You are on page 1of 3
Sejarah Singkat Imam Hanafi (Abu Hanifah Perea Tectrt Rarer re Sejarah Singkat Imam Hanafi (Abu Hanifah) Ciri Khas Imam Abu Hanifah 1. Imam Hanifah lebih menekankan kepada Peete etry figh muamallah; PeeeSereennng 2. Beliau memberikan penghargaan khusus ren kepada pria atau wanita, menurut beliau Ce yang menjadi hakim tidak harus pria, sae araite tetapi juga hak wanita yang memiliki fer oe NOTED ie (Tidak ada viwayat shohih yangg menennitkan bahwa abu hanifah mendahulukan rasio Ketimbang Al- quan dan Assunnah, Babkan jika ia menemukan pendapat sahabat yang benar, ia menolak untuk q Derijtihad. an pada kitabullab, 8 hal pokok untuk menetapkan hukum » Al-Quran, sebagai sumber dari segala hukum, , Sunnah Rasul sebagai penjelas terhadap hal-hal global yang ada dalam Al-quran. . Fatwa sahabat (Aqwal Assahabat) . Qiyas (Analogi), penetapan hukum yang memiliki persamaan pada permasalahan atau “illat-nya yang ada pada Al-quran dan sunnah . Istihan, suatu keadilan terhadap hukum dan pandangannya karena adanya dalil tertentu dari Al-quran dan Sunnah. . Ima’, yaitu kesepakatan para mujtahid dalam suatu kasus hukum pada masa tertentu . Urf’, yaitu kebiasaan yang dilakukan orang muslim yang tidak ada nash-nya, baik Al- quran maupun Sunnah dan prakteknya pada masa sahabat . Hillah Syar’iyyah, ialah suatu jalan yang dilalui sebagai upaya untuk keluar dari ‘kesempitan masalah dengan cara yang menurutnya diakui oleh syara’ Contoh Ayat dan Tafsir “Hai nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anale Ree eee ee eee ear ence gulurkan jilbabnya keselurih tubuh mereka. Yang nikian itu supaya mereka lebil mudah untuk dikenal See ee ec ened Pere este see ae Cer te) Dalam kitab Al Mansukh karangan Asy-Syarkasyi dikatakan “kepala wanita itu aurat” dan disebutkan pula disana”wanita yang berihram tidak boleh menutup wajahnya”. Oleh karenanya wanita hanya memakai pakaian berjahit yang menutup kepala namun tidak menutup wajahnya. Penjelasan Imam Hanafi Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa mahdzab Hanafi berpendapat bahwasanya aurat wanita adalah seluruh tubulnya peste , et menyatakan, perempuan diharuskan menutup telapak kakinya ketika Se ete bagi ulama mahdzab hanafi, seperti ditufurkan A-Zaila'i. Hadits imi dianggap lemah, termasuk oleh Tbn Al Jauzi dan Tbn Hatim (Nashb ‘ArRayah, Juz 11 H. 300). Karenanya, ulama Hanafi memperkenankan telapak kaki perempuan untuk terbuka, didalam dan diluar sembahyang.

You might also like