You are on page 1of 6

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu asuhan keperawatan yang ideal dihadapkan pada berbagai faktor
yang mempengaruhinya. Faktor tersebut antara lain dari sumber daya manusianya
sendiri (perawat) maupun klien yang sedang dirawatnya. Dalam hal ini salah satu
klien yang dirawat adalah seorang anak, dimana peran dari seorang perawat selaku
pengganti ibunya (subtitute mother) sangat dirasakan oleh anak itu sendiri dalam
memperoleh perawatan yang penuh dengan kasih sayang dan rasa aman dari
segala bentuk aktivitas, sehingga anak merasa ada dalam keluarganya sendiri dan
tentunya hubungan ini akan bisa mengeksplorasi keadaan dari anak itu sendiri.
Pada awalnya penyakit ini hanya dianggap suatu penyakit yang temporary
atau sementara saja, sehingga orang tua yang mempunyai anak yang tertular oleh
virus morbili ini tidak begitu antusias untuk memeriksakan anaknya ke dokter atau
tempat pemberi pelayanan kesehatan lainnya. Apalagi dalam suatu kultur daerah
tertentu, ada yang menghubungkan bahwa penyakit ini bersifat mistik sehingga tak
jarang ada yang memeriksakan anaknya kedukun atau pengobatan paranormal.
Sedangkan dunia keperawatan melihat bahwa penyakit morbili ini adalah salah
satu penyakit yang bisa mengakibatkan ancaman kematian walaupun itu
dikarenakan oleh komplikasi lebih lanjut. Pada keadaan tertentu penyakit ini
cukup mengganggu aktivitas dari klien dan bila tidak ditangani dengan tepat dapat
menyebabkan klien merasakan penderitaan yang berkepanjangan. Sedangkan
penyebaran dari penyakit morbili ini sangat berpotensial menular terhadap orang
lain, sehingga perlu diberikan penyuluhan yang komprehensif terhadap
masyarakat, walaupun dalam catatan atau laporan-laporan kesehatan kasus ini
tidak menunjukan suatu keadaan yang meningkat secara signifikan, tetapi kasus
ini selalu muncul dalam keluarga baik dari keluarga yang mempunyai pengetahuan
tentang kesehatan anak yang cukup maupun yang tidak.
Dari uraian diatas dapat kita ketahui betapa pentingnya asuhan
keperawatan anak, karena seorang anak dalam menerima perawatan itu berbeda
karakternya dengan orang dewasa maka seorang perawat harus tanggap terhadap
keluhan dari anak baik itu secara verbal maupun dengan gerakan, sehingga
diharapkan anak dapat diajak kerjasama didalam asuhan keperawatan maupun dari
tindakan medis yang diberikan.
2

B. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
ajaran Dokumentasi Perawatan dan untuk mengetahui virulensi penyakit morbili
ini terhadap anak yang tertular serta bagaimana penanganan yang harus dilakukan
oleh seorang perawat .

C. Metoda Penulisan
Metode yang kami gunakan dalam topik ini adalah studi pustaka yaitu
dengan mengumpulkan beberapa sumber buku atau literatur yang dapat
menunjang penyelesaian makalah ini.

D. Sistimatika Penulisan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Bab II Tinjauan Teori
Bab III Kesimpulan
Daftar Pustaka
3

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Morbili
1. Pengertian dan Penyebab
Penyakit morbili pada waktu yang lampau dianggap penyakit anak biasa saja
bahkan dikatkan lebih baik anak mendapatkannya ketika masih anak-anak
daripada jika sudah dewasa. Tetapi sekarang termasuk penyakit yang harus
dicegah, karena tidak jarang menimbulkan kematian yang disebabkan
komplikasinya. Penyakit Morbili adalah penyakit virus akut, menular, yang
ditandai dengan 3 stadium yaitu :
a. Stadium Katar
b. Stadium Erupsi
c. Stadium Konvalensi
Penyakit morbili dapat dikelirukan dengan penyakit german measless, bedanya
pada german measless tidak terdapat bercak koplik, tetapi ada pembesaran sub
oksipital, servikal posterior belakang telinga. Penyebabnya adalah virus
morbili, yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah selama masa
prodormal, sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Cara penularan
dengan droplet dan kontak

2. Patologi
Sebagai reaksi terhadap virus maka akan terjadi eksudat yang serous dan
prolifersasi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar
kapiler. Kelainan ini terdapat pada kulit, selaput lendir nasofaring dan
konjungtiva

3. Prognosis
Baik, pada anak yang dengan keadaan umum yang baik tetapi prognosis buruk
bila keadaan umumnya buruk, atau anak yang sedang menderita penyakit
kronik atau komplikasi

4. Komplikasi
Terdapatnya resistensi umum yang menurun, yang memudahkan terjadinya
komplikasi sekunder seperti :
4

a. Otitis Media Akut


b. Enchefalitis
c. Bronchopneumoni
Komplikasi neurologis , seperti :
a. Hemiplegi
b. Paraplegi
c. Apasia
d. Gangguan mental
e. Neuritis Optika

5. Pencegahan
Dengan pemberian life attenuated measless vaccine dianjurkan diberikan pada
umur lima belas bulan, karena diperkirakan sebelum umur lima belas bulan
anak beleum dapat membentuk antibodi secara baik. Tetapi didaerah endemis
morbili dan banyak terdapat tuberkolosis dianjurkan pemberian vaksin pada
umur 6 bulan dan revaksinasi pada umur lima belas bulan. Di Indonesia saat
ini masih dianjurkan memberikan vaksin morbili pada bayi umur 9 bulan
keatas. Bila terdapat penyakit alergi sebaiknya vaksinasi ditunda sampai 2
minggu sesudah sembuh. Vakasinasi dapat diberikan pada penderita TBC yang
sedang mendapat obat. Vaksin tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak
dengan TBC yang tidak diobati, pasien leukemia, anak yang sedang
mendapatkan pengobatan imunosupresif dan pada anak dengan infeksi saluran
pernafasan akut atau infeksi lainnya yang disertai demam, serts anak dengan
defesiensi imunologi. Vaksin dapat diberikan dengan vaksin lain yang biasa
disebut MMR (Measless, Mumps, Rubella). Pemebrian vaksin sebanyak 0,5 cc
secara subkutan. Akan terjadi anergi terhadap tuberkulin selama dua bulan
setelah vaksinasi. Pemberian vaksin ditangguhkan selama tiga bulan pada anak
yang mendapatkan imunoglobulin atau transfusi darah.

6. Gambaran Klinis
Masa tunas : 10 20 hari
Penyakit ini dibagi dalam tiga stadium :
a. Stadium Kataralis (Prodormal)
Biasanya berlangsung selama 4 -5 hari, diserti panas tubuh, malaise,
batuk, photopobia, konjungtivitis dan koriza (katar hidung), menjelang
5

akhir stadium katar dan 24 jam timbul ekssantema (ruam pada selaput
lendir) timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi
jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu sebesar ujung
jarum dan dikelilingi eritem. Lokalisasinya di mukosa bukalis
berhadapan dengan molar bawah, jarang ditemukan dibibir bawah tengah
atau palatum, kadang-kadang terdapat makula halus yang kemudian
menghilang sebelum stadium erupsi. Gambaran darah tepi ialah
limpositosis dan leukopeni, secara klinis gambaran penyakit menyerupai
influenza diagnosa perkiraan dapat dibuat bila ada bercak koplik dan
pasien pernah kontak dengan pasien morbili dalam waktu dua minggu
terakhir.

b. Stadium Erupsi
Koriza dan batuk-batuk bertambah, timbul eksantema dipalatum durum
dan mole kadang terlihat bercak koplik, terjadinya eritem yang berbentuk
makula / papula disertai meningkatnya suhu tubuh. Diantara makula
terdapat kulit yang normal, mula-mula makula timbul dibelakang telinga
dibelakang atas lateral tengkuk sepanjang rambut dan bagian belakang
pipi, dalam dua hari bercak menjalar kemuka, lengan atas dan bagian
dada, punggung, perut, tungkai bawah. Kadang-kadang terdapat
perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Ruam mencapai
anggota bawah umumnya pada hari ketiga dan akan menghilang dengan
urutan seperti terjadinya. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening
disudut mandibula dan didaerah leher belakang. Terdapat juga sedikit
splenomegali serta sering pula disertai diare dan muntah. Variasi dari
morbili yang biasa ini adalah black measless yaitu morbili yang disertai
perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestifus.

c. Stadium Konvalensi
Erupsi berkurang meninggalkan hiperpigmentasi, yang lama kelamaan
akan hilang sendiri. Pada anak Indonesia sering pula ditemukan kulit
yang bersisik, hiperpigmentasi merupakan gejala patognomonik untuk
morbili. Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali jika ada
komplikasi.
6

7. Penatalaksanaan
a. Medik
Pengobatan simptomatik dengan antipiretik bila suhu tinggi, sedativum,
obat batuk dan memeperbaiki keadaan umum. Tindakan lain adalah
pengobatan segera terhadap komplikasi yang timbul
b. Keperawatan
Masalah-masalah yang mungkin timbul,
1) Pemenuhan kebutuhan nutrisi
2) Gangguan suhu tubuh
3) Ganguan rasa aman dan nyaman
4) Resiko terjadi komplikasi
5) Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit.

You might also like