Professional Documents
Culture Documents
1 PPh pasal 22
Objek
a. Impor
a. Impor
a. Impor
a. Impor
b. Pembayaran atas
Pembelian Barang
(oleh Bendaharawan
1,5%
pemerintah, KPA,
Bendaharawan
Pengeluaran)
- Pelumas 0,3%
- Premium, Premix, Solar,
0,3%
Super TT
- Pelumas 0,3%
1. semen 0,25%
2. baja 0,3%
3.kertas 0,1%
4. otomotif 0,45%
1. perhutanan 0,25%
2. perkebunan 0,25%
3. pertanian 0,25%
4. perikanan 0,25%
Produsen/ importir bahan bakar migas dan saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran
pelumas Barang (delivery Order)
Produsen/ importir bahan bakar migas dan saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran
pelumas Barang (delivery Order)
Produsen/ importir bahan bakar migas dan saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran
pelumas Barang (delivery Order)
Produsen/ importir bahan bakar migas dan saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran
pelumas Barang (delivery Order)
Produsen/ importir bahan bakar migas dan saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran
pelumas Barang (delivery Order)
Produsen/ importir bahan bakar migas dan saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran
pelumas Barang (delivery Order)
Produsen/ importir bahan bakar migas dan saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran
pelumas Barang (delivery Order)
Produsen/ importir bahan bakar migas dan saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran
pelumas Barang (delivery Order)
paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah
berikutnya masa
setelah masa pajak berakhir pajak berakhir
paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah
berikutnya masa
setelah masa pajak berakhir pajak berakhir
paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah
berikutnya masa
setelah masa pajak berakhir pajak berakhir
paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah
berikutnya masa
setelah masa pajak berakhir pajak berakhir
paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah
berikutnya masa
setelah masa pajak berakhir pajak berakhir
paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah
berikutnya masa
setelah masa pajak berakhir pajak berakhir
paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah
berikutnya masa
setelah masa pajak berakhir pajak berakhir
paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah
berikutnya masa
setelah masa pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa pajakTanggal 20 bulan berikut setelah masa pajak
Ket1
KMK No.416/KMK.04/1996 , SE
No.29/PJ.4/1996
KMK No.475/KMK.04/1996 , SE
No.35/PJ.4/1996
KMK No.417/KMK.04/1996 , SE
No.32/PJ.4/1996
Hadiah Undian
Bunga Obligasi
Jasa Konstruksi
Jasa Konstruksi
Dividen
Tarif
10%
20%
25%
15%
0,1%
5%
10%
2,5%
20%
10%
Dasar Pengenaan Sifat
Penyewa
Bank
Bank
Penyelenggara Bursa
Penjual saham
Penjual
Koperasi
Pemberi Dividen
Saat Terutang
pembayaran sewa
saat penjualan
paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah saham tersebut diperdagangkan di bursa efek
tanggal 20 bulan berikutnya. Saldo tabungan atau deposito melebihi Rp. 7,5 Juta
PP No. 131/2000
PP No. 132/2000
PP No 16 tahun 2009
PP No 17 tahun 2009
PP 19/2008
PP 19 tahun 2009
Contoh Perhitungan
Pada tanggal 1 April 2010, Riski mendapat dividen dari PT. Tax &
Accounting service sebesar Rp. 100 jt
Jawaban
Perkiraan penghasilan
b) Penjualan saham kepada wajib
20% atau Tarif P3B netto (25% dari harga
pajak luar negeri
jual)
2% (20% x
2. Dibayarkan Perusahaan asuransi perkiraan
di Indonesia kepada Perusahaan Penghasilan Netto Penghasilan bruto
asuransi Luar Negeri 10%) atau tarif
P3B
1% (20% x
3. Dibayarkan Perusahaan
perkiraan
Reasuransi Indonesia kepada Penghasilan bruto
Penghasilan Netto
Perusahaan Asuransi Luar Negeri
5%) atau tarif P3B
e)Laba Setelah Pajak BUT,Kecuali Laba BUT setelah
Laba Setelah Pajak Tersebut 20% atau Tarif P3B dikurangi PPh BUT di
Ditanamkan Kembali di Indonesia Indonesia
Pemungut/
Sifat
Pemotong
PMK-252/PMK.03/2008, Per-
31/PJ/2009 sebagaimana
telah diubah dengan Per-
57/PJ/2009, KEP-545/PJ/2000
KMK No.434/KMK.04/1999
PMK No.82/PMK.03/2009
1 PPh pasal 22
1 PPh pasal 22
1 PPh pasal 22
1 PPh pasal 22
1 PPh pasal 22
1 PPh pasal 22
1 PPh pasal 22
1 PPh pasal 22
1 PPh pasal 22
1 PPh pasal 22
1 PPh pasal 22
1 PPh pasal 22
1 PPh pasal 22
1 PPh pasal 22
1 PPh pasal 22
1 PPh pasal 22
1 PPh pasal 22
1 PPh pasal 22
1 PPh pasal 22
1 PPh pasal 22
1 PPh pasal 22
1 PPh pasal 22
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
2 PPh pasal 23
3 PPh pasal 26
3 PPh pasal 26
3 PPh pasal 26
3 PPh pasal 26
3 PPh pasal 26
3 PPh pasal 26
3 PPh pasal 26
5 PPh Pasal 15
5 PPh Pasal 15
5 PPh Pasal 15
5 PPh Pasal 15
5 PPh Pasal 15
5 PPh Pasal 15
Objek
a. Impor
a. Impor
a. Impor
a. Impor
Hadiah Undian
Bunga Obligasi
Jasa Konstruksi
Jasa Konstruksi
Dividen
1,5%
- Pelumas 0,3%
- Pelumas 0,3%
1. semen 0,25%
2. baja 0,3%
3.kertas 0,1%
4. otomotif 0,45%
1. perhutanan 0,25%
2. perkebunan 0,25%
3. pertanian 0,25%
4. perikanan 0,25%
5%
15%
2%
2%
2. Jasa Aktuaris 2%
14. Jasa
Kostodian/Penyimpanan/Penitip
an, kecuali yang dilakukan KSEI 2%
19. Jasa
Perawatan/Perbaikan/Pemelihar
aan Mesin, Peralatan, Listrik,
Telepon, Air, Gas, AC dan/atau
TV, Bangunan, selain yang
dilakukan Wajib Pajak yang
Ruang Lingkupnya di Bidang
Konstruksi dan mempunyai ijin
dan/atau Sertifikat sebagai
Pengusaha Konstruksi 2%
2. Dibayarkan Perusahaan
2% (20% x perkiraan
asuransi di Indonesia kepada
Penghasilan Netto 10%) atau
Perusahaan asuransi Luar
tarif P3B
Negeri
3. Dibayarkan Perusahaan
1% (20% x perkiraan
Reasuransi Indonesia kepada
Penghasilan Netto 5%) atau
Perusahaan Asuransi Luar
tarif P3B
Negeri
10%
20%
25%
0,1%
5%
Pelaksana = 2% sertifikasi
kecil, 3% sertifikasi menengah
dan besar, 4% non sertifikasi
Pengawas = 4% (sertifikasi),
6% (Non sertifikasi)
10%
2,5%
20%
10%
d. WP LN yang mempunyai
NPKPN : 1%, PPh terutang :
kantor perwakilan dagang di
0,44%
Indonesia
e. WP yang melakukan
kegiatan usaha maklon NPKPN : 7%, PPh terutang :
internasional di bidang 1,75%
produksi mainan anak-anak
Bunga Final
Produsen/ importir bahan bakar migas dan saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran
pelumas Barang (delivery Order)
Produsen/ importir bahan bakar migas dan saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran
pelumas Barang (delivery Order)
Produsen/ importir bahan bakar migas dan saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran
pelumas Barang (delivery Order)
Produsen/ importir bahan bakar migas dan saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran
pelumas Barang (delivery Order)
Produsen/ importir bahan bakar migas dan saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran
pelumas Barang (delivery Order)
Produsen/ importir bahan bakar migas dan saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran
pelumas Barang (delivery Order)
Produsen/ importir bahan bakar migas dan saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran
pelumas Barang (delivery Order)
Produsen/ importir bahan bakar migas dan saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran
pelumas Barang (delivery Order)
Badan usaha yang bergerak dalam bidang
pada saat penjualan
usaha semen, baja, kertas dan otomotif)
paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah
berikutnya setelah masa pajak berakhir masa pajak berakhir
paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah
berikutnya setelah masa pajak berakhir masa pajak berakhir
paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah
berikutnya setelah masa pajak berakhir masa pajak berakhir
paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah
berikutnya setelah masa pajak berakhir masa pajak berakhir
paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah
berikutnya setelah masa pajak berakhir masa pajak berakhir
paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah
berikutnya setelah masa pajak berakhir masa pajak berakhir
paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah
berikutnya setelah masa pajak berakhir masa pajak berakhir
paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah
berikutnya setelah masa pajak berakhir masa pajak berakhir
paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya
paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya
setelah masa pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
Tanggal 10 bulan berikut setelah masa Tanggal 20 bulan berikut setelah masa
pajak berakhir pajak berakhir
paling lama tanggal 15 bulan berikutnya paling lama tanggal 20 bulan berikutnya
paling lama tanggal 15 bulan berikutnya paling lama tanggal 20 bulan berikutnya
paling lama tanggal 15 bulan berikutnya paling lama tanggal 20 bulan berikutnya
Ket1
pengangkut, pelintas batas, dan barang kiriman sampai
batas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan kepabeanan;
10. barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah yang ditujukan untuk kepentingan
umum;
11. persenjataan, amunisi, dan perlengkapan militer,
termasuk suku cadang yang diperuntukkan bagi
keperluan pertahanan dan keamanan negara;
12. barang dan bahan yang dipergunakan untuk
menghasilkan barang bagi keperluan pertahanan dan
keamanan negara;
13. vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program
Pekan Imunisasi Nasional (PIN);
14. buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-
buku pelajaran agama;
15. kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal
angkutan danau, kapal angkutan penyeberangan, kapal
pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal
tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan
pelayaran atau alat keselamatan manusia yang diimpor
dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga
Nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional;
16. pesawat udara dan suku cadang serta alat
keselamatan penerbangan atau alat keselamatan
manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan
yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan
Udara Niaga Nasional;
17. kereta api dan suku cadang serta peralatan
untuk perbaikan atau pemeliharaan serta prasarana
yang diimpor dan digunakan oleh PT Kereta Api
Indonesia;
pengangkut, pelintas batas, dan barang kiriman sampai
batas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan kepabeanan;
10. barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah yang ditujukan untuk kepentingan
umum;
11. persenjataan, amunisi, dan perlengkapan militer,
termasuk suku cadang yang diperuntukkan bagi
keperluan pertahanan dan keamanan negara;
12. barang dan bahan yang dipergunakan untuk
menghasilkan barang bagi keperluan pertahanan dan
keamanan negara;
13. vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program
Pekan Imunisasi Nasional (PIN);
14. buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-
buku pelajaran agama;
15. kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal
angkutan danau, kapal angkutan penyeberangan, kapal
pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal
tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan
pelayaran atau alat keselamatan manusia yang diimpor
dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga
Nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional;
16. pesawat udara dan suku cadang serta alat
keselamatan penerbangan atau alat keselamatan
manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan
yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan
Udara Niaga Nasional;
17. kereta api dan suku cadang serta peralatan
untuk perbaikan atau pemeliharaan serta prasarana
yang diimpor dan digunakan oleh PT Kereta Api
Indonesia;
pengangkut, pelintas batas, dan barang kiriman sampai
batas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan kepabeanan;
10. barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah yang ditujukan untuk kepentingan
umum;
11. persenjataan, amunisi, dan perlengkapan militer,
termasuk suku cadang yang diperuntukkan bagi
keperluan pertahanan dan keamanan negara;
12. barang dan bahan yang dipergunakan untuk
menghasilkan barang bagi keperluan pertahanan dan
keamanan negara;
13. vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program
Pekan Imunisasi Nasional (PIN);
14. buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-
buku pelajaran agama;
15. kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal
angkutan danau, kapal angkutan penyeberangan, kapal
pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal
tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan
pelayaran atau alat keselamatan manusia yang diimpor
dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga
Nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional;
16. pesawat udara dan suku cadang serta alat
keselamatan penerbangan atau alat keselamatan
manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan
yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan
Udara Niaga Nasional;
17. kereta api dan suku cadang serta peralatan
untuk perbaikan atau pemeliharaan serta prasarana
yang diimpor dan digunakan oleh PT Kereta Api
Indonesia;
pengangkut, pelintas batas, dan barang kiriman sampai
batas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan kepabeanan;
10. barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah yang ditujukan untuk kepentingan
umum;
11. persenjataan, amunisi, dan perlengkapan militer,
termasuk suku cadang yang diperuntukkan bagi
keperluan pertahanan dan keamanan negara;
12. barang dan bahan yang dipergunakan untuk
menghasilkan barang bagi keperluan pertahanan dan
keamanan negara;
13. vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program
Pekan Imunisasi Nasional (PIN);
14. buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-
buku pelajaran agama;
15. kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal
angkutan danau, kapal angkutan penyeberangan, kapal
pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal
tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan
pelayaran atau alat keselamatan manusia yang diimpor
dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga
Nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional;
16. pesawat udara dan suku cadang serta alat
keselamatan penerbangan atau alat keselamatan
manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan
yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan
Udara Niaga Nasional;
17. kereta api dan suku cadang serta peralatan
untuk perbaikan atau pemeliharaan serta prasarana
yang diimpor dan digunakan oleh PT Kereta Api
Indonesia;
Keterangan :
Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak ini,
yang berkenaan dengan:
1) Pembayaran yang jumlahnya paling banyak
Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah) dan tidak merupakan
pembayaran yang terpecah-pecah;
2) Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak,
listrik, gas, pelumas, air minum/PDAM dan benda-benda
pos.
dikecualikan dari pemungutan PPh pasal 22
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
- Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
Keterangan :
Untuk perusahaan antara (special purpose company
and conduit company) diatur lebih lanjut Dalam
Peraturan Menteri Keuangan No.258/PMK.03/2008
Keterangan :
penjualan atau pengalihan harta berupa perhiasan
mewah, berlian, emas, intan, jam tangan mewah,
barang antik, lukisan, mobil, motor, kapal pesiar,
dan/atau pesawat terbang ringan
Keterangan :
Saldo tabungan atau deposito melebihi Rp. 7,5 Juta
Keterangan :
untuk bunga obligasi di Reksadana
Keterangan :
Semua Perusahaan atau perorangan dikenakan PPh
Final
Keterangan :
Untuk nilai proyek yang dibawah Rp. 1 Milyar dan
memiliki sertifikasi pengusaha kecil, maka objek PPh
nya adalah PPh Pasal 4 ayat 2
Keterangan :
Untuk nilai proyek yang dibawah Rp. 1 Milyar dan
memiliki sertifikasi pengusaha kecil, maka objek PPh
nya adalah PPh Pasal 4 ayat 2
Keterangan :
Bunga simpanan koperasi yang tidak perlu dilakukan
pemotongan PPh pasal 4 ayat 2 adalah bungan simpan
pinjam koperasi yang bungannya kurang dari Rp. 240 rb
perbulan
Keterangan :
Dalam hal penghasilan diperoleh berdasarkan perjanjian
persewaan atau charter dengan pemotong pajak, maka
pihak yang membayar atau terutang hasil tersebut
wajib memotong PPh yang terutang.
Keterangan :
Pemotongan oleh pencarter sepanjang pencarter
tersebut adalah badan pemerintah, subjek pajak badan
dalam negeri, penyelenggara kegiatan, BUT, atau
perwakilan perusahaan luar negeri lainnya.
Keterangan :
Dalam hal penghasilan diperoleh berdasarkan perjanjian
charter, maka pihak yang membayar atau pihak yang
mencharter wajib memotong PPh yang terutang.
Keterangan :
Nilai ekspor bruto adalah imbalan yang diterima dari
penyerahan barang kepada orang pribadi atau badan
yang bertempat kedudukan di Indonesia.
Keterangan :
PPh final yang terutang wajib dilunasi oleh WP dengan
cara pembayaran setiap bulan, yang dihitung
berdasarkan jumlah realisasi seluruh biaya pembuatan
atau perakitan barang setiap bulannya.
Dasar Hukum
Ket2
(terbaru)
PMK-252/PMK.03/2008, Per-
31/PJ/2009 sebagaimana telah
diubah dengan Per-57/PJ/2009,
KEP-545/PJ/2000
KMK No.434/KMK.04/1999
PMK No.82/PMK.03/2009
KMK No.624 tahun 1994,
SE.23/PJ/1995
PMK No.257/PMK.03/2008
PP No.5/2002, Jo KEP-DJP
Np.227/PJ./2002
PP No. 131/2000
PP No. 132/2000
PP No 16 tahun 2009
PP 4/1995, KMK No
250/KMK.04/1995.
PP 48/1994, Jo PP 27/1996 Jo PP
79/1999 Jo PP 71 tahun 2008
PP 19/2008
PP 19 tahun 2009
KMK No.416/KMK.04/1996 , SE
No.29/PJ.4/1996
KMK No.475/KMK.04/1996 , SE
No.35/PJ.4/1996
KMK No.417/KMK.04/1996 , SE
No.32/PJ.4/1996
Contoh:
PT Import mengimpor mesin dengan nilai CIF US$
10.000, Bea Masuk 25%, PPN 10%,
PPnBM 20%, Kurs Menteri Keuangan Rp 9.200 per
dollar. PT Import sudah mempunyai API. PPh pasal
22 yang harus dipungut adalah...
Contoh:
PT Gandula mengimpor Gandum dengan nilai CIF
US$ 10.000, Bea Masuk 25%, PPN 10%, PPnBM
20%, Kurs Menteri Keuangan Rp 9.200 per dollar.
PT Import sudah mempunyai API. PPh pasal 22
yang harus dipungut adalah...
Contoh:
PT Import mengimpor mesin dengan nilai CIF US$
10.000, Bea Masuk 25%, PPN 10%, PPnBM 20%,
Kurs Menteri Keuangan Rp 9.200 per dollar. PT
Import tidak mempunyai API. PPh pasal 22 yang
harus dipungut adalah...
Contoh:
Barang sitaan DJBC atas impor mesin dengan nilai
CIF US$ 10.000, Bea Masuk 25%, PPN 10%, PPnBM
20%, Kurs Menteri Keuangan Rp 9.200 per dollar.
PPh pasal 22 yang harus dipungut adalah...
Contoh:
Departeman Agama membeli 10 buah AC dari PT
Seger Angin dengan harga per unit Rp 3.300.000
(termasuk PPN)
Contoh:
SPBU Pertamina membeli solar ke Pertamina
dengan harga Rp 100.000.000
Contoh:
Otong, Agen minyak tanah, membeli minyak tanah
ke Pertamina dengan harga Rp 100.000.000
Contoh:
Bang Kotan, Agen, membeli gas LPG ke Pertamina
dengan harga Rp 100.000.000
Contoh:
SPBU Pertamina membeli pelumas ke Pertamina
dengan harga Rp 100.000.000
Contoh:
PT Sakti, pemilik SPBU swasta membeli solar ke
Pertamina dengan harga Rp 100.000.000
Contoh:
PT Sakti, swasta membeli Minyak tanah ke
Pertamina dengan harga Rp 100.000.000
Contoh:
PT Sakti, pemilik SPBU swasta membeli gas LPG ke
Pertamina dengan harga Rp 100.000.000
Contoh:
PT Sakti, pemilik SPBU swasta membeli pelumas ke
Pertamina dengan harga Rp 100.000.000
Contoh:
PT Mulia Sejahtera membeli baja senilai Rp
50.000.000 (tidak termasuk PPN) ke PT Krakatau
Steel
Contoh:
PT ABC membeli getah karet dari seorang
pedagang pengumpul seharga Rp. 2.000.000 tidak
termasuk PPn.
Contoh:
PT BAD membeli hasil perkebunan dari seorang
pedagang pengumpul seharga Rp. 2.000.000 tidak
termasuk PPn.
Contoh:
PT DEF membeli hasil pertaian dari seorang
pedagang pengumpul seharga Rp. 2.000.000 tidak
termasuk PPn.
Contoh:
PT CEF membeli ikan dari seorang pedagang
pengumpul ikan seharga Rp. 2.000.000 tidak
termasuk PPn.
Contoh:
Penghasilan Bruto berupa royalti sebesar Rp
2.000.000,-
Contoh:
Diketahui nilai kontrak jasa konstruksi sebesar Rp
1.100.000.000,-
Contoh:
Diketahui nilai sewa kendaraan sebesar Rp
1.400.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa penilai sebesar Rp
3.000.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa aktuaris sebesar Rp
3.300.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa akuntansi sebesar
Rp 4.400.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa perancang sebesar
Rp 5.500.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa penngeboran
sebesar Rp 6.600.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa mud enginereing
sebesar Rp 7.700.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa pengeboran
sebesar Rp 8.800.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas Jasa penggunaan
jembatan pintu (avio bridge) sebesar Rp
9.900.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa penebangan hutan
sebesar Rp 11.000.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa pengelolaa limbah
Sebesar Rp 22.000.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa tenaga kerja
sebesar Rp 33.000.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa keagenan sebesar
Rp 44.000.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan sebesar Rp 55.000.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa penitipan sebesar
Rp 66.000.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa dubbing sebesar
Rp 77.000.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa Mixing Film sebesar
Rp 88.000.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa pembuatan aplikasi
sebesar Rp. 990.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa instalasi listrik
sebesar Rp 99.000.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa perawatan AC
sebesar Rp 3.300.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa maklon sebesar Rp
110.000.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa sewa detektif
swasta sebesar Rp 5.500.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa penyelenggaraan
konser musik sebesar Rp 220.000.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa pengepakan
sebesar Rp 4.400.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa iklan sabun LUX
sebesar Rp 3.300.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa pembasi hama
sebesar Rp 2.200.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa cleaning service
sebesar Rp 5.500.000,-
Contoh:
Diterima Penghasilan atas jasa catering sebesar
Rp 5.000.000,-
Contoh:
Mr David warga negara Amerika memperoleh
penghasilan deviden sebesar Rp.100.000.000,-dari
PT Cakra.
Contoh:
PT Maju menjual sejumlah saham kepada Samyong
Ltd (Korea) dengan nilai keseluruhan
Rp.50.000.000.000
Contoh:
Raden Budi Mangkusingodimejo seorang
pengusaha Kaya yang merupakan WPDN membeli
harta berupa mobil dari Mr.Smith Johansson yang
merupakan WPLN, harga jual mobil tersebut Rp
600.000.000, besar PPh Pasal 26 adalah?
Contoh:
PT Sejahtera Building mengasuransikan gedungnya
kepada perusahaan asuransi luar negeri dengan
membayar jumlah premi asuransi selama tahun
2010 sebesar Rp.2.000.000.000
Contoh:
PT Sejahtera Building mengasuransikan gedungnya
kepada perusahaan asuransi luar negeri dengan
membayar jumlah premi asuransi selama tahun
2010 sebesar Rp.2.000.000.000
Contoh:
PT Sejahtera Building mengasuransikan gedungnya
kepada perusahaan asuransi luar negeri dengan
membayar jumlah premi asuransi selama tahun
2010 sebesar Rp.2.000.000.000
Contoh:
Sebuah BUT laba Rp 100.000.000 dan telah
dikenakan PPh Pasal 17 sebesar 14% x Rp
100.000.000 = Rp 14.000.000, sehingga laba
setelah pajak adalah Rp 86.000.000. Income after
tax sebesar Rp 50.000.000 dikirim ke luar negeri,
maka PPh Pasal 26 adalah ?
Contoh:
Pada tanggal 2 Mei 2010, PT Adilah menyewakan
ruangan ke PT Sejahtera sebesar Rp. 10.000.000
Contoh:
Pada tanggal 2 Mei 2010, konsultan pajak DK&A
mendapat bungan dari bank BCA sebesar Rp. 10 jt
Contoh:
Pada tanggal 10 Sept 2010, Mujahidin dapat
hadiah undian dari bank BCA sebesar Rp. 100 jt
Contoh:
Pada tanggal 20 Mei 2010, PT.Amin Jujur menjual
sahamnya di Bursa Efek Jkrt. Saham yang dijual
adalah Rp. 1 Milyar ke PT.PRIMA dan ke PT Lainnya
sebesar 100 juta
Contoh:
Pada tanggal 10 Oktober 2010, PT.Amanah
mendapat bungan obligasi dengan kupon. Bunga
yang diterima oleh perusahaan yang masuk bursa
efek jkrt sebesar Rp. 10 jt
Contoh:
Pada tanggal 10 Okt 2010, kantor konsultan pajak
DK&A mendapat bunga obligasi sebesar Rp. 10 jt
atas obligasi yang diterbitkan oleh lembaga
pendidik dan pengkaji pajak (LP3)
Contoh:
Tanggal 10 April 2010 PT. Modal halal menjual
saham ke perusahaan pasangan usahanya yang
memenuhi ketentuan KMK No. 250/KMK.04/1995.
Saham yang dijual adalah Rp. 100 Jt ke PT. Wong
cilik
Contoh:
Tanggal 10 Sept 2010 , Konsultan Pajak DK&A
(bukan usaha pokok) menjual tanah dan bangunan
seharga Rp. 10 Milyar ke lembaga pendidik dan
pengkaji pajak. NJOP daerah tsb adalah Rp. 12
Milyar
Contoh:
22 Feb 2010, PT.Idun mendapat proyek jasa
konstruksi senilai Rp. 900 jt dari PT. Semoga jadi
Panutan. PT.Idun memiliki sertifikasi pengusaha
konstruksi kecil dari Gapensi.
Contoh:
22 Feb 2010, PT.Idun mendapat proyek jasa
konstruksi senilai Rp. 900 jt dari PT. Semoga jadi
Panutan. PT.Idun memiliki sertifikasi pengusaha
konstruksi kecil dari Gapensi.
Contoh:
10 Sept 2010, Agus (K/2) mendapat bungan
simpanan koperasi dari KUD Ikhlas sebesar Rp. 1 jt
Contoh:
Tgl 1 April 2010, Amir melakukan kontrak
perjanjian kepada PT.Newmont untuk menjamin
harga saham dikemudian hari. Amir menyerahkan
dana kepada lembaga kliring atau penjamin berupa
margin awal sebesar Rp. 10 Milyar. Amir kelak akan
untung sebesar Rp. 5 Milyar
Contoh:
Pada tanggal 10 Okt 2010, Kantor Konsultan Pajak
DK&A mendapat bungan SPN dari negara sebesar
Rp. 10 Jt
Contoh:
Pada tanggal 1 April 2010, Riski mendapat dividen
dari PT. Tax & Accounting service sebesar Rp. 100 jt
Contoh:
PT. Suka membayar sewa kapal untuk mengangkut
barang sejumlah 10 ton dengan jumlah
penumpang 10 orang ke PT .Mau. Biaya seluruhnya
yang harus dikeluarkan PT.Suka Rp
5,000,000,000.00.
Contoh:
PT. Berlayar (BUT) mengangkut barang sejumlah
20 ton dengan 15 penumpang untuk PT.Maju ke
Cina. PT Berlayar memperoleh penghasilan dari
jasa yang diberikan sebesar Rp 5,500,000,000.00.
Berapakah PPH yang terutang ?
Contoh:
Amroad Co. Jakarta merupakan kantor perwakilan
dagang Amroad Co. Ltd. Italia. Selama tahun pajak
2009, Amroad Co. Ltd. Italia telah melakukan eksp
melalui Amroad Co. Jakarta sebesar
Rp10.000.000.000,00. Pendapatan Amroad Co.
Jakarta berupa fee sebesar Rp100.000.000,00.
Bagaimana perhitungan PPh yang terutang atas
penghasilan ini?
Contoh:
PT Mainan merupakan perusahaan mitra
pembuatan mainan tamia dari perusahaan Jepang.
Tamia Ltd. Jepang mengirimkan bahan baku
sebesar Rp 100 miliar. Biaya atas pembuatan
mobil mainan yang dikeluarkan oleh PT. mainan
adalah sebesar Rp103.000.000.000,00 (di
dalamnya termasuk bahan baku
Rp100.000.000.000,00 milik Tamia Ltd.).
Berapakah PPh yang harus disetor ke kas Negara
Jawaban