Professional Documents
Culture Documents
Disusun untuk memenuhi tugas program profesi stase Keperawatan Gawat Darurat
Disusun oleh :
Kelompok 8
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penyakit jantung yang paling sering adalah aterosklerosis koroner ( CAD) dan
penyakit jantung koroner (CHD). Kondisi ini ditandai dengan penimbunan
abnormal lipid dan jaringan fibrosa di dinding pembuluh darah yang
mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri dan penurunan aliran darah
ke jantung. Terdapat beberapa kondisi yang mendahului awitan penyakit jantung
koroner, yaitu faktor yang dapat dimodifikasi seperti perubahan gaya hidup dan
faktor yang tidak dapat dimodifikasi seperti konsekuensi genetik. Tanda dan
gejala yang muncul adalah nyeri dada yang hilang timbul, tidak disertai
kerusakan ireversibel sel jantung. Iskemia yang lebih berat, disertai kerusakan sel
dinamakan infark miokardium. Manifestasi klinis yang muncul dapat berupa
perubahan pola EKG dan disritmia.
Pasien yang datang di UGD dengan keluhan nyeri dada sebaiknya segera
dilakukan pemeriksaan EKG sehingga tampak adakah perubahan EKG untuk
mengetahui kondisi jantung serta pemberian oksigen untuk meningkatkan suplai
oksigen. Penanganan yang lebih cepat akan lebih baik untuk mengurangi iskemia
semakin meluas. Pengkajian terhadap riwayat penyakit jantung, pengkajian nyeri
serta pemeriksaan tanda- tanda vital juga harus dilakukan.
Perlunya penanganan yang lebih cepat pada pasien jantung membuat perawat
sebaiknya mengetahui jenis masalah jantung dan metode pengkajian serta
intervensi yang dapat segera dilakukan. Penyakit jantung koroner terbagi menjadi
angina pectoris stabil dan sindrom koroner akut/SKA yang mecakup angina
pectoris tidak stabil. Penyakit tersebut mempengaruhi fungsi kontraktilitas
jantung, dimana terjadi penurunan suplai O2 pada otot jantung sehingga dapat
menyebabkan kematian pada otot jantung, sehingga peredaran darah menjadi
terganggu. Maka dari itu, penyakit jantung koroner harus mendapatkan
pertolongan segera. Kasus yang kami kelola adalah penyakit jantung koroner akut
pada Tn S dengan riwayat penyakit jantung koroner dengan gejala nyeri dada.
Klien datang ke UGD dengan akral dingin dan nyeri skala 10, berangsur klien
mulai kejang serta mengalami penurunan kesadaran kemudian apneu dan tidak
teraba nadi sehingga diperlukan resusitasi jantung.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mampu mengetahui pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien penyakit
jantung koroner dengan angina pectoris
2. TujuanKhusus
a. Mampu menyebutkan definisi angina pectoris
b. Mampu menjelaskan etiologi angina pectoris
c. Mampu menjelaskan patofisiologi angina pectoris
d. Mampu menjelaskan tanda dan gejala angina pectoris
e. Mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang yang diperlukan bagi
pasien angina pectoris
f. Mampu melakukan pengkajian pada pasien angina pectoris
g. Mengetahui diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien angina
pectoris
h. Mampu membuat intervensi keperawatan pada pasien angina pectoris
i. Mampu melakukan implementasi hingga evaluasi pada pasien angina
pectoris
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Sindrom koroner akut merupakan suatu fase akut dari APTS (nyeri dada yang
ditampilkan terjadi peningkatan baik frekuensi, lama nyeri dada dan tidak dapat
diatasi dengan pmberian nitrat. Angina tersebut dapat terjadi saat istirahat
maupun terjadi sewaktu-waktu) yang disertai IMA gelombang Q (IMA-Q)
dengan non ST elevasi (NSTEMI atau tanpa gelombang Q (IMA-TQ) dengan ST
elevasi (STEMI) yang terjadi karena adanya thrombosis akibat dari ruptur plak
aterosklerosis yang tak stabil.
B. ETIOLOGI
Penyebab SKA :
1. Aterosklerosis
2. Embolus
Penyebab dari angina pectoris antara lain : iskemia myocardium reversible dan
sementara, spasme pembuluh koroner, latihan fisik, pajanan terhadap dingin,
makan makanan berat dan stress. Suplai oksigen ke miocard yang berkurang
karena arteroskelerosis, spasme, arteritis, hipotensi, anemia, hipoksemia.
Peningkatan curah jantung yang disebabkan aktifitas berlebih, emosi, makan
terlalu banyak, hipertiroidisme. Kebutuhan oksigen miocard yang meningkat
karena kerusakan miocard hipertensi diastolic
Jenis serangan :
1. Angina Pektoris Stabil
- Awitan secara klasik berkaitan dengan latihan atau aktifitas yang
meningkatkan kebutuhan oksigen miokard.
- Nyeri segera hilang dengan istirahat atau penghentian aktifitas.
- Durasi nyeri 3 15 menit.
2. Angina Pektoris Tidak Stabil
- Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada dapat mirip dengan angina
pektoris stabil.
- Durasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina pektoris stabil.
- Pencetus dapat terjadi pada keadaan istirahat atau pada tigkat aktifitas
ringan.
- Kurang responsif terhadap nitrat.
- Lebih sering ditemukan depresi segmen ST.
- Dapat disebabkan oleh ruptur plak aterosklerosis, spasmus, trombus atau
trombosit yang beragregasi.
3. Angina Prinzmental (Angina Varian).
- Sakit dada atau nyeri timbul pada waktu istirahat, seringkali pagi hari.
- Nyeri disebabkan karena spasmus pembuluh koroneraterosklerotik.
- EKG menunjukkan elevaasi segmen ST.
- Cenderung berkembang menjadi infaark miokard akut.
- Dapat terjadi aritmia.
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri dada kiri seperti tertekan, terbakar, tertindih benda berat, ditusuk,
diperas nyeri nya menyebar ke bahu kiri, leher kiri dan lengan atas kiri
2. Nyeri membaik setelah istirahat
3. Dapat menjalar kebahu, punggung, lengan,dan leher sampai epigastrium
4. Dyspneu / sesak nafas
5. Mual / muntah
6. Cemas, Lemas
7. Tachicardi, Hypotensi/hypertensi
8. Tachipnoe, Keringat dingin
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pada pemeriksaan EKG
a. Fase hiperakut (beberapa jam permulaan)
- Elevasi yang curam dari segmen ST
- Gelombang T yang tinggi dan lebar
- Gelombang Q tampak
b. Fase perkembangan penuh (1 2 hari kemudian)
- Gelombang Q patologis
- Elevasi segmen ST yang cembung keatas
- Gelombang T yang terbalik
c. Fase resolusi (beberapa minggu atau bulan kemudian)
- Gelombang Q patologis tetap ada
- Segmen ST kembali ke isoelektris
- Gelombang T normal
2. Pemeriksaan darah
a. Creatinin kinase menoingkat pada 6 8jam setelah awitan infak dan
memuncak antara 24 dan 28 jam pertama
b. Dehidrogenase laktat (LDH) mulai tampak melihat pada serum setelah
24jam pertama setelah awitan dan akan tinggi selama 7-10 hari
E. PATOFISIOLOGI
Faktor resiko :
obesitas ,
perokok, ras, Penurunan Kelemahan
umur > 40 th, kontratilitas miokard
miokard
Endapan Volume akhir diastolik
lipoprotein di ventrikel kiri
tunika intima meningkat
Penurunan Tekanan atrium kiri
Cedera endotel curah meningkat
interaksi antara jantung
fibrin dan platelet
proliferasi otot Suplai darah Tekanan vena
tunika media ke organ pulmonalis
tubuh tak meningkat
adekuat
Invasi dan Hipertensi kapiler
akumulasi dari Kelemaha paru
lipid n fisik
Oedema
aterosklerosi paru
Intoleransi
s
aktivitas Gangguan
Penyempitan/ pertukaran
obstruksi arteri gas
koroner Metabolisme
an aerob Ketidakefektifan
meningkat perfusi jaringan
Penurunan
suplai darah ke Asam laktat
miocard meningkat
Flaque
Nyeri dada
fibrosa
3. FOKUS INTERVENSI
1) Nyeri akut berhubungan dengan iskemik miokard.
Tujuannya : meningkatkan suplai darah arteri ke jantung.
Kriteria Hasil : mengalami pengurangan nyeri otot
Intervensi :
Pain Management
Cardiac Care
Fluid Monitoring
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Tanggal dan jam MRS : 7 Januari 2014, pukul 12.10
Tanggal dan jam pengkajian : 7 Januari 2014, pukul 12.10
1. Data demografi :
a. Identitas pasien :
1) Nama : Tn.S
2) Umur : 57
3) Alamat : grogol sukoharjo
4) RM : 01199729
5) Dx : Angina pektoris
b. Penanggung jawab pasien
1) Nama : Ny. E
2) Umur : 53 tahun
3) Alamat : grogol sukoharjo
4) Hubungan dengan pasien : istri
2. Pengkajian Primer
a. A = terdengar gurgling , muntah 2x berisi makanan, terdapat sisa
muntahan di mulut.
b. B = RR : 30x/menit, nafas dangkal cepat, tidak terdengar suara nafas
tambahan, ekspansi dada maksimal dan simetris, ada pergrakan otot
bantu pernafasan, tidak ada retraksi dada, rasio I:E = 1:2
c. C = Nadi : 84x/menit reguler, akral dingin ekstremitas atas dan bawah,
capillary refill > 3 detik, wajah pucat, keringat dingin di seluruh tubuh,
kejang 1x lamanya 5 detik berupa kaku tangan dan kaki dengan wajah
klien kaku, terdapat sianosis, SpO2 : 96%
d. D = E 4, M6, V5 : 15 ; pupil isokor ; kekuatan otot :
e. E = tidak ada jejas, S : 36C 1 1
3. Pengkajian sekunder
a. A = tidak ada alergi obat 1 1
b. M = klien mengkonsumsi obat jantung (nitro, tarapres, CPG, glukodek)
selama 7 bulan, dimulai sejak tanggal 23 juli 2014.
Nitrogliserin : 2x1 (2,5mg)
Katapres : 1x1 (0,075mg)
CPG (Clopidogrel) : 1x1 (75mg)
Glucodek : 1x1 (80mg)
c. P = klien memiliki riwayat Jantung koroner, klien melakukan pengobatan
jantung mulai tanggal 23 juli 2014
d. L = makanan terakhir yang dimakan klien nasi dan lauk (nasi kotak)
e. E = Keluarga klien mengatakan, klien merasakan nyeri sekitar pukul
10.00 WIB setelah selesai mengajar, nyeri berlangsung selama 10 menit,
klien tidak mendapat penanganan apapun, nyeri tersebut kemudian
hilang. Pukul 12.00 merasakan kembali nyeri yang tak tertahankan lalu
dibawa ke IGD RSUD Dr. Moewardi. Keluarga klien mengatakan klien
memiliki sakit jantung koroner, rutin kontrol di poli jantung RSUD Dr.
Moewardi. Buku saku kontrol jantung dimulai pada tanggal 23 juli 2014.
Klien tidak memiliki riwayat HT dan DM
4. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri dada
5. Pengkajian nyeri
P : nyeri terus menerus
Q : seperti ditimpa beban
R : dada sebelah kiri menjalar ke punggung kiri bagian belakang
S : skala 10
T : > 10 menit
6. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum :
composmentis, sulit untuk berbicara karena sesak nafas, klien terlilhat
merintih kesakitan TD : 111/74, N : 84 x/m reguler, RR : 30 x/m cepat
dangkal, Suhu : 36OC
b. Kepala
Mata : sklera tidak ikterik, kornea mata jernih, tidak ada
deviasi, konjungtiva tidak anemis
Hidung : tidak ada pergerakan cuping hidung, tidak ada sekret
Mulut : ada sianosis, mukosa bibir kering, terdengar suara
gurgling
Telinga: tidak ada secret, pendengaran baik
Leher : pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, tidak ada JVP
c. Dada
Jantung
- Inspeksi : tidak terlihat ictus cordis di IC 2 dan 5
- Palpasi : pulsasi kuat di IC 2 sinistra
- Perkusi : pekak
- Auskultasi : BJ I & II
Paru-paru
- Inspeksi : ekspansi dada maksimal, ada gerakan otot bantu
pernafasan
- Palpasi : taktil fremitus simetris
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikuler
d. Abdomen
- Inspeksi : supel
- Auskultasi : BU 8x/m
- Palpasi : nyeri tekan (-)
- Perkusi : timpani
e. Ekstremitas
Akral dingin di Ekstremitas Atas dan bawah tidak ada edema , Kekuatan
otot :
1 1
f. Integument
1 dan
1 kuku : banyak mengeluarkan keringat, keringat dingin
diseluruh tubuh, turgor kulit baik, CRT > 3 dtk
g. Genitalia : tidak terpasang kateter urin.
7. Pemeriksaan penunjang
a. Tidak ada hasil laboratorium
b. Hasil EKG =
8. Terapi
PEMBAHASAN
Klien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri dada berlangsung lebih dari 15
menit. Keluarga klien mengatakan klien mempunyai riwayat penyakit jantung koroner,
serta memulai pengobatan sejak tanggal 23 juli 2014. Klien datang langsung
mendapatkan penanganan rekam jantung/ECG. Hasil ECG menunjukan :
KESIMPULAN