You are on page 1of 13

BAB I

KASUS

IDENTITAS

Nama : Ny. wika

Umur : 32 tahun

Jenis kelamin : perempuan

Agama : Islam

Suku : melayu

Pekejaan : Irt

Alamat : thehok

CM : 02-29-34

Tanggal Masuk : 25 Juni 2016

Tanggal Pemeriksaan : 25 Juni 2016

ANAMNESIS
KU :

Os datang dengan keluhan muntah - muntah

RPS :

Os G1P0A0 hamil 14 minggu datang dengan keluhan muntah yang


dirasakan sering dan terus menerus, muntah semakin lama smakin
memberat, muntah lebuh dari 5x dalam sehari, muntah awal nya berwarna
kuning lama kelamaan berwaran agak kehitaman, dan muntah sering
terjadi pada pagi hari, dan hampir setiap hari pasien mengeluhkan muntah,
muntah juga menggangu aktivitas pasien.
RPK :

Tidak ada yang mengalami sakit yang sama


Riwayat Pemeriksaan Kehamilan :

Sejak awal kehamilan os rutin periksa kehamilan ke dokter.

Riwayat Perkawinan :

Kawin yang pertama, masih kawin, lama kawin 10 bulan.

R.Pengobatan :

belum ada pengobatan sebelum nya

R.Alergi :

tidak ada riwayat alergi

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda Vital:

Tekanan Darah : 120 / 70 mmHg

Nadi : 100 x / menit

Pernapasan : 20 x / menit

Suhu : 36,2 0C

Status Generalis

1
Kepala

Mata : Conjungtiva : Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Refleks


Pupil (+/+)

THT : tidak ada kelainan

Mulut : tidak ada kelainan

Leher : pembesaran KBG (-), JVP (-)

Jantung :

Inspeksi : Iktus Kordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus kordis teraba di ICS 5- 6 midclavikula sinistra

Perkusi : Redup pada semua batas jantung

Auskultasi: S1-S2 normal,tidak ada bunyi tambahan murmur (-),


gallop (-)

Paru-paru:

Inspeksi : Pergerakan pengembangan dinding dada simetris

Palpasi : Vokal fremitus (+/+)

Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru kanan dan kiri

Auskultasi: Vesikuler pada kedua lapang paru kanan dan kiri tidak
ada suara tambahan Ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen : Lihat status pemeriksaan obstetri

Ekstremitas Atas dan Bawah : Akral hangat, RCT < 2 detik, tidak ada edema

Status Pemeriksaan Obstetri

2
Pemeriksaan Abdomen :

Inspeksi : striae gravidarum (+), linea nigra (-), bekas operasi usus
buntu (+).

Assessment :

Ibu : G1 P0 A0 usia 32 tahun Hamil 14 minggu dengan hiperemesis


gravidarum.

Penatalaksanaan :

Gravida 1 Para 0 Abortus 0, usia 32 tahun, hamil 14 minggu dengan


Hiperemesis Gravidarum

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga


menimbulkan gangguan aktivitas sehari hari dan bahkan membahayakan
hidupnya. Wanita hamil memuntahkan segala apa yang dimakan dan diminum
hingga berat badannya sangat turun, turgor kulit berkurang, diuresis berkurang
dan timbul asetonuri, keadaan ini disebut hiperemesis gravidarum.

Hiperemesis gravidarum adalah vomitus yang berlebihan atau tidak


terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan.
Hiperemesis gravidarum adalah suatu keadaan (biasanya pada hamil
muda) dimana penderita mengalami mual- muntah yang berlebihan, sedemikian
rupa sehingga mengganggu aktivitas dan kesehatan penderita secara keseluruhan.

B. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada
bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik, juga tidak ditemukan
kelainan biokimia. Perubahan perubahan anatomik pada otak, jantung, hati dan
susunan saraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat zat lain akibat
inanisi. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan oleh
beberapa penulis sebagai berikut :
1. faktor predisposisi :
a. Primigravida
b. Overdistensi rahim : hidramnion, kehamilan ganda, estrogen dan HCG
tinggi,mola hidatidosa
2. Faktor organik :

4
a. Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal
b. Perubahan metabolik akibat hamil
c. resistensi yang menurun dari pihak ibu.
d. Alergi
3. faktor psikologis :
a. Rumah tangga yang retak
b. Hamil yang tidak diinginkan
c. takut terhadap kehamilan dan persalinan
d. takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu
e. Kehilangan pekerjaan
C. Patofisiologi

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah


pada hamil muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan
tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.

1. Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak


habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak
sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton asetik, asam
hidroksi butirik dan aseton dalam darah.

2. Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah menyebabkan


dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang. Natrium dan
khlorida darah dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan
hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.

3. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi


lewat ginjal menambah frekuensi muntah muntah lebih banyak, dapat merusak
hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan.

4. Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat terjadi


robekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma Mallory-Weiss)
dengan akibat perdarahan gastro intestinal.

D. Gejala dan Tanda

Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan
hiperemesis gravidarum tidak ada, tetapi bila keadaan umum penderita

5
terpengaruh, sebaiknya ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dapat dibagi :

1. Tingkatan I

a. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :

1) Dehidrasi : turgor kulit turun

2) Nafsu makan berkurang

3) Berat badan turun

4) Mata cekung dan lidah kering

b. Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi regurgitasi ke


esofagus

c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun

d. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit

e. Tampak lemah dan lemas

2. Tingkatan II

a. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :

1) Turgor kulit makin turun

2) Lidah kering dan kotor

3) Mata tampak cekung dan sedikit ikteris

b. Kardiovaskuler

1) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit

2) Nadi kecil karena volume darah turun

3) Suhu badan meningkat

4) Tekanan darah turun

6
c. Liver

1) Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus

d. Ginjal

Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan :

1) Oliguria

2) Anuria

3) Terdapat timbunan benda keton aseton

Aseton dapat tercium dalam hawa pernafasan

e. Kadang kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan


pecahnya mukosa lambung pada sindrom mallory weiss.

3. Tingkatan III

a. Keadaan umum lebih parah

b. Muntah berhenti

c. Sindrom mallory weiss

d. Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau koma

e. Terdapat ensefalopati werniche :

1) Nistagmus

2) Diplopia

3) Gangguan mental

f. Kardiovaskuler

1) Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat

7
g. Gastrointestinal

1) Ikterus semakin berat

2) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin tajam

h. Ginjal

1) Oliguria semakin parah dan menjadi anuri

E. Diagnosis

Diagnosis hiperemesis gravidarum biasanya tidak sukar. Harus ditentukan


adanya kehamilan muda dan muntah terus menerus, sehingga mempengaruhi
keadaan umum. Namun demikian harus dipikirkan kehamilan muda dengan
penyakit pielonefritis, hepatitis, ulkus ventrikuli dan tumor serebri yang dapat pula
memberikan gejala muntah.
Hiperemesis gravidarum yang terus menerus dapat menyebabkan
kekurangan makanan yang dapat mempengaruhi perkembangan janin, sehingga
pengobatan perlu segera diberikan.
F. Pencegahan

Prinsip pencegahan adalah mengobati emesis agar tidak terjadi


hiperemesis gravidarum dengan cara :
1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik

2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang kadang muntah merupakan


gejala yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan
4 bulan.

3. Menganjurkan mengubah makan sehari hari dengan makanan dalam jumlah


kecil tapi sering

4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur,
berlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan dengan teh hangat

5. makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan

8
6. Makanan seyogyanya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin

7. Defekasi teratur

8. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan


makanan yang banyak mengandung gula.

G. Penatalaksanaan
Apabila dengan cara diatas keluhan dan gejala tidak mengurang maka diperlukan :
1. Obat obatan
Vitamin B1, B2, dan B6 masing-masing 50-100 mg/hari/infuse.
Vitamin B12 ug/hari/infuse, vitamin C 200 mg/hari/infuse.
Fenobarbital 30 mg IM 2-3 x/hari atau klorpromazin 25-50 mg/hr IM atau
kalau diperlukan Diazepam 5 mg 2-3x/hari IM.
Antiemetic : Prometazin (avopreg) 2-3x 25 mg/hr/oral, atau
Proklorperazin (stemetil) 3x 3mg /hr, atau mediamer B6 3x1/hr/oral.
Antasida : Asidrin 3x1 tablet/hr/oral, atau Milanta 3x1 tablet/hr/oral, atau
Magnam 3x1 tablet/hr/oral.
2. Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang, tetapi cerah dan
peredaran
udara yang baik.
Catat cairan yang keluar masuk.
Hanya dokter dan perawat yang boleh masuk ke dalam kamar penderita,
sampai muntah berhenti dan penderita mau makan.
Tidak diberikan makanan/minuman dan selama 24 jam.
Kadang kadang dengan isolasi saja gejala gejala akan berkurang atau
hilang tanpa pengobatan.

3. Terapi psikologik

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan


Hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan
Kurangi pekerjaan serta menghilangkan masalah dan konflik

4. Cairan parenteral

9
Cairan yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein dengan glukose 5%
dalam cairan fisiologis (2 3 liter/hari)
Dapat ditambah kalium, dan vitamin(vitamin B kompleks, Vitamin C)
Bila kekurangan protein dapat diberikan asam amino secara intravena
Bila dalam 24 jam penderita tidak muntah dan keadaan umum membaik
dapat diberikan minuman dan lambat laun makanan yang tidak cair

Dengan penanganan diatas, pada umumnya gejala gejala akan berkurang dan

keadaan akan bertambah baik

5. Diet Hiperemesis

Hiperemesis adalah suatu keadaan pada awal kehamilan ( sampai


Trimester II ) yang ditandai dengan adanya rasa mual dan muntah yang
berlebihan dalam waktu relatif lama. Bila keadaan ini tidak diatasi dapat
menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan. Ciri khas diet hiperemesis
adalah penekanan pemberian karbohidart kompleks terutama pada pagi hari,
serta menghindari makanan yang berlemak dan goreng-gorengan untuk
menekan rasa mual dan muntah. Sebaiknya diberi jarak dalam pemberian
makan dan minum. Diet pada hiperemesis gravidarum bertujuan untuk :
mengganti persediaan glikogen tubuh dan mengontrol asidosis secara
berangsur memberikan makanan berenergi dan zat gizi yang cukup. Diet
hiperemesis gravidarum memiliki beberapa syarat, diantaranya adalah :
Karbohidrat tinggi, yaitu 75-80% dari kebutuhan energi total, lemak rendah,
yaitu < 10% dari kebutuhan energi total. Protein sedang, yaitu 10-15% dari
kebutuhan energi total. Makanan diberikan dalam bentuk kering; pemberian
cairan disesuaikan dengan keadaan pasien, yaitu 7-10 gelas per hari makanan
mudah cerna, tidak merangsang saluran pencernaan, dan diberikan sering
dalam porsi kecil. Bila makan pagi dan siang sulit diterima, pemberian
dioptimalkan pada makan malam dan selingan malam
Makanan secara berangsur ditingkatkan dalam porsi dan nilai gizi sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan gizi pasien.

Ada 3 macam diet pada hiperemesis gravidarum, yaitu :

10
1. Diet Hiperemesis I
Diet hiperemesis I diberikan kepada pasien dengan hiperemesis gravidarum
berat. Makanan hanya terdiri dari roti kering, singkong bakar atau rebus,
ubi bakar atau rebus, dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan bersama
makanan tetapi 1-2 jam sesudahnya. Karena pada diet ini zat gizi yang
terkandung di dalamnya kurang, maka tidak diberikan dalam waktu lama.
2. Diet Hiperemesis II
Diet ini diberikan bila rasa mual dan muntah sudah berkurang. Diet
diberikan secara berangsur dan dimulai dengan memberikan bahan
makanan yang bernilai gizi tinggi. Minuman tidak diberikan bersamaan
dengan makanan. Pemilihan bahan makanan yang tepat pada tahap ini
dapat memenuhi kebutuhan gizi kecuali kebutuhan energi.
3. Diet Hiperemesis III
Diet hiperemesis III diberikan kepada pasien hiperemesis gravidarum
ringan. Diet diberikan sesuai kesanggupan pasien, dan minuman boleh
diberikan bersama makanan. Makanan pada diet ini mencukupi kebutuhan
energi dan semua zat gizi. Makanan yang dianjurkan untuk diet
hiperemesis I, II, dan III adalah :
- Roti panggang, biskuit, crackers
- Buah segar dan sari buah
- Minuman botol ringan (coca cola, fanta, limun), sirop, kaldu tak
berlemak, teh dan kopi encer. Makanan yang tidak dianjurkan untuk diet
hiperemesis I, II, III adalah makanan yang umumnya merangsang saluran
pencernaan dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung
alkohol, kopi, dan yang mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna,
dan bahan penyedap) juga tidak dianjurkan.
6. Menghentikan kehamilan

Bila pegobatan tidak berhasil, bahkan gejala semakin berat hingga timbul
ikterus, delirium, koma, takikardia, anuria, dan perdarahan retina,
pertimbangan abortus terapeutik.

Daftar Pustaka

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan Edisi IV Cet. 1. Jakarta : Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2008.

Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi 2. Jakarta : EGC. 1998.

11
12

You might also like