You are on page 1of 11

PraktikumTeknologi Produksi Tanaman Perkebunan

Teknologi Budidaya Teh


Lab. Sumber Daya Lingkungan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
Website: http://bp.ub.ac.id/

enyumbang devisa bersih sekitar 110 juta dollar AS serta sebagai sumber penyerapan tenaga kerja
produktivitas teh Indonesia adalah melalui penggunaan bahan tanaman unggul, aplikasi teknologi

MODUL
MODUL
5
1
SEL
F-
PR
OP
AG
ATI
NG
ENT
REP
RE
NE
URI
AL
ED
UCA
TIO
N
DE
VEL
OP
ME
NT
Universitas
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN 2017
II. Pembibitan dan Penanaman
Pembibitan tanaman teh memerlukan waktu yang cukup lama mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan penanaman hasil pembibitan sekitar 2,5-3 tahun. Tahap
awal perencanaan dalam pembibitan teh antara lain:
Perencanaan volume tanam.
Perencanaan waktu dan proses pembibitan.
Perencanaan waktu penanaman.
Proses persiapan pembibitan dilakukan setelah perencanaan tersebut selesai. Hasil
dari perencanaan dapat dikembangkan untuk mempersiapkan proses pembibitan sesuai
keadaan yang ada di lapang. Proses persiapan meliputi:
Persiapan lokasi area
Terdapat dua area yang harus disiapkan yaitu area pembibitan yang disebut bedengan
dan areal penanaman.

Kontruksi Bedengan dan Sisi dalam Bedangan


Persiapan media tanam
Media tanam yang digunakan untuk pembibitan teh adalah tanah top soil dan sub-soil.
Komposisi yang digunakan pada polybag ukuran 12 cm x 25 cm adalah 2/3 bagian
bawah menggunakan tanah top soil dan 1/3 bagian atas adalah sub-soil.
Persiapan bahan tanam.
Bahan tanam yang digunakan untuk pembibitan adalah stek yang berasal dari jenis klon
yang baik. Stek yang digunakan harus sehat dan pohon induk berusia minimal 5 tahun.
Stek dapat diambil dari pohon induk minimal berusia 4 bulan setelah dipangkas. Pohon
induk yang dipersiapkan untuk produksi bahan stek harus diberikan perlakukan
pemangkasan pohon induksetinggi 55 cm dari permukaan tanah.

Pohon induk setelah di pangkas

III. Penanaman
Penanaman diawali dengan pengambilan entres dari pohon induk.Kriteria entres
yang diambil yaitu berumur 4 bulan dan mata tunas sudah tumbuh tetapi tidak mencuat
keluar sebelum menjadi daun. Entres diambil dari pohon induk dengan menggunakan
gunting, setelah itu entresdi buang 1/3 bagian atas dan 1/3 bagian bawah dengan
2 | Page
Universitas
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN 2017
menggunakan pisau. Setelah dipotong, entres direndam kedalam larutan Dethane M-45 dan
diletakan ditempat yang teduh, kemudian entres dipotong menjadi stek dengan masing-
masing ketinggian stek antara 3- 4 cm.

Stek yang siap di tanam


Setelah bibit ditanam, polybag disusun dan ditata dalam bedengan dengan ukuran
masing-masing susunan adalah 1,1 x 10 meter kemudian disungkup dengan plastik
berbentuk setengah tabung. Sungkup plastik yang dipasang harus tertutup dengan baik
pada semua sisinya agar tidak dapat dimasuki oleh apapun.

Sungkup Plastik pada Bibit Teh


Bibit teh yang telah disungkup dibiarkan selama 4 bulan dan hanya dilakukan
penyiraman pada plastik penutup saja. Setelah 4 bulan, dilakukan aklimatisasi dengan cara
membuka seluruh sungkup plastik selama 2 jam/hari selama 2 minggu, lalu 4 jam/hari
selama 2 minggu serta 6 jam/hari selama 2 minggu, pada suhu lingkungan yang tidak
terlalu panas. Setelah 5,5 bulan, sungkup dibuka total selama 3 bulan untuk penyesuaian.
Penanaman teh di dataran rendah dan medium dapat dilakukan dengan menanam pohon
pelindung atau pohon naungan yang berfungsi untuk mengurangi intensitas cahaya
matahari dan mempengaruhi suhu udara supaya menjadi lebih rendah
sehinggamenciptakan kondisi lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan tanaman teh.

Pohon Pelindung Grevillea robusta

IV. Pemeliharaan Tanaman


a. Pemupukan dan Pengendalian OPT
Pemupukan tanaman teh terdapat dua carayaitu pemupukan melalui tanah
danpemupukan melalui permukaan daun. Namun pengaplikasian pemupukan lewat
3 | Page
Universitas
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN 2017
daun lebih dilakukan secara intensif karena lebih efisien dan efektif dibandingkan
pemupukan melalui tanah. Pemupukan melalui tanah dilakukan dengan cara
dibenamkan dalam larikan dengan jarak setiap 2 meter, pada daerah perakaran yang
aktif jaraknya 30 cm-40 cm dari perdu teh dengan kedalaman antara 10 cm-15 cm. Jenis
pupuk yang diaplikasikan melalui tanah merupakan pupuk majemuk NPK, namun
diberikan pula jenis pupuk campuran yang berasal dari pupuk tunggal seperti Urea, Za,
Sp-36, Seng dan Sulfat.Pemupukan lewat daun dilakukan dengan menggunakan mesin
semprot yang dihubungkan dengan drum untuk pelarutan pupuk serta selang untuk
pengaplikasiannya. Jenis pupuk yang digunakan ialah dengan merk dagang Mamigro
dosis sebanyak 1,6 liter per hektarnya. Pemupukan melalui daun sendiri normalnya
dilakukan setelah dilakukan pemetikan pucuk, tepatnya sekitar 1-2 hari setelah
pemetikan.
Selain pemupukan, juga dilakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman.
Hama yang sering ada di tanaman teh yaitu Empoasca sp. Pengendalian hama dan
penyakit ini dilakukan dengan menggunakan 3 jenis racun yang berbeda, antara lain
Bestox, Nordox, dan Confidor. Namun dalam pengendalian hama penyakit tersebut
tetap disesuaikan dengan kondisi lingkungan yang sedang terjadi, sehingga apabila
salah satu dari 3 jenis racun tersebut tidak perlu untuk digunakan maka tidak akan
diaplikasikan.

Pemupukan Lewat Daun dan Pengendalian


OPT
b. Pengendalian gulma
Pengendalian gulma dilakukan secara rutindengan melalui dua cara yaitu secara
manual dengan alat sabit dan secara kimiawi dengan herbisida.
Manual
Penyiangan gulma secara manual dilakukan untuk membasmi gulma yang tumbuh
diatas bidang petik. Penyiangan secara manual dilakukan menggunakan sabit. Dalam
satu bulan, penyiangan bisa dilakukan hingga dua kali, namun pada musim kemarau
intensitas penyiangan menjadi menurun bahkan dalam satu bulan terkadang tidak
dilakukan penyiangan secara manual.
Kimiawi
Penyiangan gulma secara kimiawi dilakukan untuk mengendalikan gulma yang
berada di bawah bidang petik dan tidak menimbulkan resiko kerugian terhadap
produksi apabila disemprot dengan senyawa kimia. Penyiangan gulma secara kimiawi
dilakukan dengan menggunakan larutan kimia yang mengandung bahan aktif Glyfosat.
Pengaplikasian secara kimiawi dilakukan menggunakan knapsack sprayer. Dosis yang
digunakan dalam satu pengaplikasian sebanyak 1,5 liter/ha
.
4 | Page
Universitas
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN 2017

Pengendalian gulma
secara manual dan kimiawi
c. Pemangkaan
Pemangkasan dilakukan dengan tujuan untuk membentuk bidang petik dan
menumbuhkan tunas-tunas baru serta meremajakan tanaman teh sehingga hasil produksi
akan lebih banyak. Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan sabit yang memiliki
standar sesuai ketentuan seperti memiliki ukuran yang besar, berat, dan juga tajam.
Pemangkasan yang salah dapat menyebabkan batang menjadi pecah dan lama kelamaan
akan membusuk sehingga tidak akan menghasilkan tunas baru. Terdapat berbagai
bentuk pangkasan, antara lain yaitu pangkasan produksi dan pangkasan berat.
Pangkasanproduksi dilakukan setelah teh berumur 3 tahun dengan ketinggian
tanaman teh yang di pangkas dari permukaan tanah hingga pangkasannya yaitu 55
cm. Pemangkasan dilakukan hingga perdu teh berbentuk seperti mangkok dengan
kondisi lebih cekung di tengah, supaya ketika pertumbuhan kembali yang bagian
samping dan tengah dapat tumbuh seimbang.

Pangkasan Produksi
Pangkasan berat (leher akar) dapat dilakukan dengan memangkas perdu teh pada
ketinggian 5-10 cm dari permukaantanah yang bertujuan untuk
memperbaiki pertanaman yangrusak.

V. Panen dan Pasca Panen


a. Panen/Pemetikan Pucuk Daun teh
Pemetikan Manual
Pemetikan pucuk daun teh dilakukan dengan memilih daun teh yang masih muda
dan mengambil pucuk peko serta pucuk burungdengan memperhatikan daur petikan
atau jangka waktu antara satu pemetikan dengan pemetikan selanjutnya yang di hitung
dalam hari, lamanya waktu daur petik dalam pemetikan pucuk daun teh bergantung
pada pertumbuhan pucuk tehnya, biasanya daur petik untuk petikan jendangan yaitu 9-
10 hari dan untuk petikan produksi yaitu 7-9 hari. Dalam pemetikan manual dilakukan
dengan menggunakan tangan dan memperhatikan rumus petikan. Macam dan rumus
petikan dalam pemetikan teh yaitu petikan imperial (p+0), petikan pucuk pentil (p+1),
petikan halus (p+2m, b+1m), petikan medium (p+2m, p+3m, p+2, b+2m, b+3m),

5 | Page
Universitas
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN 2017
petikan kasar (p+3, p+4, b+1t, b+2t, b+3t) dan petikan kepel (meninggalkan daun kepel
pada perdu)
Pucuk Daun Teh : Pucuk Peko dan Pucuk
Burung

Pemetikan Mesin

Penggunaan
mesin petik dapat
dilakukan dengan mesin
petik Ochiae Tea

Harvester seri V8, panjang mesin petik yaitu 120


cm dan panjang pisau untuk memotong daun yaitu 110 cm. 1 unit
mesin dilakukan 5 orang yaitu mesin di bawa oleh 3 orang (2 orang
yang membawa mesin dan 1 orang yang membawa tempat daun teh)
serta 2 orang lainnya sebagai penyortir daun teh dari hasil mesin di
lahan. Pemetikan dengan mesin dapat dilakukan sortasi langsung di
lahan untuk memisahkan daun muda dengan daun tua atau ranting
yang terbawa dalam mesin petik, lamanya daur petik menggunakan
mesin lebih lama dibandingkan dengan pemetikan secara manual yaitu biasanya 20-30
hari.
Pemetikan dengan Mesin dan sortasi langsung di lahan
Teh dapat dibedakan menjadi 4 kelas yang di dasarkan pada umur teh yaitu :
A0 : umur teh 3 bulan setelah dipangkas (pemetikan jendangan) dilakukan 6-10 kali
pemetikan lalu masuk pemetikan produksi.
A1 : umur teh 1 tahun setelah dipangkas dan merupakan pemetikan produksi.
A2 : umur teh 2 tahun setelah dipangkas dan merupakan pemetikan produksi.
B : umur teh 3 tahun setelah di pangkas, dan dilakukan pemangkasan kembali setelah
2 minggu petikan gendesan dilakukan.
Pada jenis-jenis pucuk hasil pemetikan dapat dibagi menjadi 3 kategori jenis petikan
antara lain :
Petikan halus, pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko (p)dengan satu daun(p+1)
ataupucuk burung (b) dengan satu daun muda (b+1m)
Petikan medium, pucuk yang dihasilkan terdiri pucuk peko dengan dua atau tiga
daunmuda, serta pucuk burung dengan satu, dua atau tigadaun muda.
Petikan kasar, pucuk yang dihasilkan terdiri dari pucuk peko dengan lebih empat daun
danpucuk burung dengan beberapa daun tua (t).
Sedangkan pada jenis pemetikan dapat dibagi pula menjadi 3 jenis pemetikan yang
berhubungan dengan umur pangkasan meliputi:
Pemetikan Jendangan
Pemetikan yang dilakukan pada kelas A0, standar petikan yang dilakukan pada
pemetikan jendangan yaitu petikan medium. Pemetikan jendangan dilakukan dengan
6 | Page
Universitas
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN 2017
menggunakan alat ukur dimana daun teh yang di petik adalah daun teh yang melewati
garis ukur dan umumnya tinggi bidang jendangan 15 cm dari bidang pangkasan yang
tingginya 55 cm, total tinggi alat ukur yaitu 70 cm sehingga pemetikan dilakukan
setelah melewati batas alat ukur 70 cm.Pemetikan pucuk daun teh pada pemetikan
jendangan harus dilakukan hati-hati sebab jika pemetikan dilakukan kasar maka bisa
jadi ranting muda yang baru tumbuh setelah pemangkasan ikut terpetik bersama
daunnya. Pemetikan jendangan dilakukan 7 kali pemetikan dan setelah itu di teruskan
dengan pemetikan produksi.

Alat Ukur Pemetikan Jendangan


Pemetikan Produksi
Pemetikan produksi dilakukan dengan mengambil pucuk manjing (pucuk yang siap
petik) dan sesuai giliran petik hingga tanaman akan di pangkas kembali. Selain itu juga
di perhatikan kerataan bidang petik dengan mengambil tunas-tunas yang tidak aktif
seperti burung supaya dapat memperbanyak pertumbuhan pucuk dan mempermudah
pemetikan pucuk, pemetikan produksi dapat dilakukan secara manual maupun
menggunakan mesin.
Pemetikan Gendesan
Pemetikan yang dilakukan 1-2 minggu sebelum tanaman teh di pangkas, dalam
pemetikan gendesan ini tidak memperhatikan ingon (bakal pucuk untuk rotasi
selanjutnya).

b. Pasca panen
Pelayuan
Kegiatan pelayuan dilakukan untuk menurunkan kadar air pada daun teh serta
melemaskan pucuk segar secara merata supaya dapat digiling dengan baik. Proses
pelayuan dilakukan dengan pembalikan daun yang di hamparkan di Whitering Trough
setelah 4-6 jam, dimana pembalikan setelah 4 jam dilakukan untuk musim kemarau dan
pembalikkan setelah 6 jam untuk musim hujan. Lama pelayuan yaitu selama 12-18 jam.

7 | Page
Universitas
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN 2017

(Proses Pelayuan)
Pengolahan
Penggilingan
Pucuk daun teh yang sudah layu masuk ke mesin pengolahan CTC (Crushing,
Tearing, Curling)dimana teh yang diolah melalui perajangan atau pemotongan,
penyobekan, dan penggulungan daun basah yang mengakibatkan pecahnya sel daun
teh sehingga keluar cairan sel pada daun teh yang mengandung polifenol.

Mesin CTC
Fermentasi
Fermentasi dilakukan untuk mendapatkan teh yang berwarna coklat, rasa dan
aromanya. Proses fermentasi dilakukan setelah bubuk teh dari penggilingan melewati
conveyor dan masuk ke tahap oksidasi enzimatis pada mesin Fermenting Machine.
Waktu yang di butuhkan dalam proses fermentasi yaitu 85-90 menit.

Fermentasi; (A) Fermenting Machine, (B) Perubahan Warna Bubuk Teh


Pengeringan
Tujuan dari pengeringan ini yaitu untuk menurunkan kadar air hingga 2,5%-3,5%
agar daya simpannya lebih lama dan menghentikan proses oksidasi enzimatis. Alat
pengeringan untuk sistem CTC yaitu alat VFBD (Vibro Fluid Bed Dryer)dengan
menggunakan kayu bakar. Proses pengeringan berlangsung antara 18-20 menit
dengan suhu udara masuk (inlet) 110 C- 120 C dan suhu udara keluar (outlet) 80
C-90 C.

8 | Page
Universitas
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN 2017

Mesin Pengeringan
Sortasi
Sortasi dilakukan untuk mengelompokkan bubuk teh kering berdasarkan ukurannya
dan memisahkan bubuk teh dari tangkai kering maupun seratnya.
Dalam sortasi ini dibutuhkan ketelitian untuk pemisahan
partikel-parteikel yang sesuai dengan gradenya, setelah selesai
pemisahan maka teh di letakkan pada Tea Bin sesuai gradenya
untuk dilakukan pengemasan.

Mesin Sortasi
Pengemasan dan Pengiriman
Pengemasan teh dilakukan dengan mengemas teh sesuai berat gradenya dalam
Papersack yang dilengkapi dengan aluminium foil.Proses pengiriman dilakukan dengan
mengemas terlebih dahulu Papersack dalam 1 chop (20 sak), yang diisi secara zig zag
dalam 1 pallet berukuran 117 cm x 117 cm dengan tinggi pallet 15 cm.

Pengemasan dan Pengiriman Teh)


Cup Test (Uji Mutu)
Cup test dilakukan untuk menguji mutu teh secara indrawi dengan menggunakan
mulut yang bertujuan untuk mengetahui apakah ada kesalahan dalam proses atau tidak,
sampel pengujian teh yang di ambil yaitu sampel setiap 2 jam setelah pengeringan teh.
Penyeduhan teh dilakukan dengan menimbang bubuk teh sebanyak 5,6 gram baik untuk
di cup test maupun di uji kadar air, kemudian di tambahkan air panas pada cangkir
sebanyak 280 CC dengan titik didih air 90C-95C dan di tunggu selama 5 menit setelah
itu teh di saring untuk memisahkan ampasnya. Teh yang sudah siap lalu dicicipi dengan
9 | Page
Universitas
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN 2017
sendok dan di ludahkan pada piston sehingga dari uji tersebut nantinya dapat diketahui
score dari tiap-tiap mutu yang meliputi Appereance (penampakan fisik/partikel), Liquor
(rasa, warna cairan) dan Infused Leaf (ampas)

Proses Cup Test

B. Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami dan mampu menjelaskan permasalahan dan upaya pemecahan budidaya
teh di Indonesia.
2. Memahami dan mampu menjelaskan tentang pembibitan dan penanaman tanaman
teh.
3. Memahami dan mampu menjelaskan tentang pemeliharaan yang dilakukan pada
tanaman teh
4. Memahami dan mampu menjelaskan cara pemetikan pucuk daun teh yang benar
dan tepat.
5. Memahami dan mampu menjelaskan tentang cara/metode pengolahan hasil dengan
teknologi pengolahan hasil skala industri serta penentuan kualitas hasil olahan.

C. Pelaksanaan Praktikum
1. Mahasiswa telah memiliki Modul-5 sebelum pelaksanaan praktikum.
2. Asisten melakukan diskusi dan menjelaskan materi supaya mahasiswa paham
mengenai materi Modul 5 sehingga mahasiswa dapat mengerjakan tugas yang ada
pada Modul 5.
3. Asisten mengarahkan mahasiswa untuk menjawab pertanyaan berikut pada
Lembar Kerja yang telah disediakan :
a. Sebutkan dan jelaskan proses persiapan pada pembibitan tanaman teh?
b. Apa tujuan dilakukan pemangkasan pada tanaman teh?
c. Sebutkan dan jelaskan metode pemetikan pucuk daun teh?
d. Apa perbedaan dari jenis-jenis petikan teh?
e. Faktor apa yang menyebabkan perubahan warna teh dari hijau menjadi hitam?
4. Hasil Lembar Kerja dikumpulkan seminggu setelah praktikum Modul 5 berakhir
ke asisten kelas masing-masing. Jika mengumpulkannya tidak sesuai dengan
ketentuan maka akan di kenakan sanksi yaitu pengurangan nilai sebesar 5 setiap
harinya.
5. Sebelum praktikum berakhir asisten menjelaskan tugas praktikum selanjutnya.

10 | P a g e
Universitas
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN PERKEBUNAN 2017

D. Lembar Kerja Praktikum

11 | P a g e

You might also like