You are on page 1of 6

Penyakit artritis gout adalah salah satu penyakit inflamasi sendi yang paling sering

ditemukan, ditandai dengan penumpukan kristal monosodium urat di dalam ataupun di sekitar
persendian. Asam urat merupakan kristal putih tidak berbau dan tidak berasa lalu mengalami
dekomposisi dengan pemanasan menjadi asam sianida (HCN) sehing cairan ekstraseslular yang
disebut sodium urat. Jumlah asam urat dalam darah dipengaruhi oleh intake purin, biosintesis asam
urat dalam tubuh, dan banyaknya ekskresi asam urat (Sholihah, 2014).
Kadar asam urat dalam darah ditentukan oleh keseimbangan antara produksi (10% pasien)
dan ekskresi (90% pasien). Bila keseimbangan ini terganggu maka dapat menyebabkan terjadinya
peningkatan kadar asam urat dalam darah yang disebut hiperurisemia.Gangguan metabolisme yang
mendasarkan gout adalah hiperurisemia yang didefinisikan sebagai peninggian kadar urat lebih dari
7,0 ml/dl dan 6,0 mg/dl. Secara klinis, hiperurisemia mempunyai arti penting karena dapat
menyebabkan artritis gout, nefropati, topi, dan nefrolithiasis. Masalah akan timbul jika terbentuk
kristal-kristal monosodium urat monohidrat pada sendi-sendi dan jaringan sekitarnya. Kristal-kristal
berbentuk seperti jarum ini mengakibatkan reaksi peradangan yang jika berlanjut akan
menimbulkan nyeri hebat yang sering menyertai gout. Jika tidak diobati, endapan kristal akan
menyebabkan kerusakan yang hebat pada sendi dan jaringan lunak (Sholihah, 2014).
Tahapan gout ada 4 fase yaitu:
a. Tanpa gejala
Pada tahap ini terjadi kelebihan asam urat tetapi tidak menimbulkan gejala klinik. Penderitan
hiperurisemia ini harus di upayakan untuk menurunkan kelebihan urat tersebut dengan mengubah
pola makan atau gaya hidup.
b. Gout akut
Pada tahap ini gejalanya muncul tiba tiba dan biasanya menyerang satu atau beberapa persendian.
Sakit yang di rasakan penderita sering di mulai di malam hari, dan rasanya berdenyut-denyut atau
nyeri seperti di tusuk jarum. Persendian yang terserang meradang, merah, terasa panas dan
bengkak. Rasa sakit pada persendian tersebut mungkin dapat berkurang dalam beberapa hari, tapi
bisa muncul kembali pada interval yang tidak menentu. Serangan susulan biasanya berlangsung
lebih lama, pada beberapa penderita berlanjut menjadi artritis gout yang kronis, sedang di lain pihak
banyak pula yang tidak akan mengalaminya lagi.
c. Interkritikal
Pada tahap ini penderita mengalami serangan asam urat yang berulangulang tapi waktunya tidak
menentu.
d. Kronis.
Pada tahap ini masa kristal asam urat (tofi) menumpuk di berbagai wilayah jaringan lunak tubuh
penderitanya. Penumpukan asam urat yang berakibat peradangan sendi tersebut bisa juga di
cetuskan oleh cidera ringan akibat memakai sepatu yang tidak sesuai ukuran kaki, selain terlalu
banyak makan yang mengandung senyawa purin (misal jeroan), konsumsi alkohol, tekanan batin
(stress), karena infeksi atau efek samping penggunaan obatobat tertentu (diuretik) (Dianati, 2015)
Untuk pencegahan asam urat, dokter biasanya menyarankan diet rendah purin dan
memberikan obat obatan . Diet yang efektif sangat penting untuk menghindari komplikasi
dan mengurangi biaya pengobatan, pengaturan diet sebaiknya dilakukan bila kadar asam urat
melebihi 7 mg/dl. Diet adalah kondisi seseorang harus mengurangi konsumsi jenis makanan
tertentu. Diet pada penderita asam urat yaitu harus mengonsumsi makanan yang rendah purin.
Penyebab utama pada asam urat karena meningkatnya kadar asam urat dalam darah yang
disebabkan adanya gangguan metabolisme asam urat. Salah satunya disebabkan karena
mengonsumsi makanan yang mengandung purin tinggi. Oleh karena itu, penderita gout
dianjurkan untuk diet rendah purin guna mengurangi pembentukan asam urat. Kadar purin
dalam makanan normal dalam sehari bisa mencapai 600-1000 mg, sedangkan diet rendah
purin dibatasi hanya mengandung 120-150 mg purin, tetapi diet yang dilakukan juga harus
memenuhi cukup kalori, protein, mineral dan vitamin.
Diet rendah purin bertujuan untuk mengurangi makanan yang kaya akan kandungan purin
seperti sarden, kangkung, jeroan, dan bayam. Jika pada kadar normal makanan sehari-hari
ambang kandungan purin yang bisa ditoleransi adalah 600 1000 mg, maka pada program
diet ini dibatasi berkisar pada 120150 mg, selain itu diet dari asam urat juga bertujuan untuk
mempertahankan status gizi optimal serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin
untuk selalu dalam keadaan normal.
Pengobatan gout bertujuan untuk meredakan serangan gout akut dan mencegah masa gout
berulang serta batu urat. Ada dua kelompok obat untuk terapi penyakit gout yaitu obat yang
menghentikan proses inflamasi (urikosurik) akut dan obat yang mempengaruhi kadar asam
urat (urikostatik). Obat golongan urikostatik menghambat kerja enzim xanthin oksidase yang
mengubah hipoxantin menjadi xanthin dan xanthin menjadi asam urat. Dengan demikian
produksi asam urat berkurang dan produksi xanthin maupun hipoxanthin meningkat. Contoh
obatnya adalah Allopurinol.
Allopurinol memiliki efek samping obat yaitu, pada SSP menyebabkan kantuk pada
dermatologi menyebabkan ruam dan urtikaria, pada gastrointestinal menyebabkan mual,
muntah, diare dan hepatitis, pada sistem hematologi menyebabkan anemia aplastik,
trombositopenia, agranulositosis, dan pada ginjal dapat menyebabkan gagal ginjal juga dapat
menyebabkan hipersensitivitas.

Adanya efek samping obat menyebabkan penderita gout lebih memilih menggunakan
pengobatan herbal.

1. sidaguri (Sida rhombifolia L)


Salah satu tanaman yang digunakan dalam pengobatan herbal adalah Tumbuhan
sidaguri (Sida rhombifolia L) secara empirik telah digunakan sebagai obat bahan alam
oleh masyarakat dalam pengobatan asam urat. Flavonoid yang terkandung dari
ekstrak daun sidaguri (Sida rhombifolia L) secara in vitro memiliki efek inhibitor
xanthine oksidase (XO) sehingga dapat mengurangi produksi asam urat yang berlebih.
Selain itu, tumbuhan sidaguri (Sida rhombifolia L) memiliki efek diuretik sehingga
kadar asam urat mudah dieksresikan melalui urin dengan proses diuresis.

Kandungan kimia daun ini mengandung flavonoid, alkaloid,


leukoantosionidindan. 7 Flavanoid merupakan senyawa turunan 1-3
difenilpropan yang umumnya tersebar diseluruh dunia. Kerangka dasar
flavanoid biasanya diubah sehingga terdapat ikatan rangkap. 8
Flavanoid biasanya larut dalam air, berupa senyawa fenol
menyebabkan warnanya berubah sehinggga dapat dideteksi pada
kromatogram. Flavonoid mengandung sistem aromatik yang
terkonjugasi (Harbone, 1987).9

Alkaloid adalah senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau


lebih atom nitrogen. Alkaloid biasanya berbentuk kristal.Triterpenoid
adalah senyawa kerangka karbon yang berasal dari satuan isoprena
dan secara biosentesis diturunkan dari hidrokarbon. Triterpenoid
berupa senyawa tanwarna berbentuk kristal.

Mekanisme daun sidaguri (Sida rhombifolia L) dalam


menurunkan kadar asam urat
Inhibitor XO telah ditemukan dalam berbagai tanaman yang digunakan dalam obat-
obatan tradisional untuk pengobatan asam urat dan rematik dari Amerika Selatan.10
Daun sidaguria (Sida rhombifolia L), dikenal sebagai Sidaguri di Indonesia,
digunakan dalam pengobatan herbal Indonesia untuk pengobatan gout dengan asam
urat tindakan penghalang terbukti tindakan anti-inflamasi.
Beberapa senyawa alami seperti flavonoid telah dilaporkan sebagai inhibitor dari XO
dan golongan senyawa ini memiliki janji untuk penggunaan yang lebih besar dalam
pengobatan asam urat. Allopurinol, theaflavin, theaflavin-3-gallic theaflavin-3-3'-
digallic. Epigallocatechin 3- gallic dan asam galat telah dilaporkan sebagai inhibitor
untuk XO melalui mekanisme inhibitor kompetitif.12 Flavonol crisin, luteolin,
caempherol, kuercetin, myricetin dan isorhamnetin, serta epicatechin,
epigallocatechin dan gallic epicatechin dari teh dilaporkan menghambat. XO oleh
mekanisme inhibitor nonkompetitif.13 The Materia Medica Indonesia mencatat
kehadiran rhombiffolina alkaloid di Sida rhombifolia L. yang bisa menghambat
aktivitas XO. Flavonoid ekstrak kasar Sida rhombifolia L ditunjukkan untuk
menghambat XO hingga 55% dan untuk menurunkan asam urat. Flavonoid yang
terkandung dari ekstrak daun sidaguri memiliki efek inhibitor xanthine oksidase
sehingga dapat mengurangi produksi asam urat yang berlebih. Kadar asam urat yang
dieksresikan melalui urin dengan proses diuresis, dalam hal ini tumbuhan sidaguri
memiliki efek diuretik. Umumnya sifat-sifat farmakologis tanaman untuk mengobati
asam urat adalah diuretik (untuk membantu pembuangan kelebihan asam urat dalam
darah agar tidak terus menumpuk di dalam tubuh), inhibitor xantin oksidase
(menghambat kerja enzim xantin oksidase), anti radang (untuk mengurangi
pembengkakan akibat penumpukan kristal asam urat), begitu juga dalam pengobatan
modern sifat-sifat obat sintetis yang dimanfaatkan untuk mengobati asam urat adalah
diuretik, inhibitor xantin oksidase dan anti radang (Syafrullah, 2014).

2. Daun kepel (Stelechocarpus burahol Bl.), kulit buah manggis (Garcinia mangostana
L.),buah asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff. ex T), rimpang tunjuk langit
(Helminthostachys zaylanica Linn Hook) dan akar pakis tangkur (Polypodium feei)
Ekstrak etanol kulit buah manggis dapat menghambat 50% aktivitas enzim
xantin oksidase dengan IC50 8,310 g/mL, ekstrak etanol buah asam gelugur dapat
menghambat 50% aktivitas enzim xantin oksidase dengan IC50 15,544 g/mL, Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis dan buah asam
gelugur terbukti secara in vitro memiliki aktivitas antihiperurisemia. Pada pengujian
ekstrak etanol akar pakis tangkur digunakan dosis 125, 250, dan 500 mg/kg yang telah
teruji efektif dapat menurunkan kadar asam urat darah secara bermakna mulai jam ke-
2 hingga jam ke-5. Penurunan sintesis asam urat dari purin oleh alopurinol sudah
diketahui melalui penghambatan enzim xantin oksidase, yang mana xantin oksidase
dapat mengoksidasi senyawa alopurinol menjadi aloksantin dan aloksantin secara
berturutturut dapat menghambat pembentukan xantin dari hipoksantin dan
pembentukan asam urat dari xantin. Penurunan kadar asam urat tertinggi dicapai oleh
ekstrak 500 mg/kg (49,6%) pada jam kedua setelah pemberian sediaan uji, diikuti oleh
ekstrak 250 mg/kg (48,7%)
Kemudian pada pengujian ekstrak etanol rimpang tunjuk langit memberikan
efek sebesar 6,67% - 53,72% sedangkan kelompok alopurinol memberikan efek
penurunan sebesar 17,32% - 58,54%. Besarnya efek penurunan kadar asam urat yang
dihasilkan oleh ekstrak dosis 160 mg/kgBB hampir sama dengan efek yang dihasilkan
oleh alopurinol dosis 40 mg/kg BB atau efek kedua kelompok ini tidak berbeda nyata.
Selanjutnya pada pengujian ekstrak etanol daun kepel memberikan efek penurunan
kadar asam urat sebesar 60,86% hingga 78, 33 % 12. Hasil ini menunjukkan bahwa
ekstrak etanol akar pakis tangkur, rimpang tunjuk langit dan daun kepel terbukti
secara in vivo efektif dalam menurunkan kadar asam urat darah sehingga juga dapat
digunakan sebagai agent antihiperurisemia
Senyawa metabolit aktif yang berperan dalam menurunkan kadar asam urat
darah pada kelima tanaman tersebut diduga merupakan senyawa flavonoid yang
bersifat antioksidan dan dapat menekan enzim xantin oksidase sehingga hipoksantiin
danxantin dieksresikan lebih banyak dalam urin dan pembentukan asam urat dapat
dihambat sehingga kadarnya dalam darah dan urin menurun (Ulya, 2015).
3. Tanaman salam (Syzygium polyanthum Wight)
Tanaman salam mengandung tanin, flavonoid, saponin, triterpen, polifenol, alkaloid,
dan minyak atsiri. Berdasarkan penelitian terdahulu, decocta (sari-sari dalam air yang
dibuat dari bahan-bahan alam yang direbus pada suhu 90 0C sampai 98 0C dengan
lamanya penyarian 30 menit) daun salam pada dosis 1,25 g/kg BB, infusa daun salam
pada dosis 5,0 g/kg BB, dan ekstrak etanol daun salam pada dosis 420 mg/kg BB
mampu menurunkan kadar asam urat dalam serum darah yang hasilnya setara dengan
allopurinol dosis 10 mg/kg BB. Kandungan flavonoid pada daun salam juga
mempunyai aktifitas sebagai antioksidan yang dapat menghambat kerja enzim xantin
oksidase sehingga pembentukan asam urat terhambat (Ningthiyas dan ramadhian,
2016).

You might also like