You are on page 1of 6

BAB 3

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1. Data demografi
Penyakit plague/PES/sampar terjadi pada semua orang baik laki-laki
maupun perempuan, terutama pada mereka yang tinggal di pelabuhan
dan kota pusat perdagangan.
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Klien mengeluh demam tinggi, menggigil, lemah, sesak napas, kram
otot, kejang, dan terjadi pembengkakan serta nyeri.
b. Riwayat penyakit dahulu
Klien yang terkena penyakit pes tidak pernah menderita penyakit ini
sebelumnya.
c. Riwayat penyakit sekarang
Pada awalnya klien mengalami demam tinggi, menggigil, lemah,
sesak napas, kram otot, kejang, dan terjadi pembengkakan pada
lipatan paha; ketiak; leher; terutama pada bagian yang terkena
gigitan.
d. Riwayat penyakit keluarga
Penyakit ini tidak ada hubungannya dengan penyakit keturunan.
Namun jika salah satu anggota keluarga terkena gigitan hewan yang
mengandung virus pes kemudian hewan tersebut menggigit anggota
keluarga lainnya, maka anggota keluarga tersebut akan terkena
penyakit pes.
3. Pola Fungsi Kesehatan
a. Persepsi kesehatan/penanganan kesehatan
Klien MRS dengan keluhan yang disebutkan namun klien tidak
mengobati penyakit tersebut karena klien tidak tahu pengobatan
awal untuk menangani penyakitnya.
b. Nutrisi atau Metabolik
Klien merasa mual bahkan muntah setelah terkena gigitan hewan
yang mengandung virus tersebut, namun klien tidak mengalami
kesulitan menelan saat diberi asupan nutrisi.
c. Eliminasi
1) BAK : proses eliminasi klien tidak terganggu, klien masih bisa
berkemih secara normal dengan jumlah pengeluaran urin
1cc/kgBB/jam.
2) BAB : jumlah, warna, konsistensi feses sesuai dengan nutrisi
yang masuk ke dalam tubuh.
d. Aktivitas atau Latihan
Klien tidak mengalami gangguan aktivitas fisik, namun tidak
menutup kemungkinan klien mengalami gangguan mobilitas fisik
akibat nyeri pada persendian, ketiak, lipatan paha, leher, terutama
daerah yang terkena gigitan.
e. Tidur atau Istirahat
Klien dengan pes mengalami gangguan pola tidur
f. Kognitif atau Perseptual
Klien tidak mengalami gangguan pendengaran, penglihatan,
perabaan, penciuman, maupun pengecapan. Namun klien akan
merasa bahwa bagian tubuhnya akan mengalami kecacatan karena
kehilangan fungsinya sebagai akibat gigitan dari hewan virus pes.
Klien dengan pes juga mengalami kejang.
g. Persepsi diri atau Konsep diri
h. Peran atau Hubungan
Klien dengan pes memiliki hubungan yang baik dengan sesama,
klien dengan pes biasanya tinggal di kapal atau di pelabuhan karena
pekerjaannya sebagai pelaut maupun penumpang kapal.
i. Seksualitas atau Reproduksi
j. Koping Stres
Klien merasa sedikit cemas atas penyakt yang dideritanya .
k. Nilai atau Kepercayaan
Klien pes meyakini bahwa dokter yang dapat menyembuhkan
penyakitnya, klien tidak menggunakan pengobatan tradisional untuk
mengobati penyakitnya.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Umum
1) Tekanan darah : 120/80 mmHg
2) Suhu : 380C
3) Nadi : 80 x/mnt
4) Pernapasan : 25 x/mnt
b. Kepala
1) Rambut : warna, kebersihan, kelenturan
2) Mata : simeteris atau tidak, sclera ikterus atau tidak, konjungtiva
anemis atau tidak, terjadi perdarahan atau tidak
3) Hidung : kebersihan hidung, terdapat polip atau tidak, terdapat
nyeri tekan pada daerah sinus atau tidak, terjadi perdarahan atau
tidak, terdapat lender atau tidak.
4) Telinga : simetris atau tidak, kebersihan, terdapat serumen atau
tidak, terjadi perdarahan atau tidak, terjadi penurunan
pendengaran atua tidak.
5) Mulut : bau mulut atau tidak, kebersihan lidah, terdapat
stomatitis atau tidak, kebersihan gigi, terdapat gigi berlubang
atau tidak.
c. Leher : terjadi pembengkakan kelenjar getah bening, terjadi
pembesaran vena jugularis atau tidak, terjadi pembesaran kelenjar
limfe atau tidak, terjadi pembesaran kelenjar tiroid atau tidak.
d. Dada
1) Paru : adanya sesak nafas, suara nafas pendek dan biasanya
terdapat pneumonia paru .
2) Jantung : s1 dan s2 tunggal
e. Ketiak : terjadi pembesaran kelenjar getah bening
f. Perut : kebersihan, bentuk, bising usus, terjadi pembesaran hepar
atau tidak, terdapat nyeri tekan atau tidak.
g. Ekstrermitas
1) Atas : nyeri pada lokasi yang sakit.
2) Bawah : kram pada kaki
5. Terapi
a. Streptomisin
Dewasa : 30 mg/kgBB/hari, 2-4 x sehari melalui IM.
Anakanak : 20-30 mg/kgBB/hari melalui IM.
b. Tetrasiklin diberikan pada hari ke 4 selama 10-14 hari, dosis loading 15
mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian sampai hari pengobatan ke 10-14.
c. Kloramfenikol 50-75 mg/kgBB/hari, 4 kali pemberian selama 10 hari
melalui IV.
d. Sulfadiazin 12 g/hari selama 4-7 hari, dosis awal 4 g dilanjutkan 2 g tiap
jam sampai tercapai suhu badan normal, diteruskan 500 mg tiap 4 jam
sampai hari ke 7-10.

B. Diagnose
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit
(penekanan/kerusakan jaringan syaraf, inflamasi)
2. Peningkatan Suhu Tubuh berhubungan dengan proses infeksi dari
perjalanan penyakitnya
3. Kurangnya kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake kurang
ditandai dengan rasa mual, dan penurunan nafsu makan.

C. Intervensi
1. Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit
(penekanan/kerusakan jaringan syaraf, inflamasi)
a. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas.
Rasional : memberikan informasi yang diperlukan untuk
merencanakan asuhan.
b. Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan
seperti mendengarkan music atau nonton TV (distraksi)
Rasional : untuk meningkatkan kenyamanan dengan
mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri.
c. Menganjurkan teknik penanganan stress (teknik relaksasi,
visualisasi, bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan
terapiutik.
Rasional : meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan
menurunkan stress dan antisietas.
d. Kolaborasi pemberian analgetik sesuai indikasi.
Rasional : untuk mengatasi nyeri .
2. Peningkatan Suhu Tubuh berhubungan dengan proses infeksi dari
perjalanan penyakitnya.
a. Berikan kompres dingin dan ajarkan cara untuk memakai es atau
handuk pada tubuh, khususnya pada aksila atau lipatan paha .
Rasional : pemberian kompres dingin merangsang penurunan
suhu tubuh
b. Anjurkan klien memakai baju tipis yang dapat menyerap
keringkat
Rasional : karena baju yang tipis mempermudah untuk
penyerapan keringat.
c. Observasi ttv
Rasional : merupakan deteksi dini untuk mengetahui komplikasi
yang terjadi sehingga cepat mengambil tindakan.
d. Kolaborasi dalam pemberian antipiretik .
Rasional : untuk menurunkan suhu tubuh ke dalam batas normal.
3. Kurangnya kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake kurang
ditandai dengan rasa mual, dan penurunan nafsu makan.
a. Monitor intake makanan setiap hari , apakah klien makan sesuai
dengan kebutuhannya.
Rasional : memberikan informasi tentang status gizi klien
b. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori
dengan intake cairan yang adekuat. Anjurkan pula makan sedikit
tapi sering.
Rasional : merupakan untuk sumber energi , dan mengurangi
rasa mual .
c. Ciptakan suasana yang menyenangkan misal bersama teman dan
keluarga
Rasional : agar klien merasa nyaman seperti berada di rumah
sendiri
d. Jika kesulitan dalam menelan pasang NGT dan imbangi dengan
cairan infuse
Rasional : untuk mempermudah intake makanan dan minuman
sesuai hasil yang maksimal dan tepat sesuai kebutuhan.

D. Implementasi
Merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai rencana keperawatan yang
telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat mandiri
dan kolaboratif. Selama melaksanakan kegiatan perlu di awasi dan
dimonitor kemajuan kesehatan klien.
E. Evaluasi
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan
data subyektif dan obyektif yang akan menunjukkan apakah tujuan
pelayanan keperawatan sudah dicapai atau belum. Bila perlu langkah
evaluasi ini merupakan langkah awal dari indentifikasi dan analisa
masalah.

DAFTAR PUSTAKA

You might also like