Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
KELOMPOK V
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Latar belakang dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kebutuhan Dasar Manusia ( KDM ). Makalah ini membahas tentang Asupan keperawatan
dengan kelainan seksual fetitisme. yang didalamnya berisi tentang definisi masalah seksual
fetitisme, beserta asuhan keperawatannya. Apa yang berada dalam makalah ini sangat
bermanfaat dan berguna terutama bagi seorang perawat. Sebagai pemberi asuhan
keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses
penyembuhan.
B. TUJUAN
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa / mahasiswi memiliki kemampuan
konsep pemahaman sebagai tenaga perawat professional di bidang Keperawatan, sehingga
mampu menggunakan pendekatan proses keperawatan yang komprehensif yang mencakup
bio, psiko, sosio, dan spiritual.
BAB II
TINJAUAN TEORI
DEFINISI FETISISME
Penyebab Fetisisme
Penyebab fetisisme tidak jelas dipahami. Beberapa teori pembelajaran percaya bahwa
itu berkembang dari pengalaman anak usia dini, di mana objek dikaitkan dengan bentuk yang
sangat kuat dari gairah seksual atau gratifikasi. Teori belajar lainnya tidak akan fokus pada
anak usia dini saja, tetapi pada masa kanak-kanak kemudian dan remaja dan pengkondisian
yang terkait dengan aktivitas masturbasi. Para peneliti telah menunjukkan bahwa dalam
fetishists umum memiliki keterampilan sosial yang kurang berkembang, cukup terisolasi
dalam kehidupan mereka dan memiliki kapasitas berkurang untuk membangun keintiman.
Gejala Fetitisme
BAB III
TINJAUAN ASUPAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan pa pasien (Nursalam,2001)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan dari masalah pasien yang
nyata ataupun potensial dan membutuhkan tindakan keperawatan sehingga masalah pasien
dapat di tanggulangi atau dikurangi.
1. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi tubuh, penganiayaan
fisik (seksual), depresi
Tidak adanya hasrat untuk aktivitas seksual
Perasaan jijik, ansietas, panik sebagai respons terhadap kontak genital
Tidak adanya pelumasan atau sensasi subjektif dari rangsangan seksual selama aktivitas
seksual
Kegagalan untuk mencapai atau mempertahankan ereksi penis selama aktivitas seksual
Ketidakmampuan untuk mencapai orgasme atau ejakulasi
Ejakulasi prematur
Nyeri genital selama koitus
Kontriksi vagina yang mencegah penetrasi penis
C. INTERVENSI
1. Kaji riwayat seksual dan tingkat kepuasan sebelumnya dalam hubungan seksual.
Rasional: Hal ini menetapkan suatu data dasar untuk bekerja dan memberikan dasar untuk tujuan
Rasional: Ide pasien tentang apa yang merupakan suatu masalah mungkin berbeda dari ide
perawat.ide adalah persepsi pasien yang darinya tujuan perawatan harus ditetapkan.
3. Bantu pasien menetapkan dimensi waktu yang berhubungan dengan awaitan masalah dan
diskusikan apa yang terjadi dalam situasi kehidupannya pada waktu itu.
Rasional: Stress pada beberapa are kehidupan mempengaruhi fungsi seksual. Pasien mungkin
tidak menyadari hubungan antara stress dan disfungsi seksual.
Rasional: Depresi dan kelelahan menurunkan hasrat dan antusisme untuk berpartisipasi dalam
aktifitas seksual.
Rasional: Banyaknya obat-obatan dapat mempengaruhi fungsi seksual. Evaluasi terhadap obat
dan respon individu adalah penting untuk memastikan apakah obat tersebut mungkin
menambah masalah.
6. Anjurkan pasien untuk mendiskusikan proses penyakit yang mungkin menambah disfungsi
seksual. Pastikan bahwa pasien menyadari ada altrenatif metode pencapaian kepuasan seksual
dan dapat dilepajari melalui konseling seks jika pasien dan pasangannya berhasrat untuk
malakukannya juga.
Rasional: pasien mungkin tidak menyadari bahwa kepuasan perubahan dapat dibuat dalam
kehidupan seksnya. Dia mungkin juga tidak menyadari adanya sarana konseling seks.
7. Dorong pasien untuk menanyakan hal-hal yang berkenaan dengan seksual dan fungsi yang
mungkin menysahkan dirinya. Peningkatan pengetahuan dan membenarkan kesalahan konsep
dapat menurunkan perasaan tidak berdaya dan ansietas dan memudahkan solusi masalah.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Asuhan keperawatan pada klien dengan kelainan seksual fetitisme, dilakukan dengan
proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan dan intervensi.
Pada umumnya berbagai macam bentuk kelainan seksual dipengaruhi oleh Pertimbangan
Perkembangan, Kebiasaan Hidup Sehat dan Kondisi Kesehatan, Peran dan Hubungan,
Konsep Diri, Budaya, Nilai dan Keyakinan, Agama, dan Etik.
B. SARAN
Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi semua orang yang
membacanya. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam proses
pembelajaran khususnya dalam mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia, Selain itu diperlukan
lebih banyak referensi dan penyusunan makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
-http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/03/asuhan-keperawatan-klien-dengan-
penyimpangan-seksual/
-www.google.com