut dan latihan
fisik)
- ajarkan klien/keluarga
tentang manajemen sensai
perifer (NIC) :
Anjurkan klien atau
keluarga untuk
memantau posisi
bagian tubuh saat
klien mandi, duduk,
berbaring, atau
mengubah posisi.
Anjurkan
klien/keluarga untuk
memeriksa kulit
setiap hari untuk
mengetahui
perubahan integgritas
kulit
Beri obat nyeri,
beritahu dokter jika
nyeri tidak kunjung
reda
Perawatan sirkulasi
(insufisiensi arteri
dan vena) (NIC) :
berikan obat
antitrombosit dan
anti koagulan, jika di
perlukan
7 Domain 4 Setelah dilakukan o Kaji dan
Kelas 4 tindakan dokumentasikan
Kode NDX 00029 keperawatan tekanan darah,
Penurunan curah selama..x24 jam sianosis, status
jantung penurunan curah pernafasan, dan
berhubungan jantung teratasi, status mental
dengan : dengan criteria o Pantau tanda
o Gangguan hasil: kelebihan cairan
frekuensi atau o Efektifitas pompa (misalnya, edema
irama jantung jantung status dependen, kenaikan
o Gangguan volume sirkulasi, perfusi berat badan )
sekuncup : jaringan (organ o Kaji toleransi
Gangguan abdomen, aktivitas klien
preload jantung, serebral, dengan
Gangguan after perifer dan memperhatikan
load pulmonal adanya awitan
Gangguan (perifer) status nafas pendek,
kontraktilitas tanda vital. nyeri, palpitasi atau
o Kelainan jantung o Menunjukkan limbung
o Toksisitas obat status sirkulasi, o Evaluasi respon klien
o Disfungsi terhadap therapy
dibuktikan oleh
konduksi listrik indicator sebagai oksigen
o Hivolemia o Kaji kerusakan
berikut (sebutkan
o Peningkatan kerja kognitif
1-5 gangguan
ventrikel o Pantau fungsi
o Kerusakan ekstrem, berat,
sedang, ringan, pacemaker jika
ventrikel perlu
o Iskemia ventrikel atau tidak
o Pantau denyut
o Keterbatasan mengalami
perifer, pengisian
ventrikel gangguan) :
Gangguan ulang perifer, dan
suhu serta warna
Batasan darah sistolik,
extremitas
karakteristik : diastolic
o Pantau asupan dan
Ds : rentang
haluaran, haluaran
klien mengatakan tekanan darah
urine dan berat
mudah letih saat (td)
badan klien jika
beraktifitas Frekuensi nadi
perlu
kanan dan kiri
o Pantau resistensi
Do : (perifer)
vaskuler sistemik
Gangguan frekuensi misalnya
dan paru jika perlu
dan irama jantung brachialis, o Auskultasi suara paru
- Aritmia (takikardia, radialis,
terhadap bunyi
bradikardia) femoralis,
crackle atau suara
- Perubahan pola EKG pedis. nafas tambahan
palpitasi Tekanan vena lainnya
sentral dan o Pantau dan
Gangguan preload tekanan baji dokumentasikan
- Edema pulmonal. frekuensi jantung
- Keletihan paO2 dan irama dan nadi
- Peningkatan atau paCO2. o Ubah posisi klien ke
penurunan vena Status kognitif. posisi datar atau
sentral (cvp) o Menunjukkan trendelenburg
- Peningkatan atau status sirkulasi, ketika tekanan
penurunan baji dibuktikan oleh darah klien berada
arteri pulmonal indicator sebagai pada rentang lebih
(PAWP, pulmonary berikut (sebutkan rendah
artery wedge 2-5) gangguan dibandingkan
pressure) ekstrim berat, dengan yang
- Distensi vena sedang, ringan, biasanya
jugularis atau tidak o Untuk hipotensi
- Murmur
mengalami yang tiba-tiba,
- Kenaikan berat
gangguan : berat atau lama,
badan
Hipotensi pasang pasang
Gangguan ortostatik. akses intravena
afterload Suara nafas untuk pemberian
- Kulit dingin dan tambahan. cairan intravena
berkeringat Distensi vena atau obat untuk
- Denyut perifer leher meningkatkan
menurun Edema perifer tekanan darah
- Dispnea Asites o Hubungkan efek nilai
- Peningkatan atau Bruit pembuluh laboratorium,
penurunan darah besar oksigen, obat,
tahanan vascular Angina aktivitas, ansietas,
sistemik (SVR) o Klien akan dan/atau nyeri pada
- Oliguria mempunyai distritmia.
Pengisian ulang indeks jantung o Jangan mengukur
kapiler memanjang dan fraksi ejeksi suhu dari rectum.
dalam batas o Ubah posisi klien
normal. setiap 2jam atau
o Klien akan pertahankan
mempunyai aktivitas lain, yang
haluaran urine, sesuai atau
berat jenis urine, dibutuhkan untuk
blood urea menurunkan statis
nitrogen (BUN) sirkulasi perifer.
dan kreatini o Regulasi
plasma dalam hemodinamik
batas normal. (NIC) :
o Klien akan Minimalkan atau
mempunyai hilangkan stressor
warna kulit yang lingkungan.
normal Pasang kateter
o Klien akan urine, jika
menunjukkan diperlukan.
peningkatan o Jelaskan tujuan
toleransi pemberian oksigen
terhadap aktifitas per kanula nasal
fisik (misalnya, o Instruksikan
tidak mengalami mengenai
dyspnea, nyeri pemeliharaan dan
dada atau keakuratan asupan
sincope). Klien dan haluaran.
akan o Ajarkan penggunaan,
menggambarkan dosis, frekwensi,
diet, obat, dan efek samping
aktivitas dan obat.
o Ajarkan untuk
batasan yang
diperlukan melaporkan dan
(misalnya untuk menggambarkan
penyakit awitan palpitasi dan
jantung). nyeri, durasi, factor
o Klien akan pencetus, daerah,
mengidentifikasi kwalitas dan
tanda dan gejala intensitas.
o Instruksikan
perburukan
kondisi yang klien,klien dan
dapat dilaporkan. keluarga dalam
perencanaan untuk
perawatan dirumah
meliputi
pembatasan
aktivitas,
pembatasan diet,
dan penggunaan
alat terapeutik
o Berikan informasi
tentang tehnik
penurunan stress,
seperti biofeedback
retaksasi otot
progressive,
meditasi dan
latihan fisik.
o Ajarkan kebutuhan
untuk menimbang
berat badan setiap
hari.
o Konsultasikan
dengan dokter,
menyangkut
parameter
pemberian atau
penghentian obat
tekanan darah ,
berikan obat anti
aritmia dan
vasodilator untuk
mempertahankan
kontraktilitas ,
preload dan
afterload sesuai
dengan program
atau protocol.
o Berikan anti koagulan
untuk mencegah
pembentukan
thrombus perifer,
sesuai dengan
program atau
protocol
o Tingkatkan
penurunan after
load misalnya,
dengan pompa
balon sesuai
dengan program
media atau
protocol.
o Lakukan perujukan
ke perawat praktisi
lanjutkan untuk
tindak lanjut, jika
diperlukan.
o Pertimbangkan
perujukan ke
petugas social,
manajer kasus, atau
layanan kesehatan
komunitas dan
layanan kesehatan
dirumah.
o Lakukan perujukan
kepetugas social
untuk kemampuan
membayar obat
yang diresepkan.
o Lakukan perujukan
ke pusat rehabilitasi
jantung jika
diperlukan.
8 Domain 4 Setelah di lakukan Pantau adanya
Kelas 4 tindakan pucat dan sianosis
Kode NDX 00032 keperawatan Pantau efek obat
Ketidakefektifan selama ...x24 jam pada status
pola napas ketidak efektifan pernafasan
berhubungan pola napas tidak Tentukan lokasi dan
dengan : terjadi, dengan luasnya krepitasi di
kriteria hasil : sangkar iga
o Ansietas o Klien akan Kaji kebutuhan
o Posisi tubuh menunjukan pola insersi jalan nafas
o Deformitas tulang pernapasan Observasi dan
o Deformitas dinding efektif ; status dokumentasikan
dada pernapasan : ekspansi dada
o Penurunan energi bilateral pada
ventilasi tidak
dan keletihan terganggu, yang pasien yang
o Hiperventilasi
di buktikan oleh terpasang ventilator
o Sindrom
indikator Pantau kecepatan,
hipoventilasi
gangguan irama, kedalaman
o Kerusakan
sebagai berikut dan upaya
musculoskeletal
o Imaturasi (sebutkan 1-5 pernafasan
gangguan Perhatikan
neurologis
o Disfungsi ekstrem,berat,se pergerakan
neuromuscular dang,ringan, dada,amati
o Obesitas tidak ada kesimetrisan,
o Nyeri gangguan) : penggunaan otot-
o Kerusakan persepsi Kedalam oto bantu, serta
atau kognitif inspirasi dan retraksi otot
o Kelelahan otot-otot kemudahan supraklavikulardan
pernapasan bernapas interkosta
o Cedera medulla Ekspansi dada Pantau pernapasan
spinalis simetris yang berbunyi
Batasan o Menunjukkan seperti mendengkur
karakteristik : tidak adanya Pantau pola
Subjektif gangguan status pernapasan:
o Dispnea pernapasan : bradipnea takipnea,
o Napas pendek
ventilasi, yang di hiperventilasi,
Objektif
buktikan oleh pernapasan
o Perubahan ekskursi
o Mengambil posisi indicator berikut kussmaul,
tiga titik tumpu (sebutkan 1-5) : pernapasan cheyne-
(tripod) gangguan stokes, dan
o Bradipnea ekstrem, berat, pernapasan
o Penurunan tekanan sedang, ringan, apneastik,
inspirasi-ekspirasi tidak ada pernapasan biot
penurunan Sgangguan ): dan pola ataksik
ventilasi semenit Penggunaan Perhatikan lokasi
o Penurunan otot trakea
kapasitas vital aksesorius Auskultasi suara
o Napas dalam Suara napas napas, perhatikan
(dewasa Vt 500 ml tambahan area penurunan
pada saat istirahat, Pendek nafas atau tidak adanya
bayi 6-8 ml/kg) o Klien akan ventilasi dan
o Peningkatan menunjukkan adanya suara napas
diameter anterior pernapasan tambahan
posterior optimal ada saat Pantau peningkatan
o Napas cuping terpasang kegelisahan,
hidung ventilator ansietas, dan lapar
o Ortopnea mekanis. Klien udara
o Fase ekspirasi akan mempunyai Informasikan
memanjang kecepatan dan kepada klien dan
o Pernapasan bibir irama keluarga tentang
mencucu pernapasan tekhnik relaksasi
o Kecepatan respirasi dalam batas untuk memperbaiki
: normal pola napas
Usia dewasa 14 o Klien akan Diskusikan
tahun atau mempunyai perencanaan untuk
lebih : s11 atau fungsi paru perawatan di rumah
> 24 (kali per dalam batas Diskusikan cara
menit) normal untuk menghindari
Usia 5-14:<15 klien. alergen mis:
atau >25 o Klien akan memeriksa rumah
Usia 1- meminta untuk adanya jamur
4:<20atau>30 bantuan di dinding rumah,
Bayi: <25 atau pernapasan saat tidak menggunakan
>60 di butuhkan
o Takipnea o Klien akan karpet di lantai,
o Rasio waktu mampu menggunakan filter
o Penggunaan otot menggambarkan elektronik alat
bantu asesorius rencana untuk perapian dan AC
untuk bernapas perawatan di Ajarkan teknik
rumah batuk efektif
o Klien akan Informasikan
mengidentifikasi kepada klien dan
factor (misalnya, keluarga bahwa
allergen) yang tidak boleh merokok
memicu ketidak di dalam ruangan
efektifan pola Instruksikan kepada
nafas dan klien dan keluarga
tindakan yang bahawa mereka
dapat di lakukan harus
untuk memberitahukan
menghindarinya kepada perawat
pada sat terjadi
ketidakefektifan
pola nafas
Konsultasikan dng
ahli terapi
pernafasan
Laporkan jika terjadi
perubahan
Berikan obat
(mis,bronkodilator)
sesuai denga
program atau
protokol
Berikan terapi
nebulizer ultrasonik
dan udara atau
oksigen yang di
lembabkan sesuai
program atau
protokol institusi
Berikan obat nyeri
untuk
mengoptimalkan
pola pernafasan
Tenangkan pasien
selama periode
gawat nafas
Lakukan
pengisapan sesuai
kebutuhan untuk
membersihkan
sekret
Pertahankan
oksigen aliran
rendah dengan
kanul nasal, masker
atau sungkup,
uraikan kecepatan
aliran
Atur posisi pasien
untuk
mengoptimslkan
pernapasan
Sinkronisasikan
antara pola
pernafasan klien
dengan kecepatan
ventilasi
9 Ansietas
NOC NIC
Domain 9 : Koping /
Toleransi Stres Anxiety control Anxicty Reduction
Kelas 2 : Respons Coping (Penurunan Kecemasan )
Koping Impulse control
Gunakan
Ditandai dengan Kriteria Hasil : pendekatan yang
Gelisah
menenangkan
Insomnia Klien mampu Nyalakan dengan
Resah mengidentifikasi
Ketakutan
jelas harapan
dan terhadap pelaku
Sedih
mengungkapkan pasien
Fokus pada diri
Kekhawatiran
gejala cemas Jelaskan semua
Mengidentifikasi,
Cemas prosedur dan apa
mengungkapkan yang dirasakan
Batasan Karakteristik dan menunjukan selama prosedur
tehnik untuk Pahami prespektif
Perilaku mengontril cemas npasien terhadap
Penurunan Vital sign dalam
situasi stres
produktivitas batas normal Temani pasien
Gerakan yang Postur tubuh,
untuk memberikan
trelevan ekspresi wajah,
Gelisah
keamanan dan
bahasa tubuh dan
Melihat sepintas mengurangi takut
tingkat aktifitas Berikan informasi
Insomia
menunjkan
Kontak mata yang faktual mengenai
buruk
Mengekspresikan berkurangnya diagnosis, tindakan
kekhawatiran krena kecemasan prognosis
perubahan dalam Dorong keluarga
peristiwa hidup untuk menemani
Angitasi anak
Mengintai Lakukan back /
Tampak waspada
neck rub
Denagrkan dengan
Afektif
penuh perhatian
Gelisah, Distres
Identifikasi tingkat
Kesedihan yang
mendalam kecemasan
Ketakutan Bantu pasien
Perasaan tidak mengenal situasi
adekuat yang menimbulkan
Berfokus pada diri kecemasan
sendiri Dorong pasien
Peningkatan mengungkapkan
kewaspadaan perasaan, kelakuan,
Iribilitas
persepsi
Gugup
Instruksikan pasien
Senang berlebihan
Rasa nyeri yang menggunakan
meningkatkan teknik relaksasi
ketidakberdayaan Berikan obat untuk
Peningkatan rasa mengurangikecema
ketidakberdayaan san
yang persisten
Bingung
Menyesal
Ragu / tidak
percaya diri
Khawatir
Fisiologi
Wajah tegang
Tremor tangan
Peningkatan
keringat
Peningkatan
ketegangan
Gemetar
Tremor
Suara bergetar
Simpatik
Anoreksia
Eksitensi
kardiovaskuler
Diare
Mulut kering
Wajah merah
Jantung berdebar-
debar
Peningkatan
tekanan darah
Peningkatan denyut
nadi
Peningkatan refleks
Peningkatan
frekuensi
pernapasan
Pupil melebar
Kesulitan bernapas
Vasokontriksi
superficial
Lemah, kedutan
pada otot
Para simpatik
Nyeri abdomen
Penurunan tekanan
darah
Penurunan denyut
nadi
Diare
Vertigo
Letih
Mual
Ganguan tidur
Kesemutan pada
exstremitas
Sering berkemih
Dorongan segera
berkemih
Kognitif
Menyadari gejala
fisiologis
Bloking fikiran,
Konfusi
Penurunan lapang,
persepsi
Kesulitan
berkonsentrasi
Penurunan
kemampuan untuk
belajar
Penurunan
kemampuan untuk
memecahkan
masalah
Ketakutan terhadap
konsekwensi yang
tidak spesifik
Lupa, Gangguan
perhatian
Khawatir
Melamun
Cenderung
menyalahkan orang
lain
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Post partum adalah proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan
alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam
(Saifuddin,2002). Post portum/ masa nifas dibagi dalam 3 periode (Mochtar, 1998) yaitu
puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan,
purperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya
mencapainya 6 8 minggu dan remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih
dan sehat sempurna terutama bila selama hamil / waktu persalinan mempunyai komplikasi.
B. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini kami sadar bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu saya mengharapkan dan saya menerima dengan tangan terbuka masukan
ataupun saran yang dapat mendukung dan membangun demi kesempurnaan pembuataan
makalah ini dari pembaca
DAFTAR PUSTAKA
http://dwitasari37.blogspot.com/2013/09/post-partum.html
http://yogasrondeng.blogspot.com/2013/09/askep-pre-eklamsi-beratpeb.html
Judith M. Wilkinson dan Nancy R.Ahern.2002.BUKU SAKU Diagnosis
Keperawatan ed.9.Jakarta:EGC