You are on page 1of 12

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM

ANALISIS AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM

Diajukan oleh:

NURHIDAYA

15020150041

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi

Program Studi S1 Ilmu Farmasi

Fakultas Farmasi

Universitas Muslim Indonesia

Makassar

2017

ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM


ANALISIS AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM

Dipersiapkan dan disusun oleh


NURHIDAYA

15020150041

telah dipertahankan di depan asisten pendamping pada tanggal

.................................................

Telah disetujui oleh:

Asisten Pendamping,

MUH. DANIAL FAJRI S.Farm

Tanggal...................................
ANALISIS AKTIVITAS ANTIMIKROBA DARI BAHAN ALAM
Nurhidaya1, MUH. DANIAL FAJRI S.Farm2
1
Mahasiswa Fakultas Farmasi, UMI.
2
Asisten Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi, UMI.
n.yayaaa318@gmail.com

INTISARI
Antibakteri adalah senyawa yang dapat menghambat
pertumbuhan bakteri tertentu dan Bahan obat alami atau yang
biasa disebut dengan simplisia adalah suatu bahan alami yang
belum mengalami pengolahan apapun kecuali dinyatakan lain
adalah bahan alam yang dikeringkan. metode pengujian difusi
agar untuk mengetahui aktivitas antimikroba. Mikroba uji
dicampurkan dengan media pertumbuhan (Nutrien agar) dan
dituang ke dalam cawan petri sehingga membentuk lempeng
agar. Di lempeng agar dibuat sumur yang kedalamnya
dimasukkan larutan uji. Setelah proses inkubasi dilakukan
pengukuran diameter hambat berupa zona bening di sekitar
sumur yang menunjukkan penghambatan pertumbuhan mikroba.
Adapun tujuan analisis aktivitas antimikroba dari bahan alam ini
adalah untuk menentukan uji aktivitas antimikroba dari ekstrak
daun jarak terhadap mikroorganisme Pseudomonas Aeruginosa
dan SE. Adapun metode yang dilakukan pada praktikum ini yaitu
metode eksperimental. Dari praktikum yang dilakukan, diperoleh
hasil dari uji aktivitas, ekstrak dari daun jarak tidak efektif
menghambat bakteri PA dan SE dikarenakan tidak dijumpai rata-
rata dari zona hambatan yang terbentuk. Dari hasil yang
diperoleh dapat disimpulkan bahwa ekstrak dari daun jarak
(Ricinus communis) tidak efektif sebagai antimikroba dalam
menghambat bakteri PA dan SE.

Kata Kunci : Antimikroba, daun jarak (Ricinus communis),


Pseudomonas Aeruginosa, SE,
PENDAHULUAN
Aktivitas mikroorganisme dipengaruhi oleh lingkungan.
Perubahan yang terjadi di dalam lingkungan dapat
mengakibatkan perubahan sifat morfologi dan fisiologi
mikroorganisme. Beberapa golongan sangat tahan terhadap
perubahan lingkungan, sehingga cepat dapat menyesuaikan diri
dengan kondisi baru. Ada pula golongan mikroorganisme yang
sama sekali peka terhadap perubahan lingkungan sehingga tidak
dapat menyesuaikan diri. Faktor lingkungan penting artinya
dalam usaha mengendalikan kegiatan mikroorganisme, baik
untuk kepentingan proses ataupun pengendalian1.
Pengujian aktivitas antimikroba dapat dilakukan dengan 3
cara yaitu dengan metode difusi yaitu dengan metode difusi
dengan silinder pipih, difusi dengan mangkuk pipih dan difusi
dengan kertas saring atau Kirby-Bauer, metode Dilusi
(pengenceran) dan metode KLT-Bioautografi dengan metode
bioautografi langsung, bioautografi kontak dan bioautografi
pencelupan2.
Bioautografi adalah suatu metode pendeteksian untuk
menemukan suatu senyawa antimikroba yang belum
teridentifikasi dengan cara melokalisir aktivitas antimikroba
tersebut pada suatu kromatogram. Pada bioautografi ini
didasarkan atas efek biologi berupa antibakteri, anti protozoa,
antitumor dan lain-lain dari substansi yang diteliti. Ciri khas dari
prosedur bioautografi adalah didasarkan pada teknik difusi agar,
dimana senyawa antimikrobanya dipindahkan dari lapisan KLT ke
medium agar yang telah diinokulasikan dengan merata bakteri
uji yang peka. Dari inkubasi pada suhu dan waktu tertentu akan
terlihat zone hambatan disekeliling dari spot KLT yang telah
ditempelkan pada media agar. Zone hambat ditampakkan oleh
aktivitas senyawa aktif yang terdapat di dalam bahan yang
diperiksa terhadap pertumbuhan mikroorganisme uji3.
Metode disc diffusion (tes Kirby & Bauer) untuk menentukan
aktivitas agen antimikroba. Piringan yang berisi agen antimikroba
diletakkan pada media agar yang telah ditanami mikroorganisme
yang akan berdifusi pada media agar tersebut. Area jernih
mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan
mikroorganisme oleh agen antimikroba pada permukaan media
agar4.
Zona bening di sekitar kertas disk menunjukkan adanya
aktivitas antibakteri. Luas zona bening itu sendiri sangat
dipengaruhi oleh adanya antibakteri fraksi tersebut3.

METODE PRAKTIKUM
Jenis Praktikum
Jenis praktikum adalah praktikum yang bersifat
experimental.
Bahan dan Alat Penelitian
Alat yang digunakan yaitu bunsen, cawan petri, chamber,
Erlenmeyer, lempeng KLT, pinset, pipa kapiler, spoit, spidol, vial
dan UV.
Bahan yang digunakan air steril, aluminium foil, kapas,
ekstrak daun jarak, larutan DMSO, medium NA, paper disk,
plastik wrap dan tissue.
Sampel Praktikum/ Variabel Praktikum
Sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah Ekstrak
daun jarak (Ricinus communis).
Uji Skrining
Dimasukan 10 mg ekstrak lalu di larutkan dengan DMSO
0,5 mL dalam vial steril. Selanjutnya dimasukkan medium NA dan
ke dalam vial tersebut kemudian dihomogenkan. Kemudian
dimasukan ke dalam cawan petri, yang terlebih dahulu dipatron
untuk medium NA. Lalu dilakukan penggoresan 9 bakteri uji pada
tiap-tiap bagian yang telah dipatron dengan bakteri uji yang
berbeda. Diinkubasi selama 1x24 jam pada 37C untuk bakteri
dan 3x24 jam untuk jamur. Diamati zona hambat yang terbentuk
dalam cawan petri.
Uji Aktivitas Antimikroba-Metode Difusi Agar
Ekstrak dibuat dengan konsentrasi 0,1%, 1%, dan 10% lalu
dimasukkan paper disk dan direndam selama 15 menit.
Disiapkan 10 mL medium NA, dimasukkan kedalam vial steril dan
1 ose suspensi biakan bakteri. Dihomogenkan lalu dimasukkan
dalam cawan petri yang telah dipatron dan dibiarkan memadat.
Setelah memadat, dimasukkan paper disk yang telah direndam
dalam ekstrak tiap konsentrasi. Diinkubasi selama 1x24 jam pada
37C untuk bakteri. Diamati zona hambat yang terbentuk dalam
cawan petri.
Uji Aktivitas Antimikroba-KLT-Bioautografi
Dimasukkan 10 mL medium NA dalam vial steril dan 1 ose
suspense biakan bakteri. Dihomogenkan lalu dimasukkan dalam
cawan petri dan dibiarkan setengah memadat. Setelah setengah
memadat, ditempelkan lempeng klt yang telah dielusi
menggunakan eluen yang sesuai diatas medium selama 30
menit. Lalu lempeng klt dikeluarkan dari cawan petri. Diinkubasi
selama 1x24 jam pada 37C untuk bakteri dan dihitung nilai Rf
noda.
Analisis Hasil
Pada percobaan ini parameter yang dianalisis yaitu
dilakukan pengujian aktivitas antimikroba pada ekstrak metanol
daun jarak berdasarkan pembentukan zona hambatan pada
medium NA dan nilai Rf yang diperoleh pada metode KLT
bioautografi.

HASIL PRAKTIKUM
(a) (b)
Gambar 1. Uji skrining ektrak daun jarak (a)SE, PA, VC, BS; (b)
EC, SA, ST, SD, SM.

(a) (b)
Gambar 2. Pengujian aktivitas antimikroba metode difusi agar
(a) Bakteri PA (b) Bakteri SE.

(a) (b)
Gambar 3. Pengujian aktivitas antimikroba metode KLT-
Bioautografi (a) Bakteri PA (b) bakteri SE.

(a)
(b)
Gambar 4. Pengujian aktivitas antimikroba metode KLT-
Bioautografi menggunakan lempeng KLT(a) UV
366(b) UV 254.

Tabel 1. Uji Aktivitas Antimikroba dengan Uji Skrining


Sampe Mikroba Uji
Kel %
l ST SD SM EC SA BS PA SE VC
0,1 - - - - - - + + -
2 Jarak
1 - - + + - - ++ ++ -
Keterangan : ++ : Tidak ada pertumbuhan
- : Ada pertumbuhan
+ : Sedikit Pertumbuhan
Tabel 2. Uji Aktivitas Antimikroba dengan Metode Difusi
Agar

Mikroba Konsentras Zona Hambat (cm)


Ekstrak
Uji i 1 2 3 Rata
0,1% - - - -
SM 1% - - - -
Daun 10% - - - -
Jarak 0,1% - - - -
CA 1% - - - -
10% - - - -
Tabel 2. Uji Aktivitas Antimikroba dengan Metode KLT-
Bioautografi
Klp Sampel Nilai Rf Warna pada Bakteri
penampang bercak yang
UV 254 UV 366 dihambat
2 Daun jarak - - berflouresen -
si

PEMBAHASAN
Bahan antimikroba berfungsi untuk mematikan, merusak,
menghambat pertumbuhan dari mikroba. Antimikroba bekerja
dengan cara merusak dinding sel atau merusak protein dari
mikroba sehingga mikroba tersebut mati. Bahan antimikroba
bekerja dengan beberapa mekanisme yaitu membunuh dirinya
sendiri, mempertahankan hidupnya, dan melawan bakteri lain.
Dalam percobaan ini kita menguji ativitas antimikroba dari
bahan alam yang bersumber dari tumbuhan yaitu ekstrak daun
jarak dengan melakukan uji skrining yang dilanjutkan dengan
metode difusi agar dan metode KLT. Adapun tujuan analisis
aktivitas antimikroba dari bahan alam ini adalah untuk
menentukan uji aktivitas antimikroba dari ekstrak ekstrak daun
jarak pada medium NA yang disuspensikan dengan biakan
bakteri dari hasil uji skrining yang positif mengandung mikroba
dengan metode difusi agar dan metode KLT-Bioautografi
kemudian diinkubasi pada suhu 370 C selama 24 jam kemudian
diamati zona hambat yang terbentuk.
Pada pengujian aktivitas dengan metode difusi agar
dilakukan dengan perbandingan tiga konsentrasi yaitu 1%, 10%
dan 0,1%, agar dapat diketahui konsentrasi manakah yang
mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme dengan
melihat zona hambat yang terbentuk. Metode difusi agar
dilakukan untuk dapat melihat bagaimana pengaruh dari
kosentrasi yang berbeda-beda dari ekstrak tanaman yang ada
terhadap mikroba yang digunakan. Pada percobaan ini digunakan
pelarut untuk ekstrak yaitu DMSO (Dimethyl sulfoksida) karena
merupakan pelarut yang bersifat polar yang mana mampu
menarik senyawa- senyawa yang bersifat polar dan non polar.
KLT Bioautografi adalah suatu proses untuk menentukan
senyawa aktif yang terdapat pada suatu ekstrak tanaman yang
diperoleh dari hasil penotolan pada lempeng kromotografi yang
kemudian diuji efek aktifitas antimikroba pada medium yang
terdapat antimikroba. Pada pengujian aktivitas dengan metode
KLT-Bioautografi dilakukan dengan penotolan ekstrak ekstrak
daun jarakyang telah dilarutkan pada lempeng KLT, kemudian
lempeng KLT masukkan ke dalam chamber yang berisi eluen n-
heksan : etil asetat (1:1) Lempeng KLT diletakan diatas
permukaan medium selama 30 menit. Kemudian lempeng KLT
dilepas. Diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37C selama 1 x
24 jam. Diamati zona hambat yang terbentuk.
Adapun faktor kesalahan yang mungkin terjadi yaitu karena
adanya kontaminasi dari luar selama pengerjaan sehingga
menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah koloni pada hasil
yang didapatkan.
Dari praktikum yang dilakukan, diperoleh hasil dari uji
aktivitas antimiroba yaitu ekstrak daun jarak tidak efektif
menghambat bakteri Pseudomonas aureoginosa dan
Staphylococcus epidermidis karena tidak terbentuk zona hambat.
Sedangkan pada metode KLT-bioautografi dari ekstrak daun jarak
dengan eluen n-heksan : etil asetat (1:1) tidak efektif
menghambat bakteri Pseudomonas aureoginosa dan
Staphylococcus epidermidis.
KESIMPULAN
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa
ekstrak metanol daun jarak tidak efektif sebagai antimikroba
dalam menghambat bakteri Pseudomonas aureoginosa dan
Staphylococcus epidermidis.
SARAN
Agar selalu berada dalam keadaan yang steril dan lebih
berhati-hati agar dalam analisis mikroba, mikroba lain yang tidak
diinginkan tidak tumbuh di dalam media pertumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Suriawiria U. 2005. Mikrobiologi Dasar. Jakarta : Papas Sinar
Sinanti.

2. Irianto, K., 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia


Mikroorganisme. Yrama Widya : Bandung

3. Djide, Natsir., 2008. Mikrobiologi farmasi terapan. UNHAS :


Makassar

4. Pratiwi, Sylvia., 2007. Mikrobiologi farmasi. Penerbit


erlangga : Jakarta

5. Pratama., M.R. 2005. Pengaruh Ekstrak Serbuk Kiayu Siwak


(Salvadora persica) terhadap pertumbuhan bakteri
strepcoccus mutans dan staphylococcus aureus dengan
metode difusi agar. Fakultas matematika dan ilmu
pengetahuan alam institut tekhologi sepuluh november.

You might also like