Professional Documents
Culture Documents
KONSEP DASAR
1. Pengertian anemia
Menurut Corwin (2009. Hal 410), Anemia adalah penurunan kuantitas sel sel
darah merah dalam sirkulasi, abnormalitas kandungan hemoglobin sel darah
merah, atau keduanya. Menurut Baughman, (2000. Hal 22) Anemia adalah
keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin (HB) atau
hematokrit (HT) dibawah normal.
Menurut Mansjoer (2000. Hal 547) menyatakan anemia defesiensi besi adalah
suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan/atau hitung ertrosit lebih rendah dari
harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila hemoglobin < 14 g/dl dan
hematokrit < 41% pada pria atau hemoglobin < 12 g/dl dan hematokrit < 37%
pada wanita.
Zat besi yang berasal dari makanan seperti daging, hati, telor, sayuran hiaju dan
buah buahan diabsorpsi di usus halus. Rata rata dari makanan yang masuk
mengandung 10 15 mg zat besi, tetapi hanya 5 10 % yang dapat diabsorpsi.
Penyerapan zat besi ini dipengaruhi oleh faktor adanya protein hewani dan
vitamin C. sedangkan yang menghambat serapan adalah kopi, the, garam kalsium
dan magnesium, karena bersifat mengikat zat besi. Menurut asupan zat besi yang
merupakan unsur utama pembentuk hemoglobin maka kadar/produksi hemoglobin
juga akan menurun.
5. Gambaran klinis Anemia
Tanda dan gejala umum anemia disebabkan penurunan pengaturan oksigen ke
jaringan tubuh dan kerusakan metabolisme serta peningkatan kebutuhan oksigen
pada sistem tubuh. Tanda dan gejala tersebut, di antaranya : Lemah dan letih.
Sesak nafas, terutama adanya usaha napas. Pusing. Takikardia dan palpitasi.
Angina pektoris dan gagal jantung kongestif, terutama pada lansia. Kulit dan
membrane mukosa pucat, terutama membran konjungtiva. Kulit pucat sangat
terlihat pada orang berkulit putih, sedangkan pada individu berkulit gelap, pucat
hanya dapat di identifikasi pada membran mukosa. Pengaruh, tanda, dan gejala
umum lainnya ditentukan oleh jenis anemia tertentu. Sebagai contoh, kuku
berbentuk sendok pada seseorang yang mengalami anemia defisiensi zat besi
berat (Broker 2009. Hal 122).
6. Penatalaksanaan Anemia
Menurut Tarwoto (2008 Hal 45), penatalaksanaan pada setiap kasus anemia perlu
diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut ini :
a. Pemberian diet tinggi zat besi.
b. Atasi penyebab seperti cacingan, pendarahan.
c. Pemberian preparat zat besi seperti sulfas ferosus ( dosis : 3 x 200 mg ), ferro
glukonat 3 x 200 mg / hari.
d. Iron dextran mengadung fe 50 mg / ml dengan IM, kemudian 100 250 mg tiap 1
2 hari sampai dosis total sesuai perhitungan.
e. Pemberian vitamin C ( dosis : 3 x 100 mg / hr ).
f. Transfusi darah jika diperlukan.
7. Pemeriksaan diagnostik Anemia
Menurut Tarwoto (2008. Hal 40), pemeriksaan laboratorium pada klien dengan
anemia adalah sebagai berikut.
a. Hitung sel darah yaitu jumlah sebenarnya dari unsur darah ( sel darah merah, sel
darah putih dan tronbosit ) dalam volume darah tertentu, dinyatakan sebagai
jumlah sel per millimeter kubik ( mm3 ).
b. Hitung jenis sel darah yaitu menentukan karakteristik morfologi darah maupun
jumlah sel darah.
c. Pengukuran hematokrit ( Hct ) atau volume sel padat, menunjukkan volume darah
lengkap ( sel darah merah ). Pengukuran ini menunjukkan presentasi sel darah
merah dalam darah, dinyatakan dalam mm3 / 100ml.
d. Mean Corpuscular Hemoglobin ( MCH ) atau konsentrasi hemoglobin rata rata
adalah mengukur banyaknya hemoglobin yang terdapat dalam satu sel darah
merah. MCH ditentukan dengan membagi jumlah hemoglobin dalam 100 ml
darah dengan jumlah sel darah per millimeter kubik darah. Nilai normalnya kira
kira 27 31 pikogram / sel darah merah.
e. Mean Corpuscular volume ( MCV ) atau volume eritrosit rata rata merupakan
pengukuran besarnya sel yang dinyatakan dalam micrometer kubik, dengan batas
normal 81 96 um 3, apabila ukurannya kurang dari 81 mm maka menunjukkan
sel sel mikrositik, apabila lebih besar dari 96 menunjukkan sel sel makrositik.
f. Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration ( MCHC ) atau konsentrasi
hemoglobin eritrosit rata rata, mengukur banyaknya hemoglobin dalam 100 ml
sel darah merah padat. Normalnya 30-36 g / ml darah.
g. Hitung leukosit adalah jumlah leukosit dalam 1 mm3 darah.
h. Hitung trombosit adalah jumlah trombosit dalam 1 mm3 darah.
i. Pemeriksaan pada sumsum tulang yaitu dengan melakukan aspirasi dan biopsy
pada sumsum tulang, biasanya pada sternum, prosesus spinosus vertebra, Krista
iliaka anterior atau posterior. Pemeriksaan sumsum dilakukan jika tidak cukup
data data yang diperoleh untuk mendiagnosa penyakit pada sistem hemotologik.
j. Pemeriksaan biokimiawi, pemeriksaan untuk mengukur kadar unsur unsur yang
perlu bagi perkembangan sel sel darah merah seperti kadar besi ( Fe ) serum,
vitamin B12 dan asam folat.