Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
Katarina Maria
(0861050182)
FAKULTAS KEDOKTERAN
NIM : 0861050182
Tanda tangan :
ISPA
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yaitu meliputi infeksi akut saluran
pernapasan bagian atas dan infeksi akut saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah
suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik di negara berkembang
maupun di negara maju. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-
anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada,masa dewasa, dimana ditemukan
kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi.
Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % -60 % dari
kunjungan di Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang
disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % -30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah
karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan. Hingga saat ini angka
mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi. Kematian seringkali disebabkan karena
penderita datang untuk berobat dalam keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit
dan kurang gizi. Data morbiditas penyakit pneumonia di Indonesia per tahun berkisar
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, istilah ini
diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris, Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah
ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut, dengan pengertian
sebagai berikut :
1. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2. Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta
organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA
secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan
bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran
pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran
pernafasan (respiratory tract).
3. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14
hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa
penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung
lebih dari 14 hari.
golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat
beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk
pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya
Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus
dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang
ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin,
Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus
dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang
ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin,
semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik. Hal ini juga didukung dengan
daya tahan tubuh yang buruk, misal diakibatkan oleh gizi buruk yang terjadi pada bayi
sehingga mempermudah masuknya kuman atau virus.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, bersin dan udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat ke saluran pernapasannya. Dalam
menurunkan angka kejadianan ISPA diperlukan peran aktif petugas Kesehatan dalam
menyampaikan informasi terutama tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
ISPA, dimana salah satu faktor yang perlu diketahui adalah cara pencegahan dan
perawatan ISPA. Peran aktif petugas disini dapat menyampaikan melalui promosi
kesehatan seperti perbaikan dan peningkatan gizi, perbaikan dan sanitasi lingkungan,
pemeliharaan kesehatan perorangan dan tindakan preventif seperti isolasi penderita
penyakit ISPA dan pemberian imunisasi. Kita harus mengetahui sejauh mana
pengetahuan keluarga tentang ISPA dan motivasi keluarga dalam pencegahan dan
perawatan ISPA di rumah, karena perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan,
sikap, kehendak, motivasi dan niat ( Notoatmojo. 2003 ).
Menurut Hendrik L Blum, terjadinya ISPA dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu:
Herediter
Lingkungan :
Perilaku
Pencemaran
PHBS ISPA udara, ventilasi
rumah, luas
bangunan rumah.
Pelayanan Kesehatan
1. Lingkungan
a. Pencemaran udara di lingkungan
Asap kendaraan dan asap hasil pembakaran pabrik dengan konsentrasi tinggi
dapat merusak sistem pertahanan paru-paru, sehingga dapat menigkatkan risiko
terjadinya ISPA. Saat pertahanan system pernapasan menjadi berkurang, maka
seseorang akan sangat rentan terhadap terjadinya ISPA. Dari hasil penelitian diperoleh
adanya hubungan antara ISPA dengan polusi udara, di mana efek ini terjadi pada
kelompok umur 9 bulan dan 6-10 tahun.
b. Keadaan ventilasi rumah yang sempit
Ventilasi rumah menpunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk
menjaga agar aliran rumah trsebut tetap segar. Hai ini berarti keseimbangan oksigen
yang diperlukan oleh penghuni rumah tetap terjaga. Disamping itu tidak cukupnya
ventilasi akan menyebabkan kelembapan udara didalam ruangan naik karena proses
penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Fungsi kedua dari ventilasi adalah untuk
membebaskan udara dari bakteri terutama bakteri patogen karena disitu terjadi aliran
udara yang terus menerus. Ada 2 macam ventilasi, yakni :
1. Ventilasi alamiah
2. Ventilasi buatan
c. Luas bangunan rumah
Luas lantai rumah sehat harus cukup untuk penghuni didalamnya, artinya luas
lantai harus sama dengan luas jumlah orangnya. Keadaan tempat tinggal yang padat
dapat meningkatkan faktor polusi dalam rumah yang telah ada. Luas bangunan yang
optimum adalah dapat menyediakan 2,5-3 meter untuk tiap orang.
2. Perilaku
Perilaku hidup bersih dan sehat hendaknya menjadi budaya karena menurut
situs Centers for Disease Control. Pada kasus ISPA, penularan adalah dari penghirupan
droplet saat seorang penderita batuk. Kebiasaan tidak menutup mulut saat batuk dapat
menyebabkan orang lain di sekitar orang yang batuk tersebut menghirup mucus yang
terdapat dalam percikan batuk penderita tersebut, di mana di dalam mucus tersebut
terdapat kuman. Berangkat dari hal tersebut, salah satu cara yang paling efektif untuk
memutus rantai penyebaran kuman adalah dengan menutup mulut saat batuk dan tidak
membuang dahak sembarangan. Pengobatan yang tidak tuntas pada serangan ISPA
sebelumnya dapat mengakibatkan terjadinya infeksi saluran pernapasan kronik.
3. Pelayanan kesehatan
2. Batas Wilayah
Arah Batas
Utara Jalan Pintu I bagian barat
tembok TMII, Jalan Pintu II
bagian timur TMII dadn Jalan
Raya Pondok Gede Bekasi
Selatan Patok batas daerah Khusus
DKI Jakarta dan Jawa Barat
( Patok no 148 s/d 165)
Barat Jalan Raya Tol Jagorawi
Kecamatan Ciracas
Timur Kali Sunter ( Pilat batas
nomor 125 s/d 148)
B. Data Demograf
Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Cipayung Kota Administrasi Jakarta
Timur Tahun 2012 berjumlah 259.770 jiwa, terdiri dari laki-laki 116.576 jiwa dan
perempuan 143.194 jiwa, sedangkan jumlah kepala keluarga 56.518 KK.
Kelurahan Laki- Perempu Total Sex Jumlah Kepadatan
laki an Rasio KK Penduduk/km2
PONDOK 11994 11585 2357 103.5 5871 6442.09
RANGGON 9 3
CILANGKAP 12807 12109 2491 105.7 6278 4128.31
6 6
MUNJUL 11786 11254 2304 104.7 5744 12107.20
0 3
CIPAYUNG 12822 12142 2496 105.6 5953 8092.06
4 0
SETU 10166 9872 2003 102.9 5144 6163.26
8 8
BAMBU APUS 13959 13262 2722 105.2 6783 8600.09
1 6
CEGER 10335 9912 2024 104.2 4886 5583.84
7 7
LUBANG BUAYA 32707 31824 6453 102.7 15859 17337.72
1 7
KELURAHAN MUNJUL
A. DATA GEOGRAFI
1. Luas Wilayah
Kelurahan Munjul adalah salah satu kelurahan dari 8 kelurahan di wilayah Kecamatan
Cipayung, kota administrasi Jakarta Timur provinsi DKI Jakarta. Adapun luas wilayah
kelurahan Munjul 190,30 Ha dan dibagi menjadi 8 RW dengan jumlah RT 75, dengan jumlah
penduduk 23.436 jiwa. Dengan batas- batas wilayah sebagai berikut:
DATA DEMOGRAFI
PENDIDIKAN UMUM
NO NAMA JUMLAH
SEKOLAH
GEDUNG SEKOLAH MURID GURU
1 TK 10 10 383 47
2 SD 2 2 870 32
3 SLTP/MTS 1 1 520 47
4 SLTA 1 1 266 54
5 AKADEMI - - - -
6 PERGURUAN - - - -
TINGGI
10 Penyakit terbanyak Puskesmas Kecamatan Cipayung tahun 2012
1
PENYAKIT LAIN PD SAL. PERNAFASAN ATAS 2753
2
INFEKSI AKUT LAIN PERNAFASAN ATAS 1289
3
PENYAKIT LAINNYA 1204
4
PENY. PULPA & JAR. PERIAPIKAL 854
5
PENY. PD SISTEM OTOT & JAR. PENGIKAT 735
6
PENY. DARAH TINGGI 580
7
PENYAKIT KULIT ALERGI 567
8
PENYAKIT KULIT INFEKSI 534
9
DIARE (TMSK TERSANGKA KOLERA ) 468
10
TONSILITIS 455
Jumlah 8.905
10 Penyakit Terbanyak di Kecamatan Cipayung 2012
Tabel 1.3. Jumlah Orang yang Menjawab Benar dari hasil wawancara
Sebelum Intervensi
No. Pengetahuan N %
1 Yang mengetahui singkatan dari 4 30,76
ISPA
2 Yang mengetahui organ yang 6 46,15
terkena ISPA
3 Yang mengetahui gejala dari ISPA 7 53,85
Keterangan :
1. 4 dari 13 responden (30,76%) mengetahui singkatan dari ISPA.
2. 6 dari 13 responden (46,15%) mengetahui organ yang terkena ISPA.
3. 7 dari 13 responden (53,85%) mengetahui gejala dari ISPA.
4. 6 dari 13 responden (46,15%) mengetahui penyebab ISPA.
5. 4 dari 13 responden (30,76%) mengetahui cara penularan ISPA
6. 5 dari 13 responden (38,46%) mengetahui yang harus dilakukan bila
ISPA
7. 6 dari 13 responden (46,15%) mengetahui akibat dari ISPA yang tidak diobati
8. 5 dari 13 responden (38%) mengetahui pencegahan ISPA
9. 7 dari 13 responden (53,85%) mengetahui faktor yang mempengaruhi ISPA
10. 6 dari 13 responden (46,15%) mengetahui golongan rentan ISPA
Tabel 2. Nilai Pengetahuan Sebelum Intervensi
No Nilai Pre Test
1 70
2 30
3 60
4 50
5 40
6 30
7 70
8 40
9 40
10 60
11 50
12 40
13 50
Jumlah 630
Rata - rata 48,4
1. 50 Kurang
2. 51-69 Sedang
3. 70 Baik
5. Materi:
a. singkatan dari ISPA,
b. organ yang terkena ISPA,
c. gejala dari ISPA,
d. peyebab ISPA
e. cara penularan ISPA,
f. yang dilakukan bila ISPA,
g. akibat dari ISPA yang tidak diobati,
h. pencegahan dari ISPA,
i. faktor yang mempengaruhi dari ISPA,
j. golongan yang rentan terkena ISPA.
6. Rencana Kegiatan
Hari/Tanggal : Selasa, 27 Agustus 2013
Jam : 10.00-11.00 WIB
Tempat : Kantor RW 01 Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung,
Jakarta Timur
Acara : Penyuluhan Tentang ISPA
7. Sumber Daya
Dokter Muda : 1 orang
11. Materi:
a. singkatan dari ISPA,
b. organ yang terkena ISPA,
c. gejala dari ISPA,
d. peyebab ISPA
e. cara penularan ISPA,
f. yang dilakukan bila ISPA,
g. akibat dari ISPA yang tidak diobati,
h. pencegahan dari ISPA,
i. faktor yang mempengaruhi dari ISPA,
j. golongan yang rentan terkena ISPA.
Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal : Selasa, 27 Agustus 2013
Jam : 10.10-11.00 WIB
Tempat : Kantor RW 01 Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung,
Jakarta Timur
Acara : Penyuluhan Tentang ISPA
Sumber Daya
Dokter Muda : 1 orang
VI. EVALUASI
A. Input
SDM untuk program ini adalah 1 orang dokter muda yaitu Katarina Maria,
S.Ked sebagai presentan dan 1 orang petugas kesehatan sebagai pengawas
sesuai dengan perencanaan.
Pada penyuluhan ini menggunakan sarana berupa power point dan handout.
Hal ini sesuai rencana.
Metode intervensi adalah dengan penyuluhan dimana hal ini sesuai dengan
perencanaan.
Untuk biaya operasional tidak terjadi perubahan dan biaya yang keluar sesuai
dengan perencanaan.
B. Proses
Pembukaan dengan pre-test, penyuluhan mengenai ISPA kemudian ditutup
dengan post test dan kegiatan tanya jawab. Kegiatan penyuluhan yang
dijalankan tidak sesuai jadwal yang direncanakan. Kegiatan dimulai pukul
10.10-11.00 Kegiatan ini berlangsung sekitar 50 menit.
Jumlah peserta tidak sesuai dari target yang direncanakan, yaitu 20 orang dan
peserta yang hadir 13 orang.
Pelaksanaan kegiatan tanya jawab dan diakhiri dengan post-test ISPA untuk
mengetahui keberhasilan intervensi sesuai dengan perencanaan.
Pelaksanaan dilakukan di Kantor RW 01 Kelurahan Munjul Kecamatan
Cipayung, Jakarta Timur, dimana hal ini sesuai perencanaan.
Penyuluhan dapat berjalan dengan baik dan masyarakat mengikuti penyuluhan
dengan antusias.
Output
Tabel 1.7. Hasil Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test
Nilai
Nilai Post
Pre Test
No. Test
1 70 100
2 30 90
3 60 100
4 50 90
5 40 90
6 30 80
7 70 100
8 40 90
9 40 80
10 60 100
11 50 100
12 40 90
13 50 90
Jumlah 630 1,200.00
Rata- 48,4 92,3
Rata
No Nilai Kategori
.
1. 50 Kurang
2. 51-69 Sedang
3. 70 Baik
Sebelum dilakukan penyuluhan mengenai ISPA hasil pretest rata - rata dari
responden adalah 48,4. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan, hasil post test rata - rata
dari 20 responden adalah 92,3. Hal ini berarti, telah terjadi peningkatan pengetahuan
responden sebesar 92,3. Hal ini menandakan penyuluhan mengenai ISPA yang diberikan
telah berhasil menambah pengetahuan responden. Jadi selisih nilai pretest dan post test
warga RT 08/RW 01 Kelurahan Munjul Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, adalah :
2. Saran
Kepada ibu yang memiliki balita di RT 08/RW 01 Kelurahan Munjul
Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur :
Supaya dapat menyebarkan informasi yang telah didapat kepada warga
lain ataupun kepada anggota keluarga yang beresiko terkena ISPA.
Agar masyarakat menerapkan pola hidup yang sehat dan terhindar dari
penularan sesuai dengan penyuluhan yang sudah disampaikan.
VIII. LAMPIRAN
PRE/POST TEST ISPA
IDENTITAS No : ____
Nama :
Umur :
Alamat Lengkap :
Pendidikan terakhir
Pekerjaan :
Pengetahuan
VIII. LAMPIRAN
PRE/POST TEST ISPA
IDENTITAS No : ____
Nama :
Umur :
Alamat Lengkap :
Pendidikan terakhir
Pekerjaan :
Pengetahuan