You are on page 1of 46

1. Peralatan.

Peralatan yang dibutuhkan adalah :

a. Mesin potong baja (Gambar l.a).

Untuk memotong baja batangan sepanjang 11 m menjadi batang-batang

kecil sesuai ukuran gambar kerja. Piringan pisau pemotong terbuat dari

baja bukan dari plat yang dilapisi batu-batu kecil (seperti amplas berwama

hitam) untuk menghindari terjadinya pengelupasan lapisan anti karat

(zincalume).

b. Gunting baja (Gambar l.b).

Untuk memotong notch/coakan-coakan kecil.

c. Mesin bor tangan (Gambar 1.c)

Untuk mengskrew baut ke batangan baja. Lebih baik yang memiliki

kontrol kecepatan.

d. Peralatan standar tukang.

Meteran,siku, palu, tali, waterpass, benang, spidol, dan lain-lain.

2. Persiapan gambar kerja.

Gambar kerja yang diberikan meliputi :

a. Gambar Layout/denah penempatan kuda-kuda.

b. Gambar Assembly Truss/perakitan kuda-kuda.

c. Gambar Connection (Connection Sheets)/ detail sambungan.

d. Job Header (Gambar keseluruhan atap yang akan dikerjakan).

3. Persiapan areal kerja.

Areal kerja harus di buat sedemikian rupa sehingga perakitan kuda-kuda tidak

terganggu (dapat menjadi acuan kuda-kuda yang terbesar dan terpanjang dari

lembar perakitan kuda-kuda).


4. Pemotongan material.

Material perlu dipotong-potong untuk membuat batangan-batangan pembentuk

kuda-kuda. Pemotongan ini dilakukan apabila menerima material dalam bentuk

batangan-batangan panjang 11 m atau 12 m. Jika menerima batangan-batangan

yang telah terpotong-potong dapat dirangkai langsung tanpa perlu dipotong lagi.

Pemotongan material yang dibutuhkan adalah berasal dari lembaran :

a. Layout/denah penempatan kasau/rafter danjurai/hip rafter.

b. Gambar Assembly Truss/perakitan kuda-kuda. (Gambar 4.b) berikut ini :

1.20
1.20

2.00
1.19

froors ALL
Sheet no. lof1 froors ALL Job No. sdos
Gambar 4.a Layout rafter sebagai acuan pemotongan

Gambar 4.b Pemotongan material berdasarkan gambar kerja

Material di potong berdasarkan ukuran yang terdapat pada list (yang dilingkari

pada Gambar 4.b).

Hasil potongan tersebut dikumpulkan setelah diberi ukuran, nomor truss untu k
masing-masing truss. Sisi potongan yang tidak bagus dirapikan dan dibersihkan

sehingga kemungkinan karat bisa dihindari.

5. Perakitan Truss.

Setelah batang-batangan truss terpotong-potong sesuai ukuran, maka langkah

selanjutnya adalah merakitnya.

Chord (Top chord dan Bottom.

Chord/Batang atas dan batang bawah) terlebih dahulu dipersiapkan, setelah

diletakkan dan dibentuk (tidak diperkuat), lalu notch/coakannya dipotong (dalam

mm) sesuai ukuran di gambar kerja (Gambar 5.a)

Gambar 5.a Notch atau coakan

Gambar 5.f Tinggi Standar truss

Keterangan (Gambar 5.f) dan (Gambar 5.g) :


Tentukan terlebih dahulu center/tengah dad bottom chord (contoh di atas pada

8000/2 = 4000 mm pada Gambar 5.f), tandai posisinya dan tarik garis sesuai

Apex Height (seperti yang dilingkari di atas) dengan menggunakan meteran.

Gambar 5.g Tinggi Truncated truss

Jika diperlukan pemasangan Apex plate, Knee plate, atau Heel plate maka

dilakukan pemasangannya seperti Gambar 5.e di atas, diletakkan terlebih dahulu

(Jika diperlukan penyekrewan lakukan dengan 1 screw terlebih dahulu).

Selanjutnya melakukan penempatan web sesuai gambar kerja, yaitu melalui

offset feature (tabel disebelah kiri atas gambar kerja).


Gambar 5.h Posisi web

Keterangan :

Jarak A1 adalah 1668 mm dari ujung kanan bottom chord 001 untuk web 010.

Jarak A2 adalah 2437 mm dari ujung kanan top chord 004 untuk web 010.

Jarak A3 adalah 1424 mm dari ujung kanan top chord 003 untuk web 040.

Jarak A4 adalah 1808mm dari ujung kanan top chord 002 untuk web 010.

Untuk web-web lainnya penguktirannya sama yaitu berasal dari ujung kanan

masing-masing chord.

Untuk Bottom Chord tandai jaraknya pada sisi bawah.

Untuk Top Chord tandai jaraknya pada sisi atas.

Lalu setelah semua chard diberi ukuran penempatan web, tempatkan terlebih

dahulu web-web tersebut dengan mengambil center/tengah dari web yang

diperpanjang dan akan menyentuh garis yang telah ditandai sebelumnya

(Gambar 5.i).
Gambar 5.i J arak Web

Setelah itu baru dilakukan penyekrewan untuk seluruh connection/pertemuan

sesuai denganjumlah skrew yang tertera pada gambar kerja.

Gambar 5.j Jumlah screw pada Heel

terdapat 4 screw

Gambar 5.k Jumlah Screw pada Web

Pada Gambar 5.j terdapat 7 screw pada conecction, Gambar 5.k angka 2 yang

dilingkari menunjukkan pada masing-masing ujung web terdapat 2 screw.


terdapat 4 screw
terdapat 3 screw

Angka 900 adalah

angka penandaan yang artiya untuk connection tersebut perlu C Channel yang

panjangnya seukuran tinggi C channel yang dipakai (100 atau 75 mm) yang

dipasang tegak/vertikal.

Gambar 5.1 Jumlah screw pada Apex

Gambar 5.1 menunjukkan jumlah screw yang diperlukan pada Apex, 4

merupakan jumlah screw pada pertemuan chord sedangkan 6 adalah total

jumlah screw yang terdapat pada Apex tidak temasuk jumlah screw pada web.

Angka 6 berasal dari angka 4 screw dan 2 screw seperti tergambar di atas.

Lalu dilakukan penyekrewan pada masing-masing connection.


Gambar 5.m

Penyekrewan pada Apex.

Penyekrewan pada Web.

Gambar 5.n

Penyekrewan pada Web

Gambar 5.o

Jika diperlukan pemboxan/pendaubelan untuk perkuatan dapat dilakukan seperti

Gambar 5.r berikut ini.


Gambar 5.r

Setelah seluruh bagian terangkai maka truss telah selesai difabrikasi, lakukan

pengangkatan truss secara hat-hati dan tumpuklah truss secara rapi dan teratur.

Gambar 5.s

Catatan :

Langkah-Iangkah cepat dan sering digunakan dilapangan jika sudutnya sama):

1. Rakit terlebih dahulu truss segitiga yang paling besar dan tinggi sebagai

Master.

2. Lalu rakit kuda-kuda lain yang mempunyai span yang sama serta arah L

R nya sama, dengan cara chordnya dimalkan ke truss Master, tetapi

ukuran jarak antara web-webnya harus mengikuti offset masing-

masing truss.

3. Setelah langkah kedua selesai maka dilanjutkan dengan L-R nya yang

berbeda dari truss Master, Truss Master lalu dibalik dan selanjutnya

dilakukan mal untuk chordnya seperti langkah no.2.

4. Tujuan melakukan Mal untuk Master Truss adalah untuk mendapatkan

kemiringan chord yang sama dan flat/datar bagi reng.


Connection Detail

(Sistem Truss Back to Back/Adu punggung)

APEX-A, KNEE, HEEL dan ELBOW semuanya sama dengan Connection Detail

pada truss back to back/adu punggung seperti yang telah dijelaskan didepan.

Hanya perbedaannya pada APEX-C yang menggunakan APEX PLATE.

Contohnya :

APEX
APEX-A
gambar kerja

APEX
APEX-B
gambar kerja

APEX
APEX-c
gambar kerja
KNEE

KNEE - A

KNEE - A
ga
Connection Detail

(Sistem Truss Sebidang)


SC-APEX- C-75-10-..

Pelaksanaan
PEMASANGAN

Konstruksi Rangka Atap

roof plan
layout plan

K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1

1. Konstruksi Gable End Truss (Kuda-kuda segitiga pada ujung bangunan).

Bentuk Konstruksi :
Gambar 1.1 Layout Gable End Truss

Catatan :

Roof plan = Denah Atap

Layout Plan = Venah Penempatan Truss

Gable end adalah bentuk atap pada ujung bangunan yang menggunakan truss

segitiga vertikal/tegak.

Tahap 1. Pelajari denah atap anda.

Tahap 2. Tandai perletakan posisi truss sepeni tertera pada denah atap/lembar

kerja.

(Ringbalk harus level/rata (dapat digunakan selang air) dan ukuran panjang
balok-balok ringbalk sesuai gambar kerja yang diberikan), kalau tidak

sesuai harap laporkan ke Fabrikator and a secepatnya.

Tahap 3. Letakkan truss di atas rinkbalk, bagian demi bagian sesuai dengan

gambar penempatan truss. (Ingat L-R Truss harus mengikuti Denah Truss).

Tahap 4. Berdirikan truss awal dimulai dari ujung bangunan. Pasang bagian

bawah truss pada bagian atas rinkbalk (Jika langsung duduk di rinkbalk),

kencangkan dengan menggunakan empat baut hexagonal berukuran 12-14X20

pada masing-masing tumpuan dengan menggunakan plat L yang di dynaboltkan

ke rinkbalk.

baut 12-14x20 baut 12-14x20


plat C 1 mm ( WP ) ring baut
batang bawah dynabolt M12-10 batang bawah
ring baut 2 baut
2 baut dynabolt M12-10 12-14-20 ring balk
12-14-20 ring balk

Seperti

diperlihatkan pada Gambar 1.2 berikut ini. Gambar 2a dilakukan bila

menggunakan wall plate atau C channel tebal 1 mm di sekeliling rinkbalk

bangunan, Gambar 2b jika menggunakan rinkbalk langsung sebagai tumpuan

maka diperlukan plat L (L1) yang di dynaboltkan ke rinkbalk pada kedua tumpuan

kuda-kuda.
Gambar 1.2.1 Dengan Wallplate

Gambar 1.2.2 Langsung Rinkbalk

Gambar 1.2 Tumpuan Truss

Tahap 5. Pasang pengikat sementara (menggunakan wind brace atau topspan

40), sehingga truss dapat berdiri tegak lurus dengan rinkbalk.

Tahap 6. Ulangi tahap 4 dan 5 untuk truss berikutnya, dan lakukan pengikatan

truss sementara lagi. Seperti diperlihatkan Gambar 1.3 berikut ini.

Gambar 1.3 Perkuatan Sementara

Pada Gambar 1.3 diperlihatkan Truss 1 didirikan terlebih dahulu lalu tumpuannya
di dynaboltkan ke rinkbalk (pada kedua ujungnya), lalu Truss 2 dan 3 didirikan

dan didynaboltkan lagi keduanya, pada batang atas di gunakan topspan 40

sehagai pengikat sementara yang discrewkan menggunakan 1 screw 10-16x16

Hex setiap batangnya (diusahakan pemasangan bautnya zigzag).

Catatan :Untuk menjaga posisi truss, pasang tegak lurus bagian truss dengan

rinkbalk; atau tarik benang dengan lurus sepanjang titik yang ditinjau (seperti

bandul) pada truss.

Tahap 7. Ketika. semua truss telah terpasang pasang wind brace (ikatan angin)

dengan petunjuk berikut ini :

-) Pada trus dekat plat apex: :

Gunakan 3 baut 10-16x 16 Hex pada sisi samping dan 1 baut 10-16x 16 Hex

pada sisi atas.

wind brance ( ikatan angin )

3 screw 10-16X16 Hex


1 screw 10-16X16 Hex
Gambar 1.4 Ikatan angin pada Top Chord

-) Pada truss: Gunakan 1 baut 10-16x16 Hex pada sisi atas dari Top Chord

(batang atas) Truss.

Gambar 1.5 Ikatan angin pada Chord

-) Pada Wall Plate (WP) C Chaneel 1 mm di atas rinkbalk :

Gunakan 4 baut 10-16x16 Hex pada sisi samping atau dengan perpanjangan

sebagai penguat seperti diperlihatkan pada Gambar 1.6 berikut ini.


wall plate ( c hannel 1 mm )

ring balk

2 dynabolt m 12-10

Gambar 1.6 Ikatan angin pada wallplate dan rinkbalk

Tahap 8. Gunakan krew 10-16x16 Hex untuk perkuatan wind brace (ikatan angin

pada top chord (batang atas) truss disebelahnya.

Catatan: Jangan lupa untuk melakukan perkuatan di batang bawah dengan

menggunakan Topspan 40 dan 2 screw 10-16x16 Hex sesuai jarak yang

disarankan fabrikator.
K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1

2. Konstruksi hip end.

Bentuk Konstruksi :

Gambar 2.1 Layout Hip End

Keterangan :

Hip End adalah daerah segitiga pada atap yang terdapat diujung bangunan

(Gambar 2.1 terdapat dua hip end),

Tahap 1. Pelajari denah atap anda.

Tahap 2. Tandai perletakan posisi truss seperti tertera pada denah atap/lembar

kerja.

Rinkbalk harus level/rata (dapat digunakan selang air) dan ukuran panjang

balok-balok rinkbalk sesuai gambar kerja yang diberikan), Kalau tidak

sesuai harap laporkan ke Fabrikator anda secepatnya.

Tahap 3. Letakkan truss di atas rinkbalk, bagian demi bagian sesuai dengan
gambar penempatan truss. (Ingat L-R Truss harus mengikuti Denah Truss).

Tahap 4. Berdirikan truss awal dimulai dari ujung bangunan, yaitu pada daerah

Hip End, pasang bagian bawah Truncated truss (truss terpancung) pertama,

pada bagian atas rinkbalk (jika langsung duduk di rinkbalk), kencangkan dengan

menggunakan :empat baut hexagonal berukuran 12-14x20 pada masing-masing

tumpuan dengan menggunakan plat L yang di dynaboltkan ke rinkbalk, lalu

diikuti, truss terpancung lainnya sehingga seluruh truss terpancung terpasang

(jangan lupa gunakan pengikat sementara bisa wind brace atau TOPSPAN 40

seperti telah dijelaskan pada Bentuk Gable end di atas). Ingat truss harus tegak

vertikal posisinya.

Tahap 5. Pasang pengikat sementara, sehingga truss dapat berdiri tegak lurus

dengan rinkbalk.

Tahap 6. Persiapkan jurai yang akan membentuk bidang atap "Hip End" sesuai

dengan nomor dan posisinya masing-masing. Perhatikan panjang overhang

untuk jurai tersebut.

Tahap 7. Pasang jurai tersebut tepat pada sudut bangunan dan perhatikan

panjang overhangnya (gunakan A= mm) yang ada di lembar layout Hip

Rafter/denah jurai dari fabrikator, pada sisi atas jurai posisikan pada tengah

bidang "Hip End". Baut (l2x14-20) masing-masing pertemuan antara jurai dengan

batang atas kuda-kuda dan pada pertemuan jurai.


wall

Gambar 2.3 Perletakan ujung jurai


A
B

Tahap 8. pasarig rafter sesuai dengan. denah atap (sebelumnya gunakan

benang sebagai acuan overhang/overstek ,yang membentang dari ujung jurai ke

ke ujung jurai), tempatkan rafter hingga menempel dengan jurai dan benang di

ke dua ujungnya) dan tegak lurus dengan rink balk. Perhatikan panjang

overhangnya, tempatkan baut pada setiap pertemuan rafter dengan jurai dan

kuda-kuda.
Detail A

Top chord/batang atas Jurai/ hiprafter

Jurai dan batang atas harus dan batang menyentuh dan discrew

Detail B

Top chord/batang atas

Rafter/ kasau

Kasaudan batang atas harus dan batang menyentuh dan discrew


Detail C
Rafter/ kasau

Ring balk

Gambar. 2.4 Detail Rafter dan Jurai

3. konstruksi Dutch Hip


K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1 K1

Bentuk Konstruksi :
Gambar 3.1 Layout Dutch Hip

Keterangan :

Dutch Hip adalah daerah segitiga terp'ancung pada atap yang terdapat diujung

bangunan (Gambar 3.1 terdapat dua Dutch Hip).

Tahap 1. Pelajari denah atap anda.

Tahap 2. Tandai peletakan posisi truss seperti tertera pada denah atap/lembar

kerja.

(Rinkbalk harus level/rata (dapat digunakan selang air) dan ukuran panjang

balok-balok rinkbalk scsuai gambar kerja yang diberikan), Kalau tidak

sesuai harap laporkan ke Fabrikator and secepatnya.

Tahap 3. Letakkan truss di, atas' rinkbalk, bagian demi bagian sesuai dengan

gambar penempatan truss. (Ingat L-R Truss harus mengikuti Denah Truss).

Tahap 4. Berdirikan truss awal dimulai dari ujung bangunan, yaitu pada daerah

Dutch Hip, pasang bagian bawah Truncated truss (truss terpancung) pertama,

pada bagian atas rinkbalk jika langsung duduk di rinkbalk), kencangkan dengan

menggunakan. empat baut hexagonal berukuran 12-14x20 pada masing-masing

tumpuari dengan menggunakan plat L yang di dynaboltkan ke rinkbalk, lalu diikuti

truss terpancung lainnya sehingga seluruh truss terpancung terpasang jangan

lupa gunakan pengikat sementara bisa wind brace atau TOPSPAN 40 seperti

telah dijelaskan pada Bentuk Gable end di atas). Ingat truss harus tegak vertikal

posisinya.

Tahap 5. Pasang pengikat sementara, sehingga truss dapat berdiri tegak lurus di

rinkbalk.
Tahap 6. Persiapkan jurai yang akan membentuk bidang atap "Dutch Hip" sesuai

dengan nomor dan posisinya masing-masing. Perhatikan panjang overhang

untukjurai tersebut, (seperti cara di Hip End).

Tahap 7. Tempatkan jurai sesuai posisinya tersebut, atur posisinya hingga dapat

menghubungkan sudut bangunan dan kuda-kuda Dutch Gable/Segitiga yang ada

batang horisontalnya. Bautkan skrew 12-14x20 Hex pada masing-masing

pertemuan kuda-kuda dengan jurai tersebut.

Tahap 8. Pasangkan rafter sesuai dengan posisinya pada denah atap, dan di,

tempatkan sepanjang batang horisontal kuda-kuda Dutch Gable.

Perhatikan panjang overhangnya (seperti cara hip end di atas), tempatkan baut

12-14x20 Hex pada setiap pertemuan rafter dengan jurai dan kuda-kuda.

4. Konstruksi Saddle Block.

daerah saddle

daerah saddle

rangka lengkap

saddle truus

Bentuk Konstruksi :
Gambar 4.1 Layout Saddle Block

Keterangan :

Konstruksi Saddle Block adalah konstruksi kuda-kuda yang menumpang

langsung

pada batang-batang C Chaneel, baik duduk langsung pada kuda-kuda atau

duduk langsung pada rafter.

Tahap 1. Pelajari denah atap anda.

Tahap 2. Tempatkan benang sepanjang daerah yang akan ditempatkan saddle

truss sehingga membentuk daerah segitiga.


benang

Gambar 4.2 Penempatan benang sebagai langkah awal

WEB

bottom chord saddle truus


screw 12-14x20 hex

top chord truss utama

Tahap 3.

Tempatkan saddle truss yang terbesar sejajar dengan truss utama dekatnya (ikuti
jarak pada layout lembar kerja), dengan batang bawah saddle berdiri tegak lurus

dengan daerah segitiga. Atur posisi truss 1 sehingga batang bawah Saddle truss

duduk di batang atas top chord atau rafter. (Ingat posisi sayap bottom Chord

Saddle Truss harus menghadap keluar seperti tertera pada Gambar 4.3).

Gambar 4.3 Pertemuan chord dan rafter dengan saddle truss

Tahap 4. Puncak (apex) saddle truss disejajarkan dengan puncak truss utama

dengan menggunakan benang dan waterpass (seperti terlihat pada Gambar 4.4).
Gambar 4.4 Penempatan saddle truss

Tahap 5. Ben skrew 12x14-20 Hex pada masing-masing pertemuan antara

batang bawah saddle truss dengari batang atas truss yang berada dibawahnya,

atau pada kasau/rafter. Buatkan pengaku sementara pada puncak (apex) dari

saddle truss agar dapat berdiri dengan aman. (seperti bentuk konstruksi di

depan)

Tahap 6. Ulangi langkah 3 dan 4 sampai saddle truss terselesaikan pada daerah

segitiga tersebut.
K1
K1
K1
K1
K1
K1
K1
K1
K1

5. Truss Piggy Back

(Truss tendem/tumpuk).

Bentuk Konstruksi :

Gambar 5.1 Layout Piggy back

Keterangan :

Piggy Back Truss atau Truss tumpuk/tendem adalah bentuk truss yang
menumpuk satu sama lainnya. dimana truncated truss/truss terpancung berada

di bawah dan saddle truss berada tepat di atasnya.

Tahap 1. Pelajari denah atap anda.

Tahap 2. Tandai perletakan posisi truss seperti tertera pada denah atap/lembar

kerja.

(Rinkbalk harus level/rata (dapat digunakan selang air) dan ukuran panjang

balok-balok rinkbalk sesuai gambar kerja yang diberikan), Kalau tidak

sesuai harap laporkan ke Fabrikator anda secepatnya.

Tahap 3. Letakkan truss di atas rinkbalk, bagian demi bagian sesuai dengan

gambar penempatan truss. (Ingat L-R Truss harus mengikuti Denah Truss).

Tahap 4. Berdirikan truss awal dimulai dari ujung bangunan, yaitu pada daerah

Hip End, pasang bagian bawah, Truncated truss (truss terpancung) pertama,

pada bagian atas rinkbalk (lika langsung duduk di rinkbalk), kencangkan dengan

menggunakan empat baut hexagonal berukuran 12-14x20 pada masing-masing

tumpuan dengan menggunakan plat L yang di dynaboltkan ke rinkbalk, lalu diikuti

truss terpancung lainnya sehingga seluruh truss terpancung terpasang jangan

lupa gunakan pengikat sementara bisa wind brace atau TOPSPAN 40 seperti

telah dijelaskan pada Bentuk Gable end di atas). Ingat truss harus tegak

vertikal posisinya.

Tahap 5. Pasang pengikat sementara, sehingga truss dapat berdiri tegak lurus

dengan rinkbalk.

Tahap 6. Setelah truncated truss berdiri semua lalu pasang pengikat sementara

(bisa menggunakan Topspan/roofbatten, dan yakinkan bahwa trucated truss

berdiri kokoh.

Tahap 7. Lalu tempatkan roofbatten/Topspandi atas top chord/batang atas


truncated truss sepanjang daerah saddle dengan jarak antara roofbatten/topspan

max. 60 cm (seperti Gambar 5.2), lalu skrew di masing-masing pertemuannya

dengan menggunakan 2 skrew 10-16x 16 Hexagonal.

saddle truus

topspan/roofbatten
di screw 2 buah 10-16x16 hex
pada setiap pertemuan dengan
transcated truus
transcated truus

Gambar 5.2 Penggunaan reng sebagai perkuatan

Pengangkatan Truss dilapangan. Minimum 2 titik pengangkatan untuk


mengangkat sekelompok truss

Sekelompok truss sedang diangkat untuk ditempatkan di atas rinkbalk.

Truss diletakkan di atas rinkbalk dan didirikan dengan perkuatan sementara.

Truss di pasang pada posisi gable


Pemasangan L-Bracket di atas rinkbalk yang discrew ke truss/bottom chord dan
di
dynabolt ke rinkbalk.

Seluruh truss di pasang pengaku (Wind brace) sesuai sepesifikasi dan kondisi
struktur.

Reng dan aluminium foil discrew ke truss sesuai dengan spesifikasi pembuat
genteng dan aluminum foil.

Pemasangan L Bracket ke lisplang. Minimum penggunaan screw pad a top chord


overhang adalah 3 screw 12-14x20 Hex.

Talang jurai dalam dipasang dengan perkuatan reng dikedua sisinya,


pertemuannya dengan lisplang dan talang harus disesuaikan. Tugas installer
untuk mengecek kondisi tersebut dan membuatnya sesuai dengan kondisi yang
diinginkan.

Genteng lalu dipasang pada , posisinya.

Gambar disamping adalah penumpukan genteng yang tidak dianjurkan karena


akan menimbulkan beban titik yang akan merusak truss.

Seluruh genteng telah terpasang dengan benar.

Rangka plafond dah papan plafond dapat dipasang dengan baik dan benar.

Jika batang overhang yang panjang seperti tampak disamping, diharapkan


jangan ada celah antara rinkbalk dan ujung tumpuan overhang.

Jika pemasangan reng tepat dan benar akan didapatkan hasil yang rata dan

lurus.

Cara pengangkatan yang baik, dilakukan secara vertikal.

Instalasi truss yang menggunakan perkuatan reng sementara untuk menegakkan


truss.

Penggunaan batang C Channel untuk Gording dan kasau, diatas struktur beton.

Perkuatan sementara antara satu truss dengan truss yang lainnya dengan
menggunakan reug, dan screw 1 buah setiap titik pertemuan.
ROOF BRACING

ROOF FRAME BRACING / IKATAN ANGIN

1. Permanent bracing harus digunakan untuk menjamin seluruh elemen

struktur atap dapat bekerja secara bersamaan sebagai satu kesatuan

struktur ketika beban bekerja pada struktur tersebut. Bracing sementara

dapat juga diaplikasikan jika diperlukan selama tahap instalasi.

Reng tanpa
sambungan
2. Pada segitiga yang Reng jika
diarsir

dibutuhkan untuk mendukung kelakuan lateral dapat diaplikasikan pada

truss, tidak lebih sepertiga dan reng disambung dan tidak ada dua

sambungan yang berdekatan. Sesuatu yang penting diingat adalah

penggunaan reng pada bottom chord untuk mendukung kekakuan lateral.

Di area dimana reng menerus pada daerah Gable, pada daerah segitiga

reng harus menerus tanpa sambungan diperlihatkan pada

gambarberikut :

Ikatan angin

Reng tanpa
Sudut kemiringan 30 dan 45 pada wallplate/ringbalk dengan roofbrace datar pada bidang atap sambungan
Pada segitiga
yang diarsir
Gambar 2.1 Reng tanpa sambungan dan Sudut ikatan angin

3. Pada perkuatan lateral, penyekrewan dilakukan pada setiap titik

pertemuan dengan truss. Penggunaan reng/purlin, harus dilakukan

secukupnya untuk menjaga kestabilan posisi truss terhadap gaya angkat.

4. Seluruh perkuatan lateral harus diikat pada struktur utama untuk menjaga

kekakuan struktur termasuk penggunaan diagonal bracing. Seluruh ikatan

harus dilakukan secara berhadapan/menyilang. Seluruh ikatan harus

diskrew ke setiap kuda-kuda seperti diperlihatkan pada Gambar 4.1

berikut ini :

Ikatan angin
1 screw 10-16x16 hex

Truus terakhir/paling sudut

Pada tepi truus terakhir ikatan dibengkokan dan discrewdengan 3 screw 10-16x16 hex hea
Gambar 4.1 Pengikatan ikatan angin pada truss dan Truss terakhir

5. Sudut antara ikatan angin dengah wallpalte/rinkbalk harus berkisar antara

30

6. Spesifikasi ikatan angin (contoh pembuat produk ikatan angin pada

tabel) :

Kuat tarik minimum 250 Mpa.

Ketebalan minimum 1.0 mm.

Lapisan anti karat minimum adalah hof-dipped zinc coating of

275 g/m2.

TYPE OF STEEL BRACE


Minumum basic working loads, kN
STRAP BRACE* SPEED BRACE*
Steel Tension Capacity 3.5 5.5 kN 5.5 kN
End Fixing Capacity 3.5 5.5 kN 5.5 kN
Brace to intermediate truss fixing
0.55 kN 0.45 kN
capacity
Wrap-around splice capacity 3.5 5.5 kN 5.5 kN
Brace Cross-Section Dimensions
(25-40) x 1.0 40 x 1.0
(mm x mm)
10-16x16 wafer or
10-16x16 wafer or
Nail size requirements hex tek self drilling
hex tek
screw

* Manufacturers product names.

7. Daya lentur maksimum dari ikatan angin :

Lentur maksimum <jarak antara dua tumpuan/500

8.
saddle truus

reng dengan 2 screw


10-16x16 hex

dibawah top chord harus ada


ikatan angin

Untuk kondisi truss tumpuk/truss tendem seperti Gambar 8.1, Ikatan

horizontal pada batang atas/top chord dengan menggunakan reng harus

dilakukan untuk mendukung kekakuan struktpr, seluruh reng harus diikat

dengan 2 screw 10-16x16 Hexagonal pada setiap pertemuan truss. Untuk

mendukung kekakuan lateral pada truncated truss/truss terpancung maka

perlu dilakukan diagonal bracing pada bagian bawah top chord yang

diduduki saddle truss.

Gambar 8.1 Penempatan Ikatan angin pada truss tendem

9. Ikatan pada bottom chord berguna untuk. mendukung kekakuan struktur

terhadap gaya lateral buckling akibat gaya angkat angin. Ikatan ini harus

di perkuat ke wallplate pad a ujungnya Oika menggunakan wallplate).

10. Jika perkuatan pada web dibutuhkan lakukan perkuatan pada pertemuan
setiap web dengan posisi menyilang seperti pada Gambar 10.1. Ikatan

tersebut harus tanpa sambungan.

Ikatan melintang untuk


Memperkuat strukur

Bengkokan ikatan angina


Pad web

2 screw pada setiap


pertemuan

C Chaneel sebagai
Tambahan perkuatan

Gambar 10.1 Perkuatan diagonal brace pada Web

11. Berbagai Kondisi detail ikatan terhadap berbagai bentuk atap dan ukuran

span.

Detail pembengkokan ikatan angin :


Detail penempatan ikatan angin berdasarkan bentuk atap dan ukuran span :

Catatan :

1. Sudut antar ikatam angin dan rinkbalk/wallpalte bila dilihat dari atas harus

berkisar antara 30 dan 45.

2. Pada daerah tepi/pinggir/ujung atap, reng harus menerus tanpa

sambungan.

3. Seluruh ikatan angin posisinya sebaiknya saling menyilang.

You might also like