Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
dr. Fariz Masyhuri
Pembimbing :
I. IDENTITAS PASIEN
: Ny. R
Jenis Kelamin : Wanita
Umur : 71 tahun
Alamat : Jelutung
Status Pernikahan : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Suku : Melayu
Tanggal Pemeriksaan : 24 November 2016
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama:
Pusing
F. Riwayat Pengobatan
Pasien sudah pernah berobat sebelumnya pada dokter spesialis dan
mendapatkan obat namun pasien lupa nama obatnya.
b. Kepala :
Bentuk : normochepal, simetris
Mata : pupil isokor, edem palpebra (-/-), ptosis (-), anemi (-/-)
Hidung : nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-/-), rhinore
(-/-)
Mulut dan Faring : tepi hiperemis (-), bibir kering (-)
c. Leher :
Kelenjar tiroid : tidak membesar
JVP : tidak meningkat
d. Dada :
Pulmo
Kanan Kiri
Depan Belakang Depan Belakang
Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi : Inspeksi :
- Simetris - Simetris - Simetris - Simetris
- Ketinggalan gerak - Ketinggalan gerak - Ketinggalan gerak - Ketinggalan gerak
(-) (-) (-) (-)
- Retraksi interkostal - Retraksi interkostal - Retraksi interkostal - Retraksi interkostal
(-) (-) (-)
(-)
Palpasi : Palpasi : Palpasi : Palpasi :
Apex : VF normal Apex : VF normal Apex : VF normal Apex : VF normal
dex/sin dex/sin dex/sin dex/sin
Perkusi : Perkusi : Perkusi : Perkusi :
Apeks sampai basal : Apeks sampai basal : Apeks sampai basal : Apeks sampai basal :
sonor sonor sonor sonor
Auskultasi : Auskultasi : Auskultasi : Auskultasi :
- Vesikuler (+) N - Vesikuler (+) N - Vesikuler (+) N - Vesikuler (+) N
- Ronki (-) - Ronki (-) - Ronki (-) - Ronki (-)
- Wheezing (-) - Wheezing (-) - Wheezing (-) - Wheezing (-)
e. Jantung :
Inspeksi : letak ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus Cordis teraba di ICS V
2 jari lateral LMCS
Perkusi : Batas jantung
atas : di ICS III
kanan : di ICS V LPSD
kiri : di ICS V 2 jari Lateral LMCS
Auskultasi : BJ I BJ II, suara jantung reguler, suara
tambahan S3 (-), S4 (-), Gallop (-), Bising (-)
f. Abdomen :
Inspeksi : dinding perut sama tinggi dengan dinding dada,
tidak ada tanda peradangan, scar (-)
Palpasi : distensi (-), nyeri tekan epigastrik (+), defans
muskular (-), turgor baik, hepar tidak teraba, lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Auskultasi : peristaltik usus (+) normal
g. Ekstremitas : dalam batas normal
h. Genetalia : tidak diperiksa
2. Status Neurologik
a. GCS : E4M6V5 = 15
b. Tanda Rangsang Meningeal : (-)
c. Peningkatan Tekanan Intra Kranial : (-)
d. Mata : pupil bulat isokor, 3mm/ 3mm,
RCL (+/+), RCTL (+/+).
e. Motorik : dalam batas normal
f. Sensibilitas : dalam batas normal
g. Fungsi-fungsi luhur : dalam batas normal
h. Gangguan khusus : tidak dijumpai
IV. Kesimpulan
A. Anamnesis
Pusing, cepat lelah, lemas dan mual
Pasien memiliki riwayat hipertensi
B. Pemeriksaan fisik
hipertensi derajat 2
C. Pemeriksaan laboraturium
Tidak dilakukan
D. Pemeriksaan EKG
Alat tidak tersedia (tidak dilakukan)
V. DIAGNOSIS BANDING
1. Hipertensi derajat 2
2. Suspek HD
3. Dyspepsia tipe like ulcer
VII. PENATALAKSANAAN
1. Captopril 2 x 25mg
2. Amlodipine 1 x 5mg
3. Diet rendah garam
4. Usulan pemeriksaan tambahan : EKG, ro thoraks, kolesterol, trigeserida,
LDL dan HDL.
VIII. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad malam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah
yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga bisa
menyebabkan kerusakan lebih berat seperti stroke (terjadi pada otak dan berdampak
pada kematian yang tinggi), penyakit jantung koroner (terjadi pada kerusakan
pembuluh darah jantung) serta penyempitan ventrikel kiri / bilik kiri (terjadi pada otot
jantung). Selain penyakit tersebut dapat pula menyebabkan gagal ginjal, diabetes
mellitus dan lain-lain.4 Hipertensi adalah tekanan sistolik 140 mmHg atau tekanan
diastolik 90 mmHg. Sedangkan Prehipertensi adalah tekanan sistolik 120-139 mmHg
atau diastolic 80-89 mmHg.3
2.2. Etiologi
2.3. Epidemiologi
World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa tekanan darah
suboptimal (TD Sistolik >115 mmHg) dapat menyebabkan terjadinya 60% kasus
penyakit cerebrovaskuler dan 49% kasus penyakit jantung iskemik. Data
menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di seluruh dunia mencapai 30-45% dari
populasi dunia dimana terus meningkat seiring meningkatnya populasi yang semakin
dewasa dan lansia. Data dari National Health and Nutrition Examination Survey
(NHANES) mengindikasikan lebih dari 50 juta warga Amerika menderita masalah
tekanan darah dan mendapatkan pengobatan. Diperkirakan 1 milyar orang di dunia
menderita hipertensi dan 7,1 juta orang meninggal setiap tahun diakibatkan oleh
hipertensi. 7
2.4 Klasifikasi
Pada tabel 1 merupakan klasifikasi hipertensi pada usia 18 tahun atau lebih.
Penggunaan klasifikasi ini ini didasarkan dengan pengukuran tekanan darah dua atau
lebih. 7
Faktor risiko hipertensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor risiko yang
reversible dan irreversibel. Faktor risiko yang irreversibel adalah usia, ras Afrika-
Amerika, dan riwayat keluarga yang memiliki hipertensi. Sedangkan faktor risiko
yang bersifat reversible adalah prehipertensi, berat badan berlebih, kurang aktivitas,
konsumsi makanan yang mengandung natrium tinggi, merokok, dan sindroma
metabolik.3
2.5.1 Usia
Tekanan darah meningkat seiring dengan berjalannya usia. Tekanan sistolik
meningkat sesuai dengan usia, sedangkan tekanan diastolik tidak berubah mulai
dekade ke-5. Hipertensi sistolik isolasi merupakan jenis hipertensi yang paling
ditemukan pada orang tua.3
2.5.6 Merokok
Zat-zat kimia pada rokok dapat menyebabkan kerusakan pada dinding arteri
yang menyebabkan penyempitan arteri sehingga dapat meningkatkan tekanan darah.3
2.5.7 Sindroma Metabolik
Sindroma metabolik didefinsikan sebagai jika tiga dari criteria terpenuhi:
lingkar perut membesar (pria: > 100 cm, wanita: 90 cm), gula puasa darah terganggu
(normal < 126 md/dl), peningkatan tekanan darah 130/85 mmHg, trigliserida plasma
150 mg/dl, atau kolesterol HDL <40 mg/dL, <50 mg/dL pada wanita. Dihipotesiskan
bahwa resistensi insulin mungkin merupakan patofisiologi teradinya sindroma
metabolik.3
2.6 Patofisiologi
Tekanan dibutuhkan untuk mengalirkan darah dalam pembuluh darah yang
dilakukan oleh aktivitas memompa jantung (Cardiac Output) dan tonus dari arteri
(peripheral resisten). Faktor-faktor ini menentukan besarnya tekanan darah. Banyak
sekali faktor yang mempengaruhi cardiac output dan resistensi perifer. Hipertensi
dapat terjadi karena kelainan dari salah faktor tersebut. 10
Gambar 1 Patofisiologi Hipertensi10
2.10 Komplikasi
2.10.1 Jantung
Penyakit jantung merupakan penyebab yang tersering menyebabkan kematian
pada pasien hipertensi. Penyakit jantung hipertensi merupakan hasil dari perubahan
struktur dan fungsi yang menyebabkan pembesaran jantung kiri disfungsi diastolik,
dan gagal jantung. 8
2.10.2 Otak
2.11 Prognosis
WHO membuat tabel stratifikasi dan membuat tiga kategori risiko yang
berhubungan dengan timbulnya kejadian penyakit kardiovaskular selama 10 tahun ke
depan: (1) risiko rendah, kurang dari 15 %. (2) risiko menengah , sekitar 15-20 %. (3)
risiko tinggi, lebih dari 20 %.12
Tabel 4 Prognosis12
2.12 Pengobatan Umum
Obat-obatan untuk
indikasi khusus Hipertensi tingkat I Hipertensi tingkat II
tersebut ditambah (sistolik 140-159 (sistolik > 160 mmHg
obat antihipertensi mmHg atau diastolik atau diastolik > 100
(diuretic, ACEI, BB, 90-99 mHg) mHg)
CCB)
Diuretik golongan Kombinasi dua obat.
tiazid. Dapat Biasanya diuretic
dipertimbangkan dengan ACEI atau BB
pemberian ACEI, BB, atau CCB
CCB atau kombinasi
2.13.8 Diabetes
Indikasi pengobatan jika tekanan darah sistolik 130 mmHg dan atau tekanan
diastolik 80 mmHg. Sasaran target penurunan tekanan darah: (1) tekanan darah <
130/80 mmHg. (2) bila disertai proteinuria 1 g/24 jam, target 125/75 mmHg.7
BAB III
KESIMPULAN
Hipertensi esensial atau yang sering disebut hipertensi primer adalah
peningkatan tekanan darah yang sampai saat ini masih belum diketahui penyebabnya.
Namun hipertensi ini memiliki faktor resiko yang dapat mencetuskan terjadinya
hipertensi antara lain: faktor risiko yang reversibel adalah usia, ras Afrika-Amerika,
dan riwayat keluarga yang memiliki hipertensi. Sedangkan faktor risiko yang bersifat
reversible adalah prehipertensi, berat badan berlebih, kurang aktivitas, konsumsi
makanan yang mengandung natrium tinggi, merokok, dan sindroma metabolik.
Hipertensi dapat menimbulkan komplikasi atau kerusakan pada target organ,
yaitu jantung, otak, ginjal, dan penyakit arteri perifer. Penatalaksanaan diawali
dengan merubah gaya hidup, dan diet bila tidak berhasil, pemberian obat-obatan anti
hipertensi dilakukan.
Daftar Pustaka
1. Gunawan, Hipertensi, Jakarta: PT Gramedia, 2001; 10.
2. World Health Organization. The World Health Report 2002: Risk to Health
2002. Geneva: World Health Organization.
3. Thomas M. Habermann, Amit K. Ghosh. Mayo Clinic Internal Medicine
Concise Textbook. 1st edition. Canada: Mayo Foundation for Medical
Education and Research: 2008.
4. Staessen A Jan, Jiguang Wang, Giuseppe Bianchi, W.H. Birkenhager,
Essential Hypertension, The Lancet,2003; 1629-1635.
5. Soenarta Ann Arieska, Konsensus Pengobatan Hipertensi. Jakarta:
Perhimpunan Hipertensi Indonesia (Perhi), 2005; 5-7.
6. Cowley AW Jr. The genetic dissection of essential hypertension. Nat Rev
Genet. 2006 Nov;7(11):82940. (PMID: 17033627)
7. Chobanian AV et al. The Seventh Report of the Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure: the
JNC 7 report. JAMA. 2003 May 21;289(19):256072.
8. Kasper, Braunwald, Fauci, et al. Harrisons principles of internal medicine 17th
edition. New York: McGrawHill:2008
9. McPhee, Stephen J, et al. Current Medical Diagnosis and Treatment 2009.
New York: McGrawHill: 2009
10. Norman M. Kaplan. Kaplan's Clinical Hypertension 9th edition. Philadelphia,
USA: Lippincott Williams & Wilkins:2006
11. Horacio J, Nicolaos E. Sodium and Potassium in the Pathogenesis of
Hypertension.N Engl J Med 2007;356:1966-78
12. World Health Organization (WHO)/International Society of Hypertension
(ISH) statement on management of hypertension. J Hypertens 2003;21:1983-
1992