You are on page 1of 39

MENTERI

PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

RAPAT KOORDINASI
NASIONAL KEPEGAWAIAN
REFORMASI BIROKRASI UNTUK MEMBANGUN BIROKRASI YANG MODERN

JAKARTA, 9 MEI 2017

1
KEMENTERIAN
PAN - RB

PERCEPATAN
PENINGKATAN PENINGKATAN
EFISIENSI BIROKRASI KUALITAS
PELAYANAN PUBLIK
REFORMASI BIROKRASI
PENERAPAN SISTEM
PEMERINTAHAN
BIROKRASI BIROKRASI BIROKRASI
BERBASIS
YANG BERSIH YANG EFEKTIF YANG MAMPU ELEKTRONIK (SPBE
DAN DAN EFISIEN MEMBERIKAN E-GOVERNMENT)
AKUNTABEL PELAYANAN
BERKUALITAS
PENATAAN
PENATAAN
SISTEM
KELEMBAGAAN
MANAJEMEN ASN

2
KEMENTERIAN
PAN - RB

PENINGKATAN EFISIENSI
BIROKRASI
PENINGKATAN EFISIENSI BIROKRASI
KEMENTERIAN
PAN - RB
UNTUK MENDORONG PENERAPAN MONEY FOLLOW PROGRAM

ARAHAN PRESIDEN
TERKAIT PERMASALAHAN
EFISIENSI
EFISIENSI BIROKRASI
e-Government
Money Follow Dalam sistem pemerintahan
Menghemat jumlah anggaran
Program elektronik, rakyat dapat
yang dibelanjakan dari kegiatan-
mengakses dokumen-
Alokasi anggaran harus dokumen pemerintah dan kegiatan yang tidak penting
digunakan untuk semua hal dapat dilihat
program pembangunan secara transparan, termasuk
soal anggaran publik
Anggaran digunakan hanya
yang bermanfaat bagi
masyarakat, misalnya untuk membiayai
infrastruktur, Fokus Kinerja program/kegiatan prioritas
pengentasan Bukan SPJ yang mendukung pencapaian
kemiskinan, pendidikan, Stop Pemborosan tujuan Pembangunan
dan kesehatan Anggaran ASN jangan terlalu
(pemerintahan menghabiskan waktu
Seberapapun anggaran dan tenaga hanya untuk Anggaran yang digunakan
berorientasi hasil) yang diberikan kepada mengurusi SPJ menghasilkan manfaat besar
K/L/Pemda pasti habis untuk masyarakat
tetapi tujuan (hasil) tidak
tercapai
4
PENINGKATAN EFISIENSI BIROKRASI
KEMENTERIAN
PAN - RB
MENGAPA INEFISIENSI TERJADI?
HASIL EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA 2015 - 2016

Kementerian/ Pemerintah Kabupaten /


Skala nilai
INSTANSI PEMERINTAH Lembaga Provinsi Kota
DENGAN NILAI
Kategori Range 2015 2016 2015 2016 2015 2016 SEMAKIN
AKUNTABILITAS TINGGI NILAI
KINERJA DIBAWAH 70 Nilai EFISIEN
AKUNTABILITAS
(50K/L, 24 PROV, 456 AA 90-100 0 0 0 0 0 0 KINERJA
KAB/KOTA) BERPOTENSI SEMAKIN
A 80-90 4 4 2 3 1 2
TERJADI INEFISIENSI TINGGI
> 30% DARI APBN/APBD BB 70-80 21 28 7 6 7 10 TINGKAT
DI LUAR BELANJA B 60-70 36 37 8 13 31 57 EFISIENSI
PEGAWAI PENGGUNAAN
CC 50-60 16 10 13 10 174 199 ANGGARAN
392,87 T C 30-50 0 3 3 2 239 193
D 0-30 0 0 1 0 14 14
INEFISIENSI TERJADI KARENA : INEFISIENSI
1. Tidak jelas hasil yang akan dicapai (tujuan/sasaran 3. Tidak ada keterkaitan antara Program/Kegiatan dengan
tidak berorientasi hasil). Sasaran Pembangunan.
2. Ukuran kinerja tidak jelas. 4. Rincian kegiatan tidak sesuai dengan maksud kegiatan. 5
KEMENTERIAN
1 Sasaran Strategis tidak berorientasi hasil
PAN - RB

Contoh 1 Tidak orientasi hasil,


Sasaran masih orientasi kegiatan
Pembangunan
Sasaran Strategis:
Nasional/Daerah Peningkatan operasi keamanan dan keselamatan laut
Indikator : Target:
a. Operasi keamanan dan keselamatan laut 15 Operasi
b. Operasi udara maritim 9 Operasi
c. Latihan keamanan dan keselamatan laut 14 Operasi
Instansi
Pemerintah / Program Peningkatan Keamanan, Keselamatan, Penegakan Hukum,
SKPD/OPD dan Sistem Peringatan Dini di Laut
GOALS

Sasaran
Strategis
/Result Contoh 2 Tidak orientasi hasil,
Indikator Kinerja Sasaran Strategis: masih orientasi kegiatan
Target Meningkatnya pengelolaan infrastruktur kawasan perbatasan
Indikator : Target:
a. jumlah kebijakan pengelolaan infrastruktur kawasan perbatasan
Program 2 Dokumen
b. jumlah perencanaan kebutuhan anggaran infrastruktur 2 Dokumen
ACTIVITY

Kegiatan c. Jumlah fasilitasi pelaksanaan pengelolaan infrastruktur 3 Laporan


d. jumlah evaluasi dan pengawasan pengelolaan infrastruktur 2 Laporan

Anggaran Program Pengelolaan Batas Wilayah Negara Dan Kawasan Perbatasan


KEMENTERIAN
2 Indikator Kinerja tidak tepat mengukur hasil
PAN - RB

Contoh 1 : Sasaran orientasi hasil, namun


Sasaran
indikatornya orientasi kegiatan
Pembangunan Sasaran Strategis:
Nasional/Daerah Meningkatnya kontribusi Koperasi dan UKM dalam perekonomian
Indikator :
Paket fasilitasi pendampingan untuk promosi dan pemasaran bagi usaha mikro kecil

Program Peningkatan Penghidupan Berkelanjutan Berbasis Usaha Mikro


Instansi
Pemerintah / Kegiatan Peningkatan sarana dan prasarana pemasaran bagi usaha mikro
SKPD/OPD
GOALS

Sasaran
Strategis Sasaran orientasi hasil, namun
/Result Contoh 2 :
indikatornya orientasi kegiatan
Indikator Kinerja
Target Sasaran Strategis:
Terciptanya pengelolaan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
Indikator :
Program Penyediaan bibit tanaman penghijauan
ACTIVITY

Program Program Penerangan Lampu Jalan (PJU)


Kegiatan

Anggaran
KEMENTERIAN
3 Program/Kegiatan Tidak Terkait dengan Pencapaian Sasaran/Hasil
PAN - RB

Contoh 1 :
Sasaran
Pembangunan Sasaran Strategis: Meningkatnya Prestasi Olahraga
Nasional/Daerah Indikator : Perolehan medali pada event internasional

Program Pembibitan dan IPTEK Olahraga

Instansi Kegiatan Fasilitasi Diseminasi IPTEK Olahraga


Pemerintah /
SKPD/OPD Tidak/
Rp. xxx.xxx.,- Kurang
Berdampak
GOALS

Sasaran
Strategis
/Result Contoh 2 :
Indikator Kinerja
Target Sasaran Strategis: Meningkatnya persentase penduduk
yang memiliki jaminan kesehatan
Indikator : % penduduk yang memiliki jaminan kesehatan
Program
ACTIVITY

Program Program upaya kesehatan masyarakat


Kegiatan

Kegiatan Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan


Anggaran Tidak/
Kurang
Rp. xxx.xxx.,- Berdampak
8
KEMENTERIAN
4 Rincian Kegiatan tidak sesuai dengan maksud kegiatan
PAN - RB

Sasaran
Pembangunan
Nasional/Daerah
Contoh :

Program Pembangunan Daerah Tertinggal


Instansi
Pemerintah /
SKPD/OPD
Kegiatan: Pengembangan Sumber Daya Manusia di
Daerah Tertinggal
GOALS

Sasaran
Strategis Output: Jumlah pelaksanaan kebijakan pembangunan
/Result sumberdaya manusia di daerah tertinggal
Sub-Output: Pelaksanaan Kebijakan Dalam Rangka
Program Percepatan Pembangunan Kualitas Kesehatan di Daerah
Tertinggal
ACTIVITY

Kegiatan Tidak sesuai


Komponen: Bantuan Pengadaan Air Bersih Komunitas dengan maksud
kegiatan
Anggaran Rp. 14.000.000.000.,-
KEMENTERIAN
4 Rincian Kegiatan tidak sesuai dengan maksud kegiatan
PAN - RB

Sasaran
Pembangunan
Nasional/Daerah
Contoh :

Program Pembangunan Daerah Tertinggal


Instansi
Pemerintah /
SKPD/OPD
Kegiatan: Pengembangan Sumber Daya Manusia di
Daerah Tertinggal
GOALS

Sasaran
Strategis Output: Jumlah pelaksanaan kebijakan pembangunan
/Result sumberdaya manusia di daerah tertinggal
Sub-Output: Pelaksanaan Kebijakan Dalam Rangka
Program Percepatan Pembangunan Kualitas Kesehatan di Daerah
Tertinggal
ACTIVITY

Kegiatan Tidak sesuai


Komponen: Bantuan Pengadaan Air Bersih Komunitas dengan maksud
kegiatan
Anggaran Rp. 14.000.000.000.,-
PENINGKATAN EFISIENSI BIROKRASI
KEMENTERIAN
PAN - RB
LANGKAH-LANGKAH PENGUATAN MANAJEMEN KINERJA UNTUK MENURUNKAN POTENSI INEFISIENSI

HASIL EVALUASI SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA 2015 - 2016


PENGUATAN MANAJEMEN KINERJA DILAKUKAN MELALUI:
Kementerian/ Pemerintah Kabupaten / PENYEMPURNAAN SISTEM PERENCANAAN BERORIENTASI HASIL
Skala nilai
Lembaga Provinsi Kota

Kategori Range 2015 2016 2015 2016 2015 2016 REFOCUSING PROGRAM-PROGRAM DAN KEGIATAN
Nilai
AA 90-100 0 0 0 0 0 0 PENYEMPURNAAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA/ CAPAIAN
A 80-90 4 4 2 3 1 2 TARGET
BB 70-80 21 26 7 7 7 10
PENJABARAN TARGET-TARGET HINGGA UNIT KERJA TERKECIL DAN
B 60-70 36 37 8 9 31 57
INDIVIDU PEGAWAI
CC 50-60 16 12 13 13 174 199
0 3 3 2 239 193
C 30-50 PERBAIKAN SISTEM MONITORING DAN EVALUASI
D 0-30 0 0 1 0 14 14
MENGEMBANGKAN PENDEKATAN TEKNOLOGI INFORMASI

11
KEMENTERIAN
PAN - RB

PENATAAN KELEMBAGAAN
PEMBUBARAN LEMBAGA NON STRUKTURAL (LNS)
KEMENTERIAN
PAN - RB

2014 2017 85
DIBENTUK
BERDASARKAN 10 BELUM
DIBENTUK
UNDANG-UNDANG
L N S YA N G D I B U B A R K A N
127 2014
2014 - 2017
2015 2016 2017
104 5 DIBENTUK BERDASARKAN
PERATURAN PEMERINTAH
LNS LNS
10 2 9 2
DIBENTUK BERDASARKAN PERATURAN
T O TA L : 2 3 L N S 14 PEMERINTAH/KEPUTUSAN PRESIDEN

Arahan Dewan Kerukunan Nasional


Presiden Unit Kerja Presiden Bidang Pemantapan
Ideologi Pancasila (UKP PIP)
(dalamproses Badan Otorita Borobudur
pembentukan)

Efisiensi Angaran (APBN) sebesar 25.347


juta
Pengalihan 130 orang PNS ke K/L terkait
PEMBUBARAN LEMBAGA NON STRUKTURAL (LNS)
KEMENTERIAN
PAN - RB

P E N ATA A N T E R H A D A P L N S
104 L A I N N YA A K A N T E R U S
LNS DILANJUTKAN

14
KEMENTERIAN
PAN - RB

PENERAPAN SISTEM
PEMERINTAHAN BERBASIS
ELEKTRONIK (SPBE E-
GOVERNMENT)
KEMENTERIAN
PAN - RB

Untuk mewujudkan pemerintahan


yang terbuka perlu reformasi sistem
dan pola kerja, terutama menerapkan
e-Government mulai dari e-
Budgeting, e-Procurement, e-Audit, e-
Catalog, sampai dengan cash flow
management system
Presiden Joko Widodo
Pada acara Penganugerahan Keterbukaan Informasi Publik 2015

16
TEKNOLOGI DIGITAL DALAM PEMERINTAHAN
KEMENTERIAN
PAN - RB

Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik


Mentransformasi

Pemerintah
Berdampak

Efisiensi, Transparansi layanan kepada Masyarakat dan


Dunia Bisnis, serta meningkatkan pemberdayaan dan
keterlibatan Masyarakat
Melalui

Teknologi Informasi & Komunikasi (ICT)

17
KONDISI SAAT INI
KEMENTERIAN
PAN - RB

65%
Aplikasi Umum 35%
Terjadi pemborosan anggaran akibat Aplikasi Khusus
terbangunnya silo-silo sistem yang tidak
terintegrasi mengingat setiap K/L/D
membangun aplikasi pemerintahan sendiri-
sendiri Sumber: Wantiknas, 2016

Masyarakat menuntut pelayanan publik


yang transparan, cepat, dan efektif Dampak Berantai
Pemborosan anggaran, belanja
TIK selalu bertambah setiap
tahunnya, akan tetapi utilitas TIK
hanya mencapai 30%
user aplikasi / user aplikasi / user aplikasi /
database
Infrastru
database
Infrastru
database
Infrastru
Disintegrasi Sistem Informasi
ktur ktur ktur
Pemerintah
Risiko keamanan informasi
Validitas data pemerintah
Satker A Satker C Satker A Satker C Satker A Satker C TOTAL kurang diyakini sepenuhnya
Satker B Satker B Satker B

BELANJA
Pusat +
Daerah 12,7 T
(2014 2016)
REPLIKASI APLIKASI SPBE
KEMENTERIAN
PAN - RB
Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik

Strategi Pelaksanaan SPBE

Penggunaan aplikasi umum


berbagi pakai, dan tidak lagi
menganggarkan aplikasi
umum baru

Menerapkan proses bisnis


dan manajemen perubahan
untuk mendukung SPBE

Penyelenggaraan
infrastruktur secara terpadu
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SPBE NASIONAL
KEMENTERIAN
PAN - RB
Rancangan Instruksi Presiden tentang Percepatan Penyelenggaraan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
Mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing
untuk mempercepat pelaksanaan sistem pemerintahan berbasis elektronik terpadu

Gunakan aplikasi umum


yang sama, tidak lagi
menganggarkan aplikasi
umum baru
MEMBANGUN INTEGRITAS ASN MELALUI OPTIMALISASI TEKNOLOGI DIGITAL
KEMENTERIAN
PAN - RB

Kerja Nyata: Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian

Sistem Seleksi CPNS Nasional (SSCN)


Pemerintah melaksanakan pendaftaran CPNS secara serentak dan terintegrasi melalui sistem pendaftaran
(registration) online. Sistem pendaftaran CPNS online ini diperuntukkan bagi pelamar CPNS yang akan
mengisi formasi umum di instansi pusat maupun daerah.
Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK)
SAPK online yang menggunakan satu basis data PNS. SAPK digunakan dalam berbagai proses layanan
kepegawaian seperti penetapan NIP, pencetakan surat keputusan pengangkatan CPNS, pemberian nota
persetujuan/pertimbangan teknis kenaikan pangkat, penetapan dan pencetakan surat keputusan
pemberhentian dengan hak pensiun dan updating data mutasi.
Computer Assisted Test (CAT)
Sistem rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi secara komputerisasi yang disebut Computer Assisted
Test (CAT). CAT terdiri atas Tes Kompetensi Dasar (TKD), Tes Kompetensi Kepegawaian (TKK).
Sistem Pendataan Ulang PNS Elektronik (e-PUPNS)
Pendataan ulang Pegawai Negeri Sipil (PNS) nasional merupakan kegiatan pemutakhiran data PNS yang
dilakukan secara online. Cakupan data PUPNS: Data Pokok Kepegawaian (Core Data), Data Riwayat
(Historical Data), Lainnya (stakeholder PNS: BPJS, Bapertarum).
21
MEMBANGUN INTEGRITAS ASN MELALUI OPTIMALISASI TEKNOLOGI DIGITAL
KEMENTERIAN
PAN - RB

Penggunaan teknologi dapat mengubah


manusia, tetapi sebaliknya manusia juga dapat
mengarahkan penggunaan teknologi

22
KEMENTERIAN
PAN - RB

PENATAAN
MANAJEMEN ASN
KONDISI KEUANGAN DAERAH (RASIO BELANJA PEGAWAI DALAM APBD)
KEMENTERIAN
PAN - RB

RASIO
NO JUMLAH PEMDA KABUPATEN/KOTA
BELANJA PEGAWAI DALAM APBD (%)
1 Kurang dari 50 % 375
Sumber: Kementerian Keuangan, 2016 diolah oleh
Kementerian PANRB, 2016
2 Lebih dari 50 % 134
KOMPOSISI PNS
KEMENTERIAN
PAN - RB

JUMLAH PNS
PER MARET 2017
DISTRIBUSI PNS JFT Guru 1.636.322 37,60 %
10 INSTANSI
TERBESAR JFT Kesehatan 264.305 6,07 %
JFT Teknis 372.740 8,57 % JFU
JF U (Administrasi) 1.643.535 37,77 % Administrasi =

J Struktural 434.588 9,99 %


67%
TOTAL PNS 4.351.490 100 %

PENGANGKATAN CPNS NASIONAL


TENAGA HONORER Vs PELAMAR UMUM (2005-2014)
Persentase RasioTerhadap
Asal Jumlah Pengangkatan
(%) terhadap Total PNS
Tenaga Honorer 1.103.861* 58.8% 24.6%
Pelamar Umum 775.884 41.2% 17.3%
Mismatch SDMA dengan Arah Pembangunan Nasional WILAYAH SULAWESI
JABATAN PERSENTASE

KEMENTERIAN Prosentase Jabatan Teknis JABATAN


PAN - RB
WILAYAH KALIMANTAN
terhadap Jabatan ASN per Bidang
Pertanian/perkebunan
2.6%

JABATAN PERSENTASE Pulau di Indonesia


JABATAN
Bidang Perikanan 0.1%
Bidang
0.01%
Pertambangan/geologi
Bidang
Perkebunan/Pertanian/ 2,46% Pertanian Pangan (Padi, Jagung, Kedelai dan
Penyuluh Ubi Kayu), Kakao , Perikanan , Nikel , Minyak
Bidang Industri dan Gas ,Bumi (Migas)
(poros 0.09% WILAYAH MALUKU PAPUA
maritim/Infrastuktur)
JABATAN KEBUTUHAN
Bidang
0.06%
Pertambangan/geologi
Bidang Perikanan 0.25%

Minyak dan Gas, Batubara, Kelapa Sawit, Bidang


1.63%
Besi Baja, Bauksit, Perkayuan Pertanian/perkebunan
Bidang
WILAYAH SUMATERA Pertambangan 0.03%
JABATAN PERSENTASE
JABATAN Pertanian Pangan MIFEE, Tembaga ,
Nikel, Minyak dan Gas Bumi , Perikanan
Bidang
Perkebunan/Pertanian dan 2.2%
Penyuluh WILAYAH JAWA WILAYAH BALI NUSA TENGGARA
Bidang Industri 0.07% JABATAN PERSENTASE JABATAN PERSENTAS
JABATAN E JABATAN
Bidang
0.05%
Pertambangan/geologi
Bidang transportasi 0.12%
Pariwisata 0.5%
Kelapa Sawit, Karet , Batu Bara,
Bidang Perikanan 0.4%
Perkapalan , Besi Baja, Kawasan Strategis
Nasional (KSN) Selat Sunda
Bidang Industri 0.25%
Bidang Peternakan 2.23%
Makanan-minuman, tekstil, peralatan transportasi,
perkapalan, telematika, alutista, Jabodetabek area
Sumber: BAPPENAS dan Kementerian PANRB, 2016 Pariwisata, Perikanan, Peternakan
PROGRES PP UU ASN
KEMENTERIAN
PAN - RB
NO RPP STATUS KETERANGAN
1 Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Telah diundangkan 17 September 2015 dengan PP
dan Jaminan Kematian (JKM) No. 70 Tahun 2015 tentang JKK dan JKM bagi PNS Selesai
PNS
2 Manajemen PNS Telah diundangkan 7 April 2017 dengan Selesai
Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen PNS
3 Manajemen PPPK Selesai Harmonisasi Telah disampaikan ke
Mensesneg
4 Penilaian Kinerja Pegawai Proses Paraf Menteri Terkait Proses Penetapan PP
Negeri Sipil
5 Gaji dan Tunjangan Selesai Harmonisasi Masih ada catatan dari
Kemenkeu
6 Disiplin Pegawai Negeri Sipil Proses Harmonisasi
7 Korps Pegawai ASN Proses Harmonisasi

8 Pensiun dan Tunjangan Hari Proses Harmonisasi Ditunda, menunggu PP Gaji


Tua dan Tunjangan
9 Badan Pertimbangan ASN Proses Pembahasan oleh Tim Antar
Kementerian/Lembaga
PERUBAHAN KEBIJAKAN SDM MENURUT UU ASN
KEMENTERIAN
PAN - RB

KARIER ditentukan berdasarkan KOMITMEN terhadap KINERJA


bukan hanya kedudukan;
PANGKAT melekat pada JABATAN bukan pada orang;
REMUNERASI ditentukan pada KINERJA bukan semata pada
Jabatan saja;
KEDUDUKAN dalam JABATAN didasarkan pada:
- Standar Kompetensi
- Pengembangan Kompetensi bagi PNS dalam rangka
meningkatkan Profesionalisme.
PEMBATASAN MASA JABATAN (5 Tahun);
REKRUITMEN TERBUKA untuk JPT;
ASN DINAMIS mengikuti TUPOKSI yang dinamis.
28
BEBERAPA ISU LAIN
KEMENTERIAN
PAN - RB

PENINGKATAN PERAN DAN KINERJA KANTOR SANKSI YANG KERAS DAN TEGAS TERHADAP
REGIONAL BKN SEBAGAI UNSUR TERDEPAN SETIAP PNS YANG TERTANGKAP TANGAN DAN
UNTUK MEMASTIKAN KETERANDALAN DATA TERLIBAT DALAM PUNGLI, KORUPSI,
KEPEGAWAIAN ASN PELANGGARAN ETIKA DAN PENYIMPANGAN
LAINNYA
PENINGKATAN PENGAWASAN TERHADAP ASN
UNTUK MEMINIMALKAN TINDAK PIDANA PENERAPAN SISTEM PENILAIAN PEGAWAI
KRIMINAL DENGAN BASIS KINERJA UNTUK MENDORONG
TERDAPAT 1928 KASUS KRIMINAL YANG PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI DAN
MELIBATKAN PNS MENCEGAH TERJADINYA PENYIMPANGAN-
289 DIANTARANYA ADALAH KASUS PENYIMPANGAN ADMINISTRATIF
NARKOBA

PNS SEBAGAI PEREKAT NKRI


PENTING INTEGRASI DATA KEPEGAWAIAN ROTASI PEJABAT ESELON I SECARA
K/L/PEMDA KEMENTERIAN PANRB, BKN DAN NASIONAL
TASPEN. PENEMPATAN LULUSAN IPDN TIDAK
KEMBALI KE PROVINSI ASAL
29
KEMENTERIAN
PAN - RB

PERCEPATAN
PENINGKATAN
KUALITAS PELAYANAN
PUBLIK
KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK
KEMENTERIAN
PAN - RB

Permenpanrb
30/2014

Tgl. 20 Mei 2017; Awarding TOP 99


Transparan dan Akuntabel
dengan menggunakan
di Gresik Jawa Timur
tenaga Akademisi dan
4
Pakar Tgl. 31 Juli 2017; Awarding TOP 40
3 di Acara IPSE 2017 Balai Sidang
JCC Senayan
KOMPETISI INOVASI PELAYANAN PUBLIK
KEMENTERIAN
PAN - RB

PERKEMBANGAN JUMLAH PENDAFTAR KOMPETISI


INOVASI
2014 - 2017

3.054
4.000
2.476
3.000
1.189
2.000 515

1.000
0
2014 2015 2016 2017
MALL PELAYANAN PUBLIK
KEMENTERIAN
PAN - RB
Pelayanan yang Terintegrasi
antara lain terdiri dari :

Terintegrasinya Izin Trayek Angkutan Darat Antar Negara,


Pelayanan Antar Prov, antar Kab/Kota, dalam Kota/Kab.
Kewenangan Pelayanan Perpajakan
Pemerintahan Pusat, Pelayanan SKCK
Provinsi, dan
Pelayanan Nikah untuk Seluruh Agama
Kabupaten/ Kota serta
Izin terkait Kemudahan Berusaha (EoDB) Pusat
Swasta pada satu
Gedung dan Daerah
Pelayanan SIM
Pelayanan Paspor
Pelayanan Adm Kependudukan

Pemda yang sudah siap menerapkan:


Pemerintah Provinsi Jakarta
Pemerintah Kota Surabaya
Pemerintah Kota Batam
MALL PELAYANAN PUBLIK
KEMENTERIAN
PAN - RB
ROADMAP PUBLIC SERVICE MALL
2019
2017-2019
2018
2017
MALL PELAYANAN PUBLIK
KEMENTERIAN
PAN - RB

NO HASIL DAMPAK

1 Kemudahan, kecepatan, transparansi, dan akuntabilitas Kemudahan dalam berusaha


pelayanan yang lebih baik (Ranking EoDB naik)
2 Perampingan organisasi dan Distribusi Pegawai kepada Penghematan anggaran dan meningkatkan efektivitas
Unit yang lebih produktif dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan.
3 Pengadaan alat dan sarana masing-masing instansi Pengehematan belanja barang pemerintah
sudah tidak perlu diadakan lagi
4 Pengeluaran biaya dari masyarakat berkurang, seperti Beban biaya masyarakat menurun
ongkos transportasi dan penyediaan persyaratan
5 Kepuasan masyarakat terhadap layanan publik akan Meningkatnya kepercayaan publik kepada
meningkat Pemerintah.
GERAKAN INDONESIA MELAYANI
KEMENTERIAN
PAN - RB

1. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia


Aparatur Sipil Negara
2. Peningkatan Penegakan disiplin Aparatur
GERAKAN INDONESIA MELAYANI Pemerintah dan Penegak Hukum
10 FOKUS PROGRAM Terwujudnya Perilaku SDM ASN yang melayani 3. Penyempurnaan standar pelayanan dan sistem
7 FOKUS PROGRAM
GERAKAN INDONESIA BERSIH pelayanan yang inovatif (e-government)
Terwujudnya perilaku masyarakat Indonesia yang
bersih 4. Penyempurnaan sistem manajemen kinerja
8 FOKUS PROGRAM GERAKAN INDONESIA TERTIB (performance-based management system)
Terwujudnya perilaku masyarakat Indonesia yang
tertib Aparatur Sipil Negara
15 FOKUS PROGRAM GERAKAN INDONESIA MANDIRI
Terwujudnya perilaku masyarakat Indonesia yang
5. Peningkatan perilaku pelayanan publik yang
mandiri cepat, transparan, akuntabel, dan responsif
GERAKAN INDONESIA BERSATU
10 FOKUS PROGRAM Terwujudnya perilaku masyarakat Indonesia yang 6. Penyempurnaan peraturan perundang-
bersatu
undangan (deregulasi)
Inpres 7. Penyederhanaan pelayanan birokrasi
12/2016 (debirokratisasi)
8. Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana
INPRES NOMOR 12 TAHUN 2016 yang menunjang pelayanan publik
9. Peningkatan penegakan hukum dan aturan di
GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL bidang pelayanan publik
JAMBORE NASIONAL GNRM TGL. 14 16 JULI 2017 DI SURAKARTA 10. Penerapan sistem penghargaan dan sanksi
beserta keteladanan pimpinan
PENYELENGGARAAN INTERNATIONAL PUBLIC SERVICE EXPO (IPSE)
KEMENTERIAN
PAN - RB

42
PENYELENGGARAAN INTERNATIONAL PUBLIC SERVICE EXPO (IPSE)
KEMENTERIAN
PAN - RB
KEMENTERIAN
PAN - RB

39

You might also like