You are on page 1of 7

PENGARUH KEJIWAAN TOKOH TAMBAHAN NAOKO TERHADAP

KARAKTER TOKOH UTAMA TORU WATANABE ()


DALAM FILM NORUWEI NO MORI
KARYA HARUKI MURAKAMI ()

PENGARUH KEJIWAAN TOKOH TAMBAHAN NAOKO TERHADAP


KARAKTER TOKOH UTAMA TORU WATANABE ()
DALAM FILM NORUWEI NOMORI
KARYA HARUKI MURAKAMI ()

1. Virgiawan Widy Castrena


Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
virgiawancastrena@gmail.com

2. Dr. Urip Zaenal Fanani, M.Pd


Dosen Pembimbing Skripsi dan Jurnal

Abstrak
Penelitian ini menggunakan film sebagai sumber data utama. Film yang digunakan dalam
penelitian ini berjudul Noruwie No Mori karya Haruki Murakami (
). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, Bagaimana kondisi tokoh tambahan Naoko
dalam film Noruwie No Mori karya Haruki Murakami ()?, dan
bagaimana pengaruh kondisi kejiwaan tokoh tambahan Naoko terhadap tokoh utama Toru
Watanabe pada film Noruwie No Mori karya Haruki Murakami ()?.
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pengaruh tokoh Naoko terhadap pembentukan
karakter dalam diri Toru Watanabe () melalui teori pendekatan psikologi sastra dan
psikologi tokoh yang berkaitan satu sama lain dalam film ini.
Data yang diperoleh sebanyak enam belas data melalui percakapan, tingkah laku dan
percakapan monolog Naoko maupun Toru Watanabe (). Berdasarkan hasil analisis
yang telah dilakukan, terdapat bukti tentang tingkah laku dan tuturan monolog dari Naoko dan
Toru watanabe (). Dalam film ini digambarkan bahwa Naoko sedang mengalami
gangguan psikologi jiwa yang berkecamuk sehingga berpengaruh pada karakter di dalam diri Toru
Watanabe ().

Kata Kunci : pengaruh karakter Naoko dalam film Noruwei no Mori.

Abstract

This research used film for the main data source. The film that used for this research is
Noruwie No Mori by Haruki Murakami (). The main problem of
this research is,how condition of the side character Naoko in the Noruwie No Mori
film by Haruki Murakami ( ). This research target is to describe the
psychology influence of Naoko character to the character building in Toru Watanabe ()
through literature psychological approach theory and psychology of the characters that connected
to each other in this film.
Achieved datas are sixteen datas that contained of dialogue, behavior and monologue
dialogue of Naoko or (). From the result of analysis, there are evidence about behaviour
and monologue speeches from Naoko and Toru Watanabe (). In this film was ilustrated
that Naoko has psychological disorder that influenced to the character in Toru Watanabe (
).

Keyword : Naoko character influence in Noruwei no Mori film.

1
PENGARUH KEJIWAAN TOKOH TAMBAHAN NAOKO TERHADAP
KARAKTER TOKOH UTAMA TORU WATANABE ()
DALAM FILM NORUWEI NO MORI
KARYA HARUKI MURAKAMI ()

PENDAHULUAN Selain itu, banyaknya


Semangat zaman dapat sekadar penggambaran pemberontakan kaum remaja
tersurat atau secara terbuka dan jelas. pada film Noruwei no Mori
Dengan demikian siratan semangat zaman maka film Noruwei no Mori
dan napas lingkungan itu dapat berbentuk
banyak menceritakan
penghidangan utuh (representation),
mengenai kehidupan seorang yang
penghidangan sebagian dan tersamar
terombang-ambing dalam menjalani realita
(imitation), atau tanggapan (reaction)
hidup. Ditambah dengan kesulitan tokoh
terhadap apa yang berlaku secara umum
tambahan Naoko dan kesulitan Toru
dalam zaman dan lingkungan tertentu
Watanabe () sebagai tokoh utama
(Harjana, 1994:11). Hal itu bisa berwujud
dalam film Noruwei no Mori
dalam karya apapun, contohnya: lagu, puisi,
karya Haruki Murakami ()
novel, dan film.
Film menurut Yustinah (2006:23) yang berangsur-angsur mengalami

merupakan serangkaian gambar yang perubahan membuat tokoh Toru Watanabe

bergerak. Bahasa yang digunakan dalam () mengalami pengaruh terhadap

film adalah bahasa gambar. Film kehidupan dan karakter. Banyaknya hal
menyampaikan ceritanya melalui yang menarik inilah yang membuat peneliti
serangkaian gambar yang bergerak, dari satu sangat tertarik untuk meneliti pengaruh
adegan ke adegan lain. Dari satu konflik ke kejiwaan tokoh tambahan Naoko yang
konflik lain, dari peristiwa satu ke peristiwa membentuk karakter tokoh utama Toru
lain, secara menyeluruh, maksud dan tujuan Watanabe ().
yang ingin diungkapkan dan dipaparkan Film ini banyak menceritakan
melalui gambar bergerak. tentang kondisi tokoh utama Toru Watanabe
Karya sastra yang diteliti pada () dengan karakter-karakter yang
penelitian ini adalah film Noruwei no Mori berubah-ubah karena pengaruh dari masing-
, dengan diambilnya masing tokoh tambahan yang menjadi latar
pengaruh tokoh tambahan Naoko terhadap dalam film tersebut. Kondisi tersebut, secara
tokoh utama Toru Watanabe (). tidak langsung mempengaruhi alur dalam

Film Noruwei no Mori film Noruwei no Mori

diambil dengan latar lingkungan , perjalanan tokoh utama Toru

peristiwa pada tahun 1960-an dengan Watanabe () dan tokoh tambahan


mengambil konsep seorang remaja dengan Naoko yang akhirnya mendasari cerita
keadaan yang bermacam-macam, hal itulah dalam film Noruwei no Mori
yang mempengaruhi karakter para tokohnya, dan paling mempengaruhi karakter
khususnya tokoh utama.
dari tokoh Toru Watanabe ( )
adalah kondisi kejiwaan dari tokoh

2
PENGARUH KEJIWAAN TOKOH TAMBAHAN NAOKO TERHADAP
KARAKTER TOKOH UTAMA TORU WATANABE ()
DALAM FILM NORUWEI NO MORI
KARYA HARUKI MURAKAMI ()

tambahan Naoko. Berawal pada kejadian dipengaruhi kondisi kejiwaan tokoh


disaat Toru Watanabe () berteman tambahan Naoko saja pada film Noruwei no
dengan Naoko dan mengenal wanita hanya Mori karya Haruki
Naoko sampai akhirnya Naoko meninggal Murakami ( ). Tokoh tambahan
dan membuat Toru Watanabe () Naoko telah menyebabkan karakter tokoh
depresi. utama Toru Watanabe () berubah.
Film Noruwei no Mori Sikap dan tindakan dari Toru Watanabe (
merupakan karya dari novelis ) juga ikut berubah karena
Jepang yang bernama Haruki Murakami ( karakternya yang berubah.
). Pengarang Jepang ini lahir pada
Unsur Karya Sastra
tanggal 12 Januari 1949 di Kobe. Karya-
Dalam karya sastra ada berbagai
karya yang dihasilkan telah banyak dari
unsur dan dibagi menjadi beberapa unsur
novel pertamanya Kaze no Uta o Kike (Hear
juga. Pembagian unsur yang dimaksud
the Wind Sing), novel tersebut memperoleh
adalah unsur intrinsik dan eksentrik. Kedua
penghargaan Gunzo Prize pada tahun 1979
unsur inilah yang sering banyak disebut para
untuk kategori penulis baru, pada 1981
kritikus dalam rangka mengkaji dan
Haruki Murakami () menjual kafe
membicarakan novel atau karya sastra pada
jaz miliknya dan memutuskan untuk hidup
umumnya (Nurgiyatoro, 1998:23). Namun
dari menulis. Pada 1991, setelah
yang akan diambil dari unsur yang sering
meluncurkan Noruwei no Mori disebut kritikus hanya memakai unsur
, yaitu sebagai novel keempat intrinsik, karena peneliti mengkanji
Haruki Murakami (). mengenai pengaruh kejiwaan tokoh
Kemudian Haruki Murakami ( tambahan terhadap tokoh utama yang

) hijrah ke Amerika dan menjadi memakai terjadi di dalam film Noruwei no

peneliti di Universitas Pricenton. Pada 1993, Mori .

Haruki Murakami () mengajar di


Intrinsik
Universitas William Howard Taft, sebelum
kembali ke Tkyo dua tahun kemudian. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur
Hingga kini Haruki Murakami () yang membangun karya sastra itu sendiri.
menghasilkan lebih dari 30 karya fiksi Unsur inilah yang menyebabkan karya sastra
maupun nonfiksi, dan menerima hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang
penghargaan, antara lain Noma Literary hadir secara faktual akan di jumpai jika
Award, Tanizaka Prinze, dan Yomiura orang membaca karya sastra (Nurgiyantoro,
Literary Award. 1998:23). Karya sastra dapat dilihat sebagai
Penelitian ini difokuskan pada suatu sistem tanda yang utuh, struktur tanda
kondisi Naoko dan perubahan tokoh utama yang memiliki fungsi dan tujuan estetis
Toru Watanabe ( ) yang tertentu (Wellek dan Werren, 1993:159).

3
PENGARUH KEJIWAAN TOKOH TAMBAHAN NAOKO TERHADAP
KARAKTER TOKOH UTAMA TORU WATANABE ()
DALAM FILM NORUWEI NO MORI
KARYA HARUKI MURAKAMI ()

tokoh juga tidak dapat dilepaskan dari


Tokoh dan Penokohan watak atau karakter (Najid,2009:29).
Tokoh adalah unsur paling penting Menurut Keyne dalam Sujdiman (1988:17)
dalam karya sastra, tanpa adanya tokoh tokoh merupakan bagian atau unsur dari
sebuah cerita tidak akan berjalan dengan suatu keutuhan artistik yaitu karya sastra
baik, karena tidak dapat diketahui siapa yang harus selalu menunjang keutuhan
atau apa yang akan menjadi tokoh dalam artistik itu.
suatu cerita. Aminudin (1991:79) Penokohan dan karakter terisasi
pengertian tokoh adalah pelaku yang sering juga disamakan artinya dengan
mengemban peristiwa dalam cerita karakter dan perwatakan menunjuk pada
sehingga peristiwa tersebut mampu penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan
menjalin suatu cerita. Dalam definisi tokoh watak-watak tertentu dalam suatu cerita
cerita menurut Abraham dalam (Nurgiyantoro,1998:165). Sedangkan
Nurgiyantoro (1998:165) adalah : menurut Stanton dalam Nurgiyantoro
Tokoh cerita (1998:165) karakter sendiri dalam berbagai
(character) adalah orang (-
literatur bahasa Inggris menyaran pada dua
orang) yang ditampilkan pada
suatu karya naratif, atau pengertian yang berbeda, yaitu sebagai
drama, yang oleh pembaca
tokoh-tokoh cerita yang diampilkan, dan
ditafsirkan memiliki kualitas
oral dan kecenderungan sebagai sikap ketertarikan, keinginan, emosi
tertentu seperti yang
dan prinsip moral yang dimiliki tokoh-
diespresikan dalam dan apa
yang dilakukan dalam tokoh tersebut.
tindakan.
Psikologi Tokoh
Dengan adanya penokohan, sebuah Banyak pengertian psikologi, hal
cerita menjadi lebih nyata dan lebih hidup. ini disebabkan adanya perbedaan dalam
Melalui penokohan itu pula, seorang penyusunan teori, penelitian dan
pembaca dapat dengan jelas dan pengukuran. Menurut Graham (2005:86)
menangkap wujud manusia atau mahkluk psikologi seharusnya memberikan perhatian
lain yang perikehidupanya sedang pada penelitian tentang kesehatan mental,
diceritakan pengarangya (Najid, 2009:27- motivasi dari kebutuhan perkembangan
28). Dari pengertian Najid (2009:27-28) dalam kebutuhan terhadap aktualisasi diri
dan Aminudin (1991:79) berkaitan, sama Henry Gleitman dalam Sobur (2010:33)
halnya dengan peneliti yang akan mendifinisikan psikologi sebagai ilmu
membahas para tokoh yang berkaitan yaitu pengetahuan yang berusaha memahami
tokoh tambahan Naoko dan tokoh utama perilaku manusia, alasan dan cara mereka
Toru Watanabe (). melakukan sesuatu, dan juga memahami
Tokoh ialah individu rekaan yang bagaimana makhluk tersebut berpikir dan
mengalami peristiwa dan berlakuan dalam berperasaan.
berbagai peristiwa dalam cerita Psikologi tokoh juga berhubungan
(Sudjiman,1988:16). Perbincangan perihal dengan lingkuan sosial masyarakat, seperti

4
PENGARUH KEJIWAAN TOKOH TAMBAHAN NAOKO TERHADAP
KARAKTER TOKOH UTAMA TORU WATANABE ()
DALAM FILM NORUWEI NO MORI
KARYA HARUKI MURAKAMI ()

menurut Doi (1992:155) Hubungan


perasaan dirugikan, dimana mereka merasa HASIL DAN PEMBAHASAN
dihalang-halangi, dipermainkan atau Berdasarkan hasil penelitian
dijadikan korban, merupakan contoh bahwa terhadap pengaruh kejiwaan tokoh tambahan
yang bersangkutan berada dalam keadaan Naoko yang membentuk karakter tokoh
kehilangan kepribadian. Psikologi secara utama TW () dalam film Noruwei
umum amat terlihat bahwa ilmu yang No Mori karya Haruki
mengkaji kejiwaan, kejiwaan tokoh-
Murakami ( ), maka didapatkan
tokohnya, penulis dan pembaca. Psikologi
enam belas data yang menggambarkan
adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku
pengaruh Naoko yang akhirnya membentuk
manusia dengan hubungan dengan manusia
karakter dari TW ( ) itu sendiri.
(Sobur,2010:34). Bahkan dari teori diatas
Data-data yang telah peneliti analisis
mengungkapkan psikologi secara umum
merupakan data yang saling berhubungan
tapi mengacu pada kejiwaan, karena fokus
satu dengan yang lainya. Dalam tuturan dan
penelitian psikologi sastra adalah aspek
percakapan yang dilakukan oleh Naoko pada
kejiwaan (Endraswara, 2008:68).
TW () tidak hanya mempengaruhi
METODE
karakter dari TW (), namun juga
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif analisis, yaitu mencerminkan pengaruh psikologi kejiwaan

gabungan antara metode analisis dan Naoko yang berubah-ubah sehingga TW (

deskriptif. Metode analisis digunakan untuk ) mengalami perubahan dalam


memperoleh gambaran yang jelas tentang karakternya.
permasalahan yang ada. Sedangkan metode Peneliti mencoba menguraikan satu
deskriptif digunakan untuk mendiskripsikan persatu dari data yang sudah ada dan
data yang sudah ada dan menyesuaikan data terkumpul untuk membantu pembaca
sesuai dengan tujuan penelitian. Pada mempermudah memahami pengaruh tokoh
penelitian ini peneliti menggunakan analisis tambahan Naoko yang membentuk karakter
untuk meneliti data melalui tingkah laku dan tokoh utama TW ( ) dengan
tuturan yang menunjukkan adanya pengaruh menggunakan pendekatan psikologi sastra
kejiwaan tokoh tambahan Naoko terhadap dan tokoh, dimana psikologi satra dan tokoh
karakter Toru Watanabe ini merefleksikan semua tingkah dari para
dalam film Noruwie no Mori tokohnya dan semua sikap kejiwaan dari

karya Haruki Murakami (). TW ( ) dan Naoko. Karena

Sedangkan metode deskriptif digunakan psikologi sastra adalah ilmu yang


untuk mendeskripsikan data yang diperoleh mempelajari kejiwaan secara umum dalam
dan diuraikan secara jelas melalui kata-kata karya sastra, sedangkan psikologi tokoh
disesuaikan sesuai dengan rumusan masalah adalah ilmu yang mempelajari psikologi dari
dan teori yang sudah ada. subjek/tokoh dalam suatu karya sastra.

5
PENGARUH KEJIWAAN TOKOH TAMBAHAN NAOKO TERHADAP
KARAKTER TOKOH UTAMA TORU WATANABE ()
DALAM FILM NORUWEI NO MORI
KARYA HARUKI MURAKAMI ()

Kedua psikologi ini erat berhubungan dengan psikologi sastra dan tokoh. Jadi
dengan kejiwaan, kejiwaan yang banyak peneliti juga menggunakan mimik, gesture,
diteliti pada data ini adalah tuturan dari serta intonasi sebagai bahan untuk data, dan
Naoko yang banyak berubah-ubah, juga sebagai penunjang bahwa psikologi
begitupun gesture dan mimik dari Naoko. kejiwaan yang seperti apa yang sedang
Berbeda dengan kejadan dan perasaan yang dialami oleh Naoko dan TW ().
sedang dialami oleh Naoko sendiri,
PENUTUP
walaupun membingungkan sikap dan
Simpulan
perilaku Naoko yang diperlihatkan pada TW
Simpulan dari rumusan masalah
(), namun TW () bisa
penelitian ini adalah mengenai kondisi
memahami dan mengimbanginya karena
kejiwaan Naoko yang sedang mengalami
Naoko dan TW ( ) merupakan
kebingungan, kesedihan, kegundahan,
teman sejak kecil semasa dulu dengan kecemasan, kejujuran, kekhawatiran,
Kizuki juga pada saat itu. kesedihan, ketergoncangan, curahan hati.
Sikap dan perilaku kejiwaan Naoko Sedangkan simpulan rumusan masalah
inilah yang menjadi dasar terbentuknya kedua mengenai pengaruh kejiwaan Naoko
karakter TW ( ), ditinjau dari terhadap TW TW ( ) adalah
psikologi sastra dan tokoh. Keduanya saling kegelisahan, kebingungan, kerinduan,
berhubungan dan memeperkuat satu dengan kemarahan, ketidakpercayaan, depresi,
yang lainya. Dengan awal mula kehidupan pesimis. Hasil-hasil pemulihan diatas
TW () semasa kecil dengan Naoko, merupakan hasil dari analisis semua data
kejadian berlajut ketika akhirnya TW ( dan teori yang digunakan.
) dan Naoko tidak bertemu lagi
sepeninggal kematian Kizuki dan TW ( Saran
Hasil penelitian terhadap pengaruh
) pindah ke Tokyo. Karena semasa
tokoh tambahan Naoko yang membentuk
kecil TW (), Naoko dan Kizuki
karakter tokoh utama TW ( )
adalah anak-anak yang periang. Hal ini
dengan pendekatan psikologi sastra dan
berubah ketika akhirnya Naoko dan TW (
tokoh, yaitu terungkapnya kondisi Naoko
) bertemu lagi di Tokyo, disinilah
yang mengalami gangguan kejiwaan dan
awal mula TW () yang merasa ada
proses pengaruh kejiwaan dari Naoko yang
yang berbeda dalam diri Naoko dan hal akhirnya mempengaruhi karakter dari TW
inilah awal mula terjadinya penelitian
( ). Selain itu juga diharapkan
tentang pengaruh kejiwaan tokoh tambahan
dapat bermanfaat bagi pembaca dan
Naoko yang mempengaruhi tokoh utama
pembelajar sastra pada khususnya, hal ini
TW ( ) dalam film Noruwei No
diharapkan penelitian ini bermanfaat dan
Mori karya Haruki juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
Murakami yang dikaji referensi untuk penelitian selanjutnya.

6
PENGARUH KEJIWAAN TOKOH TAMBAHAN NAOKO TERHADAP
KARAKTER TOKOH UTAMA TORU WATANABE ()
DALAM FILM NORUWEI NO MORI
KARYA HARUKI MURAKAMI ()

DAFTAR PUSTAKA Murakami, Haruki. 2005. Norwegian Wood.


Jakarta: Kepustakaan Populer
Ahmadi, Abu. 1998. Psikologi Umum.
Gramedia.
Jakarta: Rineka Cipta.
Mahsun, M.S. 2005. Metode Penelitian
Amalia, Rifka. 2011. Pengaruh Lingkungan
Bahasa. Jakarta: Grafindo
Sosial pada Tokoh Utama
Persada.
Makoto Majima dalam serial
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi
drama Ikeburo west gate park
Penelitian Kualitatif. Bandung:
episode 1-2 karya Yukihiko
PT. Remaja Rosdakarya.
Tsutsun.Surabaya: FBS
Najid, M. 2003. Apresiasi Prosa Fiksi.
Universitas Negeri Surabaya.
Surabaya: University Press &
Aminuddin. 1991. Pengantar Apresiasi
Kreasi Media Promo.
Karya Sastra. Bandung : Sinar
Nurgiyantoro, Burhan. 1998. Teori
Baru
Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
Gajah Mada University Press.
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Teori, Metode
Bogdan, Robert. 1975. Participatant
dan Teknik Peneliti Sastra.
Observation in Organizational
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Setting. New York: Syracuse
Satmoko, R.S, 1995. Psikologi Tentang
University Press.
Penyesuaian dan Hubungan
Doi, Takeo. 1992. Anatomi Depensi Telaah
Kemanusiaan. Semarang: IKIP
Psikologi Jepang. Jakarta: PT.
Semarang Press.
Gramedia Pustaka Utama
Sobur, Alex. 2010. Psikologi Umum.
Bekerjasama dengan Yayasan
Bandung: CV Pustaka Setia.
Karti Sarana.
Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita
Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi
Rekaan. Jakarta Pusat: PT Dunia
Penelitian Sastra. Yogyakarta:
Pustaka Jaya.
Pustaka Widyatama.
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan
Feist, Jess. 2010. Teori kepribadian
dengan Pendekatan Baru.
(Theories of Personality).
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Warren, Rene dan Austin Wellek. 1989.
Utama.
Teori Kesusastraan. Melani
Frans, Mido. 1994. Cerita Rekaan dan
Budianta, (penerjemah). Jakarta:
Seluk Beluknya. Flores: Nusa
PT. Gramedia
Indah.
Yustinah. 2006. Bahasa Indonesia. Jakarta:
Graham, Helen. 2005. Psikologi
Erlangga.
Humanistik Dalam Konteks
Sosial. Budaya, dan Sejarah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

You might also like