Professional Documents
Culture Documents
ANTROPOLOGI KESEHATAN
OLEH:
KEPERAWATAN I.3
A. Antropologi Sosial
1. Pengertian Antropologi Sosial
Antropologi social adalah salah satu cabang ilmu sosial yang
mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. sebuah ilmu
yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan
(cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga
setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. mempelajari
seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia. Yang menghadirkan
orang lain baik secara nyata maupun imajiner dalam etnis kebudayaan
tertentu.
2. Macam-macam Antropologi Sosial
Macam-macam Antropologi Sosial adalah sebagai berikut
a. Antropologi fisik
Antropologi fisik mampelajari manusia sebagai organisme biologis
yang melacak perkembangan manusia menurut evolusinya dan
menyelidiki variasi biologisnya dalam berbagai jenis (species).
Keistimewaan apapun yang dianggap melekat pada dirinya yang
dimiliki manusia, mereka digolongkan pada binatang menyusui,
khususnya primata.
b. Antropologi budaya
Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan
manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat. Menurut Havilan
cabang antropologi budaya ini dibagi-bagi lagi menjadi tiga bagian,
yakni arkeologi, antropologi linguistik, dan etologi. Untuk
memahami pekrjaan para ahli antropologi budaya, kita harus tahu
tentang hakikat kabudayaan, menyangkut konsep kabudayaan, dan
karakteristiknya serta kebudayaan dan kepribadian.
c. Antropologi medis
Antropologis medis merupakan subdisiplin yang sekarang paling
populer di Amerika serikat, bahkan tumbuh pesat dimana-mana.
Antropologis medis ini banyak membahas hubungan antara penyakit
dan kebudayaan yang tampak mempengaruhi evolusi manusia,
terutama berdasarkan hasil-hasil penemuan paleopatologi. Beberapa
dokter yang menjadi ahli antropologi medis pada masa-masa awal
adalah W.H.R. Rivers yang merasa tertarik pada reaksi penduduk
pribumi terhadap penyakit, dimana para penduduk berkeyakinan
bahwa datangnya penyakit sebagai kejadian alam yang tidak
berhubungan dengan kebudayaan.
d. Antropologi psikologi
Antropologis psikologi bidang ini merupakan wilayah antropologi
yang mengkaji tentang hubungan antara individu dengan makna dan
nilai dengan kebiasaan sosial dari sistem budaya yang ada. Adapun
ruang lingkup antropologi psikologi tersebut sangat luas dan
menggunakan berbagai pendekatan pada masalah kemunculan dalam
interaksi antara pikiran, nilai, dan kebiasaan sosial. Kajian ini
dibntuk secara khusus oleh percakapan interdisipliner antara
antropologi dan ruang lingkup lain dalam ilmu-ilmu sosial serta
humaniora (Schawartz, 1992). Sedangkan fokus kajian bidang ini
terpusat pada individu dalam masyarakat makin mendekatkan
hubungan dengan psikologi dan psikistri dibanding dengan
mainstream antropologi. Namun, secara historis bidang antropologi
psikologi tersebut lebih dekat pada psikoalanisasi daripada psikologi
eksperimental.
e. Antropologi social
Antropologi sosial bidang ini mulai dikembangkan oleh James
George Frazer di Amerika serikat pada awal abad ke-20. Dalam
kajiannya, antropologi sosial mendeskripsikan proyek evolusionis
yang bertujuan untuk merekontruksi masyarakat primitif asli dan
mencatat perkembangannya melalui berbagai tingkat peradaban.
B. Antropologi Kesehatan
Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya
terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita
Sarwono, 1993). Definisi yang dibuat Solita ini masih sangat sempit karena
antropologi sendiri tidak terbatas hanya melihat penghayatan masyarakat dan
pengaruh unsur budaya saja. Koentjaraningrat mengatakan bahwa ilmu
antropologi mempelajari manusia dari aspek fisik, sosial, budaya. Pengertian
Antropologi kesehatan yang diajukan Foster/Anderson merupakan konsep yang
tepat karena termaktub dalam pengertian ilmu antropologi seperti disampaikan
Koentjaraningrat di atas. Menurut Foster/Anderson, Antropologi Kesehatan
mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda
yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.
Penelitian oleh drg. Yulia Maria dari pascasarjana UI, misalnya yang di
lakukan di daerah manggala, kabupaten Tulang Bawang, provinsi lampung
menunjukkan bahwa terdapat konstribusi yang sangat menentukan antara seorang
dukun beranak dan seorang petugas puskesmas dalam menangani proses kelahiran
seorang anak. Hal ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat terhadap peran
roh yang bersifat gaib di satu pihak yang masih melekat dan telah di terimanya
pemahaman penting kesehatan dan gizi di lain pihak .
b. Etnomedisin
Cabang dari etnobotani atau antropologi kesehatan yang mempelajari
pengobatan tradisional, tidak hanya yang berhubungan dengan sumber-sumber
tertulis (contohnya pengobatan tradisional cina) tetapi terutama pengetahuan
dan praktek yang secara oral diturunkan selama beberapa abad.
Dalam ilmu pengetahuan, etnomedisin pada umumnya ditandai dengan
pendekatan antropologi yang kuat atau pendekatan biomedikal yang kuat,
terutama dalam program penemuan obat.
Kepercayaan dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit, yang
merupakan hasil dari perkembangan kebudayaan asli dan yang eksplisit tidak
berasal dari kerangka kedokteran modern, merupakan urutan langsung dari
kerangka konseptual ahli-ahli antropologi mengenai sistem medis non-barat.
Rivers, (Medicine, Magic, and Religion). Sistem pengobatan asli adalah
pranata-pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara yang sama seperti
mempelajari pranata-pranata sosial umumnya, dan bahwa praktek-praktek
pengobatan asli adalahrasional bila dilihat dari sudut kepercayaan yang
berlaku mengenai sebab-akibat.
Setelah antropologi kesehatan berkembang, terutama dalam bidang-bidang
yang luas, konsep kesehatan internasional dan psikiatri lintas budaya (psikiatri
transkultural), kepentingan pengetahuan praktis maupun teoritis mengenai
sistem pengobatan non-Barat semakin tampak. Pengakuan tersebut telah
memperbaharui perhatian dalam penelitian etnomedicine, dan mengangkatnya
sebagai salah satu pokok penting dalam antropologi kesehatan.
Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi
oleh faktor -faktor seperti kelas social, perbedaan suku bangsa dan budaya.
Maka ancaman kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis),
bergantung dari variable-variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi yang
berbeda di kalangan pasien.