You are on page 1of 7

FERMENTASI BUAH MARKISA (PASSIFLORA)

MENJADI ASAM SITRAT

Azhary H Surest*, Redho Ovelando, Mutiara Alytsia Nabilla


*Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Jln. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Inderalaya Ogan Ilir (OI) 30662

Abstrak

Buah markisa mengandung asam sitrat dalam kandungan yang tinggi, yaitu 2,4 4,8%. Penelitian ini
menggunakan metode fermentasi dengan menggunakan buah markisa kuning dan markisa manis.
Penelitian ini menggunakan variasi volum jamur 10 ml, 20 ml, 30 ml, 40 ml, 50 ml dan waktu fermentasi
dengan variasi 1 hari, 3 hari dan 5 hari. Zat kapur digunakan untuk membentuk endapan garam sitrat.
Endapan tersebut dicampurkan dengan larutan asam sulfat sehingga menghasilkan larutan asam sitrat.
Pada markisa kuning dengan penambahan volum jamur 50 ml dan waktu fermentasi 5 hari didapat persen
asam sitrat tertinggi yaitu 4,46 %.

Kata Kunci : asam sitrat, fermentasi, garam sitrat, asam sulfat

Abstract

Passion fruit contains citric acid at high content, ie 2.4 to 4.8%. The research was conducted by a
fermentation process using yellow passion fruit and passion fruit sweet. The research used a variation of
the volume of mushrooms 10 ml, 20 ml, 30 ml, 40 ml, 50 ml and fermentation time with a variation of 1
day, 3 day and 5 days. Calcium hydroxide used to form citrate salt precipitate. The precipitate was mixed
with a solution of sulfuric acid to produce citric acid solution. Yellow passion fruit with addition of 50 ml
volume of fungi and time of fermentation of 5 days produced the highest citric acid content 4.46%.

Keywords: citric acid, fermentation, salt, citric acid, sulfuric acid

1. PENDAHULUAN nutrisi yang berkhasiat. Buah markisa indentik


mempunyai rasa masam sehingga jarang
Buah markisa merupakan salah satu jenis dimanfaatkan secara langsung dan hanya dibuat
buah impor yang kemudian berhasil sebagai bahan minuman. Padahal buah markisa
dikembangkan di Indonesia. Budidaya markisa merupakan bahan baku penghasil asam sitrat
tidak susah karena markisa cocok dengan jenis yang baik.
tanah apapun asalkan unsur hara serta bahan Buah markisa mengandung asam sitrat
organiknya cukup. Untuk penanamannya tidak dalam konsentrasi tinggi. Kandungan asam
sulit, hanya saja tanaman ini harus dibuatkan sitrat pada buah markisa berkisar antara 2,4
tiang rambatan. Tiang rambatan yang baik 4,8%. (Malaka, 2010). Asam sitrat tersebut
adalah dengan menggunakan pucuk bambu dapat diperoleh dengan cara fermentasi, dan
tanpa kawat karena bisa merangsang tidak memerlukan biaya yang mahal, serta dapat
pertumbuhan markisa serta jumlah buahnya. diterapkan dalam skala kecil.
Indonesia merupakan negara yang agraris yang Asam sitrat merupakan asam organik
beriklim tropis sehingga perkembangan lemah yang terdapat pada daun dan buah
tanaman markisa sangat bagus. tumbuhan tertentu. Senyawa ini merupakan
Buah markisa memiliki banyak manfaat bahan pengawet alami yang baik dan dapat juga
bagi kesehatan karena memiliki kandungan dipakai untuk mengatur tingkat kemasaman
pada berbagai pengolahan makanan dan
minuman ringan. Penggunaan asam sitrat ke
dalam makanan cenderung aman karena mudah

Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 19, Agustus 2013 Page | 15


dimetabolisme dan dikeluarkan oleh tubuh. Zat sehingga populer disebut markisa konyal
ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih Lembang. Varietas ini mempunyai karakteristik
yang ramah lingkungan dan sebagai morfologi sebagai berikut :
antioksidan. a. Batang tanaman agak halus, sedikit
Asam sitrat termasuk salah satu produk berkayu, berumur panjang, dan bersifat
andalan yang di ekspor Indonesia ke berbagai menjalar.
negara. Termasuk negara-negara maju seperti b. Buah berbentuk oval sampai bulat lonjong,
Amerika Serikat, Jepang, Inggris, dan lain-lain. berukuran panjang 5 cm 7 cm.
Kebutuhan dunia akan asam sitrat terus c. Buah muda berwarna ungu, sedangkan
meningkat dari tahun ke tahun dan produksi buah tua berwarna kuning tua (orange).
asam sitrat setiap tahunya meningkat sebesar 2- d. Biji keras, berjumlah banyak, dan berwarna
3%. Produksi asam sitrat nasional menurut Biro cokelat kekuningan. Selaput biji
Pusat Statistik (BPS,1993) pada tahun 1991 mengandung cairan yang manis sehingga
adalah 3.063 ton/tahun dengan nilai dapat dikonsumsi sebagai buah segar.
Rp.5.055.444.000,00 dan produksi tersebut e. Markisa manis memiliki kadar glukosa
diperkirakan akan meningkat seiring dengan sebesar 13,8 % dan pH 4,0 5,5.
perkembangan industri makanan, kosmetik, dan (Rukmana, 2003).
obat-obatan (Riveri, 2012).
Melihat banyaknya kegunaan dari asam Tabel 1. Kandungan Karbohidrat Markisa
sitrat, maka dilakukan penelitian untuk Kuning
menghasilkan asam sitrat tersebut. Pada Component Markisa Kuning
penelitian sebelumnya menggunakan limbah
A. Karbohidrat (%)
buah jeruk. Limbah tersebut dianggap kurang
efektif karena asam sitrat yang dihasilkan masih Fructosa 29,4
sangat sedikit. Maka dicari alternatif lain Glucosa 38,1
dengan menggunakan buah markisa. Sucrosa 32,4
Dengan latar belakang ini memacu ide Sumber : Ashurst, P. R. 1995
peneliti untuk melakukan penelitian terhadap
buah markisa dengan proses fermentasi untuk Fermentasi
mendapatkan asam sitrat. Selain itu, peneliti Fermentasi adalah reaksi dengan
juga ingin mengetahui proses fermentasi dan menggunakan biokatalis untuk mengubah bahan
faktor faktor yang mempengaruhi proses baku menjadi produk. Biokatalis yang
fermentasi buah markisa tersebut. Sehingga digunakan adalah bakteri, yeast atau jamur
melalui penelitian ini buah markisa dapat lebih (fungi) (Riadi, 2007). Beberapa langkah utama
dimanfaatkan lagi selain digunakan sebagai yang diperlukan dalam melakukan proses
bahan minuman. fermentasi, yaitu :
a. Seleksi mikroba atau enzim yang sesuai
Markisa dengan tujuan.
Markisa yang digunakan dalam b. Seleksi media sesuai dengan tujuan.
penelitian ini adalah markisa kuning dan c. Sterilisasi semua bagian penting untuk
markisa konyal atau manis. mencegah kontaminasi.
Markisa kuning disebut juga buah rola d. Teliti semua perlengkapan terutama pada
atau yellow passion fruit. Adapun karakteristik bagian pengendalian proses.
markisa kuning adalah sebagai berikut: e. Evaluasi hasil maupun proses secara
a. Buah muda berwarna hijau, sedangkan menyeluruh.
buah tua berwarna kuning berbintik-bintik (Febrianty dkk, 2007).
putih.
b. Buah berukuran sebesar bola tenis, Saccharomyces Cerevisiae
berdiameter 5 cm 6 cm, dan beraroma S. cerevisiae merupakan khamir sejati
sangat kuat. tergolong eukariot yang secara morfologi hanya
c. Rasa buah masam dengan jus berwarna membentuk blastospora berbentuk bulat
kuning sehingga cocok dibuat jus atau lonjong, silindris, oval atau bulat telur yang
sirup. dipengaruhi oleh strainnya. Dapat berkembang
d. Markisa kuning memiliki pH 3-4,5. biak dengan membelah diri melalui "budding
(Rukmana, 2003). cell". Reproduksinya dapat dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan serta jumlah nutrisi yang
Markisa konyal atau manis banyak tersedia bagi pertumbuhan sel. Penampilan
ditanam di daerah Lembang (Jawa Barat) makroskopik mempunyai koloni berbentuk

Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 19, Agustus 2013 Page | 16


bulat, warna kuning muda, permukaan berkilau, pengawet alami yang baik, selain dipakai
licin, tekstur lunak dan memiliki sel bulat sebagai penambahan rasa masam pada makanan
dengan askospora 1-8 buah (Nikon, 2004) . juga dapat digunakan untuk minuman ringan.
Taksonomi Saccharomyces spp. menurut Sanger Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai
(2004), sebagai berikut : senyawa antara yang penting dalam
Super Kingdom : Eukaryota metabolisme makhluk hidup, sehingga
Phylum : Fungi ditemukan pada hampir semua makhluk hidup.
Subphylum : Ascomycota Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat
Class : Saccharomycetes pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai
Order : Saccharomycetales antioksidan.
Family : Saccharomycetaceae Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis
Genus : Saccharomyces buah dan sayuran, namun ditemukan pada
Species : Saccharomyces cerevisiae konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8 %
Khamir dapat berkembang biak dalam gula bobot kering. Rumus kimia asam sitrat adalah
sederhana seperti glukosa, maupun gula C6H8O7 (strukturnya ditunjukkan pada tabel
kompleks disakarida yaitu sukrosa (Marx, informasi di bawah). Struktur asam ini
1991). Selain itu untuk menunjang kebutuhan tercermin pada nama IUPAC nya asam 2-
hidup diperlukan oksigen, karbohidrat, dan hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat. (Febrianty
nitrogen . Pada uji fermentasi gula-gula dkk, 2007).
mempunyai reaksi positif pada gula dekstrosa,
galaktosa, sukrosa, maltosa, raffinosa, trehalosa, Tabel 2. Sifat Sifat Umum Asam Sitrat
dan negatif pada gula laktosa (Lodder, 1970). Rumus
Komposisi kimia S. cerevisiae terdiri Bangun
atas : protein kasar 50-52%, karbohidrat ; 30 -
37%; lemase 4 - 5%; dan mineral 7 - 8% (Reed
dan Nagodawthana, 1991). S. cerevisiae
mempunyai beberapa enzim yang mempunyai
fungsi penting yaitu intervase, peptidase dan Rumus C6H8O7, atau
zimase. Enzim peptidase mempunyai 96 gen Kimia CH2(COOH)COH(COOH)CH2
dan yang homolog inaktif sebanyak 32 (Ahmad, (COOH)
2005).
Berat 192,13
Aspergillus Niger Molekul
Sebagai inokulum pada pembuatan asam Nama asam2-hidroksi-1,2,3-
sitrat digunakan strain-strain tertentu dari Lain propanatrikarboksilat
Aspergillus Niger, Aspergillus fumaricus, Sumber : www. wikipedia. com
Aspergillus japonicus, atau Aspergillus wentii.
Pada penelitian ini digunakan sejumlah strain Tabel 3. Sifat Sifat Fisika dan Kimia
Aspergillus Niger karena memiliki kemampuan Asam Sitrat
produksi yang paling baik dalam fermentasi Sifat Fisika Sifat Kimia
asam sitrat (Currie, 1917). Adapun Aspergillus Kontak langsung
Niger mempunyai taksonomi sebagai berikut : Berat molekul : 192 (paparan) terhadap
Divisi : Mikota gr/mol Asam Sitrat kering
Kelas : Eumycetes atau larutan dapat
Sub-Ordo : Ascomycetes menyebabkan iritasi
Ordo : Eurotiales kulit dan mata.
Famili : Eurotiaceae Mampu mengikat
Genus : Aspergillus Spesific gravity : ion-ion logam
Spesies : Aspergillus Niger 1,54 (20C) sehingga dapat
Aspergillus Niger berwarna coklat kehitaman, digunakan sebagai
hidup di tempat yang lembab, bersifat parasit pengawet dan
dan beracun. (Febrianty dkk, 2007). penghilang
kesadahan dalam
Asam Sitrat air.
Asam sitrat merupakan suatu senyawa Keasaman Asam
organik, yang banyak ditemukan pada daun dan Titik lebur : 153C Sitrat didapatkan
buah tumbuhan yang mempunyai rasa asam dari tiga gugus
(Anonim, 2012). Senyawa ini merupakan bahan karboksil -COOH

Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 19, Agustus 2013 Page | 17


yang dapat melepas pengawet makanan dan minuman, terutama
proton dalam minuman ringan. Kode asam sitrat sebagai zat
larutan. aditif makanan (E number) adalah E330. Sifat
Asam sitrat dapat sitrat sebagai larutan penyangga digunakan
Titik didih : 175C berupa kristal sebagai pengendali pH dalam larutan pembersih
anhidrat yang bebas dalam rumah tangga dan obat-obatan.
air atau berupa Kemampuan asam sitrat untuk meng-
kristal monohidrat kelat logam menjadikannya berguna sebagai
yang mengandung bahan sabun dan deterjen. Dengan meng-kelat
satu molekul air logam pada air sadah, asam sitrat
untuk setiap memungkinkan sabun dan deterjen membentuk
molekulnya. busa dan berfungsi dengan baik tanpa
Bentuk anhidrat penambahan zat penghilang kesadahan.
Kelarutan dalam air Asam Sitrat Demikian pula, asam sitrat digunakan untuk
: 207,7 gr/100 ml mengkristal dalam memulihkan bahan penukar ion yang digunakan
(25C) air panas, pada alat penghilang kesadahan dengan
sedangkan bentuk menghilangkan ion-ion logam yang
monohidrat terakumulasi pada bahan penukar ion tersebut
didapatkan dari sebagai kompleks sitrat.
kristalisasi Asam Asam sitrat digunakan di dalam industri
Sitrat dalam air bioteknologi dan obat-obatan untuk melapisi
dingin. (passivate) pipa mesin dalam proses kemurnian
Bentuk monohidrat tinggi sebagai ganti asam nitrat, karena asam
Pada titik didihnya Asam Sitrat dapat nitrat dapat menjadi zat berbahaya setelah
asam sitrat terurai diubah menjadi digunakan untuk keperluan tersebut, sementara
(terdekomposisi). bentuk anhidrat asam sitrat tidak. Asam sitrat dapat pula
dengan pemanasan ditambahkan pada es krim untuk menjaga
pada suhu 70-75C. terpisahnya gelembung-gelembung lemak.
Berbentuk kristal Jika dipanaskan di Dalam resep makanan, asam sitrat dapat juga
berwarna putih, atas suhu 175C digunakan sebagai pengganti sari jeruk. (Ahira,
tidak berbau, dan akan terurai 2012).
memiliki rasa asam. (terdekomposisi)
dengan melepaskan
karbon dioksida 2. METODOLOGI PENELITIAN
(CO2) dan air
(H2O). Bahan yang digunakan :
Sumber : www. wikipedia. com Bahan untuk Pembuatan Starter
Kentang, dextrose, agar agar murni, aquadest,
Pembuatan Asam Sitrat sukrosa, CaCO3, (NH4)2SO4 , KH2PO4, MgSO4
Dalam proses produksi asam sitrat yang 7H2O
sampai saat ini lazim digunakan, biakan kapang
Aspergillus niger diberi glukosa agar Bahan untuk Proses Fermentasi
membentuk asam sitrat. Setelah kapang disaring Buah markisa kuning dan buah markisa manis,
dari larutan yang dihasilkan, asam sitrat yeast, Aspergillus Niger, larutan asam sulfat 0,1
diisolasi dengan cara mengendapkannya dengan M, larutan NaOH 0,1 M, Indikator
kalsium hidroksida membentuk garam kalsium Phenolphtalein, zat Kapur, aquadest.
sitrat. Asam sitrat di regenerasikan dari kalsium
sitrat dengan penambahan asam sulfat. Alat yang digunakan :
Cara lain pengisolasian asam sitrat dari Untuk Pembuatan Starter
hasil fermentasi adalah dengan ekstraksi Beker gelas, tabung reaksi, batang pengaduk,
menggunakan larutan hidrokarbon senyawa saringan, hot plate, shaker, autoclave, api
basa organik trilaurilamina yang diikuti dengan bunsen, jarum oase.
re-ekstraksi dari larutan organik tersebut dengan Untuk Proses Fermentasi
air. (Febrianty dkk, 2007). Erlenmeyer, peralatan titrasi, buret, statif, gelas
ukur, pipet tetes, batang pengaduk, pH meter,
Kegunaan Asam Sitrat hot plate, neraca analitis, kertas saring.
Penggunaan utama asam sitrat saat ini
adalah sebagai zat pemberi cita rasa dan

Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 19, Agustus 2013 Page | 18


Prosedur Percobaan 1.5
V = 10

Asam Sitrat (%)


1 ml
V = 20
0.5 ml
V = 30
0 ml
0 5 10

Waktu Fermentasi (hari)


Gambar 2. Grafik Hubungan Lama Waktu
Fermentasi Terhadap Persentase Asam Sitrat
dari Buah Markisa Manis (MM)

5
t=1
Asam Sitrat (%)
4
hari
3
t=3
2 hari
1 t=5
0 hari
0 50 100
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Volum Jamur (ml)
Grafik persen asam sitrat terhadap Gambar 3. Grafik Hubungan Volum Jamur
penambahan volum jamur pada berbagai kondisi yang Digunakan Terhadap Persentase Asam
lama waktu fermentasi adalah sebagai berikut : Sitrat dari Buah Markisa Kuning (MK)

5
4 V = 10 1.5
Asam Sitrat (%)

ml t=1
3
Asam Sitrat (%)

V = 20 1 hari
2 ml t=3
1 V = 30 0.5 hari
0 ml t=5
0 5 10 0 hari
0 50 100
Waktu Fermentasi (hari)

Gambar 1. Grafik Hubungan Lama Waktu Volum Jamur (ml)


Fermentasi Terhadap Persentase Asam Sitrat Gambar 4. Grafik Hubungan Volum Jamur
dari Buah Markisa Kuning (MK) yang Digunakan Terhadap Persentase Asam
Sitrat dari Buah Markisa Manis (MM)

Pada fermentasi ini digunakan dua jenis


buah markisa yaitu markisa kuning dan markisa
manis. Dilihat dari jenis buah yang digunakan
buah markisa kuning menghasilkan asam sitrat

Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 19, Agustus 2013 Page | 19


lebih banyak dibandingkan dengan buah ml sebanyak 1,02 %, pada volum jamur 30 ml
markisa manis. sebanyak 1,15 %; pada volum jamur 40 ml
Pada gambar 1 di atas. Grafik ini sebanyak 1,29 % dan pada volum jamur 50 %
menunjukkan pengaruh lama waktu fermentasi sebanyak 1,40 %.
terhadap persen asam sitrat yang dihasilkan dari Pada gambar 3 di atas. Grafik ini
buah markisa kuning (MK). Pada waktu menunjukkan pengaruh volum jamur yang
fermentasi 1 hari, persen asam sitrat yang digunakan terhadap persentase asam sitrat dari
dihasilkan masih sedikit. Hal ini disebabkan buah markisa kuning (MK). Pada grafik
fermentasi belum berjalan dengan sempurna diketahui bahwa persen asam sitrat bertambah
karena jamur Aspergillus Niger baru mengalami seiring dengan bertambahnya volum jamur yang
fase pertumbuhan awal. Dimana jamur mulai digunakan.
membelah diri dengan kecepatan yang sangat Persen asam sitrat yang optimal
rendah, sehingga persen asam sitrat yang dihasilkan pada penambahan volum jamur
terbentuk masih sedikit. sebanyak 50 ml, yaitu pada waktu fermentasi 1
Pada waktu fermentasi 3 hari persen hari sebanyak 2,24 %; pada waktu fermentasi 3
asam sitrat yang dihasilkan semakin menurut hari sebanyak 1,19 % dan pada waktu
dari waktu fermentasi 1 hari. Hal ini disebabkan fermentasi 5 hari sebanyak 4,46 %.
karena jamur Aspergillus Niger mengalami fase Pada gambar 4 di atas. Grafik ini
pertumbuhan lambat. Dimana pada fase ini menunjukkan pengaruh volum jamur yang
pertumbuhan jamur diperlambat karena digunakan terhadap persentase asam sitrat dari
pembelahan sel tidak stabil terhambat oleh hasil buah markisa manis (MM). Pengaruh volum
hasil metabolisme sel. jamur yang digunakan terhadap persentase asam
Pada waktu fermentasi 5 hari persen sitrat yang dihasilkan dari buah markisa manis
asam sitrat yang dihasilkan semakin meningkat. sama dengan pengaruh pada buah markisa
Hal ini disebabkan karena jamur Aspergillus kuning. Tetapi persen asam sitrat yang
Niger mengalami fase pertumbuhan logaritmik dihasilkan oleh markisa manis lebih sedikit
dimana jamur membelah diri dengan sangat dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh
cepat dan konstan mengikuti kurva logaritmik. markisa kuning.
Dari grafik di atas dapat diketahui Persen asam sitrat yang optimal
bahwa persen asam sitrat optimal dihasilkan dihasilkan pada penambahan volum jamur
pada waktu fermentasi 5 hari yaitu pada volum sebanyak 50 ml, yaitu pada waktu fermentasi 1
jamur 10 ml sebanyak 2,87 %; pada volum hari sebanyak 0,69 %; pada waktu fermentasi 3
jamur 20 ml sebanyak 3,21 %, pada volum hari sebanyak 0,52 % dan pada waktu
jamur 30 ml sebanyak 3,62 %; pada volum fermentasi 5 hari sebanyak 1,40 %.
jamur 40 ml sebanyak 4,12 % dan pada volum
jamur 50 % sebanyak 4,46 %.
Pada gambar 2. di atas. Grafik ini 4. KESIMPULAN
menunjukkan pengaruh lama waktu fermentasi
terhadap persen asam sitrat yang dihasilkan dari Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan,
buah markisa manis (MM). Pengaruh lama maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
waktu fermentasi terhadap persen asam sitrat
yang dihasilkan dari buah markisa manis sama 1. Persen asam sitrat terbanyak yang didapat
dengan pengaruh pada buah markisa kuning. dari proses fermentasi adalah 4,46 %
Tetapi persen asam sitrat yang dihasilkan oleh yaitu pada penambahan volum jamur 50
markisa manis lebih sedikit dibandingkan ml dan lama waktu fermentasi 5 hari pada
dengan yang dihasilkan oleh markisa kuning. markisa kuning.
Hal ini disebabkan karena kandungan 2. Persen asam sitrat yang didapat semakin
glukosa pada buah markisa kuning lebih banyak banyak seiring dengan penambahan volum
di bandingkan dengan kandungan glukosa pada jamur yang digunakan.
buah markisa manis. Glukosa merupakan 3. Kadar glukosa dan fase hidup dari jamur
sumber karbon dan energi bagi pertumbuhan sangat berpengaruh terhadap persen asam
mikroba sehingga semakin banyak glukosa yang sitrat yang dihasilkan.
terkandung maka semakin tinggi pula persen 4. Kecepatan reaksi yang paling maksimal
asam sitrat yang dihasilkan. pada proses fermentasi asam sitrat adalah
Dari grafik di atas dapat diketahui bahwa pada buah markisa kuning dengan
persen asam sitrat optimal dihasilkan pada penambahan volum jamur 20 ml.
waktu fermentasi 5 hari yaitu pada volum jamur
10 ml sebanyak 0,75 %; pada volum jamur 20

Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 19, Agustus 2013 Page | 20


DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Anne. 2012. Mengenal Asam Sitrat


Dalam Dunia Industri.
(www.anneahira.com, diakses tanggal
26 Maret 2012).
Ahmad, Rizal Zainudin. 2005. Pemanfaatan
Khamir Saccharomyces Cerevisiae
untuk Ternak. (www.google.com,
diakses tanggal 26 Maret 2012).
Anonim. 2012. Asam Sitrat.
(www.wikipedia.com, diakses tanggal
27 Maret 2012).
Febrianty, Amanah dan Suryadi. 2007.
Fermentasi Limbah Jeruk Menjadi
Asam Sitrat. Inderalaya : Universitas
Sriwijaya.
Hidayat, Nur, dkk. 2007. Mikrobilogi Industri.
(www.wordpress.com, diakses tanggal
27 Maret 2012).
Malaka, Ratmawati dan Sulmiyati. 2010.
Karekteristik Fisik dan Organoleptik
Keju Markisa dengan Pemberian Level
Starter (Lactococcus lactis
Subsp.LACTIS 527) dengan Lama
Pemeranan yang Berbeda. (www.
google.com, diakses tanggal 28 Maret
2012).
Riadi, Lieke. 2007. Teknologi Fermentasi. Edisi
Ke-1. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Riveri, Nandha. 2012. Pengaruh Variasi
Konsentrasi Substrat. (www.
nandhariveri.blogspot.com, diakses
tanggal 27 Maret 2012).
Rukmawan, H. Rahmat. 2003. Usaha Tani
Markisa. Edisi Ke-1. Yogyakarta :
Kanisius.
Tim Laboratorium Mikroboilogi Industri. 2012.
Asam Sitrat. (www.google.com,
diaskes tanggal 12 April 2012).
Yalun. 2008. Mengenal Ragi Saccharomyces
Cerevisiae. (www.wordpress.com,
diaskes tanggal 12 April 2012).

Jurnal Teknik Kimia No. 3, Vol. 19, Agustus 2013 Page | 21

You might also like