You are on page 1of 12

PERANCANGAN CAMPURAN ADUKAN BETON

Dengan Mutu Beton Yang Disyaratkan fc = 30 MPa

1. Perhitungan nilai Standar Deviasi (S)


Karena pelaksana belum mempunyai pengalaman, maka nilai standar deviasi tidak dapat
dihitung,
2. Perhitungan nilai tambah margin (m)
Pelaksana tidak mempunyai pengalaman lapangan, maka nilai tambah diambil
berdasarkan tabel berikut ini (SNI BETON 2847- 2013 Tabel 5.3.2.2) :
Tabel kekuatan tekan rata-rata perlu jika data tidak tersedia untuk menetapkan deviasi
standar benda uji :
Kuat tekan yang disyaratkan, fc (MPa) Kuat tekan rata rata perlu (MPa)
f'c < 21 f'cr = fc + 7,0
21 f'c 35 f'cr = fc + 8,3
f'c > 35 f'cr = 1,10 fc + 5,0

Berdasarkan tebel tersebut diperoleh nilai f'cr = fc + 8,3


3. Penetapan kuat tekan beton yang disyaratkan pada umur 28 hari
a. Kuat tekan beton yang disyaratkan adalah 30 MPa
b. Kuat tekan minimum beton
Faktor air Kuat
Kondisi lingkungan semen tekan
maksimum minimum
(MPa)
Beton kedap air yang terkena lingkungan air 0,50 28
Bahaya korosi pada beton bertulang yang terkena air 0,40 35
yang mengandung klorida dari garam, atau air laut

Maka diperoleh kuat tekan yang disyaratkan terbesar = 30 MPa


4. Kuat tekan rata rata perlu (fcr)
Kuat tekan rata rata perlu diperoleh dengan rumus :
fcr = fc + 8,3
= 30 + 8,3 = 38,3 MPa
5. Penetapan jenis semen Portland
Tipe semen yang digunakan adalah semen biasa (tipe I = Portland Cement)
6. Penetapan jenis agregat
Jenis agregat yang digunakan yaitu :
a. Agregat kasar (kerikil) = batu pecah
b. Agregat halus (kerikil) = pasir alami
7. Penetapan nilai faktor air semen (fas)
Penetapan nilai f.a.s ditentukan berdasarkan hal hal berikut ini :
a. Faktor air semen ditentukan berdasarkan gambar berikut ini :
f' cr = 38,3 MPa

Diperoleh nilai fas = 0,42


b. Nilai fas diperoleh dari :
Faktor air Kuat
Kondisi lingkungan semen tekan
maksimum minimum
(MPa)
Beton kedap air yang terkena lingkungan air 0,50 28
Bahaya korosi pada beton bertulang yang terkena air 0,40 35
yang mengandung klorida dari garam, atau air laut

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai fas = 0,5

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai fas = 0,5

Dari poin a dan b maka diambil nilai faktor air semen terkecil (fas) = 0,42

8. Penetapan nilai slump


Nilai slump ditetapkan berdasarkan tabel berikut :

Diperoleh nilai slump yang direncanakan yaitu 10 cm = 100 mm (Disesuaikan dengan


nilai slump struktur yang akan di kerjakan)
9. Penetapan besar butir agregat maksimum
Ukuran butir agregat maksimum yang digunakan = 40 mm (Disesuaikan ukuran agregat
max yang ada di lab)
10. Jumlah air yang diperlukan permeter kubik beton
Jumlah air yang diperlukan permeter kubik beton ditentukan berdasarkan tabel :
Ag max = 40 mm
Slump = 10 cm = 100 mm

Ah = 175
Ak = 205
W air (A) = 0,67 x 175 + 0,33 x 205 = 184,9 185 liter
11. Berat semen yang diperlukan
Berat semen yang diperlukan ditentukan dengan rumus :
W semen = W air / fas = 185/0,42 = 440,48 441 kg/m3
12. Penetapan jenis agregat
Penentuan jenis agregat halus dengan uji ayakan (disesuaikan dengan hasil percobaan) :
Lubang Ayakan Berat Tertinggal Berat Kumulatif Berat Kumulatif
(mm) (gr) (%) (%) Lewat Ayakan (%)
4,75 35,2 7,27 7,27 92,73
2,36 23,7 4,90 12,17 87,83
1,18 65,2 13,47 25,64 74,36
0,60 143,7 29,70 55,34 44,46
0,30 140,2 28,97 84,31 15,69
0,15 62,2 12,85 97,16 2,85
Sisa 13,7 2,83 xxxxxx xxxxxx
Jumlah 483,9 100 281,83 318,12
Jadi, Modulus Halus Butiran Agregat halus (pasir) = = 2,8183 2,82

Agregat halus masuk pada batas 2

Penentuan jenis agregat kasar dengan uji ayakan (disesuaikan dengan hasil percobaan) :
Agregat kasar masuk pada batas 1

13. Proporsi berat agregat terhadap agregat campuran


Cara 1 :
Dengan menggunkan hitungan MHB agregat campuran maka diperoleh :
Alternatif 1 : digunakan proporsi campuran ag halus : ag kasar = 30 : 70
Cara 2 :
Proporsi campuran agregat dihitung berdasarkan grafik berikut :
Slump = 100 mm
Fas = 0,42
Ag max = 40 mm
Ag halus pada batas 2

Dari grafik diperoleh proporsi campuran agregat halus = (30 + 40)/2 = 35 %


Alternatif 2 : digunakan proporsi campuran ag halus : ag kasar = 35 : 65

Maka digunakan proporsi campuran ag halus : ag kasar = 35 : 65


(Boleh pakai alternatif 1 atau alternatif 2)

14. Berat jenis agregat campuran


Bj pasir = 2,5 (disesuaikan dengan hasil percobaan)
Bj kerikil = 2,6 (disesuaikan dengan hasil percobaan)
Bj ag camp = (kh/100) bjh + (kk/100) bjk
= (35/100) 2,5 + (65/100) 2,6
= 2,56
15. Perkiraan Berat Beton
Kebutuhan air per meter kubik = 185 liter
Bj ag campuran = 2,56

Pada Bj ag campuran = 2,5 W beton = 2300


Pada Bj ag campuran = 2,6 W beton = 2375
Untuk mencari W beton pada Bj ag campuran = 2,56 maka dilakukan interpolasi :

W beton = 2.345 kg/m3

Diperoleh berat beton (W beton) = 2.345 kg/m3

16. Menghitung kebutuhan berat agregat campuran


W ag camp = W beton W air W semen
= 2.345 185 441 = 1.719 kg/m3
17. Menghitung berat agregat halus yang diperlukan
W ag.halus = kh x W ag camp
= (35/100) x 1.719 = 601,65 kg/m3
18. Menghitung berat agregat kasar yang diperlukan
W ag. kasar = kk x W camp
= (65/100) x 1.719 = 1.117,35 kg/m3

FORMULIR PERANCANGAN CAMPURAN ADUKAN BETON fc 30 MPa


Kuat tekan beton yang disyaratkan pada umur 28 hari (fc) 30 MPa
Nilai tambah (margin) 8,3 MPa
Kuat tekan rata rata perlu (fcr) 38,3 MPa
Jenis semen Tipe I (Portland Cement)
MHB agregat halus (pasir) 2,82
MHB agregat kasar (kerikil) 6,161
Faktor air semen (fas) 0,42
Nilai slump rencana 100 mm
Ukuran maksimum agregat 40 mm
Proporsi agregat halus dan kasar terhadap agregat campuran 35% : 65%
Perkiraan berat beton per m3 2.345 kg
Kebutuhan semen per m3 beton 441 kg
Kebutuhan agregat halus (pasir) per m3 beton 601,65 kg
Kebutuhan agregat kasar (kerikil) per m3 beton 1.117,35 kg
Kebutuhan air per m3 beton 185 lt
Perbandingan berat (Ws : Wp : Wk : Wa) 1 : 1,36 : 2,53 : 0,42
KEBUTUHAN BAHAN PEMBUATAN BENDA UJI BETON :
A. 2 buah benda uji silinder beton (d = 15 cm dan h = 30 cm)

V silinder = 2 (1/4..d2.h) = 2 (0,25..0,152.0,3) = 0,011 m3

Volume tambahan 10 % dari volume benda uji = (10/100) x 0,011 = 0,0011 m3

Volume total benda uji silinder yang akan di buat = 0,011 + 0,0011 = 0,0121 m3


Kebutuhan bahan untuk membuat 2 buah benda uji silinder dengan volume 0,0121 m3 :
Semen = 441 x 0,0121 = 5,34 kg
Pasir = 601,65 x 0,0121 = 7,28 kg
Kerikil = 1.117,35 x 0,0121 = 13,52 kg
Air = 185 x 0,0121 = 2,24 lt

Tabel kebutuhan bahan benda uji silinder beton ( 0,15 x 0,3) m :


Jumlah benda uji silinder beton 2 bh
Volume benda uji silinder beton 0,0121 m3
Kebutuhan semen 5,34 kg
Kebutuhan agregat halus (pasir) 7,28 kg
Kebutuhan agregat kasar (kerikil) 13,52 kg
Kebutuhan air 2,24 lt

B. 2 buah benda uji kubus beton (s = 0,15 m)


V kubus beton = 2 (s3) = 2 (0,153) = 0,007 m3
Volume tambahan 10 % dari volume benda uji = (10/100) x 0,007 = 0,0007 m3
Volume total benda uji kubus yang akan di buat = 0,007 + 0,0007 = 0,0077 m3

Kebutuhan bahan untuk membuat 2 buah benda uji kubus dengan volume 0,0077 m3 :
Semen = 441 x 0,0077 = 3,40 kg
Pasir = 601,65 x 0,0077 = 4,63 kg
Kerikil = 1.117,35 x 0,0077 = 8,60 kg
Air = 185 x 0,0077 = 1,43 lt

Tabel kebutuhan bahan benda uji kubus beton (0,15 x 0,15 x 0,15) m :
Jumlah benda uji kubus beton 2 bh
Volume benda uji kubus beton 0,0077 m3
Kebutuhan semen 3,40 kg
Kebutuhan agregat halus (pasir) 4,63 kg
Kebutuhan agregat kasar (kerikil) 8,60 kg
Kebutuhan air 1,43 lt
C. 1 buah benda uji balok beton (0,15 x 0,15 x 0,75) m
V kubus beton = 1 (p x l x t) = 1 (0,15 x 0,15 x 0,75) = 0,017 m3
Kebutuhan bahan untuk membuat 2 buah benda uji kubus dengan volume 0,017 m3 :
Semen = 441 x 0,017 = 7,45 kg
Pasir = 601,65 x 0,017 = 10,23 kg
Kerikil = 1.117,35 x 0,017 = 19,00 kg
Air = 185 x 0,017 = 3,15 lt

Tabel kebutuhan bahan benda uji balok beton (0,15 x 0,15 x 0,75) m :
Jumlah benda uji balok beton 1 bh
Volume benda uji balok beton 0,017 m3
Kebutuhan semen 7,45 kg
Kebutuhan agregat halus (pasir) 10,23 kg
Kebutuhan agregat kasar (kerikil) 19,00 kg
Kebutuhan air 3,15 lt

You might also like