You are on page 1of 8

Cara Menentukan Putaran

Kritis Pada Poros


AGU 12

Posted by Mechanical Blog

Ketika suatu poros di beri putaran, maka akan selalu terjadi


fenomena whirling. Whirling adalah keadaan dimana poros berputar akan
mengalami defleksi yang besar akibat dari gaya sentrifugal yang di hasilkan oleh
eksentrisitas massa poros. Fenomena whirling ini terlihat sebagai poros berputar
pada sumbunnya, dan pada saat yang sama poros yang berdefleksi juga
berputar relative mengelilingi sumbu poros.

Hal ini akan selalu terjadi, bahkan pada system sudah seimbang. Pada sistem
yang seimbang, hal ini dapat di sebabkan oleh defleksi terjadi sampai keadaan
seimbang yang berkaitan dengan kekakuan poros tercapai. Poros yang melewati
putaran kritis lalu akan mencapai keadaan seimbang.

Kondisi yang dapat di terapkan untuk percobaan :

1) Jika pembebanan pada poros tersebut berada di tengah poros :

2) Jika pembebanan pada poros tersebut tidak tepat di tengah poros :


1. definisi
Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana
terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan
elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan
atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan lainnya.
(Josep Edward Shigley, 1983)

2. macam-macam poros
Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya sebagai berikut :

a.Poros transmisi (transmission shafts)Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft
akan mengalami beban puntir berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-duanya. Pada
shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt pulley, sprocket rantai, dll.

b.Gandar Poros gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta barang. Poros
gandar tidak menerima beban puntir dan hanya mendapat beban lentur. Bahkan kadang-kadang
tidak boleh berputar.

c.Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatip pendek, seperti poros utama mesin
perkakas dimana beban utamanya berupa beban puntiran. Syarat yang harus dipenuhi poros ini
adalah deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.

3. Klasifikasi Poros Berdasarkan bentuk

a.Poros Lurus.
Poros ini dapat digolongkan atas poros lurus umum.

b.Poros Engkol.
Poros ini berbeda dengna poros diatas, poros ini digunakan sebagai poros utama pada mesin
torak.

4. Hal-hal penting dalam perencanaan poros

a. Kekuatan Poros.
Suatu poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur (bending
moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur. Juga ada poros yang mendapat
beban tarik atau tekan seperti poros baling-baling kapal atau turbin, dll.Dalam perancangan
poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya : kelelahan, tumbukan dan pengaruh
konsentrasi tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada
poros tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban
tersebut.
b. Kekakuan Poros.
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan pembebanan
tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian
(pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan suara (noise) misalnya pada turbin dan
gear box. Oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga
harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya
dengan poros tersebut.

c. Putaran Kritis.
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada mesin tersebut.
Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran normal dengan putaran mesin
yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin,
motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan
kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu
mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya.

d. Korosi.
Bahan bahan tahan korosi (termasuk plastik) harus dipilih untuk poros propeler dan pompa bila
terjadi kontak dengan fluida yang korosif dan poros-poros yang berhenti lama.

e. Material poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada umumnya dibuat
dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit (case hardening) sehingga tahan
terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom nikel
molebdenum, baja khrom, baja khrom molibden, dll. Sekalipun demikian, baja paduan khusus
tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan pembebanan yang berat
saja. Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat treatment
yang tepat sehingga akan diperoleh kekuatan yang sesuai.

http://yefrichan.wordpress.com/2010/08/12/cara-menentukan-putaran-kritis-pada-poros/

http://www.scribd.com/doc/46582157/PUTARAN-KRITIS

http://my.opera.com/mahmudzylgwyn/blog/ 2011

POROS
1.1 Definisi

Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana
terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel,
engkol, sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban
tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan
satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983)
Poros dalam sebuah mesin berfungsi untuk meneruskan tenaga melalui putaran mesin. Setiap
elemen mesin yang berputar, seperti cakra tali, puli sabuk mesin, piringan kabel, tromol kabel,
roda jalan, dan roda gigi, dipasang berputar terhadap poros dukung yang tetap atau dipasang
tetap pada poros dukung yang berputar.
Contoh sebuah poros dukung yang berputar, yaitu poros roda kereta api, As gardan, dan lain-lain.
Gambar 1.1 Konstruksi Poros pada Kereta Api

Untuk merencanakan sebuah poros, perlu diperhitungkan gaya yang bekerja pada poros di atas
antara lain: gaya dalam akibat beratnya (W) yang selalu berpusat pada titik
gravitasinya. Gaya (F) merupakan gaya luar arahnya dapat sejajar dengan permukaan benda
ataupun membentuk sudut dengan permukanan benda. Gaya F dapat menimbulkan tegangan
pada poros, karena tegangan dapat rimbul pada benda yang mengalami gayagaya. Gaya yang
timbul pada benda dapat berasal dari gaya dalam akibat berat benda sendiri atau gaya luar yang
mengenai benda tersebut. Baik gaya dalam maupun gaya luar akan menimbulkan berbagai
macam tegangan pada kontruksi tersebut.
1.2 Macam-macam poros
1.2.1 Berdasarkan Jenis Pembebanannya
1. a. Gandar
Gandar merupakan poros yang tidak mendapatkan beban puntir, fungsinya hanya sebagai
penahan beban, biasanya tidak berputar. Contohnya seperti yang dipasang pada roda-roda
kereta barang, atau pada as truk bagian depan.

1. b. Spindle
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas, di mana beban
utamanya berupa puntiran, disebut spindle. Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah
deformasinya harus kecil dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
Gambar 1.2.1 Kontruksi poros kereta api
1. c. Poros Transmisi
Poros transmisi berfungsi untuk memindahkan tenaga mekanik salah satu elemen mesin ke
elemen mesin yang lain. Poros transmisi mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur
yang akan meneruskan daya ke poros melalui kopling, roda gigi, puli sabuk atau sproket rantau,
dan lain-lain.

Gambar 1.2.1 Kontruksi poros transmisi


1.2.2 Berdasarkan Bentuknya
1.2.2.1 Poros Lurus
Gambar 1.2.2.1 Poros Lurus

1.2.2.2 Poros Engkol


Poros engkol merupakan bagian dari mesin yang dipakai untuk merubah gerakan naik turun dari
torak menjadi gerakan berputar. Poros engkol yang kecil sampai yang sedang biasanya dibuat
dari satu bahan yang ditempa kemudian dibubut, sedangkan yang besar-besar dibuat dari
beberapa bagian yang disambung-sambung dengan cara pengingsutan.

Didalam praktek dikenal 2 macam poros engkol yaitu :

1. a. Poros Engkol Tunggal


Poros ini terdiri dari sebuah poros engkol dan sebuah pen engkol. Kedua-duanya diikat menjadi
satu oleh pipi engkol yang pemasangannya menggunakan cara pengingsutan. Pipi engkol
biasanya dibuat daripada baja tuang, sedangkan pen engkolnya dari pada baja St.50 atau St.60.
jarak antara sumbu pen engkol dengan sumbu poros engkol adalah setengah langkah torak.

Gambar 1.2.2.2.a Poros Engkol Tunggal

1. b. Poros Engkol Ganda


Poros engkol ini mempunyai 2 buah pipi engkol terdiri dari satu bahan sedang pemasangan
poros engkolnya adalah dengan sambungan ingsutan. Poros-poros engkol ini bahan dibuat dari
besi tuang khusus. Disamping harga pembuatannya lebih ringan, besi tuang itu mempunyai sifat
dapat menahan getaran-getaran.

Gambar 1.2.2.2.b Poros Engkol Ganda

1.3 Perencanaan
Hal-hal penting dalam perencanaan poros sebagai berikut ini perlu diperhatikan :
1. 1. Kekuatan poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur (bending
moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur.
Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya : kelelahan,
tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun
penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman
untuk menahan beban-beban tersebut.
1. 2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan pembebanan
tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada
mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh karena itu disamping
memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan
dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.

1. 3. Putaran kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada mesin tersebut.
Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang
menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor
bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan
pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam perancangan poros perlu mempertimbangkan
putaran kerja dari poros tersebut agar lebih rendah dari putaran kritisnya,

1. 4. Korosi
Apabila terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka dapat mengakibatkan
korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft pada pompa air. Oleh karena itu pemilihan
bahan-bahan poros (plastik) dari bahan yang tahan korosi perlu mendapat prioritas utama.
1. 5. Material poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada umumnya dibuat
dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit (case hardening) sehingga
tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom nikel
molebdenum, baja khrom, baja khrom molibden, dll. Sekalipun demikian, baja paduan khusus
tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi dan pembebanan yang berat
saja. Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat treatment yang
tepat sehingga akan diperoleh kekuatan yang sesuai.
1.4 Perhitungan pada Poros
Pada poros yang menderita beban puntir dan beban lentur sekaligus, maka pada permukaan
poros akan terjadi tegangan geser karena momen puntir dan tegangan lentur karena momen
lengkung, maka daya rencana poros dapat ditentukan denan rumus:

Dimana

Pd = daya rencana (kW)

Fc = factor koreksi

P = daya nominal motor penggerak (kW)

Jika momen puntir (disebut juga momen rencana) adalah T (kg.mm) maka:

Bila momen rencana T (kg.mm) dibebankan pada suatu diameter poros d (mm), maka tegangan
geser (kg.mm2) yang terjadi adalah:
Meskipun dalam perkiraan sementara ditetapkan bahwa beban hanya terdiri atas momen puntir
saja, perlu ditinjau pula apakah ada kemungkinan pemakaian dengan beban lentur dimasa
mendatang. Jika memang diperkirakan akan terjadi pemakaian dengan beban lentur maka dapat
dipertimbangkan pemakaian factor Cb yang harganya antara 1,2-2,3.(jika tidak diperkirakan akan
terjadi pembebanan lentur maka Cb diambil = 1,0).

Dari persamaan diatas diperoleh rumus untuk menghitung diameter poros

Perhitungan putaran kritis

Dimana :

W = berat beban yang berputar

l = jarak anatara bantalan

1.5 Beban Pada Poros


1. a. Poros dengan Beban Puntir
Daya dan perputaran, momen puntir yang akan dipindahkan oleh poros dapat ditentukan dengan
mengetahui garis tengah pada poros.

Gambar 1.5.a Poros Transmisi dengan beban punter


Apabila gaya keliling F pada gambar sepanjang lingkaran dengan jari-jari r menempuh jarak
melalui sudut titik tengah (dalam radial), maka jarak ini adalah r , dan kerja yang dilakukan
adalah F.

Gaya F yang bekerja pada keliling roda gigi dengan jari-jari r dan gaya reaksi pada poros sebesar
F merupakan suatu kopel yang momennya Mw = F.r. Momen ini merupakan momen puntir yang
bekerja dalam poros.

W = F r = Mw
Bila jarak ini ditempuh dalam waktu t, maka daya:
P = W / t = Mw t = Mw
di mana ialah kecepatan sudut poros. Jadi, momen puntirnya:

Mw = P

1. b. Poros dengan Beban Lentur Murni


Poros dengan beban lentur murni biasanya terjadi pada gandar dari kereta tambang dan lengan
robot yang tidak dibebani dengan puntiran, melainkan diasumsikan mendapat pembebanan
lentur saja. Meskipun pada kenyataannya gandar ini tidak hanya mendapat beban statis, tetapi
juga mendapat beban dinamis.

Gambar 1.5.b. Beban lentur murni pada lengan robot

Jika momen lentur M1, di mana beban pada suatu gandar diperoleh dari 1 2 berat kendaraan
dengan muatan maksimum dikurangi berat gandar dan roda, tegangan lentur yang diizinkan
adalah a, maka diameter dari poros adalah:

1. c. Poros dengan Beban Puntir dan Lentur


Poros dengan beban puntir dan lentur dapat terjadi pada puli atau roda gigi pada mesin untuk
meneruskan daya melalui sabuk, atau rantai. Dengan demikian poros tersebut mendapat beban
puntir dan lentur akibat adanya beban. Beban yang bekerja pada poros pada umumnya adalah
beban berulang. Jika poros tersebut mempunyai roda gigi untuk meneruskan daya besar, maka
kejutan berat akan terjadi pada saat mulai atau sedang berputar. Selain itu beban punter dan
lentur juga terjadi pada lengan arbor mesin frais, terutama pada saat pemakanan.

Gambar 1.5.c. Beban puntir dan lentur pada arbor saat pemakanan
Agar mampu menahan beban puntir dan lentur, bahan poros harus bersifat liat dan ulet agar
mampu menahan tegangan geser maksimum sebesar:

Pada poros yang pejal dengan penampang bulat,

You might also like