You are on page 1of 8

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Uraian Kasus
Ny. M umur 59 tahun datang ke RSUD Pare dengan keluhan sakit
pada punggungyang sering dirasakan sejak 3 bulan yang lalu dan Ny.M
merasa punggungnya sedikit membungkuk, sebenarnya rasa sakit punggung
Ny.M sudah dirasakan sejak beberapa tahun yang lalu, namun Ny. M tidak
memperdulikannya. Ketika memeriksakan diri ke dokter Ny. M dianjurkan
untuk tes darah dan rongent pada tulang belakang. Hasil
rongent menunjukkan bahwa Ny. M menderita osteoporosis diperkuat lagi
dengan hasil BMD (Bone Mineral Density) T-score -3. Klien mengalami
menopause sejak 7 tahun yang lalu. Menurut klien dirinya tidak suka minum
susu sejak usia muda dan tidak menyukai makanan laut. Klien beranggapan
bahwa keluhan yang dirasakannya karena usianya yang bertambah
tua.Riwayat kesehatan sebelumnya diketahui bahwa klien tidak pernah
mengalami penyakit seperti DM dan hipertensi serta tidak pernah dirawat di
RS.Pola aktifitas diketahui klien banyak beraktifitas duduk karena dulu
dirinya bekerja di perkantoran.Riwayat penggunaan KB hormonal dengan
metode pil.Pemeriksaan TB 162 cm (TB sebelumnya 165 cm), BB 76 kg
(BB sebelumnya 78 kg).
B. Pengkajian
1. Identitas
Nama : Ny. M
Umur : 59 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Tanggal MRS : 21 April 2017
Tanggal Pengkajian : 23 April 2017

2. Keluhan Utama : Nyeri


P : Terasa nyeri saat beraktivitas dan nyeri berkurang saat istirahat
Q : Seperti tertekan benda berat
R : Pada punggung
S : 7 (1-10)
T : Pada saat beraktivitas
3. Keluhan saat masuk RS : pada punggung terasa nyeri saat beraktivitas,
ini menyebabkan klien sulit berjalan secara normal.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Ny. M umur 59 tahun datang ke Poli Orthopedi RSUD Pare
dengan keluhan sakit pada punggung yang sering dirasakan sejak 3
bulan yang lalu, rasa sakit itu sudah dirasakan sejak beberapa tahun
yang lalu, namun Ny. M tidak memperdulikannya.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
- Kesadaran : Compos Mentis
- Tekanan Darah : 130/90 mmHg
- Nadi : 110x/mnt
- RR : 20x/mnt
-
Suhu : 36,9 0C
b. Sistem Persyarafan
- GCS (Glassgow Coma Scale) : Eye/Verbal/Motorik =
4/5/6
- Tidak ada pusing
- Pupil isokor
- Sclera/Konjunctiva anemis
- Tidak ada gangguan pandangan
- Tidak ada gangguan pendengaran
- Tidak ada gangguan penciuman
- Orientasi waktunya baik
- Orientasi tempatnya baik
- Orientasi orang baik
c. Sistem Muskuloskeletal
- Pergerakan terbatas
- Cara berjalan tidak tegap
- Kekuatan otot 5 5
5 5

- Tidak ada kelainan ektremitas


- Terdapat kelainan tulang belakang (kifosis)
- Tidak ada fraktur
- Tidak terpasang traksi,spalk, ataupun gips
6. Riwayat Psikososial
- Klien tidak berani melakukan aktivitas yang berat karena rasa
sakit di punggungnya
- Klien tidak mengetahui penyebab dan cara pengobatan sakit
dipunggungnya.
7. Hasil pemeriksaan laboratorium
BMD T-score -3
Hasil lab Elektrolit tanggal 21 April 2017 (ca: 9,98 mg/dL, na: 142
mmol/L, K: 47 mmol/L, Cl: 108 mmol/L )
Hasil Lab Darah lengkap tanggal 21 April 2017
Hb: 13,5 gr/dl
Leuko : 6.000 /ul
Trombosit: 250.000 /ul
Hematokrit: 42%
SGOT/SGPT: 7/6,6 u/l
Albumin: 4 mg%

C. Analisis Data
Data Etiologi MK
DS: Kepadatan/massa tulang menurun Nyeri Kronis
- Klien mengatakan sakit pada
Osteoporosis
punggung sejak beberapa tahun
Deformitas vertebra
lalu.
- Klien mengatakan banyak
Teregangnya ligamentum dan
beraktifitas duduk karena dulu
otot/spasme otot
dirinya bekerja di perkantoran
- Klien mengatakan terasa sakit pada Nyeri kronis
sendi ketika beraktivitas/berjalan
- Klien mengatakan aktivitas sehari-
hari terhambat
DO :
- P : Terasa nyeri saat beraktivitas dan
nyeri berkurang saat istirahat
- Q : Seperti tertekan benda berat
- R : Pada punggung
- S : 7 (1-10)
- T : Pada saat beraktivitas
- Wajah klien meringis.
- Sering memegang area yang sakit
- TD : 130/90 mmHg
- N : 110x/mnt
DS: Osteoporosis Hambatan
- Klien mengatakan sakit pada Mobilitas fisik
Deformitas vertebra
punggung sejak beberapa tahun lalu.
- Klien mengatakan ketika berjalan Kifosis (bungkuk)
punggung klien terasa sakit
Hambatan mobilitas fisik
- Klien mengatakan aktivitas sehari-hari
terhambat
- Klien mengatakan rasa sakitnya
bertambah saat beraktivitas yang
berat.
DO :
- Hasil BMD T-score -3.
- Hasil lab Elektrolit (ca: 9,98 mg/dL,
na: 142 mmol/L, K: 47 mmol/L, Cl:
108 mmol/L )
- Pemeriksaan TB 165 cm, BB 76 kg.
- Cara berjalan klien tidak tegap
(kifosis)

DS : Osteoporosis Ansietas

- Klien mengatakan tidak mengetahui Tindakan medis


tentang penyakit dan penyebabnya. Kurang pengetahuan
- Klien mengatakan membiarkan sakit
punggungnya selama bertahun-tahun Ansietas
karena tidak mengerti cara
penanganannya dan menganggap
sakitnya ini karena usia yang
bertambah.
DO :

- Klien banyak bertanya tentang


penyakit dan tindakan yang akan
dilakukan pada klien
- Klien gelisah
- Klien berkeringat dingin
- TD : 130/90 mmHg
- N : 110x/mnt
DS : Deformitas vertebra Harga Diri
Klien merasa punggungnya sedikit
Rendah
Kifosis
membungkuk karena jika klien berdiri
tegak punggungnya terasa sakit. Punggung membungkuk

DO : Gangguan citra diri


- Punggung klien sedikit membungkuk
Harga diri rendah
- TB turun : sebelum sakit 165, saat
pengkajian 162

DS : Osteoporosis Resiko cedera


Klien mengatakan merasakan sakit pada
Kifosis/membungkuk
punggung saat beraktivitas, apalagi jika
melakukan kegiatan yang sedikit berat rasa Resiko cedera
sakit semakin terasa.

DO :
- Klien sangat berhati-hati berjalan.
- Hasil BMD T-score -3.
- Cara bejalan klien tidak tegap (kifosis)

D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengandeformitas vertebra
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
muskuloskeletal
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
4. Harga diri rendah berhubungan dengan gangguan citra tubuh
5. Resiko cidera berhubungan dengangangguan mobilitas

E. Intervensi Keperawatan

NO. NOC NIC


1. Setelah diberikan tindakan keperawatn 2x24 jam 1. Kaji tingkat nyeri pada punggung, nyeri
diharapkan nyeri berkurang sampai hilang. terlokalisasi atau menyebar pada abdomen atau
Kriteria Hasil :
pinggang. (PQRST)
- Mampu mengontrol nyeri
2. Ajarkan pada klien tentang alternative lain
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang menggunkan
untuk mengatasi dan mengurangi rasa nyerinya.
manajemen nyeri
3. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
- TD : 120/80 mmHg nyeri, seperti : suhu ruangan, pencahayaan, dan
- N : 60-100 x/mnt
kebisingan.
4. Tingkatkan istirahat
5. Observasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
6. Evaluasi bersama klien dan tenaga kesehatan
lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri di
masa lampau
7. Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian
obat analgesik.
2. Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 2x24 1. Kaji tingkat kemampuan klien dalam
jam keterbatasan pada pergerakan fisik tubuh dapat mobilisasi.
2. Ajarkan klien untuk menggunakan alat bantu
berkurang.
saat berjalan dan cegah terhadap cedera.
Kriteria Hasil :
3. Ajarkan klien tentang aktivitas hidup sehari
- Klien meningkat dalam aktivitas fisik.
hari yang dapat dikerjakan
- Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas fisik.
4. Instruksikan klien untuk latihan selama kurang
- Memverbalisasikan perasaan dalam
lebih 30menit dan selingi dengan istirahat
meningkatkan kekuatan dan kemampuan
dengan berbaring selama 15 menit
berpindah
5. Dampingi dan bantu klien saat mobilisasi dan
- Memperagakan penggunaan alat bantu untuk
bantu memenuhi ADLs klien.
mobilisasi (walker)
6. Rencanakan tentang pemberian program latihan
7. Bantu klien jika diperlukan latihan
8. Peningkatan latihan fisik secara adekuat:dorong
latihan dan hindari tekanan pada tulang seperti
berjalan
9. Hindari latihan fleksi, membungkuk tiba
tiba,dan pengangkatan beban berat.
10. Observasi TTV sebelum dan sesudah latihan
dan lihat respon klien.
11. Konsultasikan dengan ahli terapi fisik tentang
pemberian latihan yang adekuat.
3. Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1x24 1. Kaji TTV
2. Instruksikan klien menggunakan teknik
jam perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran dapat
relaksasi
teratasi.
3. Temani klien untuk memberikan keamanan
Kriteria Hasil :
dan mengurangi takut.
- Klien mampu mengidentifikasi dan
4. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
mengungkapkan gejala cemas
dirasakan selama prosedur
- Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan
5. Dorong klien untuk mengungkapkan
menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas
perasaan, ketakutan, dan persepsinya.
- TTV dalam batas normal
6. Observasi tingkat kecemasan klien
- Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan
7. Kolaborasikan dengan dokter untuk
tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya
pemberian obat untuk mengurangi kecemasan.
kecemasan.
4. Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1x24 1. Kaji alasan-alasan untuk mengkritik atau
jam klien dapat mengendalikan persepsi negatif tentang menyalahkan diri sendiri
2. Ajarkan perilaku positif melalui bermain peran
harga dirinya.
Kriteria Hasil : dan diskusi
3. Tunjukkan rasa percaya diri terhadap
- Adaptasi terhadap ketunadayaan fisik
- Penyesuaian dengan kehilangan aktual atau kemampuan klien untuk mengatasi situasi
4. Dorong klien mengidentifikasi kekuatan dirinya
kehilangan yang akan terjadi
5. Buat statement positif terhadap klien
- Respon psikososial adaptif individu terhadap
6. Observasi frekuensi komunikasi verbal klien
perubahan bermakna dalam hidup
yang negatif
- Menunjukkan penilaian pribadi tentang harga diri
7. Kolaborasikan dengan sumber lain (petugas
- Mengungkapkan penerimaan diri
- Komunikasi terbuka dinas sosial, perawat spesialis klinis, dan
- Mengatakan optimisme tentang masa depan
layanan keagamaan)
- Menggunakan strategi koping efektif

5. Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 1. Ciptakan lingkungan yang bebas dari bahaya:
a) Tempatkan klien pada tempat tidur rendah.
2x24jam resiko terjadinya cedera dapat teratasi.
b) Amati lantai yang membahayakan klien.
Kriteria Hasil :
c) Berikan penerangan yang cukup
- Klien terbebas dari cedera d) Tempatkan klien pada ruangan yang tertutup
- Klien mampu menjelaskan cara untuk mencegah
dan mudah untuk diobservasi.
cedera e) Ajarkan klien tentang pentingnya
- Klien mampu menjelaskan faktor resiko dari
menggunakan alat pengaman di ruangan.
lingkungan maupun personal 2. Berikan dukungan ambulasi sesuai dengan
- Mampu memodifikasi gaya hidup untuk
kebutuhan:
mencegah cedera a) Kaji kebutuhan untuk berjalan.
- Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada b) Konsultasi dengan ahli therapist.
- Mampu mengenali perubahan status kesehatan. c) Ajarkan klien untuk meminta bantuan bila
diperlukan.
d) Ajarkan klien untuk berjalan dan keluar
ruangan.
e) Bantu klien untuk melakukan aktivitas hidup
sehari-hari secara hati-hati.
3. Ajarkan pada klien untuk berhenti secara
perlahan, tidak naik tanggga, dan mengangkat
beban berat.
4. Ajarkan pentingnya diet untuk mencegah
osteoporosis:
a) Rujuk klien pada ahli gizi
b) Ajarkan diet yang mengandung banyak
kalsium
c) Ajarkan klien untuk mengurangi atau
berhenti megkonsumsi rokok atau kopi
d) Ajarkan tentang efek rokok terhadap
pemulihan tulang
5. Observasi efek samping obat-obatan yang
digunakan

You might also like