You are on page 1of 32

STATUS UJIAN

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT


PUSKESMAS KELURAHAN MUNJUL
JAKARTA TIMUR

DISUSUN OLEH :
Katarina Maria
(0861050182)

KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

PERIODE 22 JULI - 21 SEPTEMBER 2013

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA


STATUS UJIAN
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Periode 22 Juli 21 September 2013

Hari/ Tanggal Pengambilan Data : Jumat, 23 Agustus 2013

Hari / Tanggal Intervensi : Selasa, 27 Agustus 2013

Masalah kesehatan : ISPA

Wilayah masalah : RT 08/RW 01 Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung,


Jakarta Timur.

Hari / Tanggal ujian : September 2013

Tempat ujian : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Nama : Katarina Maria

NIM : 0861050182

Tanda tangan :
ISPA

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yaitu meliputi infeksi akut saluran

pernapasan bagian atas dan infeksi akut saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah

suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik di negara berkembang

maupun di negara maju. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-

anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada,masa dewasa, dimana ditemukan

adanya hubungan dengan terjadinya Chronic Obstructive Pulmonary Disease.

ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan

kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi.

Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % -60 % dari

kunjungan di Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang

disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % -30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah

karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan. Hingga saat ini angka

mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi. Kematian seringkali disebabkan karena

penderita datang untuk berobat dalam keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit

dan kurang gizi. Data morbiditas penyakit pneumonia di Indonesia per tahun berkisar

antara 10 -20 % dari populasi balita.


Bila kita mengambil angka morbiditas 10 % pertahun, ini berarti setiap tahun
jumlah penderita pneumonia di Indonesia berkisar 2,3 juta .Penderita yang dilaporkan
baik dari rumah sakit maupun dari Puskesmas pada tahun 1991 hanya berjumlah 98.271.
Diperkirakan bahwa separuh dari penderita pneumonia didapat pada kelompok umur 0-6
bulan. Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984,
dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya
pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA, namun kelihatannya angka
kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi seperti yang telah dilaporkan
berdasarkan penelitian yang telah disebutkan di atas.
Di Indonesia penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan
penyakit yang sering terjadi pada anak. Episode penyakit batuk pilek pada balita di
Indonesia diperkirakan sebesar tiga sampai enam kali per tahun. Ini berarti seorang balita
rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak tiga sampai enam kali setahun
(Depkes, 2002). ISPA menyebabkan empat dari 15 juta perkiraan kematian pada anak
berusia di bawah lima tahun pada setiap tahunnya (WHO, 2003). Kasus ISPA merupakan
salah satu penyebab utama kunjungan pasien ke sarana kesehatan yaitu 40%-60% dari
seluruh kunjungan ke Puskesmas dan 15%-30% dari seluruh kunjungan rawat jalan dan
rawat inap Rumah Sakit. Diperkirakan kematian akibat ISPA khususnya Pneumonia
mencapai 5 kasus diantara 1000 balita. Ini berarti ISPA mengakibatkan 150.000 balita
meninggal tiap tahunnya, atau 12.500 korban per bulan, atau 416 kasus per hari, atau 17
anak per jam atau seorang bayi tiap 5 menit (Depkes, 2004).

ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, istilah ini
diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris, Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah
ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dengan pengertian
sebagai berikut :
1. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta
organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA
secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan
bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran
pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran
pernafasan (respiratory tract).
3. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14
hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa
penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung
lebih dari 14 hari.

Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2

golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat

beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk

pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya

digolongkan sebagai bukan pneumonia.

Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus

dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang

ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin,

semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik.


Infeksi saluran pernafasan akut merupakan kelompok penyakit yang komplek
dan heterogen, yang disebabkan oleh berbagai etiologi. Etiologi ISPA terdiri dari 300
lebih jenis virus, bakteri dan riketsia serta jamur. Virus penyebab ISPA antara lain
golongan miksovirus (termasuk di dalamnya virus influensa, virus para-influensa dan
virus campak), dan adenovirus. Bakteri penyebab ISPA misalnya : Streptokokus
Hemolitikus, Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofilus Influenza, Bordetella Pertusis,
dan Korinebakterium Diffteria.
Gejala ISPA biasanya ditandai dengan gejala flu, batuk, demam dan suhu
tubuh anak meningkat lebih dari 38,5 0C dan disertai sesak nafas. Sebagai pertahanan
untuk melawan bakteri dan kuman yang masuk ke dalam saluran pernafasan adalah
berupa bersin, batuk disertai dahak dan ingus atau lendir yang ke luar dari hidung.
Batuk dan bersin merupakan mekanisme kerja bulu-bulu halus yang berada di
permukaan saluran pernapasan di hidung dan tenggorokan melawan debu, bakteri dan
virus yang masuk supaya keluar dari tubuh. Apabila batuk juga disertai lendir atau
sputum (dahak) yang berwarna hijau dan kental, hal itu menandakan terjadi infeksi di
dalam saluran tersebut.

Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus
dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang
ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin,
semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik. Hal ini juga didukung dengan
daya tahan tubuh yang buruk, misal diakibatkan oleh gizi buruk yang terjadi pada bayi
sehingga mempermudah masuknya kuman atau virus.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, bersin dan udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke saluran pernapasannya. Dalam
menurunkan angka kejadianan ISPA diperlukan peran aktif petugas Kesehatan dalam
menyampaikan informasi terutama tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
ISPA, dimana salah satu faktor yang perlu diketahui adalah cara pencegahan dan
perawatan ISPA. Peran aktif petugas disini dapat menyampaikan melalui promosi
kesehatan seperti perbaikan dan peningkatan gizi, perbaikan dan sanitasi lingkungan,
pemeliharaan kesehatan perorangan dan tindakan preventif seperti isolasi penderita
penyakit ISPA dan pemberian imunisasi. Kita harus mengetahui sejauh mana
pengetahuan keluarga tentang ISPA dan motivasi keluarga dalam pencegahan dan
perawatan ISPA di rumah, karena perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan,
sikap, kehendak, motivasi dan niat ( Notoatmojo. 2003 ).
Menurut Hendrik L Blum, terjadinya ISPA dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu:

Herediter

Lingkungan :
Perilaku
Pencemaran
PHBS ISPA udara, ventilasi
rumah, luas
bangunan rumah.

Pelayanan Kesehatan

1. Lingkungan
a. Pencemaran udara di lingkungan
Asap kendaraan dan asap hasil pembakaran pabrik dengan konsentrasi tinggi
dapat merusak sistem pertahanan paru-paru, sehingga dapat menigkatkan risiko
terjadinya ISPA. Saat pertahanan system pernapasan menjadi berkurang, maka
seseorang akan sangat rentan terhadap terjadinya ISPA. Dari hasil penelitian diperoleh
adanya hubungan antara ISPA dengan polusi udara, di mana efek ini terjadi pada
kelompok umur 9 bulan dan 6-10 tahun.
b. Keadaan ventilasi rumah yang sempit
Ventilasi rumah menpunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk
menjaga agar aliran rumah trsebut tetap segar. Hai ini berarti keseimbangan oksigen
yang diperlukan oleh penghuni rumah tetap terjaga. Disamping itu tidak cukupnya
ventilasi akan menyebabkan kelembapan udara didalam ruangan naik karena proses
penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk
membebaskan udara dari bakteri terutama bakteri patogen karena disitu terjadi aliran
udara yang terus menerus. Ada 2 macam ventilasi, yakni :
1. Ventilasi alamiah
2. Ventilasi buatan
c. Luas bangunan rumah
Luas lantai rumah sehat harus cukup untuk penghuni didalamnya, artinya luas
lantai harus sama dengan luas jumlah orangnya. Keadaan tempat tinggal yang padat
dapat meningkatkan faktor polusi dalam rumah yang telah ada. Luas bangunan yang
optimum adalah dapat menyediakan 2,5-3 meter untuk tiap orang.

2. Perilaku
Perilaku hidup bersih dan sehat hendaknya menjadi budaya karena menurut
situs Centers for Disease Control. Pada kasus ISPA, penularan adalah dari penghirupan
droplet saat seorang penderita batuk. Kebiasaan tidak menutup mulut saat batuk dapat
menyebabkan orang lain di sekitar orang yang batuk tersebut menghirup mucus yang
terdapat dalam percikan batuk penderita tersebut, di mana di dalam mucus tersebut
terdapat kuman. Berangkat dari hal tersebut, salah satu cara yang paling efektif untuk
memutus rantai penyebaran kuman adalah dengan menutup mulut saat batuk dan tidak
membuang dahak sembarangan. Pengobatan yang tidak tuntas pada serangan ISPA
sebelumnya dapat mengakibatkan terjadinya infeksi saluran pernapasan kronik.
3. Pelayanan kesehatan

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat


dapat ditanggulangi oleh pelayanan kesehatan dengan mengadakan penyuluhan pada
masyarakat serta peran aktif pelayanan kesehatan masyarakat.
4. Herediter
Tidak ada pengaruh keturunan pada penyakit ISPA.

II. DATA GEOGRAFI DAN DATA DEMOGRAFI


KECAMATAN CIPAYUNG
A. DATA GEOGRAFI
1. Luas Wilayah
Luas wilayah Kecamatan Cipayung Kota Administrasi Jakarta Timur adalah
2,884,78 Ha yang terdiri dari 8 Kelurahan, 56 RW dan 503 RT dengan
perincian sebagai berikut:

NO Kelurahan RT RW Luas (Ha)


1 Lubang Buaya 113 12 373,2
2 Setu 44 6 325,12
3 Bambu APus 65 5 316,5
4 Ceger 39 5 362,6
5 Cipayung 59 8 308,5
6 Cilangkap 45 6 603,54
7 Munjul 75 8 190,3
8 Pondok 63 6 366,02
Ranggon
Jumlah 8 503 56 2,884,78

2. Batas Wilayah

Arah Batas
Utara Jalan Pintu I bagian barat
tembok TMII, Jalan Pintu II
bagian timur TMII dadn Jalan
Raya Pondok Gede Bekasi
Selatan Patok batas daerah Khusus
DKI Jakarta dan Jawa Barat
( Patok no 148 s/d 165)
Barat Jalan Raya Tol Jagorawi
Kecamatan Ciracas
Timur Kali Sunter ( Pilat batas
nomor 125 s/d 148)

B. Data Demograf
Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Cipayung Kota Administrasi Jakarta
Timur Tahun 2012 berjumlah 259.770 jiwa, terdiri dari laki-laki 116.576 jiwa dan
perempuan 143.194 jiwa, sedangkan jumlah kepala keluarga 56.518 KK.
Kelurahan Laki- Perempu Total Sex Jumlah Kepadatan
laki an Rasio KK Penduduk/km2
PONDOK 11994 11585 2357 103.5 5871 6442.09
RANGGON 9 3
CILANGKAP 12807 12109 2491 105.7 6278 4128.31
6 6
MUNJUL 11786 11254 2304 104.7 5744 12107.20
0 3
CIPAYUNG 12822 12142 2496 105.6 5953 8092.06
4 0
SETU 10166 9872 2003 102.9 5144 6163.26
8 8
BAMBU APUS 13959 13262 2722 105.2 6783 8600.09
1 6
CEGER 10335 9912 2024 104.2 4886 5583.84
7 7
LUBANG BUAYA 32707 31824 6453 102.7 15859 17337.72
1 7

KELURAHAN MUNJUL
A. DATA GEOGRAFI
1. Luas Wilayah

Kelurahan Munjul adalah salah satu kelurahan dari 8 kelurahan di wilayah Kecamatan
Cipayung, kota administrasi Jakarta Timur provinsi DKI Jakarta. Adapun luas wilayah
kelurahan Munjul 190,30 Ha dan dibagi menjadi 8 RW dengan jumlah RT 75, dengan jumlah
penduduk 23.436 jiwa. Dengan batas- batas wilayah sebagai berikut:

Batas Utara: Saluran Kubang, Jalan Kober, Kelurahan Cilangkap.

Batas Timur: Saluran Air/ Kel Cilangkap.

Batas Selatan: Ground Pramuka, Kel. Pd Ranggon.

Batas Barat: Jalan tol Jagorawi.

DATA DEMOGRAFI

Jumlah Penduduk Setiap RW


Jumlah Penduduk Tetap Jumlah
RW RT WNI WNA
LK PR LK PR
01 8 1530 1400 0 0 2930
02 8 1513 1443 0 0 2956
03 10 1510 1190 0 0 2700
04 12 1585 1601 0 0 5886
05 13 1615 1595 0 0 3186
06 7 1410 1379 0 0 2789
07 8 1405 1410 0 0 2815
08 9 1395 1455 0 0 2850
Jumlah 75 11963 11473 0 0 23.436

Penduduk Menurut Umur

Umur WNI WNA JUMLAH


seluruhnya
Lk Pr Jml Lk Pr Jml
1 2 3 4 5 6 7 8
0-4 635 990 1.625 - - 0 1.625
5-9 170 1.084 2.254 - - 0 2.254
10-14 1.055 1.025 2.080 - - 0 2.080
15-19 680 750 1.430 - - 0 1.430
20-24 1.140 990 2.130 - - 0 2.130
25-29 1.200 1.230 2.430 - - 0 2.430
30-34 1.500 1.045 2.545 - - 0 2.545
35-39 1.200 1.050 2.250 - - 0 2.250
40-44 1.100 817 1.917 - - 0 1.917
45-49 900 600 1.500 - - 0 1.500
50-54 500 910 1.410 - - 0 1.410
55-59 460 455 915 - - 0 915
60-64 135 190 325 - - 0 325
65-69 190 200 390 - - 0 390
70-74 100 50 150 - - 0 150
75 keatas 55 30 85 - - 0 85
Jumlah 12.020 11.416 23.436 0 0 0 23.436
Fasilitas Kesehatan

No Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan


1. Rumah Sakit bersalin -
2. Puskesmas/Balkesmas 1 RW.05
3. Apotek 1
4. Posyandu 18
5. UPGK 18
Jumlah 38

PENDIDIKAN UMUM

NO NAMA JUMLAH
SEKOLAH
GEDUNG SEKOLAH MURID GURU
1 TK 10 10 383 47
2 SD 2 2 870 32
3 SLTP/MTS 1 1 520 47
4 SLTA 1 1 266 54
5 AKADEMI - - - -
6 PERGURUAN - - - -
TINGGI
10 Penyakit terbanyak Puskesmas Kecamatan Cipayung tahun 2012

No NAMA PENYAKIT JUMLAH

1
PENYAKIT LAIN PD SAL. PERNAFASAN ATAS 2753

2
INFEKSI AKUT LAIN PERNAFASAN ATAS 1289

3
PENYAKIT LAINNYA 1204

4
PENY. PULPA & JAR. PERIAPIKAL 854
5
PENY. PD SISTEM OTOT & JAR. PENGIKAT 735

6
PENY. DARAH TINGGI 580

7
PENYAKIT KULIT ALERGI 567

8
PENYAKIT KULIT INFEKSI 534

9
DIARE (TMSK TERSANGKA KOLERA ) 468

10
TONSILITIS 455

Jumlah 8.905
10 Penyakit Terbanyak di Kecamatan Cipayung 2012

PENYAKIT LAIN PD SAL. INFEKSI AKUT LAIN


PERNAFASAN ATAS PERNAFASAN ATAS
PENYAKIT LAINNYA PENY. PULPA & JAR.
567 534 PERIAPIKAL
580 2753 PENY. PD SISTEM OTOT & PENY. DARAH TINGGI
JAR. PENGIKAT
735
1204 1289 PENYAKIT KULIT ALERGI PENYAKIT KULIT INFEKSI
854
DIARE (TMSK TERSANGKA
KOLERA )

II. DIAGNOSIS MASALAH


Masalah Kesehatan : ISPA
Wilayah Masalah : RT 08/RW 01 Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung,
Jakarta Timur
Sasaran : Ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01 Kelurahan Munjul
Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur
Jumlah penduduk : 191 jiwa
Jumlah KK : 74 Kepala Keluarga
Jumlah sasaran : 28 orang
Jumlah yang hadir : 13 orang
Melakukan pretest tentang pengetahuan warga RT 08/RW 01 Kelurahan Munjul Kecamatan
Cipayung, Jakarta Timur yang berhubungan dengan penyakit ISPA.

Hasil Kegiatan Lapangan

Tabel 1.3. Jumlah Orang yang Menjawab Benar dari hasil wawancara
Sebelum Intervensi
No. Pengetahuan N %
1 Yang mengetahui singkatan dari 4 30,76
ISPA
2 Yang mengetahui organ yang 6 46,15
terkena ISPA
3 Yang mengetahui gejala dari ISPA 7 53,85

4 Yang mengetahui penyebab ISPA 6 46,15


5 Yang mengetahui cara penularan 4 30,76
ISPA
6 Yang mengetahui yang harus 5 38,46
dilakukan bila ISPA
7 Yang mengetahui akibat dari ISPA 6 46,15
yang tidak diobati
8 Yang mengetahui pencegahan ISPA 5 38,46

9 Yang mengetahui faktor yang 7 53,85


mempengaruhi ISPA
10 Yang mengetahui golongan rentan 6 46,15
ISPA

Keterangan :
1. 4 dari 13 responden (30,76%) mengetahui singkatan dari ISPA.
2. 6 dari 13 responden (46,15%) mengetahui organ yang terkena ISPA.
3. 7 dari 13 responden (53,85%) mengetahui gejala dari ISPA.
4. 6 dari 13 responden (46,15%) mengetahui penyebab ISPA.
5. 4 dari 13 responden (30,76%) mengetahui cara penularan ISPA
6. 5 dari 13 responden (38,46%) mengetahui yang harus dilakukan bila
ISPA

7. 6 dari 13 responden (46,15%) mengetahui akibat dari ISPA yang tidak diobati
8. 5 dari 13 responden (38%) mengetahui pencegahan ISPA
9. 7 dari 13 responden (53,85%) mengetahui faktor yang mempengaruhi ISPA
10. 6 dari 13 responden (46,15%) mengetahui golongan rentan ISPA
Tabel 2. Nilai Pengetahuan Sebelum Intervensi
No Nilai Pre Test
1 70
2 30
3 60
4 50
5 40
6 30
7 70
8 40
9 40
10 60
11 50
12 40
13 50
Jumlah 630
Rata - rata 48,4

Tabel 1.4. Kriteria Penilaian


No. Nilai Kategori

1. 50 Kurang
2. 51-69 Sedang
3. 70 Baik

III. PERUMUSAN MASALAH


Dari hasil wawancara yang dilakukan pada ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01
Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, didapatkan:
1. Dari kriteria nilai:
Tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01 Kelurahan Munjul
Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai ISPA kurang.
2. Dari Nilai per pertanyaan:
Tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01 Kelurahan Munjul
Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai ISPA khususnya mengenai: singkatan
dari ISPA, organ yang terkena dari ISPA, yang dilakukan bila ISPA, penyebab
terbanyak dari ISPA, akibat dari ISPA yang tidak diobati, pencegahan dari anak yang
terkena ISPA, perawatan bagi pasien dari ISPA di rumah, golongan rentan ISPA.

IV. PERENCANAAN PERUMUSAN MASALAH

1. Rencana Intervensi : Penyuluhan tentang ISPA


2. Tujuan
Tujuan Umum :
Meningkatkan ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01 Kelurahan Munjul
Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur terhadap ISPA.
Tujuan Khusus :
Meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01
Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur singkatan dari ISPA.
Meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01
Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai organ
yang terserang ISPA.
Meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01
Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai penyebab
ISPA
Meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01
Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai tindakan
yang dilakukan bila ISPA.
Meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01
Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai akibat
dari ISPA yang tidak diobati.
Meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01
Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai
pencegahan ISPA.
Meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01
Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai faktor
yang mempengaruhi.
Meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01
Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai golongan
yang rentan ISPA.
3. Sasaran: Ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01 Kelurahan
Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur
4. Target peserta yang hadir : 20 orang

5. Materi:
a. singkatan dari ISPA,
b. organ yang terkena ISPA,
c. gejala dari ISPA,
d. peyebab ISPA
e. cara penularan ISPA,
f. yang dilakukan bila ISPA,
g. akibat dari ISPA yang tidak diobati,
h. pencegahan dari ISPA,
i. faktor yang mempengaruhi dari ISPA,
j. golongan yang rentan terkena ISPA.
6. Rencana Kegiatan
Hari/Tanggal : Selasa, 27 Agustus 2013
Jam : 10.00-11.00 WIB
Tempat : Kantor RW 01 Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung,
Jakarta Timur
Acara : Penyuluhan Tentang ISPA
7. Sumber Daya
Dokter Muda : 1 orang

Petugas Kesehatan : 1 orang

Peralatan Presentasi : Power Point, laptop, LCD, dan handout.


8. Evaluasi : Membandingkan nilai pre-test dan post-test
setelah penyuluhan
9. Biaya Operasional:

10. Tabel 1.5. Biaya operasional


No
Keterangan Jumlah
.
1. Fotokopi pretest dan post-test 4 x 20 lembar @ Rp. 8.000,-
Rp.100,-
2. Alat tulis ( pulpen ) 20 buah @ Rp. 1.500,- Rp. 30.000,-
3. Fotocopy handout 20 buah @300 Rp. 6.000,-
5. Konsumsi 20 kotak @5000 Rp. 100.000,-
Total Rp. 144.000,-

V. PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH


Intervensi : Penyuluhan tentang ISPA
Tujuan
Tujuan Umum :
Meningkatkan ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01 Kelurahan Munjul
Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur terhadap ISPA.
Tujuan Khusus :
Meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01
Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur singkatan dari ISPA.
Meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01
Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai organ
yang terserang ISPA.
Meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01
Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai penyebab
ISPA
Meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01
Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai tindakan
yang dilakukan bila ISPA.
Meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01
Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai akibat
dari ISPA yang tidak diobati.
Meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01
Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai
pencegahan ISPA.
Meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01
Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai faktor
yang mempengaruhi.
Meningkatkan pengetahuan ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01
Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai golongan
yang rentan ISPA.
Sasaran : Ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01 Kelurahan Munjul
Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur
Peserta yang hadir : 13 orang

11. Materi:
a. singkatan dari ISPA,
b. organ yang terkena ISPA,
c. gejala dari ISPA,
d. peyebab ISPA
e. cara penularan ISPA,
f. yang dilakukan bila ISPA,
g. akibat dari ISPA yang tidak diobati,
h. pencegahan dari ISPA,
i. faktor yang mempengaruhi dari ISPA,
j. golongan yang rentan terkena ISPA.
Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal : Selasa, 27 Agustus 2013
Jam : 10.10-11.00 WIB
Tempat : Kantor RW 01 Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung,
Jakarta Timur
Acara : Penyuluhan Tentang ISPA
Sumber Daya
Dokter Muda : 1 orang

Petugas Kesehatan : 1 orang

Peralatan Presentasi : Power Point, laptop, LCD, dan handout.


12. Evaluasi : Membandingkan nilai pre-test dan post-test
setelah penyuluhan
13. Biaya Operasional:

14. Tabel 1.5. Biaya operasional


No
Keterangan Jumlah
.
1. Fotokopi pretest dan post-test 4 x 20 lembar @ Rp. 8.000,-
Rp.100,-
2. Alat tulis ( pulpen ) 20 buah @ Rp. 1.500,- Rp. 30.000,-
3. Fotocopy handout 20 buah @300 Rp. 6.000,-
5. Konsumsi 20 kotak @5000 Rp. 100.000,-
Total Rp. 144.000,-

VI. EVALUASI
A. Input
SDM untuk program ini adalah 1 orang dokter muda yaitu Katarina Maria,
S.Ked sebagai presentan dan 1 orang petugas kesehatan sebagai pengawas
sesuai dengan perencanaan.
Pada penyuluhan ini menggunakan sarana berupa power point dan handout.
Hal ini sesuai rencana.
Metode intervensi adalah dengan penyuluhan dimana hal ini sesuai dengan
perencanaan.
Untuk biaya operasional tidak terjadi perubahan dan biaya yang keluar sesuai
dengan perencanaan.
B. Proses
Pembukaan dengan pre-test, penyuluhan mengenai ISPA kemudian ditutup
dengan post test dan kegiatan tanya jawab. Kegiatan penyuluhan yang
dijalankan tidak sesuai jadwal yang direncanakan. Kegiatan dimulai pukul
10.10-11.00 Kegiatan ini berlangsung sekitar 50 menit.
Jumlah peserta tidak sesuai dari target yang direncanakan, yaitu 20 orang dan
peserta yang hadir 13 orang.
Pelaksanaan kegiatan tanya jawab dan diakhiri dengan post-test ISPA untuk
mengetahui keberhasilan intervensi sesuai dengan perencanaan.
Pelaksanaan dilakukan di Kantor RW 01 Kelurahan Munjul Kecamatan
Cipayung, Jakarta Timur, dimana hal ini sesuai perencanaan.
Penyuluhan dapat berjalan dengan baik dan masyarakat mengikuti penyuluhan
dengan antusias.
Output
Tabel 1.7. Hasil Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test
Nilai
Nilai Post
Pre Test
No. Test
1 70 100
2 30 90
3 60 100
4 50 90
5 40 90
6 30 80
7 70 100
8 40 90
9 40 80
10 60 100
11 50 100
12 40 90
13 50 90
Jumlah 630 1,200.00
Rata- 48,4 92,3
Rata

Tabel 1.8.. Kriteria Penilaian

No Nilai Kategori
.

1. 50 Kurang
2. 51-69 Sedang
3. 70 Baik

Sebelum dilakukan penyuluhan mengenai ISPA hasil pretest rata - rata dari
responden adalah 48,4. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan, hasil post test rata - rata
dari 20 responden adalah 92,3. Hal ini berarti, telah terjadi peningkatan pengetahuan
responden sebesar 92,3. Hal ini menandakan penyuluhan mengenai ISPA yang diberikan
telah berhasil menambah pengetahuan responden. Jadi selisih nilai pretest dan post test
warga RT 08/RW 01 Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, adalah :

(Post testPretest ) / pretest } x 100% = {(92,3-48,4) / 48,4}x100%


= 90.7%

Tabel 1.9. Peningkatan Pengetahuan Dilihat Dari Jawaban Tiap Soal


Pre Test Post Test Kenaikan
No. Pengetahuan N % N % N %
1 Yang mengetahui singkatan 4 30,76 13 100 9 133.33
dari ISPA
2 Yang mengetahui organ yang 6 46,15 13 100 7 150.00
terkena ISPA
3 Yang mengetahui gejala dari 7 53,85 13 100 6 30.00
ISPA
4 Yang mengetahui penyebab 6 46,15 12 92.3 6 63.64
ISPA
5 Yang mengetahui cara penularan 4 30,76 12 92,3 8 50.00
ISPA
6 Yang mengetahui yang harus 5 38,46 13 100 8 250.00
dilakukan bila ISPA
7 Yang mengetahui akibat dari 6 46,15 12 92,3 6 100.00
ISPA yang tidak diobati
8 Yang mengetahui pencegahan 5 38,46 13 100 8 180.00
ISPA
9 Yang mengetahui faktor yang 7 53,85 13 100 6 87.50
mempengaruhi ISPA

10 Yang mengetahui golongan 6 46,15 13 100 7 70.00


rentan ISPA

VII. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Sebelum dilakukan intervensi, pengetahuan ibu yang memiliki balita di RT
08/RW 01 Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur mengenai masuk
dalam kategori Kurang. Sedangkan setelah dilakukan intervensi, pengetahuan
masyarakat meningkat menjadi kategori Baik. Hal ini menandakan penyuluhan
mengenai yang diberikan telah berhasil menambah pengetahuan responden.

2. Saran
Kepada ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01 Kelurahan Munjul
Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur :
Supaya dapat menyebarkan informasi yang telah didapat kepada warga
lain ataupun kepada anggota keluarga yang beresiko terkena ISPA.
Agar masyarakat menerapkan pola hidup yang sehat dan terhindar dari
penularan sesuai dengan penyuluhan yang sudah disampaikan.

Kepada Petugas Kesehatan :


Supaya lebih memahami tentang dan cara pencegahannya sehingga bisa
selalu dmengingatkan masyarakat mengenai hal-hal apa saja yang perlu
dilakukan untuk mencegah dan menangani penyakitISPA.
Melakukan penyuluhan dan sosialisasi secara teratur mengenai ISPA
dalam setiap kesempatan, misalnya saat di Posyandu anak di setiap RT,
sehingga masyarakat semakin memahami tentang dan agar para petugas
dapat selalu mengingatkan tentang pentingnya menjaga kesehatan.

VIII. LAMPIRAN
PRE/POST TEST ISPA
IDENTITAS No : ____
Nama :
Umur :
Alamat Lengkap :

Pendidikan terakhir

Pekerjaan :

Pengetahuan

1. Apakah kepanjangan dari ISPA?


a. Infeksi Saluran Pencernaan Atas
b. Infeksi Saluran Pernapasan Atas
c. Infeksi Saluran Pernapasan Akut
d. Infeksi Saluran Pencernaan Akut
e. Tidak tahu

2. Organ apa yang terkena jika sakit ISPA?


a. Jantung
b. Pernapasan
c. Pencernaan
d. Ginjal

3. Apa saja gejala ISPA yang anda ketahui?


a. Batuk
b. Pilek
c. Muntah
d. Mual
e. A dan B benar

4. Apakah penyebab terbanyak dari ISPA?


a. Jamur
b. Bakteri dan Virus
c. Parasit
d. Cacing
e. Tidak Tahu

5. Bagaimana cara penularan ISPA?


a. Hubungan seksual
b. Darah
c. Percikan dahak
d. Keringat
e. Tidak tahu

6. Apa yang harus dilakukan jika terkena ISPA ?


a. Berobat kedokter
b. Membeli obat warung
c. Didiamkan saja
d. Dibawa kedukun
e. Makan yang banyak sampai mual

7. Apakah akibatnya jika ISPA tidak segera diobati?


a. Diare
b. Gatal seluruh tubuh
c. Infeksi menyebar
d. Sulit tidur
e. Muntah - muntah

8. Pencegahan apa yang tepat untuk ISPA?


a. Imunisasi lengkap
b. Menjaga pola hidup bersih dan sehat, istirahat atau tidur yang cukup
c. Biasakan cuci tangan setelah kontak dengan penderita ISPA
d. a, b, dan c benar
e. tidak tahu
9. Faktor apa saja yang mempengaruhi ISPA?
a. Kebersihan diri.
b. Polusi udara.
c. Tempat tinggal
d. Semua benar

10. Siapa saja yang rentan terkena ISPA?


a. Anak-anak
b. Lansia
c. Wanita Hamil
d. Semua benar

VIII. LAMPIRAN
PRE/POST TEST ISPA
IDENTITAS No : ____
Nama :
Umur :
Alamat Lengkap :

Pendidikan terakhir

Pekerjaan :

Pengetahuan

1. Apakah kepanjangan dari ISPA?


a. Infeksi Saluran Pencernaan Atas
b. Infeksi Saluran Pernapasan Atas
c. Infeksi Saluran Pernapasan Akut
d. Infeksi Saluran Pencernaan Akut
e. Tidak tahu

2. Organ apa yang terkena jika sakit ISPA?


a. Jantung
b. Pernapasan
c. Pencernaan
d. Ginjal

3. Apa saja gejala ISPA yang anda ketahui?


a. Batuk
b. Pilek
c. Muntah
d. Mual
e. A dan B benar

4. Apakah penyebab terbanyak dari ISPA?


a. Jamur
b. Bakteri dan Virus
c. Parasit
d. Cacing
e. Tidak Tahu

5. Bagaimana cara penularan ISPA?


a. Hubungan seksual
b. Darah
c. Percikan dahak
d. Keringat
e. Tidak tahu
6. Apa yang harus dilakukan jika terkena ISPA ?
a. Berobat kedokter
b. Membeli obat warung
c. Didiamkan saja
d. Dibawa kedukun
e. Makan yang banyak sampai mual

7. Apakah akibatnya jika ISPA tidak segera diobati?


a. Diare
b. Gatal seluruh tubuh
c. Infeksi menyebar
d. Sulit tidur
e. Muntah - muntah

8. Pencegahan apa yang tepat untuk ISPA?


a. Imunisasi lengkap
b. Menjaga pola hidup bersih dan sehat, istirahat atau tidur yang cukup
c. Biasakan cuci tangan setelah kontak dengan penderita ISPA
d. a, b, dan c benar
e. tidak tahu

9. Faktor apa saja yang mempengaruhi ISPA?


a. Kebersihan diri.
b. Polusi udara.
c. Tempat tinggal
d. Semua benar

10. Siapa saja yang rentan terkena ISPA?


a. Anak-anak
b. Lansia
c. Wanita Hamil
d. Semua benar

You might also like