Professional Documents
Culture Documents
KASUS
IDENTITAS
Umur : 32 tahun
Agama : Islam
Suku : melayu
Pekejaan : Irt
Alamat : thehok
CM : 02-29-34
ANAMNESIS
KU :
RPS :
Riwayat Perkawinan :
R.Pengobatan :
R.Alergi :
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital:
Pernapasan : 20 x / menit
Suhu : 36,2 0C
Status Generalis
1
Kepala
Jantung :
Paru-paru:
Auskultasi: Vesikuler pada kedua lapang paru kanan dan kiri tidak
ada suara tambahan Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Ekstremitas Atas dan Bawah : Akral hangat, RCT < 2 detik, tidak ada edema
2
Pemeriksaan Abdomen :
Inspeksi : striae gravidarum (+), linea nigra (-), bekas operasi usus
buntu (+).
Assessment :
Penatalaksanaan :
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
B. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada
bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan
kelainan biokimia. Perubahan perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan
susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat zat lain akibat
inanisi. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh
beberapa penulis sebagai berikut :
1. faktor predisposisi :
a. Primigravida
b. Overdistensi rahim : hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG
tinggi,mola hidatidosa
2. Faktor organik :
4
a. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal
b. Perubahan metabolik akibat hamil
c. resistensi yang menurun dari pihak ibu.
d. Alergi
3. faktor psikologis :
a. Rumah tangga yang retak
b. Hamil yang tidak diinginkan
c. takut terhadap kehamilan dan persalinan
d. takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu
e. Kehilangan pekerjaan
C. Patofisiologi
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan
hiperemesis gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita
5
terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi :
1. Tingkatan I
2. Tingkatan II
b. Kardiovaskuler
6
c. Liver
d. Ginjal
1) Oliguria
2) Anuria
3. Tingkatan III
b. Muntah berhenti
1) Nistagmus
2) Diplopia
3) Gangguan mental
f. Kardiovaskuler
7
g. Gastrointestinal
2) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam
h. Ginjal
E. Diagnosis
4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur,
berlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat
8
6. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin
7. Defekasi teratur
G. Penatalaksanaan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan :
1. Obat obatan
Vitamin B1, B2, dan B6 masing-masing 50-100 mg/hari/infuse.
Vitamin B12 ug/hari/infuse, vitamin C 200 mg/hari/infuse.
Fenobarbital 30 mg IM 2-3 x/hari atau klorpromazin 25-50 mg/hr IM atau
kalau diperlukan Diazepam 5 mg 2-3x/hari IM.
Antiemetic : Prometazin (avopreg) 2-3x 25 mg/hr/oral, atau
Proklorperazin (stemetil) 3x 3mg /hr, atau mediamer B6 3x1/hr/oral.
Antasida : Asidrin 3x1 tablet/hr/oral, atau Milanta 3x1 tablet/hr/oral, atau
Magnam 3x1 tablet/hr/oral.
2. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan
peredaran
udara yang baik.
Catat cairan yang keluar masuk.
Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita,
sampai muntah berhenti dan penderita mau makan.
Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam.
Kadang kadang dengan isolasi saja gejala gejala akan berkurang atau
hilang tanpa pengobatan.
3. Terapi psikologik
4. Cairan parenteral
9
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5%
dalam cairan fisiologis (2 3 liter/hari)
Dapat ditambah kalium, dan vitamin(vitamin B kompleks, Vitamin C)
Bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena
Bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik
dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair
Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala gejala akan berkurang dan
5. Diet Hiperemesis
10
1. Diet Hiperemesis I
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarum
berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus,
ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang
terkandung di dalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.
2. Diet Hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet
diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan
makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan
dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini
dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi.
3. Diet Hiperemesis III
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum
ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh
diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan
energi dan semua zat gizi. Makanan yang dianjurkan untuk diet
hiperemesis I, II, dan III adalah :
- Roti panggang, biskuit, crackers
- Buah segar dan sari buah
- Minuman botol ringan (coca cola, fanta, limun), sirop, kaldu tak
berlemak, teh dan kopi encer. Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet
hiperemesis I, II, III adalah makanan yang umumnya merangsang saluran
pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung
alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna,
dan bahan penyedap) juga tidak dianjurkan.
6. Menghentikan kehamilan
Bila pegobatan tidak berhasil, bahkan gejala semakin berat hingga timbul
ikterus, delirium, koma, takikardia, anuria, dan perdarahan retina,
pertimbangan abortus terapeutik.
Daftar Pustaka
11
12