You are on page 1of 3

Pada praktikum ini dilakukan pembuatan sediaan pasta, dimana pasta adalah

sediaan semi padat (massa lembek) yang mengandung satu atau lebih bahan obat
yang ditujukan untuk pemakaian topikal. Pasta ini serupa dengan salep hanya
berbeda dalam konsistensinya, yaitu bahan padatnya lebih dari 50% dan
kegunaannya.

Pada pembuatan sediaan resorcinolus sulfuris pasta No 1 menggunakan zat aktif


resorcinolum, sulfur dan zincoxydum. Sediaan dibuat sebnayak 10 gram dengan zat
tambahan cetomacrogolum-1000, cetostearylalcholum, paraffinum liquidum, dan
vaselin album. Pasta yang dibuat dalam resep ini merupakan jenis pasta berlemak
yang merupakan salep yang padat, kaku, tidak meleleh pada suhu tubuh, berfungsi
sebagai lapisan pelindung pada bagian yang diolesi.

Resorsinol yang digunakan dalam pembuatan sediaan memiliki khasiat sebagai


keratolitikum, yaitu obat yang digunakan pada kulit atau keratin atau epitel tanduk
menimbulkan dehidrasi atau pelunakan, mengembang & deskuamasi dari lapisan
tanduk dari epidermis. Selain itu zat aktif lain seperti sulfur juga memiliki khasiat
sebagai antikabies yaitu obat yang digunakan untuk mengobati penyakit skabies
( kudis ). Sedangkan zinci oxydum atau seng oksida memiliki khasiat sebagai
antiseptikum local dimana Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang
digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada
jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa.

Usul yang diberikan pada pembuatan resep ini antara lain digunakan sulfur
praecipitatum, signa pemakaian diperjelas, ZnO diayak menggunakan ayakan no.
100 karena mengandung zat yang berlemak, digunakan etanol 95% 3 tetes untuk
melarutkan resorsinol, digunakan vaselin album sebagai basis salep sebanyak 2,5
gram, dan digunakan metode peleburan (Fusion) untuk cetostearylacholum,
cetomacrogollum-1000, vaselin album dan paraffin cair pada suhu 70. Pada saat
peleburan diutamakan untuk zat yang bersifat padat terlebih dahulu seperti
cetostearylalcholum dan cetomacrogollum-1000.

Langkah pertama yang dilakukan untuk pembuatan resep ini yaitu menimbang
semua bahan yang akan digunakan, kemudian meleburkan cetostearylacholum,
cetomacrogollum-1000, vaselin album dan paraffin cair pada suhu 70 yang nanti
akan menjadi basis salep. Setelah itu sebagian basis salep dan resorsinol
dimasukkan dalam mortir, gerus hingga homogen dan sisihkan. ZnO terlebih dahulu
diayak dengan menggunakan ayakan no 100 dan ditimbang sebanyak 4 gram.
sebagian basis salep dan ZnO yang telah diayak dimasukkan dalam mortir, gerus
hingga homogen dan sisihkan. Lalu sebagian basis salep dan sulfur pp dimasukkan
dalam mortir, gerus hingga homogen dan sisihkan. Semua zat yang telah disisihkan
dimasukkan dalam mortir gerus hingga homogen lalu dikemas dan diberi etiket.
Pengemasan dilakukan dengan memperhatikan nilai estetika agar tidak timbul rasa
cuiga terhadap obat yang diberikan pada pasien. Signa pemakaian yang diberikan
yaitu digunakan sehari satu kali malam hari pada bagian yang gatal. Pada sediaan
ini tidak diberikan label ED karena sediaan tidak mengandung antibiotic.

Salep

Pada paktikum kali ini dilakukan pembuatan sediaan salep, dimana Salep (unguenta
menurut FI ed III) adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan
digunakan sebagai obat luar. Bahan obat yang digunakan harus larut atau
terdispersi homogeny ke dalam dasar salep yang cocok. Persyaratan sediaan salep
menurut farmakope Indonesia edisi tiga antara lain salep tidak boleh berbau tengik,
pada kadar kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras
atau obat narkotik, kadar bahan obat adalah 10%, sedangkan untuk dasar salep
kecuali dinyatakan lain, sebagai bahan dasar salep (basis salep) digunakan vaselin
album, selain itu homogenitas sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau
bahan transparan lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen
serta digunakan etiket biru karena merupakan pemakaian topikal.

Zat aktif yang digunakan yaitu acidum salicylicum yang memiliki khasiat sebagai
keratolitikum dan anti fungi, dimana Keratolitik adalah obat yang digunakan pada
kulit atau keratin atau epitel tanduk menimbulkan dehidrasi atau pelunakan,
mengembang & deskuamasi dari lapisan tanduk dari epidermis sedangkan Antifungi
adalah obat yang digunakan untuk membunuh atau menghilangkan jamur. Selain
itu, zat tambahan yang digunakan yaitu lanolin dan vaselin album. lanolin terdiri
dari 75% adeps lanae dan 25% air yang memiliki khasiat sebagai emolien.

Usul yang diberikan pada pembuatan resep ini antara lain digunakan vaselin album
sebanyak 21,56 gram, signa pemakaian pada resep diperjelas agar memudahkan
pasien dalam pemakaian obat tersebut, digunakan etanol 95% sebanyak 3 tetes
untuk melarutkan asam salisilat, digunakan lanolin sebagai emolien sebanyak 0,22
gram, massa zat ditambahkan 10% untuk mencegah adanya zat yang tertinggal
dalam syringe, digunakan metode triturasi, dan dilakukan pengenceran asam
salisilat dengan perbandingan 1:10.

Setelah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, bahan-bahan yang
digunakan ditimbang terlebih dahulu kemudian dilakukan pengenceran asam
salisilat sebanyak 50 mg dengan vaselin album sebanyak 450 mg. hasil
pengenceran asam salisilat ditimbang sebanyak 220 mg dan sisa pengenceran
sebanyak 280 mg ditaruh di pot kecil dan diberi keterangan. Langkah selanjutnya
yaitu dengan memasukkan vaselin album sebanyak 21,56 gram sebagai basis salep
dan hasil pengenceran asam salisilat ke dalam mortir, gerus hingga homogen
kemudian dimasukkan lanolin sebanyak 0,22 gram ke dalam mortir gerus hingga
homogeny. Sediaan dimasukkan ke dalam syringe dan memasukkannya ke dalam
tube. Sediaan dikemas dengan memperhatikan nilai estetika agar tidak
menimbulkan rasa curiga pada obat yang diberikan kepada pasien.

You might also like