You are on page 1of 11

KAJIAN SUMUR PANAS BUMI UNTUK PLTP SKALA KECIL DI

LAPANGAN PANAS BUMI RANTAU DEDAP, SUMATERA SELATAN


oleh

Didi Sukaryadi1), Lia Putriyana2), Nurita Putri Herdiani3)


1,2)
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Jln. Cileduk Raya Kav.109 Cipulir, Kebayoran Lama, Ciledug, Jakarta Selatan 12230
3)
Institut Teknologi Bandung
Jln. Ganesha Bandung, Jawa Barat
dd_p3tek@yahoo.co.id,
lia.putriyana@gmail.com

Abstrak
Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) skala kecil di Indonesia
masih sangat kecil walaupun potensi energinya sangat besar. Potensi energi panas bumi skala kecil
baik dari sumur-sumur eksisting ataupun dari prospek lapangan panas bumi yang belum
dikembangkan adalah sebesar 7837 MW.
Untuk mendukung Program Pemerintah dalam pengembangan PLTP skala kecil telah
dilakukan simulasi untuk sumur RD-B1 dan RD-B2 pada lapangan panas bumi Rantau Dedap untuk
mengetahui kemampuan sumur untuk memasok uap. Proses simulasi sumuran dilakukan dengan
menggunakan geo fluid software. Hasil Simulasi menunjukkan bahwa dengan skenario pembangkit
dengan kapasitas penuruan tekanan reservoar 2 bar/tahun diketahui sumur RD-1 mampu memasok
uap selama 13 tahun untuk kepasitas pembangkit 3 MW. Sedangkan sumur RD-2 dijadkan sebagi
sumur injeksi.

kata kunci: sumur potensi kecil, simulasi sumuran, PLTP skala kecil

Abstract

Small geothermal power plant development in Indonesia is still very small although the
potential of gothermal energy is very big. Potential of small geothermal energy capasity either from
existing wells or geothermal prospects that has not developed yet are about 7837 MW.
To support Government Programme in small geothermal plant development, wellbore
simulation was done for RD-1 and RD-2 wells in Rantau Dedap geothermal field to know steam
supply well capabilities. Wellbore simulation was done by using geo fluid software. Simulation
results indicates with pressure drop 2 bar/year, RD-1 well can supply steam to 3 MW geothermal
plant for 13 years. While RD-2 will be dedicated as injection well.

Key words: scaling, brine, binary cycles

1. PENDAHULUAN karakteristik sumur dan memperkirakan


Lapangan panas bumi Rantau Dedap potensinya. Hingga kini sudah terdapat enam
terletak di tiga daerah administrasi yaitu sumur yang terbagi dalam 3 pad dimana
Kabupaten Muaraenim, Lahat dan Pagar masing-masing pad terdapat 2 sumur.
Alam, Sumatera Selatan (Gambar-1). Lapangan panas bumi Rantau Dedap ini
Pengeboran sumur pertama dilakukan pada dioperasikan oleh PT Supreme Energy
Februari 2014, kemudian dilanjutkan dengan Rantau Dedap. Untuk menunjang kegiatan
kegiatan uji sumur untuk mengetahui penelitian ini pihak direkomendasikan sumur
RD-B1 dan RD-B2 untuk dikaji dan menargetkan 5% kontribusi pasokan energi
dianalisis potensinya. nasional bersumber dari energi panas bumi
hingga tahun 2025 dan Undang-Undang Energi
No.30 Tahun 2007 tentang Energi.
Pemanfaatan dan pengembangan energi
panas bumi untuk menghasilkan listrik dari
sumber energi panas bumi skala kecil baik dari
sumber energi panas bumi berentalpi rendah
menengah atau sumur-sumur kapasitas kecil
masih sangat kecil.

Kegiatan Penelitian dan Pengembangan


Gambar-1. Lokasi PLTP Rantau Dedap5)
Teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi TA 2015 dengan sub kegiatan Analisis
Hasil pengukuran temperatur bawah Kinerja Sumur Panas Bumi Untuk Mendukung
permukaan menunjukan bahwa sumur RD-B1 Pengembangan PLTP Skala Kecil ini bertujuan
dan RD-B2 mempunyai temperatur maksimum melakukan simulasi sumuran untuk mengkaji
o o
207 C dan 210 C. Permeabilitas batuan di potensi energi panas bumi dari sumur-sumur
sumur RD-B1 mempunyai angka produktivity kapasitas kecil untuk mendukung pengembangan
index 90 kg/s/bar di feed zone pertama dan angka PLTP skala kecil pada lapangan panas bumi
injectivity index adalah 19 kg/s. Dari hasil uji Rantau Dedap.
produksi, sumur RD-B1 mampu mengalir tanpa
Produktifitas dari lapangan panasbumi
perlu dilakukan stimulasi sedang sumur RD-B2
sangat bergantung pada strategi pengelolaan
membutuhkan stimulasi dengan menggunakan
lapangan panas bumi itu sendiri. Dalam
metode air cap dengan cara menginjeksikan
mendukung rencana pemerintah berkaitan
udara menggunakan beberapa unit kompresor
dengan pemanfaatan energi baru terbarukan dan
dan booster pump.
dalam kaitannya dengan rasio elektrifikasi
terutama didaerah Indonesia Timur, pemanfaatan
1.1. Latar Belakang
panasbumi skala kecil kini menjadi prioritas.
Program Pemerintah mengenai
Kajian kemampuan sumur produksi dilakukan
pengembangan ketenagalistrikan 10,000 MW
terhadap sumur produksi di Lapangan panas
tahap ke-II difokuskan pada pengembangan
bumi Rantau Dedap, Sumatera Selatan.
energi baru terbarukan dimana 40% dari total
kapasitas dikembangkan dari panas bumi. Hal
1.2. Tujuan
ini juga ditunjang dengan Kebijakan Energi
Melakukan prediksi kemampuan produksi
Nasional dalam Peraturan Presiden No.5/2006
sumur lapangan panas bumi Rantau Dedap
mengenai Energi Bauran (Energy Mix) yang
berdasarkan data yang tersedia saat ini untuk konfigurasi sumur dan karakteristik reservoir
mengetahui kemampuan produksi sumur RD-B1 (feedzone) yang ditembusnya meliputi lokasi,
dan RD-B2. tekanan, enthalpy, dan kh.
Karakteristik sumur dikalibrasi dengan
2. METODOLOGI
melakukan simulasi sumuran (wellbore
Untuk memperkirakan kemampuan
simulation) hingga diperoleh kurva produksi
produksi sumuran digunakan metodologi
di kepala sumur yang selaras (matching)
simulasi dengan software Geofluid. Simulasi
dengan hasil pengukuran. Untuk
dilakukan pada sumur-sumur panasbumi
memperkirakan lokasi feedzone, kh, dan
yang belum digunakan (idle) dan sumur-
entalpi masing-masing feedzone yang
sumur yang memiliki kapasitas kecil (<5
ditembus oleh sumur, maka dilakukan
MW).
simulasi sumuran hingga dapat menirukan
Disamping untuk memperkirakan
kurva total mass rate dan entalpi. Pada
kemampuan produksi, simulasi ini dilakukan
kondisi tersebut maka dinyatakan bahwa
juga untuk mengetahui profil temperatur dan
model sumur telah terkalibrasi.
tekanan bawah permukaan akibat adanya
aktifitas produksi dan injeksi serta pengaruh 3. TEORI DASAR
konfigurasi sumur, untuk memperkirakan 3.1 Pola Aliran Fluida Di Dalam Sumur
penurunan tekanan dan temperatur bawah Setiap fasa fluida yang mengalir dalam
sumur yang diakibatkan oleh beberapa sumur menempati proporsi dari luas penampang
faktor, antara lain gesekan, gravitasi, dan melintang pipa dan penyebarannya mengikuti
percepatan yang dapat merubah fasa fluida pola aliran tertentu yang tergantung dari sifat

selama mengalir ke permukaan. fisik fluida, aliran fluida, geometri, panjang dan

Beberapa data teknis yang diperlukan kemiringan media alirnya. Klasifikasi umum
pola aliran adalah sebagai berikut;
untuk melakukan simulasi sumur antara lain:
profil tekanan-temperatur (P-T survey),
1. Aliran gelembung (Bubble Flow)
entalpi, lokasi feedzone, transmisivitas (kh),
Dalam pola aliran ini, fasa uap tersebar
laju alir masa (m), tekanan kepala sumur
dalam fasa cairan yang terus menerus, karena
(TKS). Hasil analisis dari kegiatan ini akan dipengaruhi oleh gaya apung dan kecepatan,
direkomendasikan sebagai bahan dimana aliran fasa uap sedikit lebih cepat dari
pertimbangan dalam pengembangan PLTP pada fasa cairan. Pola aliran ini sering terjadi
skala kecil. Setiap sumur menghasilkan pada campuran yang mudah menguap dengan
kurva produksi yang bergantung pada regim kualitas sangat rendah.
2. Aliran Slug 3.2 Variabel Aliran
Aliran gelembung gas (uap) berdiameter Umumnya variabel-variabel yang
besar dengan bentuk peluru dipisahkan oleh berpengaruh terhadap pola aliran fluida dalam
panjang cairan. Kecepatan rata-rata fasa gas lebih sumur (pipa vertikal) adalah; diameter dalam
besar daripada fasa cairan. Walaupun pipa, kecepatan aliran massa, kecepatan
keseluruhan aliran ke atas, bagian fasa cairan superficial, tegangan permukaan, void ratio,
yang dekat/menempel pada dinding dapat kecepatan slip, faktor gesekan, fluks volumetrik
mengalir ke bawah akibat gaya gravitasi. dan kualitas volumetrik.

3. Aliran Churn
Merupakan bentuk tidak stabil dari aliran
slug yang pecah akibat terlalu rendahnya
3.3. Penurunan Tekanan Dalam Aliran
tegangan permukaan, terlalu besar diameter pipa,
Sumur
percepatan aliran yang tinggi karena penguapan.
Pada dasarnya simulasi sumuran adalah
menghitung penurunan tekanan dan penyebaran
4. Aliran Annular
tekanan pada sumur panasbumi. Sifat fisik fluida
Proporsi fasa cairan yang dibawa sebagai
tergantung kondisi tekanan, disamping itu
mist dalam fasa gas (uap). Sedangkan cairan sisa
perbedaan tekanan reservoar yang tak terganggu
mengalir dengan kecepatan rendah dalam lapisan
dengan tekanan kepala sumur merupakan
tipis yang menempel pada dinding sebelah dalam
pemborosan potensi energi, makin rendah
pipa.
tekanan kepala sumur makin rendah pula
5. Aliran Mist
temperatur uapnya yang menyebabkan efisiensi
Fasa cairan tersebar sebagai mist dalam
panas turbin menjadi rendah, sehingga besarnya
fasa gas yang menerus. Perubahan tingkat
penurunan tekanan (P) dalam sumur sangat
kekeringan atau kualitas fluida panasbumi ketika
diperlukan untuk memodifikasi karakteristik
mengalir ke atas lubang sumur (Gambar-2).
discharge.
Ketika fluida panas bumi dalam sumur
mengalir ke atas, fluida harus bekerja melawan
gaya gravitasi, jika gesekan dan spesific volume
bertambah besar, akibatnya kecepatan fluida
harus dinaikkan tetapi laju aliran massanya tetap,
sehingga diperlukan penurunan tekanan yang
besar untuk mempercepatnya. Semua gradien
Gambar 2 Regim Aliran Fluida Vertikal
tekanan ditentukan berdasarkan baik fasa cair
(Reyley, 1980)1)
ataupun fasa uap untuk semua regim aliran,
dimana sifat-sifat fluida dihitung dari temperatur Volume spesifik dan kecepatan fluida akan
rata-rata pada penambahan kedalaman membesar jika terjadi flash dan fluida menjadi
bersangkutan. lebih kering saat mengalir ke atas. Disamping itu
Tiga komponen yang disebutkan di atas komponen gesekan tergantung pada kekasaran
berpengaruh terhadap penurunan tekanan, dan permukaan casing. Gradien tekanan karena
dituliskan secara matematis adalah sebagai komponen gesekan, digambarkan dengan
berikut1) ; persamaan;

dp 2. f .t .U t 2
[ ] fri ..................(3)
(
dp
dz
dp
dz
dp
dz
dp
)Total ( ) gravitational ( )acceleration ( ) frictional......(1)
dz
dz D. cos

Dimana: Dan;

dp/dz = penurunan tekanan terhadap kedalaman Mt


Ut ..........................(4)
Dalam sumur yang di semburkan vertikal, t .At
komponen garvitasi merupakan kehilangan
tekanan dan merupakan pertambahan tekanan Dimana;
dalam sumur injeksi vertikal. Kemiringan sumur f = faktor gesekan
berpengatuh terhadap penurunan tekanan. t = densitas campuran uap dan air, kg/m3
Persamaan berikut menggambarkan pengaruh Ut = kecepatan rata-rata fluida, m/s
kemiringan sumur terhadap penurunan tekanan, D = kedalaman sumur, m
yaitu; Mt = laju alir massa fluida, kg/detik
(dP/dz)gravitational = g cos () ........(2) At = luas pipa, m2
Dimana:
g = gaya gravitasi, m/s2 Komponen percepatan selalu lebih kecil
= densitas fluida, kg/m3 daripada dua komponen lainnya, pada aliran

= sudut pembelokan sumur, derajat cairan gradien tekanan akibat percepatan dapat

Persamaan (2) di atas menunjukkan bahwa diabaikan (Gunn, 1992). Gradien tekanan

komponen gravitasi meningkat jika densitas naik percepatan untuk aliran dua fasa diperkirakan

dan pengaruh kemiringan terhadap penurunan dengan persamaan berikut;

tekanan dominan dalam sumur vertikal ( =


90oC), sedangkan pada sumur horizontal tidak (dp/dz)acc = t Ut (U1 - U2)
(1 x1 ) (1 x2 ) 2
2 2
x1 2
x2 Mt
dominan. Dekat dengan zona produksi [{ } { 2 }][ ] ................(5)
1.v 1
(1 1 ) l 1 2 v 2 (1 2 ).l 2 At 2 cos

komponen gravitasi adalah besar jika fluida


bersifat sangat basah (wet) dan mengecil di Dimana
bagian atas sumur saat terjadi flashing dan fluida x = tingkat kekeringan fluida (rasio massa uap
menjadi bersifat kering (ringan). terhadap massa total fluida)
= void ratio = fraksi luas penampang pipa Berdasarkan interpretasi, kedalaman
yang diisi fasa uap feedzone pada sumur RD-B1 berada di
...1 = awal pertambahan kedalaman kedalaman 700 mMD dan 1400 mMD
...2 = akhir pertambahan kedalaman sedangkan pada sumur RD-B2 feedzone terletak
...l = fasa cair, ...v = fasa uap di kedalaman 1050 mMD, 1230 mMD, dan 1380
mMD. Berikut diperlihatkan hasil interpretasi
4. INTERPRETASI DATA LAPANGAN zona rekah (feedzone) sumur RD-B1 dan RD-B2

RANTAU DEDAP sebagaimana terlihat pada Gambar4.

Setiap sumur menghasilkan kurva


produksi yang bergantung dari geometri
sumur dan karakteristik reservoir (feedzone)
yang ditembusnya meliputi lokasi, tekanan,
enthalpy, dan kh.
Geometri sumur dapat diketahui dari data
pemboran, yang meliputi well survey dan
diameter casing maupun liner yang digunakan.
Dalam simulasi diasumsikan bahwa geometri
sumur dalam keadaan sempurna yang berarti
tidak terdapat perubahan dimensi. Berikut
ditampilkan geometri sumur RD-B1 dan RD-B2
pada Gambar-3. Gambar-4. Interpretasi Lokasi Feedzone Sumur
RD B-1 dan RD-B27).

Dari Gambar4 di atas diperkirakan


terdapat 2 major feedzones yang ditembus sumur
RD-B1 dan 3 major feedzones yang ditembus
sumur RD-B2. Interpretasi ini didasarkan
kenaikan temperatur yang cukup intens pada
kedalaman tersebut.
Productivity Indeks (PI) merupakan
parameter yang diperoleh dari proses trial and
error jika tidak ada data pengujian seperti uji
hilang air atau injectivity test. Nilai Injectivity
Index (II) untuk RD-B1 sekitar 19 kg/s bar dan
Gambar-3. Konfigurasi Sumur RD-B1 dan untuk RD-B2 sekitar 9 kg/s bar. Harga ini akan
RD-B27)
dimasukan ke dalam simulasi, sebagai parameter Temperatur di kedalaman feedzone tersebut
reservoir. berkisar antara adalah 204oC- 210 oC. Sedangkan
di dasar sumur temperaturnya hanya 190 oC.
5. HASIL KEGIATAN DAN ANALISIS
Hasil simulasi output sumur RD-B1
5.1. Hasil Simulasi Sumuran memperlihatkan bahwa pada tekanan 3,2 barg
Dalam simulasi diasumsikan bahwa atau 4,3 bara, kapasitas produksinya sebesar
geometri sumur dalam kondisi ideal yaitu tidak 53,46 kg/s atau sudah selaras dengan data hasil
ada perubahan dimensi. Geometri sumur RD B-1 uji produksi. Hasil simulasi tersebut diperoleh
dan RD-B2 seperti dapat dilihat pada Gambar-3 berdasarkan input parameter geometri dan sifat
di atas. fisik fluida pada ke dua feedzone dengan masing-
Geometri sumur merupakan parameter yang masing nilai PI = 0.9 kg/bar dan pada tekanan
berpengaruh terhadap kinerja aliran fluida di reservoir masing-masing sebesar 25 dan 65 bar.
dalam sumur atau sering disebut sebagai OPR Simulasi discharge sumur RD-B1 dibuka pada
(Outflow Performance Relationship). Beberapa WHP (Well Head Pressure) 4.3 bar (3.2 barg).
faktor lain yang juga berpengruh terhadap aliran Hasil simulasi menunjukkan nilai kapasitas
fluida antara lain diameter, inklinasi (derajat produksi sebesar 53.46 kg/s pada WHP 4.3 bar.
kemiringan), dan kekasaran bagian dalam pipa Temperatur di kepala sumur sebesar 146 oC
(roughness). dengan steam fraction (x) sebesar 0.18 atau 9.5
Kinerja aliran fluida dari reservoir menuju kg/s adalah uap dan 43.96 kg/s air panas
lubang sumur atau yang disebut sebagai IPR (brine). Keduanya cukup selaras dengan data
(Inflow Performance Relationship) dipengaruhi observasi yang menyebutkan temperatur di flow
diantaranya oleh tekanan reservoir dan line sebesar 140 oC dan laju alir masa steam
permeabilitas batuan di feedzone. sebesar 10 kg/s .
Gambar4(a) di atas memperlihatkan dua Data hasil uji produksi pada bukaan 100%
zona rekah (feedzone) pada sumur RD-B1 adalah pada tekanan kepala sumur sebesar 3.2 barg, laju
di kedalaman 760 mMD dan 1400 mMD yang masa totalnya sebesar 53 kg/s ditunjukkan pada
diidentifikasi pada saat dilakukan pengukuran Gambar-4 dalam kotak berwarna merah.
tekanan dan temperatur pada kondisi heating up. Sedangkan Gambar-5 menunjukkan adanya
Temperatur di kedalaman 760 m MD adalah 203 keselarasan (matching) antara hasil simulasi
o
C dan di level yang lebih dalam temperaturnya dengan data observasi sumur RD-B1 sehingga
dapat mencapai angka 207 oC. dapat disimpulkan bahwa sumur RD-B1 telah
Sedangkan pada gambar4(b) letak tervalidasi. Untuk itu parameter input dapat
feedzone pada sumur RD-B2 di kedalaman 1050 digunakan untuk melakukan kajian selanjutnya
mMD, 1230 mMD, dan 1380 mMD yang yaitu prediksi kinerja sumur produksi RD-B1 di
diidentifikasi pada saat dilakukan pengukuran masa mendatang.
tekanan dan temperatur pada kondisi heating up.
Gambar-6. Hasil Uji Produksi Sumur RD-B2
Pada Bukaan 100 % dengan
Ukuran Pipa Lip 67).
Gambar-4. Hasil Uji Produksi Sumur RD-B1
pada bukaan 100 % , Ukuran Pipa Sedangkan Gambar-7 menunjukkan laju
Lip 107)
produksi dari hasil simulasi selaras (matching)
Hasil simulasi output dari sumur RD-B2 dengan data pengukuran sumur RD- B2 sehinga
menunjukan keselarasan hasil simulasi dengan dapat diambil kesimpulan bahwa sumur RD-B2
data observasi uji produksi pada tekanan 3.2 telah tervalidasi dan parameter input dapat
barg (4.3 bara) dengan kapasitas produksi digunakan untuk melakukan kajian selanjutnya
sebesar 32 kg/s. yaitu prediksi kinerja sumur produksi RD-B2 di
masa mendatang.

Gambar-7. Kurva Produksi Sumur RD-B2


Gambar-5 Kurva Produksi Sumur RD-B1
5.2. Prediksi Penurunan Produksi dari Sumur
Hasil uji produksi sumur RD-B2 RD B-1
ditunjukkan pada Gambar-8, mengindikasikan 5.2.1. Asumsi
laju alir uap (steam rate) sebesar 4 kg/s dan brine Penurunan produksi sumur panas bumi
28 kg/s maka hasil simulasi discharge dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di
menunjukan bahwa pada WHP 4.3 bara, total reservoir dan lubang sumur. Parameter yang
laju alir massanya adalah 32 kg/s dengan dryness berubah meliputi tekanan reservoir, entalpi,
(x) sebesar 0.123 atau laju alir uap sebesar 4 kg/s Productivity Index (PI), dan diameter pipa
dan laju alir air panas (brine) sebesar 28 kg/s. produksi.
Dalam proses prediksi penurunan produksi mungkin mengalami penurunan tekanan
digunakan pendekatan probabilistik P10 reservoir akibat produksi.
(pesimis), P50 (mostlikely), P90 (optimis). Nilai
P10 akan memberikan penurunan produksi yang 5.2.4. Pemodelan Sumur Untuk Penentuan
paling besar sedangkan nilai P90 adalah Penurunan Produksi
sebaliknya. Berikut dibawah ini dijelaskan Untuk memprediksi penurunan produksi
perubahan yang mungkin terjadi beserta nilai sumur dilakukan pemodelan aliran dalam sumur
P10, P50, dan P90 yang digunakan pada masing- dengan menggunakan parameter yang ditentukan
masing parameter. dari hasil kalibrasi karakteristik zona rekah
(feedzone) awal dan asumsi-asumsi yang
5.2.2. Perubahan Entalpi dijelaskan sebelumnya. Sebagai tekanan
Perubahan entalpi di reservoir dapat terjadi normalisasi digunakan tekanan kepala sumur
akibat proses kondensasi dan boiling. sebesar 4.3 bara. Produksi sumur awal diperoleh
Kondensasi disebabkan adanya interfensi fluida dengan mengubah tekanan reservoir, entalpi, dan
injeksi atau meteroic recharge ke sumur PI di masing-masing zona rekah sesuai dengan
produksi sedangkan peningkatan entalpi terjadi asumsi yang digunakan pada Tabel-3.
akibat proses boiling. Boiling terjadi ketika Hasil prediksi penurunan produksi yang
penurunan tekanan reservoir mencapai tekanan ditampilkan adalah penurunan laju alir massa uap
saturasinya, pada saat itulah flowing enthalpy di karena langsung dapat menceritakan penurunan
reservoir akan meningkat seiring dengan kapasitas MW yang dihasilkan. Produksi MW
bertambahnya saturasi uap di reservoir. sama dengan jumlah laju alir massa dibagi steam
consumption turbin dengan asumsi adalah 2.3
5.2.3. Perubahan Dimensi Lubang Sumur kg/s. Berikut di bawah ini dipaparkan hasil
Perubahan dimensi lubang sumur dapat perhitungan penurunan produksi P10, P50, dan
terjadi jika sumur mengalami scaling atau P90 sumur RD B-1, sumur yang rencananya akan
collapse. Pada prinsipnya jika terdapat endapan didedikasikan sebagai sumur produksi
(scale) di dalam lubang sumur dapat dilakukan
pembersihan baik secara kimia maupun mekanik. Tabel-3
Dengan mengasumsikan tidak terjadi casing Asumsi Perubahan Reservoir
collapse sepanjang umur sumur maka dapat
diasumsikan tidak terjadi perubahan dimensi
lubang sumur.
Karena tidak adanya informasi yang
memadai untuk menjustifikasi laju perubahan
entalpi dan perubahan dimensi lubang sumur
maka diasumsikan bahwa reservoir hanya
5.2.5. Hasil Simulasi Prediksi Penurunan 6. KESIMPULAN DAN SARAN
Kinerja Sumur RD B-1 (P10, P50, dan
6.1. Kesimpulan
90)
1. Telah dilakukan validasi sumur RD B-1,
Gabungan hasil prediksi kinerja sumur RD-
RD B-2 dan ULB-02 dengan melakukan
B1 dengan asumsi penurunan P90, P50, dan P10
simulasi produksi dimana hasil simulasi
diperlihatkan pada Gambar-8. Jika sumur RD-
menunjukan keselarasan yang sangat baik
B1 akan digunakan untuk memasok pembangkit
dengan data observasi uji produksinya.
dengan kapasitas 3 MW, maka jika :
2. Hasil simulasi discharge sumur RD-B1
penurunan tekanan reservoir di asumsi
menunjukkan dengan tekanan kepala
sebesar 1 bar/tahun (P90) maka sumur sumur 4,30 bara, diperoleh laju alir uap
mampu memasok uap hingga tahun ke-13.
sebesar 9,5 kg/detik dan laju alir brine
penurunan tekanan reservoir yang terjadi 1.5 sebesar 44 kg/detik
bar/tahun (P50) maka sumur mampu 3. Model sumur RD-B1 digunakan untuk
memasok uap hingga tahun ke-8. memprediksi kinerja produksi di masa
penurunan tekanan reservoir yang terjadi 2 mendatang. Sedangan sumur RD-B2, akan
bar per/tahun (P10) maka sumur mampu digunakan sebagai sumur injeksi.
memasok uap hingga tahun ke-6. 4. Hasil simulasi dengan metode
Grafik ini menunjukan pengaruh penurunan probabilistik jika sumur RD-B1 digunakan
tekanan reservoir yang terjadi terhadap kinerja untuk memasok pembangkit kapasitas 3
sumur. Oleh karena itu manajemen reservoir MW dengan asumsi steam consumption
sangat penting dan krusial untuk diperhatikan 2,3 kg/s/MW maka pada:
dengan seksama dimana reservoir perlu dijaga - P10 dan P 1 bara kemampuan pasok
keberlanjutannya dengan program injeksi yang selama 6 tahun
tepat agar dapat mendukung program - P50 dan P 1.5 bara kemampuan pasok
pengembangan lapangan. selama 8 tahun
- P90 dan P 2 bara kemampuan pasok
selama 13 tahun
6.2. Saran
1. Manajemen reservoir pada
pengembangan skala kecil sangat perlu
diperhatikan mengingat sumur produksi
RD-B1 hanya mampu dibuka pada
Gambar-8. Grafik Prediksi Kinerja Sumur tekanan kepala sumur 4.3 bara (3.2 barg)
RD B-1 (P10, P50, dan P90) pada bukaan 100%. Disamping itu letak
sumur produksi dan injeksi yang berada
di dalam satu pad juga perlu diperhatikan
untuk mengantisipasi terjadinya Zealand.,Geothermic, v.21, No.3, pp.
363-376, 1992.
penurunan temperatur yang signifikan
jika terdapat koneksi antar kedua sumur 7. Gudni, A., Benedikt, S., Logging,
Testing and Monitoring Geothermal
yang cukup permeable.
Wells, Short Course on Geothermal
Development and Geothermal Wells,
2012, El Salvador.
2. Bantuan dan kerjasama semua pihak
sangat diperlukan untuk kelancaran
8. M. Moawed_ and E. Ibrahim, Heat
kegiatan penelitian dan pengembangan
Transfer By Free Convection Inside
ini Horizontal Elliptic Tubes With Different
Axis Ratios And Different orientation
Angles, Journal Of Renewable And
DAFTAR PUSTAKA Sustainable Energy 1, 043111 (2009).
1. Aziz, K., Govier, G. W., and Fogarasi,
9. --------- (2015).: Laporan Analisis
M.: Pressure Drop in Wells Producing
Kinerja Sumur Panas Bumi Untuk
oil and gas, J. Cdn. Pet. Tech. (Sept.
Mendukung Pengembangan PLTP Skala
1972) 38 - 48.
Kecil, Lapangan Rantau dedap, Muara
Enim, Sumatera Selatan, Konsultan
2. Barnett, B. (1989).: A Theoretical Independen dari Program Geothermal
Study of The Effect of Bore Diameter Institute Teknologi Bandung, 2015.
on Well Outputs. Proc. 11th N.Z.
Geothermal Workshop.
10. PT. Supreme Energy Rantau Dedap,
3. Different Regions of 2.25Cr-1Mo (T22) Engineering Team, RD Well Summary
Boiler Tube Steel Weldment, ASM Data, 2015, Jakarta.
International, JMEPEG 18:959965
DOI: 10.1007/s11665-008-9309-2,
(2009)

4. Futoshi Tanaka, Takashi Hibiki,


Kaichiro Mishima, Correlation for Flow
Boiling Critical Heat Flux in Thin
Rectangular Channels. Journal of Heat
Transfer, DECEMBER 2009, Vol. 131 /
121003-1.

5. Gunn, C.I.M., Freeston, D.H., and


Hadgu, T. (1991).: Principles for
Wellbore Validation and Calibration
Using Matching Analysis-I, analytical
techniques.,Geothermic, v.21, No.3, pp.
341-361, 1992.

6. Gunn, C.I.M., Freeston, D.H., and


Hadgu, T. (1991).: Principles for
Wellbore Validation and Calibration
Using Matching Analysis-II., Case Study
- Well Rotokawa 5, New

You might also like