You are on page 1of 10

Jurnal Agroteknologi. Vol 3 No.

2, Februari 2013:1-10

OPTIMALISASI PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN VITAMIN C KAILAN (Brassica


alboglabra L.) MENGGUNAKAN BOKASHI SERTA EKSTRAK TANAMAN
TERFERMENTASI

(Optimalization on Growth and Vitamin C Content of Brassica alboglabra L.


by Using Bokashi and Fermented Plant Extract)

AULIA RANI ANNISAVA


Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Kampus Raja Ali Haji Jl. H.R. Soebrantas Km 16 Pekanbaru PO Box 1004, Pekanbaru 28293
Telp.: +62-761-562051, Fax: +62-761-562052,
E-mail: aulia_dda@yahoo.com.

ABSTRACT

The natural biocontroller such as bokashi and fermented plant extract (FPE) from some plants
are the alternatives to substitute fertilizer and pesticide. This biocontroller is really needed in
application of sustainable agricultural system. On the other hand, it can produce nutritious food.This
research was done in Bokashi Experimental Garden-EM and Biochemist Laboratory FMIPA UNRI
Pekanbaru. The method used in this research was randomized complete design, with 7 treatments of
giving bokashi and FPE (bokashi + fermented Annona muricataL. extract, bokashi + fermented
Andropogon nardus L. extract, bokashi + fermented Ageratum conyzoidesL. extract, bokashi +
fermented Ricinus communis. extract, bokashi + fermented of mixing (Annona muricata., Andropogon
nardus., Ageratum conyzoides. and Ricinus communis. extract), bokashi without FPE and without
giving bokashi or FPE. Each treatment was replicated for three times and every plot consists of 32
plants. The analysis of data was continued with DNMRT 5 %.The results shows that the giving of
bokashi and fermented Annona muricata. extract has better influences compared other treatments. It
can improve the height of plant, the leaves content, wet weight of plant and increase the vitamin C
content. It is also able to minimize the attacks of the phatogen on Brassica alboglabras leaves.

Keywords: bokashi, FPE, optimalization, growth, vitamin C, Brassica alboglabra

PENDAHULUAN memerlukan antioksidan untuk mencegah


serangan radikal bebas yang mengakibatkan
Kailan merupakan salah satu sayuran terjadinya penyakit degeneratif (Kosasih et al.,
dari famili Cruciferae yang bermanfaat bagi 2006 cit. Zuhra et al., 2008). Penyakit
kesehatan manusia karena dapat membantu degeneratif ini dapat diatasi dengan
pencernaan, menetralkan zat asam dan mengkonsumsi bahan pangan mengandung
mencegah penyakit sariawan (Arief, 1990). antioksidan. Antioksidan alami lebih diminati
Kailan mengandung Vitamin A 7540 IU, Vitamin karena mempunyai tingkat keamanan yang
C 115 mg, Ca 62 mg dan Fe 2,2 mg per 100 lebih baik. Sumber-sumber antioksidan alami
gram bobot segar yang dikonsumsi adalah rempah-rempah, teh, coklat, biji-bijian,
(Siemonsma dan Piluek, 1994 cit. Irianto, serealia, protein, enzim, sayur-sayuran dan
2008). Produksi kailan sangat tergantung pada buah-buahan, terutama yang diproduksi secara
penggunaan pupuk dan pestisida. Menurut Las organik (Sarastani et al., 2002 cit. Zuhra et al.,
et al. (2006), penggunaan pupuk dan pestisida 2008).
yang tidak bijaksana menimbulkan dampak Pertanian organik menggunakan
yang memprihatinkan, diantaranya pemicu biokontrol alami, yaitu bokashi dan Ekstrak
penurunan produktivitas lahan, baik secara Tanaman Terfermentasi (ETT) merupakan
fisik, kimia, biologi maupun ekonomi. Proses alternatif pengganti pupuk dan pestisida.
budidaya secara konvensional dalam jangka Pengujian penggunaan mikroorganisme
waktu yang lama dapat menyebabkan menguntungkan dan ETT telah mampu
pencemaran tanah, air dan udara. mengurangi permasalahan ini (Wood et al.,
Residu pestisida juga dapat 1997). ETT merupakan hasil fermentasi
terakumulasi di dalam jaringan tanaman, tumbuhan dengan menggunakan larutan gula
dan larutan effective microorganisms (EM).
sehingga konsumen yang mengkonsumsi
Ekstrak ini mengandung asam-asam organik
tanaman tersebut dapat mengidap penyakit
dan zat-zat bioaktif yang bermanfaat bagi
degeneratif. Oleh sebab itu tubuh kita

1
Optimalisasi Pertumbuhan dan Kandungan Vitamin C Kailan (Annisava)

tanaman (Pedoman Penggunaan EM, 2002). sirsak, jarak, Amilum 1%, larutan standar Iodin
Tumbuhan serai, babadotan, daun sirsak dan 0,01 N, H2SO4 8 N, KMnO4 0,10 N, KI 2%,
jarak digunakan sebagai ETT. Tumbuhan Na2S2O3 0,10 N dan sampel kailan dari masing-
tersebut memiliki bahan aktif yang dapat masing perlakuan. Alat-alat yang digunakan
mengendalikan organisme pengganggu adalah handtractor, cangkul, tali, garu, meteran,
tanaman (OPT), berkhasiat obat, mudah gembor, botol plastik ukuran 1,50 liter, terpal,
didapat dan aman bagi lingkungan (Kardinan, alat tulis, gelas plastik, spektrofotometer
2001). Penyiraman ETT sidaguri dengan spektronic 20D (Milton Roy Co), sentrifuse
konsentrasi 2,50 ml/liter air atau 1:400 dan MLW. T52. 1 (Milton Roy Co), vortex mixer
frekuensi penyiraman 3 hari sekali memberikan model G-560, hotplate, blender dan alat-alat
hasil terbaik untuk tinggi tanaman dan lebar yang biasa digunakan di laboratorium biokimia
daun tanaman sawi (Annisava dan Jose, 2003). sesuai prosedur kerja.
Bokashi merupakan bahan organik Penelitian ini dilaksanakan secara
yang mengandung beranekaragam mikroba, eksperimen, menggunakan rancangan acak
bila ekologi seimbang dapat bekerja secara lengkap (RAL) dengan 7 taraf perlakuan yaitu;
sinergis, sehingga membantu pertumbuhan 1. Bokashi + ETT daun sirsak, 2. Bokashi +
tanaman. Proses regenerasi bisa dikatalis ETT jarak, 3. Bokashi + ETT serai, 4. Bokashi +
dengan menggunakan inokulasi ETT babadotan, 5. Bokashi + ETT campuran
mikroorganisme menguntungkan yang (daun sirsak, jarak, serai, babadotan), Bokashi
diaplikasikan secara bersama-sama dengan tanpa ETT dan 7. Kontrol (Tanpa bokashi dan
bahan organik, sehingga menambah ETT). Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga
keanekaragaman mikroba. Peningkatan kali, sehingga diperoleh 21 plot unit percobaan.
keanekaragaman mikroba ini mempunyai 3 Plot berukuran 1 m x 2 m dan masing-masing
(tiga) pengaruh utama, yakni: menekan plot terdapat 32 tanaman (jarak tanam 25 x 25
serangan patogen, meningkatkan ketersediaan cm). Sampel diambil secara acak sebanyak 4
unsur hara bagi tanaman dan antioksidan tanaman per unit percobaan. Data yang
(Pedoman Penggunaan EM, 2002). diperoleh dianalisis secara statistik dan
Pemanfaatan bokashi dan ETT efektif dilanjutkan dengan Uji Jarak Duncan (UJD)
dalam menghasilkan sayuran yang berkualitas, pada taraf 5%.
sehat, bebas pestisida, cukup bagi konsumen Bokashi dibuat dengan mencampurkan
dan memiliki kandungan antioksidan tinggi. pupuk kandang dan bahan organik (dedak,
Antioksidan yang tinggi dapat mencegah sekam padi, serbuk gergaji) 1:1. Campuran
terjadinya reaksi oksidasi radikal bebas dalam EM-4 aktif (1:100) dituangkan secara merata ke
oksidasi lipid (Trilaksani, 2004, komunikasi dalam adonan dan diaduk rata hingga kadar air
pribadi). Hasil penelitian Wettasinghe et al. berkisar antara 30-40%. Tambahkan lagi dedak
(2002) menunjukkan bahwa, ekstrak sayuran padi secukupnya ke atas adonan. Adonan
menghambat pencucian -karoten, dimana yang telah siap diletakkan di atas terpal, tutup
ekstrak kailan dan akar lobak merah rapat, hindari dari cahaya matahari dan hujan
memperlihatkan pengaruh perlindungan yang secara langsung. Fermentasi berlangsung
paling kuat (kailan~akar lobak merah> ditandai dengan naiknya suhu, pertahankan
o
jagung~kacang hijau> bawang putih). Sayuran suhu sekitar 40-45 C. Fermentasi berlangsung
yang termasuk ke dalam famili Cruciferae, selama 5-7 hari dan pupuk bokashi siap
terutama genus Brassica adalah sayuran yang digunakan bila mengeluarkan aroma yang khas
merupakan sumber antioksidan. Adapun tujuan (aroma tapai).
penelitian ini adalah untuk mendapatkan ETT dibuat dengan menimbang
kombinasi perlakuan bokashi serta ETT yang masing-masing bahan tumbuhan sebanyak 250
terbaik pengaruhnya terhadap pertumbuhan gram, begitu juga ETT campuran (daun sirsak,
dan peningkatan kandungan vitamin C kailan. serai, jarak dan babadotan) masing-masing
ditimbang sebanyak 62,50 gram, sehingga
BAHAN DAN METODE seluruhnya berjumlah 250 gram. Kemudian
bahan tumbuhan tersebut dicuci bersih,
Penelitian ini dilaksanakan di Kebun dikeringanginkan, lalu dirajang halus. Masing-
Percobaan Bokashi-EM dan di Laboratorium masing bahan yang telah dirajang halus
Biokimia FMIPA UNRI, Jalan Binawidya, dimasukkan ke dalam botol plastik berukuran
Kelurahan Simpang Baru, Panam, Pekanbaru. 1,50 liter. Air ditambahkan sebanyak 1 liter ke
Bahan yang digunakan adalah benih dalam masing-masing botol. Larutan gula
kailan varietas Nova, EM-4, bokashi, larutan merah dan EM-4 masing-masing dimasukkan
gula merah, tumbuhan babadotan, serai, daun sebanyak 50 ml (5% dari jumlah air), diaduk

2
Jurnal Agroteknologi. Vol 3 No. 2, Februari 2013:1-10

rata dan tutup rapat (suasana anaerob). Gas ETT yang diberikan adalah 2,50 ml/liter air
yang terbentuk selama fermentasi dikeluarkan dengan frekuensi penyiraman 3 hari sekali
secara berkala (2 hari sekali atau sesuai (Annisava dan Jose, 2003). Penyiraman ETT
keadaan gas) selama 10-15 hari (gas tidak diberikan sebanyak 4 liter/plot sampai tanaman
terbentuk lagi). ETT dapat disiramkan ke berumur 10 hari di lapangan dan 8 liter/plot
tanaman dengan konsentrasi 2,50 ml/liter air, untuk penyiraman berikutnya hingga memasuki
sesuai masing-masing perlakuan. masa panen. Dosis ini diambil berdasarkan
Pupuk bokashi diberikan sebanyak 1 kalibrasi yang telah penulis lakukan
kg/plot yang dibagi ke dalam 2 tahap sebelumnya agar ETT dapat membasahi
pemberian. Pemberian pertama diberikan
seluruh tanaman dan plot. ETT disiramkan ke
sebanyak 500 g/plot (2,50 ton/ha) sebagai
tanaman dan plot pada pagi hari antara pukul
pupuk dasar dengan cara disebar pada saat
07.00-08.00 WIB.
pembuatan plot (seminggu sebelum tanam).
Penyiangan dilakukan sebanyak 2 kali.
Pemberian kedua diberikan 3 hari sebelum
tanam sebanyak 500 g/plot (2,50 ton/ha) Penyiangan pertama dilakukan 10 hari setelah
dengan cara disebar. Pemberian pupuk bokashi tanam (HST) dan penyiangan kedua 25 HST
tahap kedua ini bertujuan untuk menambah dengan menggunakan cangkul kecil.
ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Penggemburan tanah juga dilakukan pada saat
Penyemaian benih dilakukan dengan penyiangan. Pengendalian OPT dilakukan
terlebih dahulu merendam benih ke dalam dengan cara preventif. Cara preventif dilakukan
larutan EM-4 aktif : air dengan perbandingan dengan menjaga sanitasi lingkungan tanam,
1:1.000 (1 ml EM-4 aktif dalam 1.000 ml air) baik dari gulma maupun dari bahan lain yang
selama 15 menit dan dikeringanginkan. dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
Perendaman ini bertujuan untuk menginokulasi Pemanenan dilakukan setelah tanaman
benih dengan EM dan juga untuk mempercepat berumur 32 hari di lapangan, dengan ciri daun
perkecambahan. Benih disemaikan pada berukuran lebih kecil mulai muncul pada bagian
bedengan berukuran 1 m x 2 m yang telah atas tanaman. Parameter yang diamati adalah:
diberi pupuk bokashi sebanyak 500 gram. tinggi tanaman (cm), jumlah daun pertanaman
Naungan dari polynet diberikan pada tempat (helai), jumlah daun per tanaman yang
persemaian untuk mengurangi efek air hujan terserang OPT (helai), bobot segar tanaman (g)
dan panas matahari. Persemaian berlangsung dan kandungan vitamin C (mg/100 g).
selama 21 hari (4 helai daun). Penanaman
Pengamatan seluruh parameter dilakukan pada
dilakukan pada sore hari dengan jarak tananam
saat panen dan setelah panen.
25 cm x 25 cm sedalam leher akar, kemudian
Penentuan kandungan vitamin C
tanah di sekitar perakaran dipadatkan.
dilakukan segera setelah kailan dipanen (sayur
Pemasangan label dilakukan secara acak untuk
tiap plot sesuai perlakuan. masih segar, berwarna hijau). Sayur dipotong-
Penyulaman dilakukan terhadap potong (20 g) dan diblender hingga membentuk
tanaman kailan yang mati atau tidak memenuhi homogenat. Homogenat dimasukkan ke dalam
syarat pertumbuhan setelah dipindahkan ke labu takar 100 ml dan ditambah aquades
lapangan. Bibit untuk menyulam berasal dari hingga tanda batas, lalu disentrifuse selama 20
tempat persemaian dan umur yang sama menit pada 5.000 rpm. Larutan sebanyak 5 ml
dengan bibit yang sudah dipindahkan ke yang telah disentrifuse ditambahkan dengan 2
lapangan. Penyulamandilakukan 3 hari setelah ml larutan Amilum 1%, lalu dititrasi dengan 0,01
tanam sampai tanaman berumur 7 hari di N standar Yodium. Yodium 1 ml sama dengan
lapangan. 0,88 mg vitamin C (Soedarmadji et al., 1997).
Penyiraman ETT mulai dilakukan3 hari
setelah tanam sesuai perlakuan. Konsentrasi

3
Optimalisasi Pertumbuhan dan Kandungan Vitamin C Kailan (Annisava)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Jumlah Daun, Bobot Segar Tanaman dan Tinggi Tanaman Kailan yang Ditanam dengan Pemberian
Bokashi dan Penyiraman Berbagai Jenis ETT
Bokashi (B) + Ekstrak Tanaman Jumlah Daun per Bobot Segar Tanaman Tinggi Tanaman
Terfermentasi (E) Tanaman (helai) (g) (cm)
a a a
B + E Daun Sirsak 8,58 355,77 27,20
ab a b
B + E Jarak 8,42 337,34 26,63
ab b c
B + E Serai 8,33 256,82 25,98
ab bc d
B + E Babadotan 8,25 223,55 25,44
bc cd e
B + E Campuran 8,08 205,51 24,89
c d f
B + Tanpa E 7,83 184,04 23,25
d e g
Kontrol (Tanpa B + Tanpa E) 7,42 54,04 21,31
Angka-angka pada setiap baris yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berarti tidak berbeda nyata menurut UJD pada taraf 5%.

Tabel 2. Jumlah Daun Terserang OPT dan Kadar Vitamin C Kailan yang Ditanam dengan pemberian Bokashi
dan Penyiraman Berbagai Jenis ETT
Bokashi (B) + Ekstrak Tanaman
Jumlah Daun Terserang OPT Kadar Vitamin C (mg/100 g)
Terfermentasi (E)
a a
B + E Daun Sirsak 0,08 291,28
ab b
B + E Jarak 0,25 275,73
ab b
B + E Serai 0,33 268,40
ab c
B + E Babadotan 0,42 210,32
b d
B + E Campuran 0,58 182,75
c e
B + Tanpa E 1,42 123,20
d f
Kontrol (Tanpa B + Tanpa E) 2,25 49,87
Angka-angka pada setiap baris yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berati tidak berbeda nyata menurut UJD pada taraf 5%.

Tabel 3. Bobot Segar Tanaman/Jumlah Daun, Bobot Segar Tanaman/Tinggi Tanaman, dan Jumlah Daun/Tinggi
Tanaman Kailan yang Ditanam dengan Pemberian Bokashi dan Penyiraman Berbagai Jenis ETT
Bokashi (B) + Bobot Segar Bobot Segar Jumlah Daun/
Ekstrak Tanaman Tanaman/Jumlah Daun Tanaman/Tinggi Tinggi Tanaman
Terfermentasi (E) (g/helai) Tanaman (g/cm) (helai/cm)
B + E Daun Sirsak 41,47 13,08 0,31
B + E Jarak 40,06 12,57 0,31
B + E Serai 30,83 9,89 0,32
B + E Babadotan 27,10 8,89 0,32
B + E Campuran 25,43 8,26 0,32
B + Tanpa E 23,50 7,92 0,34
Kontrol (Tanpa B + Tanpa E) 7,80 2,54 0,35

Gambar 1. Nisbah bobot segar tanaman per jumlah Gambar 2. Korelasi bobot segar tanaman dengan
daun tanaman Kalian. jumlah daun tanaman Kalian.

Plot yang diberi bokashi disertai Seluruh parameter pertumbuhan dan


dengan penyiraman ETT memberikan hasil kandungan vitamin C Kalian yang diamati,
yang lebih baik dibandingkan dengan plot yang dapat dikatakan bahwa perlakuan bokashi +
hanya diberi perlakuan bokashi saja. Hal ini ekstrak daun sirsak terfermentasi memberikan
diduga karena kandungan kimia yang dimiliki hasil terbaik, meskipun terdapat perbedaan
oleh ETT tersebut turut memberikan kontribusi yang tidak nyata dengan perlakuan bokashi +
bagi pertumbuhan Kailan. ETT lainnya pada beberapa parameter
pertumbuhan yang diamati. Perlakuan bokashi
+ ETT secara tunggal memberikan hasil yang

4
Jurnal Agroteknologi. Vol 3 No. 2, Februari 2013:1-10

lebih baik dibandingkan dengan perlakuan sederhana, sehingga mudah diserap tanaman.
bokashi + ekstrak campuran tanaman. Hal ini Hasil fermentasi ini, diduga daun sirsak
diduga karena terjadinya reaksi kimia yang menghasilkan senyawa-senyawa bioaktif,
bersifat antagonis dengan pencampuran seperti hormon dan enzim yang paling sesuai
tumbuhan tersebut, sehingga akan mengurangi
dalam merangsang pertumbuhan kailan, salah
pengaruh baik dari kandungan kimia masing-
masing tumbuhan tersebut. satunya adalah memacu pertambahan tinggi
Pada Tabel 1 terlihat bahwa tanaman tanaman. Senyawa-senyawa bioaktif ini akan
tertinggi diperoleh pada perlakuan bokashi + memacu peningkatan sintesis nitrogen yang
ekstrak daun sirsak terfermentasi dan berbeda bermanfaat bagi tanaman (Hirsch dan Efans,
nyata terhadap seluruh perlakuan lainnya. Hal 2005).
ini diduga karena terjadinya sinergisme yang Hakim et al. (1986) menjelaskan bahwa
baik antara bokashi denganekstrak daun sirsak nitrogen diperlukan untuk memproduksi protein
terfermentasi. dan bahan-bahan lainnya dalam proses
pembentukan sel-sel serta berperan dalam
pembentukan klorofil. Cukup tersedianya
klorofil di daun akan menyebabkan daun
mampu menyerap cahaya matahari, sehingga
terjadi proses fotosintesis. Proses ini
menghasilkan energi yang diperlukan oleh sel-
sel untuk melakukan aktivitas, seperti
pembelahan dan pembesaran sel. Sarief (1985)
menambahkan bahwa proses pembelahan sel
akan berjalan cepat seiring dengan
ketersediaan nitrogen yang cukup. Nitrogen
mempunyai peranan penting untuk merangsang
Gambar 3. Korelasi jumlah daun dengan tinggi pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya
tanaman Kalian. pertumbuhan batang yang akan memacu
pertumbuhan tinggi tanaman.
Mikroba mengasimilasi nitrogen dan
nitrat yang diperlukan untuk biosintesis protein,
asam-asam nukleat dan komponen nitrogen
-
lainnya. Nitrat (NO3 ) yang diserap akan
direduksi menjadi NH3 dan dengan bantuan
enzim glutamat dehidrogenase akan dihasilkan
asam glutamat. Asam glutamat merupakan
asam amino yang berperan penting dalam
pembentukan asam-asam amino lainnya
(Timotius, 1981). Asam-asam amino ini
dibutuhkan oleh tanaman dalam proses
hidupnya.
Hasil pengamatan terhadap jumlah
Gambar 4. Korelasi jumlah daun yang terserang OPT
dengan kandungan Vitamin C. daun menunjukkan bahwa tinggi tanaman
berkorelasi positif terhadap pertambahan
Penambahan bahan organik yang telah jumlah daun (Tabel 1). Semakin tinggi tanaman
difermentasi dengan EM ke tanah dan akibat suatu perlakuan, semakin banyak pula
diaplikasikan secara bersama-sama dengan jumlah daun yang terbentuk (Gambar 3).
penyiraman ETT akan meningkatkan
Nisbah jumlah daun per tinggi tanaman (Tabel
ketersediaan unsur hara dan senyawa-senyawa
bioaktif yang bermanfaat bagi tanaman (Higa, 3) member indikasi bahwa setiap cm tinggi
1996). tanaman tidak tergantung perlakuan akan
Setiap tanaman mengandung senyawa membentuk 0,31-0,35 helai daun. Jumlah daun
kimia yang berbeda-beda, seperti daun sirsak terbanyak diperoleh pada perlakuan bokashi +
mengandung acetogenin, jarak mengandung ekstrak daun sirsak terfermentasi dan berbeda
ricin, serai mengandung sitronella dan tidak nyata dengan perlakuan bokashi + ekstrak
babadotan mengandung alkaloid, flavonoid dan tanaman lainnya secara tunggal (bokashi +
lain-lain (Kardinan, 2001). Fermentasi dengan ekstrak jarak terfermentasi, bokashi + ekstrak
EM akan merombak senyawa-senyawa ini serai terfermentasi, serta bokashi + ekstrak
menjadi senyawa bioaktif yang lebih babadotan terfermentasi). Hal ini diduga karena

5
Optimalisasi Pertumbuhan dan Kandungan Vitamin C Kailan (Annisava)

tersedianya unsur hara dan senyawa-senyawa Nisbah bobot segar tanaman per
bioaktif, seperti hormon, enzim dan asam jumlah daun dapat digunakan sebagai indikator
amino yang dihasilkan mikroorganisme melalui kemampuan fotosintesis. Fotosintesis adalah
perombakan bahan organik. Penyiraman ETT kemampuan tanaman mereduksi CO2 untuk
diduga dapat memberikan kontribusi terhadap menghasilkan karbohidrat per satuan luas daun
peningkatan pertumbuhan kailan. ETT berasal per satuan waktu. Bobot segar tanaman terdiri
dari bagian tanaman yang mengandung unsur dari bahan kering hasil fotosintesis, mineral dan
hara dan metabolit sekunder yang berasal dari air, sedangkan jumlah daun digunakan untuk
hasil metabolisme tanaman selama proses menggantikan luas daun. Dari nilai dalam Tabel
hidupnya. Bagian tanaman yang digunakan 2 dapat diketahui bahwa pemberian bokashi
sebagai ETT telah mengalami proses dapat meningkatkan kemampuan tanaman
fermentasi. dalam melakukan fotosintesis yang tercermin
Menurut Winarno dan Fardiaz (1993), dari bobot segarnya.Pemberian ETT lebih
fermentasi adalah suatu reaksi oksidasi-reduksi meningkatkan fotosintesis dan pemberian ETT
di dalam sistem biologi yang menghasilkan daun sirsak memberikan peningkatan paling
energi, dimana sebagai donor dan aseptor tinggi dibanding dengan perlakuan lainnya.
elektron digunakan senyawa organik. Senyawa Terdapat korelasi linear positif antara bobot
organik yang biasa digunakan adalah segar tanaman dengan kemampuan tanaman
karbohidrat dalam bentuk glukosa. Senyawa melakukan fotosintesis (Gambar 1).
tersebut akan diubah oleh reaksi reduksi
Faktor kunci peningkatan produksi
dengan katalis enzim menjadi bentuk lain,
adalah ketersediaan bahan organik yang
misalnya aldehid. Sel-sel yang melakukan
fermentasi mempunyai enzim-enzim yang akan dikembangkan dengan menggunakan sinar
mengubah hasil dari reaksi oksidasi (dalam hal matahari dan mikroba yang efisien untuk
ini adalah asam), menjadi suatu senyawa yang menguraikan bahan organik tersebut. Bahan
bersifat lebih positif, sehingga dapat organik yang cukup akan membantu bakteri
menangkap elektron atau bertindak sebagai fotosintetik dan ganggang untuk menggunakan
aseptor elektron terakhir dan menghasilkan panjang gelombang antara 700-1200 nm.
energi. Mikroorganisme peragian juga dapat
Kapasitas mikroba untuk mengoksidasi menguraikan bahan organik dan membebaskan
tergantung dari jumlah aseptor terakhir yang senyawa-senyawa kompleks seperti asam
dapat dipakai di dalam proses fermentasi amino (Pedoman Penggunaan EM, 2002).
(Winarno dan Fardiaz, 1993). Peranan mikroba Mikroorganisme menguntungkan yang
di alam sebagai dekomposer atau pengurai diaplikasikan ke tanah dan tanaman dalam
bagan-bahan organik sisa tumbuhan dan bentuk bokashi + ETT menghasilkan kondisi
hewan memang tidak dapat diabaikan. Mikroba yang baik karena ada kemungkinan terjadinya
ini akan menguraikan bahan organik menjadi sinergi yang baik dalam meningkatkan
lebih sederhana, sehingga dapat diserap oleh kesuburan tanah. Kondisi yang demikian
mengakibatkan tanaman lebih optimal dalam
tumbuhan yang berfungsi sebagai produsen di
menyerap unsur hara. Tanaman yang tumbuh
alam (Sutedjo et al., 1991).
optimal (tanaman tumbuh tinggi dan helaian
Menurut Lingga (1992), batang daunnya banyak) akan berpengaruh terhadap
tanaman yang menghasilkan daun pada bobot segar tanaman. Tabel 2 menunjukkan
umumnya memiliki struktur reproduksi yang bahwa bobotsegar tanaman tertinggi diperoleh
tegak lurus. Terjadinya pertambahan tinggi dari perlakuan bokashi + ekstrak daun sirsak
tanaman disebabkan karena adanya peristiwa terfermentasi yang berbeda tidak nyata dengan
pembelahan dan pemanjangan sel yang perlakuan bokashi + ekstrak jarak
didominasi pada pucuk tanaman. Pertambahan terfermentasi.
tinggi tanaman berhubungan erat dengan Bobot segar tanaman mempunyai
hubungan dengan jumlah daun yang dapat
penambahan jumlah daun, dimana
dibentuk (Gambar 2). Meskipun jumlah daun
pertambahan tinggi tanaman akan diikuti oleh
yang dibentuk tanaman dipengaruhi oleh
pertambahan buku-buku batang yang perlakuan, namun secara teknis perbedaannya
merupakan tempat kedudukan daun tanaman. kecil, hanya satu helai antara tanaman dengan
Proses ini memerlukan sintesis protein yang jumlah daun terbanyak dengan yang paling
diperoleh tanaman dari lingkungan, terutama sedikit (Tabel 1).Nisbah bobot segar tanaman
bahan organik di dalam tanah. per tinggi tanaman merupakan indikator
kekekaran tanaman (Tabel 3). Peningkatan

6
Jurnal Agroteknologi. Vol 3 No. 2, Februari 2013:1-10

bobot basah kailan merupakan total dari Perbedaan aroma dan senyawa-
pertumbuhan bagian-bagian tanaman kailan itu senyawa yang dikandung setiap tanaman
sendiri, semakin baik pertumbuhan batang dan sumber ETT menunjukkan respon berbeda
daun akan meningkatkan bobotsegarnya yang terhadap kemampuan organisme pengganggu
selanjutnya akan meningkatkan tanaman (OPT) dalam merusak tanaman.
poduksi.Pemberian bokashi tanpa ETT Adapun peranan yang spesifik dari masing-
memberikan hasil yang lebih baik dan berbeda masing sumber ETT akan dijabarkan dalam
nyata dengan kontrol. Hal ini disebabkan uraian berikut.
karena pemberian bokashi sebagai pupuk Thomas (1992), menyatakan bahwa
organik dapat meningkatkan pertumbuhan adanya aroma khas yang menyengat dari
daun, batang dan bunga, meningkatkan daya ekstrak tanaman yang digunakan
serap akar dalam penyerapan nutrisi atau hara menyebabkan hama tidak mau mendekat.
mineral dalam tanah (Pedoman Penggunaan Senyawa-senyawa yang bersifat bioaktif dari
EM, 2002). kelompok tanaman Annonaceae dikenal
Salah satu standar mutu ekspor yang dengan nama acetogenin. Menurut Hermawan
ditetapkan pihak importir adalah sayur tidak dan Laksono (2013), fenol merupakan salah
berlobang atau rusak (Dinas Tanaman Pangan satu gugus dari acetogenin yang sering
Provinsi Riau, 2002). Kerusakan daun terendah digunakan sebagai antiseptik dan
diperoleh pada plot yang diberi perlakuan antibakteria.Senyawa tersebut beracun bagi
bokashi + ekstrak daun sirsak terfermentasi organisme pengganggu, namun tidak
dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan berbahaya bagi manusia dan lingkungan (Dinas
bokashi + ETT lainnya secara tunggal (Tabel Perkebunan Jawa Tengah, 2003 cit.
2). Hal ini berkemungkinan terjadi karena Pangaribuan et al., 2012).Kardinan (2001) juga
adanya sinergi yang baik antara bokashi yang menambahkan bahwa daun dan biji sirsak
diberikan dengan kandungan kimia yang dimiliki berperan sebagai insektisida, larvasida,
oleh setiap tumbuhan yang dijadikan ekstrak repellent (penolak serangga) dan antifeedant
tanaman terfermentasi. Tersedianya unsur hara (penghambat makan) dengan cara kerja
sertasenyawa-senyawa bioaktif yang dihasilkan sebagai racun kontak dan racun perut. Ekstrak
EM akan meningkatkan kekebalan tanaman, daun sirsak juga dapat dimanfaatkan untuk
sehingga kailan lebih tahan terhadap serangan menanggulangi hama belalang dan hama-hama
patogen. Wood et al. (1997) mengemukakan lainnya.
bahwa mikroorganisme yang menguntungkan Menurut Sinaga (2002), ricin dikenal
akan menghasilkan metabolit yang mampu sebagai bahan aktif dari tumbuhan jarak
membantu mengkatalis energi di ekosistem, (Ricinus communis L.). Rusdi (1988) cit. Syahril
sehingga menjadikan lingkungan lebih sesuai (1992) menyatakan bahwa senyawa ricin dapat
bagi tanaman. Lingkungan yang lebih sesuai membunuh larva karena bersifat racun yang
membuat pertumbuhan tanaman menjadi lebih akan mempengaruhi sistem syaraf pusat
baik, resisten terhadap patogen, kurang disukai nematoda, sehingga fungsi organ tubuhnya
serangga, sehingga dapat memperpanjang tidak berjalan secara normal. Sifat alkaloid akan
umur tanaman. menghambat transfer elektron antara
Jamur fermentasi seperti Aspergilus flavoprotein dan co-enzym-Q, sehingga
dan Penicilium yang terdapat di dalam EM aktivitas respirasinya akan menurun,
mampu menguraikan bahan organik secara pergerakan tidak terkoordinasi yang akhirnya
cepat untuk menghasilkan alkohol, ester, menyebabkan kelumpuhan.
senyawa-senyawa bioaktif dan zat-zat Serai mengandung minyak atsiri yang
antipatogen. Zat-zat tersebut dapat terdiri dari senyawa sitral, sitronela, geraniol,
mengeluarkan bau yang spesifik, sehingga mirsena, nerol, farnesol, methil heptenon dan
mencegah serangga atau hama yang dipentana (Kardinan, 2001). Kandungan yang
merugikan dan pada akhirnya akan paling banyak adalah senyawa sitronela, yaitu
menghasilkan daun tanaman yang bebas dari sebesar 35% dan geraniol sebesar 35-40%.
kerusakan. Di samping itu, bakteri asam laktat Senyawa sitronela bersifat sebagai racun
mempunyai kemampuan untuk menekan kontak yang mengakibatkan kematian pada
Fusarium, suatu organisme yang menimbulkan serangga karena kehilangan cairan terus-
penyakit pada lahan-lahan yang terus-menerus menerus (Abdillah, 2004).
ditanami. Mikroorganisme yang merugikan Kardinan (2001) menyatakan bahwa
tersebut akan hilang secara berangsur-angsur babadotan dapat dijadikan sebagai pestisida
karena bakteri asam laktat dapat menekan nabati dengan cara dihaluskan dengan mixer
perkembangbiakan dan berfungsinya Fusarium atau ditumbuk secara manual, lalu dicampur
(Pedoman Penggunaan EM, 2002). dengan pelarut (air). Daun dan bunganya

7
Optimalisasi Pertumbuhan dan Kandungan Vitamin C Kailan (Annisava)

mengandung saponin, flavonoid, polifenol dan 2. Pemberian bokashi + ETT secara tunggal
minyak atsiri. Novizan (2002) menambahkan memberikan hasil yang lebih baik dalam
bahwa tepung tumbuhan ini jika dicampur meningkatkan pertumbuhan tanaman
dengan tepung terigu mampu menghambat kailan, kandungan vitamin C, serta mampu
pertumbuhan larva serangga menjadi pupa. menurunkan jumlah daun yang terserang
Pemberian ETT secara tunggal OPT.
menunjukkan kerusakan tanaman yang lebih 3. Pemberian bokashi + ETT daun sirsak
kecil dibandingkan dengan ETT yang memberikan pengaruh yang paling baik
bersumber dari campuran keempat tumbuhan dalam meningkatkan pertumbuhan
(daun sirsak, serai, jarak dan babadotan). Hal tanaman kailan, kandungan vitamin C,
ini diduga karena terjadinya reaksi kimia yang serta mampu mengurangi jumlah daun
bersifat antagonis dengan pencampuran yang terserang OPT. Namun, apabila
tumbuhan tersebut, sehingga akan mengurangi pemberiannya dalam bentuk ETT
pengaruh baik dari kandungan kimia masing- campuran, maka pengaruhnya justru
masing tumbuhan tersebut. menurun.
Perlakuan bokashi + ekstrak daun Saran:
sirsak terfermentasi menunjukkan kandungan 1. Budidaya kailan sebaiknya dilakukan
vitamin C tertinggi dan berbeda nyata dengan secara organik dengan menggunakan
perlakuan lainnya (Tabel 2). Vitamin C dapat bokashi + ETT.
berfungsi sebagai antioksidan. Terdapat 2. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk
korelasi negatif antara kandungan Vitamin C mengetahui senyawa lain yangbersifat
dengan jumlah daun yang terserang OPT. sebagai antioksidan dalam sayuran kailan.
Semakin tinggi kandungan vitamin C tanaman
akibat suatu perlakuan, maka semakin sedikit UCAPAN TERIMA KASIH
jumlah daun yang terinfeksi OPT (Gambar 4).
Hal ini diduga karena kandungan vitamin C Terima kasih penulis ucapkan kepada
yang terdapat pada tanaman akan membantu kepada BALITBANG Provinsi Riau sebagai
penyandang dana yang telah banyak
meningkatkan kekebalan tubuh tanaman
membantu dalam penelitian ini.
terhadap serangan OPT. Kandungan vitamin C
pada kailan yang diberi perlakuan bokashi +
DAFTAR PUSTAKA
ekstrak daun sirsak terfermentasi menunjukkan
peningkatan hampir 3 kali lipat (291,28 mg/100
Abdillah, A.C. 2004. Membasmi Aides aegepty
g) dibandingkan dengan kailan yang ditanam
dengan Ekstrak Serai. http://www.pikiran-
secara konvensional (100 mg/100 g). Hal ini rakyat.com/cetak/0304/07/hikmah/lainnya
diduga karena tidak terjadinya oksidasi .4.htm. Diakses Tanggal 27 November
sebagian vitamin C oleh pupuk dan pestisida 2004.
kimia. Pupuk, pestisida dan bahan kimia
pertanian lainnya merupakan senyawa radikal Annisava, A.R. dan C. Jose. 2003. Optimalisasi
bebas yang akan terus menerus melakukan pertumbuhan sawi (Brassica chinensis)
oksidasi untuk menstabilkan diri. Penggunaan menggunakan ekstrak tanaman kencur,
bahan kimia ini akan mengakibatkan terjadinya daun kelor, sidaguri dan mengkudu yang
reaksi tanaman untuk mempertahankan diri, difermentasi dengan EM. Dalam:
yakni dengan memberikan antioksidan yang Seminar Nasional Bioteknologi se-
dimilikinya, hingga senyawa radikal bebas Sumatera. Pekanbaru, 12-13 Desember
tersebut memperoleh pasangan dan menjadi 2003.
stabil. Jika kondisi ini berlangsung terus-
menerus dalam waktu yang lama, maka bukan Arief, A. 1990. Hortikultura. Andi Ofset. Jakarta.
tidak mungkin terjadinya penurunan kandungan
Dinas Tanaman Pangan Provinsi Riau. 2002.
antioksidan tanaman (Higa, 1998).
Teknologi Produksi Sayur Daun Lebar
(leafy vegetables) Dataran Rendah.
KESIMPULAN DAN SARAN
Pekanbaru.
Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G.
Kesimpulan:
Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha, G.B.
1. Pemberian bokashi dapat meningkatkan Hong, dan H.H. Bailey. 1986. Dasar-
pertumbuhan tanaman kailan, kandungan dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung.
vitamin C, serta menurunkan jumlah daun Lampung.
yang terserang OPT dibandingkan dengan
kontrol. Hermawan, G.P. dan H. Laksono. 2013.
Ekstraksi daun sirsak (Annona muricata

8
Jurnal Agroteknologi. Vol 3 No. 2, Februari 2013:1-10

L.) menggunakan pelarut etanol. Jurnal Sarief, E.S. 1985. Kesuburan dan Pemupukan
Teknologi Kimia dan Industri, 2(2):111- Tanah Pertanian. Pustaka Buana.
115. Bandung.

Higa, T. 1996. An Earth Saving Revolution. A Sinaga, E. 2002. Ricinus communis Linn. Pusat
Means To Resolve A Worlds Problem Penelitian dan Pengembangan
Trough Effective Microorganisms (EM). Tumbuhan Obat. http:/Iptek.apjii-
Sun Mark Publishing. Inc. Coorporation. or.id/artikel/ttg-tanaman-obat/unas/jarak.
Tokyo, Jepang.
Soedarmadji, S., B. Haryono dan Suhardi.
Higa, T. 1998. An Earth Saving Revolution II. 1997. Prosedur Analisis untuk Bahan
EM Amazing Applications To Agricultural, Pangan danPertanian. Liberty.
Environmental and Medical Problems. Yogyakarta.
Sun Mark Publishing. Inc. Coorporation.
Tokyo, Jepang. Sutedjo, M.M., Kartasapoetra dan A.G.
Sastroamodjo. 1991. Mikrobiologi Tanah.
Hirsch, J.B. dan D. Efans. 2005. Beyond PT. Rineka Cipta. Jakarta.
nutrition. The impact of food on gens. J.
Food Technology, 59(7):24-33. Syahril, R. 1992. Uji ekstrak jambu mete
(Anacardium occidentale L.) terhadap
Irianto. 2008. Pertumbuhan dan hasil kalian mortalitas Spodoptera litura F. Skripsi.
(Brassica alboglabra) pada berbagai Fakultas Pertanian. Universitas Andalas
dosis limbah cair sayuran. Jurnal Padang. (tidak dipublikasikan)
Agronomi, 12(1):50-53.
Thomas. 1992. Tanaman Obat Tradisional.
Kardinan, A. 2001.Pestisida Nabati: Ramuan Kanisius. Yogyakarta.
dan Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Timotius, K.H. 1981. Pengantar Mikrobiologi
Las, I., K. Subagyono dan A.P. Setiawan. 2006. Tanah. Salatiga.
Isu dan pengelolaan lingkungan dalam
revitalisasi pertanian. Jurnal Litbang Wettasinghe, M., B. Bolling, L. Phlak dan K.
Pertanian, 25(3):106-114. Parkin. 2002. Screening for Phase II
Enzyme-inducing and Antioxidant
Lingga, P. 1992. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Activities of Common Vegetables. J.
PT. Penebar Swadaya. Jakarta. Food Science, 67(7):2583-2588.

Novizan. 2002. Membuat dan Memanfaatkan Winarno dan S. Fardiaz. 1993. Biofermentasi
Pestisida Ramah Lingkungan. Agro dan Biosintesa Protein. Penerbit
Media Pustaka. Jakarta. Angkasa Bandung. Bandung.

Pangaribuan, M., T.A. Pribadi dan D.R. Wood, M.T., R. Miles dan P. Tahora. 1997. EM
Indriyanti. 2012. Uji ekstrak daun sirsak fermented plant extract and EM 5 for
terhadap mortalitas ektoparasit benih controlling pickleworm (Diaphinia
udang windu (Penaeus monodon). nitidalis) in organic cucumber. In:
th
Unnes Journal of Life Science, 1(1):22- Proceedings of 5 Intl. Conf. on Kyusei
28. Nature Farming. Bangkok, Thailand, 23-
26 Oktober 1997. p.207-208.
Pedoman Penggunaan EM. 2002. Pedoman
penggunaan EM bagi negara-negara Zuhra, C.F., J.B. Tarigan dan H. Sihotang.
Asia Pasific nature agriculture network 2008. Aktivitas antioksidan senyawa
(APNAN). Dalam: Pelatihan Pertanian flavonoid dari daun katuk (Sauropus
Organik Teknologi EM. Pekanbaru, 19-30 androgunus (L.) Merr.). Jurnal Biologi
November 2002. Sumatera,3(1):7-10.

9
Optimalisasi Pertumbuhan dan Kandungan Vitamin C Kailan (Annisava)

10

You might also like