You are on page 1of 1

Kemungkinan terjadinya cedera uretra posterior harus segera dicurigai pada pasien

yang telah didiagnosis fraktur pelvis. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, beberapa
jenis fraktur pelvis lebih sering berhubungan dengan cedera uretra posterior dan terlihat pada
87% sampai 93% kasus. Akan tetapi, banyaknya darah pada meatus uretra tidak berhubungan
dengan beratnya cedera. Teraba buli-buli yang cembung (distended), urin tidak bisa
keluar dari kandung kemih atau memar pada perineum atau ekimosis perineal
merupakan tanda tambahan yang merujuk pada gangguan uretra. Trias diagnostik dari
gangguan uretra prostatomembranosa adalah fraktur pelvis, darah pada meatus dan urin
tidak bisa keluar dari kandung kemih. 4
Keluarnya darah dari ostium uretra eksterna merupakan tanda yang paling
penting dari kerusakan uretra. Pada kerusakan uretra tidak diperbolehkan melakukan
pemasangan kateter, karena dapat menyebabkan infeksi pada periprostatik dan perivesical
dan konversi dari incomplete laserasi menjadi complete laserasi. Cedera uretra karena
pemasangan kateter dapat menyebabkan obstuksi karena edema dan bekuan darah. Abses
periuretral atau sepsis dapat mengakibatkan demam. Ekstravasasi urin dengan atau tanpa
darah dapat meluas jauh tergantung fascia yang rusak. Pada ekstravasasi ini mudah timbul
infiltrat urin yang mengakibatkan selulitis dan septisemia, bila terjadi infeksi. Adanya darah
pada ostium uretra eksterna mengindikasikan pentingnya uretrografi untuk menegakkan
diagnosis. 3,10

Pada rupture uretra anterior terdapat memar atau hematom pada penis
dan skrotum. Beberapa tetes darah segar di meatus uretra merupakan
tanda klasik cedera uretra. Bila terjadi rupture uretra total, penderita
mengeluh tidak bisa buang air kecil sejak terjadi trauma dan
nyeri perut bagian bawah dan daerah suprapubik. Pada perabaan
mungkin ditemukan kandung kemih yang penuh. 10

You might also like