Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Diabetes Mellitus atau biasa disingkat DM merupakan salah satu masalah
kesehatan yang berdampak pada produktivitas dan dapat menurunkan Sumber
Daya Manusia. Dimana penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu,
tetapi sistem kesehatan suatu negara. Walaupun belum ada survei nasional, sejalan
dengan perubahan gaya hidup termasuk pola makan masyarakat Indonesia
diperkirakan penderita DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok
umur dewasa keatas pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya
penanggulangan penyakit DM belum menempati skala prioritas utama dalam
pelayanan kesehatan, walaupun diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya
cukup besar antara lain komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis,
hipertensi, otak, system saraf, hati, mata dan ginjal.
DM ini semakin meningkat, terutama pada kelompok umur dewasa keatas
pada seluruh status sosial ekonomi. Saat ini upaya penanggulangan penyakit DM
belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan, walaupun
diketahui dampak negatif yang ditimbulkannya cukup besar antara lain
komplikasi kronik pada penyakit jantung kronis, hipertensi, otak, system saraf,
hati, mata dan ginjal.
DM atau kencing manis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula dalam darah (hiperglikemi) akibat kekurangan hormon
insulin baik absolut maupun relatif. Absolut berarti tidak ada insulin sama sekali
sedangkan relatif berarti jumlahnya cukup/memang sedikit tinggi atau daya
kerjanya kurang. Hormon Insulin dibuat dalam pankreas. Ada 2 macam type DM :
DM type I. atau disebut DM yang tergantung pada insulin. DM ini disebabkan
akibat kekurangan insulin dalam darah yang terjadi karena kerusakan dari sel beta
pankreas. Gejala yang menonjol adalah terjadinya sering kencing (terutama
malam hari), sering lapar dan sering haus, sebagian besar penderita DM type ini
berat badannya normal atau kurus. Biasanya terjadi pada usia muda dan
memerlukan insulin seumur hidup.
DM type II atau disebut DM yang tak tergantung pada insulin. DM ini
disebabkan insulin yang ada tidak dapat bekerja dengan baik, kadar insulin dapat
normal, rendah atau bahkan bahkan meningkat tetapi fungsi insulin untuk
metabolisme glukosa tidak ada/kurang. Akibatnya glukosa dalam darah tetap
tinggi sehingga terjadi hiperglikemia, 75% dari penderita DM type II dengan
obersitas atau ada sangat kegemukan dan biasanya diketahui DM setelah usia 30
tahun.
2. Rumusan masalah
1. Apakah definisi Penyakit Diabetes Mellitus ?
2. Bagaimana Epidemiologi Penyakit Diabetes Mellitus di dunia, di indonesia,
di sulawesi dan kendari ?
3. Bagaimana Etiologi Penyakit Diabetes Mellitus ?
4. Bagaimana Klasifikasi Penyakit Diabetes Mellitus ?
5. Bagaimana Patofisiologi Penyakit Diabetes Mellitus ?
6. Bagaimana Patogenesis Penyakit Diabetes Mellitus ?
7. Apasaja Tanda dan gejala Penyakit Diabetes Mellitus ?
8. Apasaja Faktor risiko Penyakit Diabetes Mellitus ?
9. Bagaimana Manifestasi klinik Penyakit Diabetes Mellitus ?
10. Bagaimana Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus ?
11. Bagaimana Diet Penyakit Diabetes Mellitus ?
12. Bagaimana Penatalaksanaan, penegahan dan pengobatan Diabetes Mellitus ?
3. Tujuan
4. Untuk mengetahui definisi Penyakit Diabetes Mellitus.
5. Untuk mengetahui Epidemiologi Penyakit Diabetes Mellitus di dunia, di
indonesia, di sulawesi dan kendari.
6. Untuk mengetahui Etiologi Penyakit Diabetes Mellitus.
7. Untuk mengetahui Klasifikasi Penyakit Diabetes Mellitus.
8. Untuk mengetahui Patofisiologi Penyakit Diabetes Mellitus.
9. Untuk mengetahui Patogenesis Penyakit Diabetes Mellitus.
10. Untuk mengetahui Tanda dan gejala Penyakit Diabetes Mellitus.
11. Untuk mengetahui Faktor risiko Penyakit Diabetes Mellitus.
12. Untuk mengetahui Manifestasi klinik Penyakit Diabetes Mellitus.
13. Untuk mengetahui Komplikasi Penyakit Diabetes Mellitus.
14. Untuk mengetahui Diet Penyakit Diabetes Mellitus.
15. Untuk mengetahui Penatalaksanaan, penegahan dan pengobatan Diabetes
Mellitus.
BAB II
PEMBAHASAN
2) Diabetes Tipe II
Resistensi insulin menyebabkan kemampuan insulin menurunkan kadar gula
darah menjadi tumpul. Akibatnya pankreas harus mensekresi insulin lebih banyak
untuk mengatasi kadar gula darah. Pada tahap awal ini, kemungkinan individu
tersebut akan mengalami gangguan toleransi glukosa, tetapi belum memenuhi
kriteria sebagai penyandang diabetes mellitus. Kondisi resistensi insulin akan
berlanjut dan semakin bertambah berat, sementara pankreas tidak mampu lagi
terus menerus meningkatkan kemampuan sekresi insulin yang cukup untuk
mengontrol gula darah. Peningkatan produksi glukosa hati, penurunan pemakaian
glukosa oleh otot dan lemak berperan atas terjadinya hiperglikemia kronik saat
puasa dan setelah makan. Akhirnya sekresi insulin oleh beta sel pankreas akan
menurun dan kenaikan kadar gula darah semakin bertambah berat.
3) Diabetes Gestasional
Terjadi pada wanita yang tidak menderita diabetes sebelum kehamilannya.
Hiperglikemia terjadi selama kehamilan akibat sekresi hormone-hormon plasenta.
Sesudah melahirkan bayi, kadar glukosa darah pada wanita yang menderita
diabetes gestasional akan kembali normal. (Brunner & Suddarth, 2002).
5). Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi jarang menimbulkan keluhan yang
dramatis seperti kerusakan mata atau kerusakan ginjal. Namun, harus diingat
hipertensi dapat memicu terjadinya serangan jantung, retinopati, kerusakan
ginjal, atau stroke. Risiko serangan jantung dan stroke menjadi dua kali lipat
apabila penderita diabetes juga terkena hipertensi.
10). Infeksi
Glukosa darah yang tinggi mengganggu fungsi kekebalan tubuh dalam
menghadapi masuknya virus atau kuman sehingga penderita diabetes mudah
terkena infeksi. Tempat yang mudah mengalami infeksi adalah mulut, gusi,
paru-paru, kulit, kaki, kandung kemih dan alat kelamin. Kadar glukosa darah
yang tinggi juga merusak sistem saraf sehingga mengurangi kepekaan
penderita terhadap adanya infeksi.
1. Kesimpulan
2. Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Selalu berhati hatilah dalam menjaga pola hidup. Sering berolah raga dan
istirahat yang cukup
2. Jaga pola makan anda. Jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan atau
minuman yang terlalu manis. Karena itu dapat menyebabkan kadar gula
melonjak tinggi.
DAFTAR PUSTAKA