Professional Documents
Culture Documents
BAKSO SAPI
(Bovine sp.)
Oleh :
Nama : Aditya Dwi Jendra
NRP : 143020319
Kelompok/Meja : K/6 (Enam)
Tanggal Praktikum : 26 April 2017
Asisten : Syarifah Ulfah N
Prinsip Percobaan
Berdasarkan proses pengikatan bahan-bahan dengan pati dan terjadi
gelatinisasi sehingga produk bersifat kenyal.
Rumus
Bahan=formulasi x basis
w produk
produk= x 100
w basis
Metode Percobaan
Daging segar
Fillet
Penimbangan
Penggilingan
apioka, t.terigu, putih telur, es batu, b.putih, b.goreng, garam, merica
Pembentukan
Penimbangan
Bakso sapi
Bakso sapi
Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan pembuatan bakso sapi diperoleh % produk
sebesar 121% dengan sifat organoleptik memiliki warna abu-abu, rasa asin, aroma
khas baso, dengan tekstur kasar agak kenyal dan memiliki kenampakan yang
menarik.
Fungsi perlakuan diantaranya penimbangan bertujuan untuk berfungsi
untuk mengetahui berat awal dari bahan baku yang digunakan. Pencucian
berfungsi untuk membersihkan kotoran yang menempel pada daging.
Penggilingan
daging disertai dengan penambahan es batu, dilakukan untuk menjaga suhu dari
daging, karena apabila suhu daging terlalu panas, akan menyebabkan lemak
mencair, dan akan menggangu stabilitas dari emulsi yang terbentuk. Pendinginan
ini bertujuan untuk mencegah denaturasi protein aktomiosin oleh panas, karena
pada proses penggilingan terjadi gesekan-gesekan yang menimbulkan panas.
Tahap penggilingan dicampur dengan bumbu dan bahan tambahan lainnya.
Pembentukkan bertujuan untuk memberi bentuk yang lebih baik dan
mempermudah proses perebusan. Perebusan, proses pengukusan selama 15-30
menit, yang bertujuan untuk mematangkan bakso. Pematangan ditandai dengan
mulainya bakso-bakso yang direbus mengapung ke permukaan. Penirisan untuk
memisahkan antara bakso dengan hasil rebusan. Penimbangan berfungsi untuk
mengetahui berat hasil perebusan. (Anonim).
Bakso didefinisikan sebagai daging yang dihaluskan, dicampur dengan pati, lalu
dibentuk bulat-bulat dengan tangan sebesar kelereng atau lebih besar dan
dimasukkan ke dalam air panas jika ingin dikonsumsi. Untuk membuat adonan
bakso, potong-potong kecil daging kemudian cincang halus dengan menggunakan
pisau tajam atau blender. Setelah tu daging diuleni dengan es batu atau air es (10-
15% berat daging) dan garam serta bumbu lainnya sampai menjadi adonan yang
kalis dan plastis sehingga mudah dibentuk. Sedikit demi sedikit ditambahkan
tepung kanji agar adonan lebih mengikat. Penambahan tepung kanji cukup 15-
20% berat daging (Ngadiwaluyo dan Suharjito, 2003).
Menurut SNI (2008), daging adalah bagian otot skeletal yang aman, layak
dan lazim dikonsumsi manusia, dapat berupa daging segar, daging segar dingin
dan daging beku. Sedangkan karkas adalah bagian dari tubuh sapi sehat yang telah
disembelih secara halal sesuai dengan CAC/GL-24 1997, telah dikuliti,
dikeluarkan jeroan, dipisahkan kepala dan kaki mulai dari tarsus/karpus ke bawah,
organ reproduksi dan ambing, ekor serta lemak yang berlebih. Soeparno (1998)
mendefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil
pengolahan jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak menimbulkan
gangguan kesehatan bagi yang memakannya.(Anonim,1995)
Jika dibandingkan dengan SNI maka bakso yang dibuat di laboratorium
telah sesuai syarat mutu SNI, yakni memiliki warna normal bakso, bersifat kenyal
dan beraroma khas daging.
Critical Control Point pada pembuatan bakso adalah pada saat penggilingan
daging harus ditambahkan es batu yang cukup banyak hingga suhu bahan kurang
dari 15oC untuk menghindari terjadinya penggumpalan protein aktomyosin akibat
panas yang dihasilkan karena gesekan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan pembuatan bakso sapi dapat disimpulkan
bahwa produk yang dihasilkan memiliki % produk sebesar 121% dengan sifat
organoleptik memiliki warna abu-abu, rasa asin, aroma khas baso, dengan tekstur
kasar agak kenyal dan memiliki kenampakan yang menarik.
DAFTAR PUSTAKA
Mubandrio, Tri Dewanti W. (2009). STPP Pengganti Boraks (Bleng) Pada Kerupuk
Puli dan Bakso. http://terminalcurhat.blogspot.com. Diakses: 02 Mei 2017
10 0,8
x 200 x 200
W es batu = 100 = 20 g W b.merah = 100 = 0,4 g
0,2 0,5
x 200 x 200
W STPP = 100 = 0,4 g W merica = 100 =1
3,5 5,03
x 200 x 200
W garam = 100 =7g W t.maizena = 100
= 10,06 g
5 242
x 200 x 100
W t.cakra = 100 = 10 g % Product = 200 =
121 %
Daging sapi yang baik digunakan untuk proses pembuatan bakso adalah daging
sapi dengan daya ikat air kuat atau disebut dengan high binding meat. High
binding meat adalah jenis daging sapi yang memiliki kapasitas pengikatan air
atau water holding capasity yang tinggi sehingga pembentukan emulsi pada
produk bakso akan sangat baik.
Lampiran Kuis
1. Apa yang anda ketahui tentang pelayuan daging?
Jawab :
Pelayuan adalah penanganan daging segar setelah penyembelihan dengan cara
menggantung atau menyimpan sel ama waktu tertentu pada temperatur di atas
titik beku daging (-1,5oC). Selama pelayuan, terjadi aktivitas enzim yang
mampu menguraikan tenunan ikat daging. Daging menjadi lebih dapat
mengikat air, bersifat lebih empuk, dan memiliki flavor yang lebih kuat.
Daging biasanya dilayukan dalam bentuk karkas atau setengah karkas. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi luas permukaan yang dapat diinfeksi oleh
mikroba.
Ada 5 proses pengempukan pada daging, yaitu:
a. Aging ; proses pengempukan pada daging dengan cara pelayuan.
b. Tenderizing; proses pengempukan pada daging dengan tenderizing yaitu
dengan menggunakan enzim bromelin dan papain.
c. Acronize Process; proses pengempukan pada daging dengan penambahan
antibiotik, misalnya teramycin.
d. Tenderay Process; proses pengempukan pada daging dengan penggunan
sinar UV.
e. Penggantungan
2. Apa yang anda ketahui tentang asap cair?
Jawab :
Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil
pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang
banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon
lainnya. Bahan baku yang banyak digunakan antara lain berbagai macam jenis
kayu, bongkol kelapa, sekam, ampas atau serbuk gergaji kayu dan lain
sebagainya. Selama pembakaran, komponen dari kayu akan mengalami pirolisa
menghasikan berbagai macam senyawa antara lain fenol, karbonil, asam, furan,
alkohol, lakton, hidrokarbon, polisiklik aromantik dan lain sebagainya. Asap
cair mempunyai berbagai sifat fungsional, seperti untuk memberi aroma, rasa
dan warna karena adanya senyawa fenol dan karbonil sebagai bahan pengawet
alami karena mengandung senyawa fenol dan asam yang berperan sebagai
antibakteri dan antioksidan sebagai bahan koagulan lateks pengganti asam
format serta membantu pembentukan warna coklat pada produk sit.
3. Tuliskan tujuan,prinsip dan prosedur abon!
Jawab :
Tujuan : Untuk diversifikasi produk olahan daging, untuk mengetahui proses
pembuatan abon dan untuk memperpanjang umur simpan produk
Ketumbar, kemiri, gula, daging
bawang merah,
atau ikan. bawang putih, garam
Ikan
Prinsip : Berdasarkan proses pemisahan daging ikan,kulit dan tulangnya untuk
Sisik, sirip, ekor, kepala, jeroan
menghasilkan abon kering dengan proses penggorengan bahan yang
Dressingkemudian penghilangan minyak
telah ditambahkan bumbu-bumbu
agar memperpanjang umur simpan.
Penghancuran
Prosedur: Penimbangan
Pemasakkan
T= 150C, t = 5 Pengukusan Uap air
T = 100C, t = 10
Bumbu
Tempering
Santan Pencampuran T = 30oC
Pemasakkan
Penghancuran
T= 110C, t = 7
Ikan hancur
Pencampuran
Pemasakkan
T= 120C, t = 30
minyak
Penggorengan
Abon ikan
Lampiran SNI
Syarat Mutu Bakso Daging Sapi
No. Satuan Persyaratan
Kriteria Uji
1. Keadaan
1.1. Bau Normal, khas
1.2. Rasa -
- daging
1.3. Warna Gurih
1.4. Tekstur -
- Normal
Kenyal
2. Air %b/b Maks. 70,0
3. Abu %b/b Maks. 3,0
4. Protein %b/b Min. 9,0
5. Lemak %b/b Min. 2,0
6. Boraks - Tidak boleh ada
7. Bahan Tambahan Sesuai dengan SNI
Makanan 01-0222-1987 dan
revisinya
8. Cemaran Logam
8.1. Timbal (Pb) Mg/kg Maks. 2,0
8.2. Tembaga (Cu) Mg/kg Maks. 20,0
8.3. Seng (Zn) Mg/kg Maks. 40,0
8.4. Timah (Sn) Mg/kg Maks. 40,0
8.5. Raksa (Hg) Mg/kg Maks. 0,03
9. Cemaran Arsen (As) Mg/kg Maks. 1,0
10. Cemaran Mikroba
10.1. Angka lempeng
total
10.2. Bakteri bentuk coli Koloni/g Maks. 1 x 105
10.3. Escherichia coli APM/g Maks. 10
10.4. Enterococci APM/g <3
10.5. Clostridium Koloni/g Maks. 1 x 103
Koloni/g Maks. 1 x 102
perfingens - Negatif
10.6. Salmonella Koloni/g Maks. 1 x 102
10.7. Staphylococcus
aureus
(Sumber : SNI 01-3818-1995)
4. Tuliskan 3 produk sosis cooked meat specialties!
Jawab :
Loaves, head cheese dan scrapple.
5. Jelaskan perbedaan surimi, kamaboko dan pempek !
Jawab :
a. Surimi, atau secara harfiah berarti daging yang dilumatkan, adalah bahan
makanan dari ikan yang dihaluskan hingga membentuk seperti pasta. Bahan
ini biasanya dikemas plastik dan dalam keadaan beku, untuk kemudian
dilelehkan dan diolah menjadi makanan jadi. Dengan sifatnya yang fleksibel
dan netral, surimi bisa dibentuk menjadi berbagai imitasi makanan laut.
Karena dibuat dari daging ikan yang bisa didapatkan dalam jumlah
besar, crab stick imitasi yang dibuat dari surimi bisa menjadi alternatif yang
lebih murah dari lobster atau kepiting asli. Selain itu, surimi juga cenderung
memiliki hasil yang seragam, sehingga lebih disukai dalam produksi
massal kamoboko dibanding daging ikan asli.
b. Kamaboko adalah sebutan untuk berbagai makanan olahan dari ikan yang
dihaluskan, dicetak di atas sepotong kayu, dan dimatangkan dengan
cara dikukus. Irisan kamaboko bisa langsung dimakan begitu saja atau
digunakan sebagai pelengkap dan hiasan berbagai macam makanan berkuah,
seperti ramen, soba, atau udon.
c. Pempek adalah makanan yang terbuat dari campuran tepung tapioka,
daging ikan, air dan garam yang diaduk menjadi satu lalu dibentuk, direbus,
dikukus, digoreng atau dipanggang dan dimakan dengan cuka. Pada
prinsipnya pembuatan pempek dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu
pengolahan ikan, pencampuran, pembentukan dan pemasakan.