Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
dunia umumnya dan Indonesia khususnya. Masyarakat yang mengalami krisis ekonomi
tidak saja mengalami gangguan kesehatan fisik tapi mengalami gangguan kesehatan mental
nasional, pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan nasional yang
diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi
Skizofrenia adalah salah satu jenis gangguan jiwa psikosa fungsional dengan gejala
pecahnya unsur-unsur kepribadian yang timbul pada usia kurang dari 45 tahun.
Dengan menerapkan asuhan keperawatan pada perubahan proses pikir diintegrasikan secara
komprehensip pada program asuhan klien diharapkan klien dan keluarganya secara
mungkin dapat berperan serta dalam Self Care dan Family Support.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan perubahan prose pikir waham
C. Metode Penulisan
Dalam laporan ini penulis menggunakan metode deskriptif yang berbentuk studi kasus.
Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Yaitu pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab yang ditujukan kepada klien,
2. Observasi
Yaitu pengumpulan data dengan melihat secara langsung pada klien yang dikaji dan untuk
3. Studi Dokumentasi
Yaitu cara pengumpulan data dengan cara mempelajari dan mengumpulkan semua
dokumentasi serta data yang ada kaitannya dengan diri klien, status dan kesehatan medis.
4. Studi literatur
Yaitu penulis mempelajari semua buku yang membahas permesalahan yang akan dibahas
D. Sistematika Penulisan
Laporan ini disusun secara sistematik yang terdiri dari empat bab yaitu:
Bab III : Tinjauan kasus yang mencakup pengkajian rencana keperawatan, catatan
tindakan dan evaluasi Pada Klien Tn M Dengan Perubahan Proses Pikir Waham Kebesaran
Bab IV : Kesimpulan dan saran yang merupakan kesimpulan dari pelaksanaan asuhan
keperawatan dari formulasi saran yang bersifat membangun terhadap kesenjangan pada
pelaksanaan Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Klien Tn Joki ginting Dengan Perubahan
TINJAUAN TEORITIS
internal : fikiran, perasaan, sensasi, somatic, dan rangsangan eksternal seperti bunyi situasi
alam sekitar (tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan) (Stuart and Sunden, 1995).
Gangguan orientasi realitas dibagi menjadi dua yaitu waham dan halusinasi. Waham
adalah kepercayaan yang benar-benar salah dan berfikir yang sesuai dengan orang lain dan
kontradiksi dengan realitas sosial (Stuart and Sunden, tahun 1995 hal 146).
Waham adalah suatu kepercayaan yang salah atau bertentangan dengan kenyataan
dan tetap pada pemikiran seseorang dan latar belakang sosial budaya (Rowlis, tahun 1991,
hal 167).
Waham adalah bentuk lain dari proses kemunduran pemikiran seseorang yaitu
dengan mencampuri kemampuan pikiran untuk diuji dan dievaluasi secara nyata (Judith
Herber).
Waham adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang tidak sesuai dengan kenyataan
dan tidak cocok dengan intelegensia latar belakang biarpun dibuktikan kemustahialn hal itu
ususnya sudah busuk, otak sudah cair dan ada seekor kua dalam perutnya
1. Ideas of referens seseorang merasa bahwa kejadian situasi atau interaksi secara langsung
2. Delusion of percution : keyakinan sesorang bahwa orang lain merusak berbuat kerusakan
pada dirinya.
3. Delusion of grandeus : keyakinan seseorang bahwa dia maha kuasa dan mempunyai
kekuatan super.
4. Somatik delusion.
1. Eromati : waham tentang seseorang yang mencintai orang lain yang statusnya lebih
tinggi.
4. Persecutori: keyakinan seseorang bahwa orang lain merusak atau berbuat jahat pada
dirinya.
5. Somatik : waham karena adanya beberapa penyakit fisik atau munculnya keabnormalitas
fisiknya.
c. Menurut Raulins (tahun 1993, hal 107) :
1.delusion of persicution : keyakinan seseorang bahwa orang lain akan berbuat jahat pada
dirinya.
biasa.
4. Delusion of referens : keyakinan seseorang bahwa kejadian atau situasi secara langsung
5. Somatik delusion : keyakinan seseorang bahwa tubuhnya berubah dan berespon dengan
6.Thought brood costing : keyakinan seseorang bahwa pikirannya dapat di dengar orang
1. Waham kejar : pasien yakin bahwa ada komplotan yang sedang menggangu bahwa ia
2.Waham somatic: keyakinan tentang (sebagian) tubuhnya yang tidak benar, contohnya
usunya sudah membusuk, otak sudah cair, ada seekor kuda dalam perutnya.
keyakinan yang luar biasa misalnya bahwa dialah ratu adil, dapat membaca fikiran orang
5.Waham dosa : keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang besar yang
tidak dapat diampuni atau bahwa ia bertanggung jawab dalam suatu kejadian yan tidak baik
6.Waham pengaruh : yakni bahwa fikiran emosi perbuatannya diawasi atau dipengaruhi
7.Waham nilistic : yakni bahwa dunia ini sudah hancur atau bahwa ia sendiri dan orang lain
sudah mati.
8.Tingkah laku yang dipengaruhi oleh waham, karena waham maka ia berbuat tingkah laku
yang demikian.
RENTANG RESPON NEUROBIOLOGIS
dengan berlebihan
mengalami emosi
perilaku
Waham terbentuk atas dasar faktor emosi, maka waham takkan dapat diubah oleh
alasan-alasan akal fikiran untuk memenuhi kebutuhan jiwa tersebut. Gambaran waham
harapan yang mengecewakan perasaan inadekuat, perasaan dibenci orang lain dan
sebagainya.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
a.Faktor perkembangan
perkembangan.
b.Faktor lingkungan
c.Interaksi
D. FAKTOR PRESIPITASI
a. faktor internal.
b. Faktor eksternal
Ada trauma atau serangan fisik, kehilangan hubungan dengan orang lain yang berarti.
- Menolak makan.
- Mudah tersinggung.
- Mendominasi pembicaraan.
- Berbicara kasar.
- Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan atau sama sekali tidak melaksanakan.
F. DIAGNOSA KEPARAWATAN
G. TUJUAN
2.Pasien mampu membina dan mempertahankan hubungan akrab dengan orang lain tanpa
1.Psikoterapeutik
-Bicara saat terbuka dan tidak berbisik-bisik, tidak menggunakan kata-kata sindiran.
2.Lingkungan terapeutik
4.Somatik
a.Memberikan obat dengan mempertahankan lima benar dalam prinsip pemberian obat.
5.Pendidikan kesehatan.
1.
2.
3.
4.
WAHAM KEBESARAN
I. Identitas.
a. Identitas klien.
Nama : Tn. M
Umur : 40 Tahun
Pendidikan : SPMA
Pekerjaan :-
Agama : Islam
No. CM : 011803
Agama : Islam
Klien dibawa ke RSJP Cimahi dengan alasan klien berbicara kacau, bingung, mudah lupa,
keluyuran klien juga pernah membanting radio 1 kali, klien gelisah. Sulit tidur dan
berbicara sendiri. Pada saat dikaji : klien dapat diajak berbicara kooperatif.
Bila diajak bicara klien suka ngawur, mudah lupa pada hal-hal yang baru saja dibicarakan.
Pembicaraan ngawur dan tidak rasional. Klien selalu mengatakan bahwa dirinya bisa
Masalah keperawatan :
Waham kebesaran
1.Klien mengalami sakit jiwa sejak tahun 1999 dan dirawat di RSJP Cimahi sebanyak 3
kali.
4.Klien tidak pernah mengalami riwayat aniaya fisik, seksual maupun kekerasan dalam
keluarga.
5.Klien pernah mengalami masa lalu yang tidak menyenangkan. Yaitu pada usia 17 tahun
1. Tanda Vital
N = 88 x/mnt S = 370 C
2. Ukuran
TB : 165 cm
BB : 50 Kg
3. Keluhan Fisik
V. Psikososial
1. Genogram
Klien merupakan anak ke dua dari empat bersaudara. Orang yang terdekat dengan klien
selain orang tua adalah kekasihnya. Didalam keluarga tidak ada yang mengalami sakit jiwa
2. Konsep Diri
1) Citra tubuh
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak merasa minderengan keadaan tubuhnya, klien
2) Identitas diri
Pada saat klien dikaji klien mengatakan bahwa status dan posisi klien sebelum dirawat
klien bekerja sebagai buruh di penggilingan padi. Klien puas dengan kedudukannya sebagai
3) Peran
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa diri klien sebagai anak kedua dari empat
bersaudara sehari-hari bekerja sebagai buruh dan klien merasa senang terhadap apa yang
telah dikerjakan.
4) Ideal Diri
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa dirinya mempunyai keinginan untuk
menjadi seorang ustad dan klien sering menganggap dirinya hebat, mampu menyembuhkan
segala macam penyakit tanpa obat. Klien berharap cepat sembuh dari sakitnya dan diterima
di masyarakat. Klien ingin menolong orang dengan menyembuhkan sakit setelah dia
sembuh.
5) Harga diri
Pada saat dikaji klien mengatakan tidak merasa malu dengan kondisinya saat ini.
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri, ideal diri yang tidak realistis.
3. Hubungan sosial
Pada saat dikaji klien mengatakan bahwa orang yang berarti dalam hidupnya adalah ayah,
ibu, adik dan kekasihnya. Jika ada masalah klien mengadu dan meminta bantuan pada
Sebelum sakit klien tidak pernah aktif dalam kegiatan dalam masyarakat, karena ada
Masalah keperawatan :
4. Spritual.
Pada saat dikaji klien mengatakan jarang sholat. Sebelum sakit klien jarang iktu keagamaan
di mesjid
Masalah keperawatan :
Distress spiritual.
VI Status Mental
1. Penampilan
Pada saat dikaji klien tampak rapi, klien selalu menyisir rambutnya. Klien ganti baju 2 hari
2. Pembicaraan
Pada saat dikaji klien berbicara agak cepat dan mampu memulai percakapan dengan
perawat.
Pada saat dikaji klien suka berbicara ngawu. Klien sering mendominasi pembicaraan.
3. Aktivitas motorik.
Pada saat dikaji klien tidak tampak lesu dan kadang-kadang gelisah. Klien tidak
tampak adanya : agitas, tiki grimasen, tremor, kompulsif. Klien sering melakukan aktivitas
tangkis. Selain itu klien sering mengikuti kegiatan yang ada di ruangnya seperti
4. Alam perasaan
Pada saat dikaji klien tidak tampak : sedih, putus asa dan gembira yang berlebihan. Klien
5. Afek
Pada saat dikaji, sesuai hasil observasi terlihat emosi yang sesuai dengan stimulus yang
ada. Seperti contoh: bila klien diberi stimulus yang menyenangkan. Seperti bercanda klien
Pada saat dikaji klien dapat diajak bekerja sama oleh perawat. Kontak mata mau menatapa
Pada saa dirumah klien sering mendengarkan suara bisikan almarhum kakeknya.
Masalah keperawatan : resiko tinggi perubahan sensori persepsi halusinasi dengar tujuan
pembicaraan/sirkumtansial.
Klien sering berbicara ngawaur dan jawaban yang diberikan sering tidak sesuai dengan
9. Isi pikir
Pada saat dikaji klien tampak gejala obsesi. Klien selalu ingin pulang dan ingin bertemu
dengan keluarganya. Klien ingin dijenguk keluarganya. Dalam pikiran klien selalu bisa
Waham :
Pada saat dikaji klien selalu mendominasi pembicaraan. Klien mempunyai keyakinan
bahwa ia orang hebat. Mampu melakukan apa saja diantaranya menyembuhkan segala
Pada saat dikaji klien tampak bingung dan kacau. Klien tidak mengalami stupporr. Klien
tidak mengalami disorientasi waktu dan tempat. Tetapi klien mengalami disorientasi orang.
11. Memori
Pada saat dikaji klien dapat mengingat kejadian yang baru saja terjadi/daya ingat saat ini.
Dari hasil observasi klien tidak mampu mengingat kejadian yang lebih dari seminggu/daya
ingat jangka pendek dan klien juga tidak mengingat kejadian yang lebih dari sebulan/daya
Klien mampu berkonsentrasi dan berhitung saat wawancara dan kegiatan dilakukan.
Contohnya : saat diwawancara perhatian klien tidak mudah dialihkan. Saat diberi
Contohnya : bapak mau mandi dulu sebelum makan atau makan dulu sebelum mandi ?
Pada saat dikaji klien selalu mengingkari penyakit yang diderita. Klien tidak menyadari
1.Makan
b. Klien mampu makan secara mandiri tanpa bantuan petugas, makan disiapkan petugas
2.BAB/ BAK
Pada saat pengkajian klien mampu untuk BAK/BAB secara mandiri tanpa bantuan perawat.
Klien mampu mengguankan WC dan membersihkan diri dan merapikan pakaian. Setelah
BAB/BAK.
3.Mandi
Pada saat pengkajian, frekuensi 2x/hari, cara mandi memakai gayung, gosok gigi 2x/hari.
5.Istrahat tidur
6.Penggunaan obat
Halloperidol 5 mg 3 x 1 tab
Trihexyphenidil 2 mg 3 x 1 tab
Persidal 1 x 1tab
7.Pemeliharaan kesehatan
Dalam memelihara kesehatannya klien harus selalu minum obat secara teratur.
8.Aktivitas di rumah
Klien mampu mengolah dan menyajikan makanan, merapikan rumah (menyapu, mengepel)
7. Waham kebesaran
tahun.2015
pelupa, bingung.
tanpa obat.
pembicaraan
- Ungkapan klien tidak sesuai dengan
realita
3 DS : Gangguan konsep
4 DS : Kerusakan
5 DS : Distress spiritual
6 DS : Perubahan proses
DO : penyakit
- Sirkumtansial
- Obsesi
disorientasi orang.
bulan.
cedera
perubahan sensori
bicara sendiri
X Pohon Masalah
Kerusakan Komunikasi Verbal. Effect
XI Diagnosa Keperawatan
2. Perubahan proses pikir : Waham kebesaran berhubungan dengan ideal diri yang tidak
realistis
BAB IV
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada joki ginting dengan perubahan proses pikir
tepat didasari teori yang ada sehingga dapat merumuskan masalah dan diagnosa
keperawatan yang tepat. Dari pengkajian didapatkan masalah utama perubahan proses pikir
waham kebesaran.
2. Diagnosa keperawatan yang terkait dengan masalah klien Joki ginting adalah :
kebesaran.
b. Perubahan proses pikir : waham kebesaran berhubungan dengan ideal diri yang tidak
realistis.
3. Pada tahap perencanaan, peran perawat sangat penting dalam menentukan rencana
tindakan sesuai dignosa keperawatan yang sesuai. Adapun perencanaan yang dilakukan
pada klien Tn. M meliputi : psikoterapeutik, lingkungan terapeutik, kegiatan hidup sehari-
4. Pada pelaksanaan perawat dapat melaksanakan rencana yang disusun bila memiliki
5. Pada evaluasi, perawat dapat melakukan proses yang berkelanjutan untuk menilai
efek dari tindakan perawat pada klien. Evaluasi ini dilakukan secara terus menerus dalam
bentuk SOAP
B. Saran
Saran yang diajukan penulis berupa saran yang bersifat membangun dan bermanfaat bagi
1. Untuk mendapatkan data yang akurat, dalam pengkajian perlu kerjasama yang baik
antara perawat, klien, keluarga, antara lain membina hubungan saling percaya.
yang muncul.
dan masalah yang sedang dihadapi dengan memprioritaskan diagnosa keperawatan yang
muncul.
Maramis W.F, 1990, Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University, Press Surabaya
Maslim Rusdi, 2001, Buku Saku Diagnosa Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ-
III, Jakarta.