You are on page 1of 34

LAPORAN PENDAHULUAN

TUBERKULOSIS PARU

1. Pengertian

Tuberkolosis adalah infeksi penyakit menular yan disebabkan oleh mycobacterium

tuberculosis, suatu basil aerobik tahan asam yang ditularkan melalui udara (airborne). Pada

hampir semua kasus infeksi tuberculosis didapatkan melalui inhalasi partikel kuman yang kecil

(sekitar 1-5 mm).

2. Etiologi

Penyebab dari penyakit tuberculosis paru adalah kuman (bakteri) yang hanya dapat

dilihat dengan miroskop, yaitu mycobacterium tuberculosis. Microbakteri adalah bakteri aerob,

berbentuk batu yang membentuk spora.

3. Patofisiologi

Penyebab tuberculosis paru terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar

menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama

1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembaman.

Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan berhari-hari sampai berbulan-bulan. BCG

partikel infeksi ini terhisap oleh orang sehat, maka akan menempel pada jalan nafas atau paru-

paru. Kuman akan dihadapi pertama kali oleh neutrofil, kemudian baru oleh makrofag.

Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag kewar dari cabang trakea

bronchial bersama gerakan silia dalam sekretnya.

Bila kuman menetap di jaringan paru, maka akan berkembang biak dalam sitoplasma

makrofag. Disini kuman dapat terbawa masuk ke organ tubuh lainnya. Bila, masukke arteri

pulmonalis maka terjadi penjalaran ke seluruh bagian paru menjadi TB milier.


Dari sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus dan juga

diikuti pembesaran kelenjar getah bening virus. Semua proses ini memakan waktu 3-8 minggu.

4. Manifestasi Klinik

Gejala klinik tuberculosis dapat dibagi dalam dua golongan yaitu gejala respiratorik dan

gejala sistemik.

a. Gejala respiratorik

1. Batuk lebih dari 3 minggu

2. Batuk darah

3. Nyeri dada

b. Gejala sistemik

1. Demam

2. Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun.

5. Pemeriksaan diagnostic

a. Kultur sputum : positif untuk mycrobacterium tuberculosis

b. Ziehl-Neelsen : positif untuk basil-basil asam cepat

c. Teskulit (PPD, Mantoux, Potongan volumer) menunjukkan : infeksi masa lalu dan adanya anti

bodi, tetapi tidak secara berarti menunjukkan penyakit aktif.

d. Foto thorax : menunjukkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas.

e. Histologi atau kulutr jaringan: positif untuk mycobacterium tuberculosis.

f. Pemeriksaan fungsi paru: penurunan kapasitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio

udara residu dan kapasitas paru total, dan penurunan satuarasi desigen sekunder terhadap

infiltrasi perenkim atau fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleural.

6. Penatalaksanaan / Pengobatan
Penilaian keberhasilan pengobatan didasarkan pada hasil pemeriksaan bakteriologi dan

klinis. Kesembuhan tuberculosis paru yang baik akan memperhatikan sputum BTA(-), adanya

perbaikan radiology dan menghilangkan gejalah.

7. Komplikasi

a. Batuk darah

b. Pneumothorax

c. Luluh paru

d. Gagal nafas

e. Gagal jantung

f. Efusi pleura
8. Pencegahan

Dapat dilakukan dengan cara;

a. Vaksinasi BCG pada bayi dan anak.

b. Terapi pencegahan

c. Diagnosis dan pengobatan tuberculosis pengobatan (+) untuk mencegah penularan.


PENGKAJIAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Yang terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, dan lain-lain.

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama

Kebanyakan kasus dijumpai klien masuk dengan keluhan batuk yang lebih dari 3 minggu.

b. Riwayat keluhan utama

Biasanya batuk dialami lebih dari 1 minggu disertai peningkatan suhu tubuh, penurunan nafsu

makan dan kelemahan tubuh.

B. Kebutuhan Dasar Manusia (Gordon)

a. Resepsi Kesehatan dan Manajemen Kesehatan

Pandangan pasien tentang penyakitnya dan cara yang dilakukan pasien menangani penyakitnya.

b. Aktifitas dan latihan

Biasanya pasien mengalami penurunan aktifitas berhubungan dengan kelemahan tubuh yang

dialami.

c. Istirahat dan tidur

Istirahat dan tidur sering mengalami gangguan karena batuk yang dialami pada malam hari

d. Nutrisi metabolic
Kemampuan pasien dalam mengkonsumsi makanan dmengalami penurunan akibat nafsu makan

yang kurang / malaise.

e. Eliminasi

Pasien dengan TB Paru jarang ditemui mengalami gangguan eliminasi BAB dan BAK.

f. Kognitif Perseptual.

Daya ingat pasien TB Paru kebanyakan dijumpai tidak mengalami gangguan.

g. Konsep Diri

Perasaan menerima dari pasien dengan keadaannya, kebanyakan pasien tidak mengalami

gangguan konsep diri.

h. Pola Koping

Mekanisme pertahanan diri yang biasa digunakan oleh pasien adalah dengan meminta

pertolongan orang lain.

i. Pola seksual reproduksi

Kemampuan pasien untuk melaksanakan peran sesuai dengan jenis kemalin. Kebanyakan pasien

tidak melakukan hubungan seksual karena kelemahan tubuh

j. Pola peran Hubungan

Perubahan pola peran hubungan dalam tanggung jawab atau perubahan kapasitas fisik untuk

melakukan peran.
k. Nilai dan kepercayaan

Agama yang dianut oleh pasien dan ketaatan pasien dalam melaksanakan ajaran agama biasanya

pasien tidak mengalami gangguan dalam sisitem nilai dan kepercayaan.


ASUHAN KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi


1. Bersihan jalan nafas tidak Bersihan jalan nafas
1. kaji fungsi pernafasan, contoh bunyi Penur
efektif berhubungan dengan kembali efektif nafas, kecepatan dan irama. menu
penumpukan sekret purulen meng
pada jalan nafas. sekret
memb

2. berikan pasien posisi semi fowler Posisi


atau fowler tinggi bantu pasien untuk ekspa
batuk efektif dan latihan nafas dalam. upaya

3. pertahankan masukan cairan


sedikitnya 2500 ml/hari, kecuali Pema
kontra indikasi untuk
memb

Agen
4. kolaborasi untuk pemberian obat keken
sesuai indikasi, obat mukolitik paru u
pemb

2. Perubahan nutrisi kurangn Menunjukkan berat badan


1. catat status nutrisi pasien, catat turgor Bergu
dari kebutuhan tubuh meningkat. kulit, berat badan dan derajat deraja
berhubungan dengan kekurangan berat badan, mene
produksi sputum, anoreksia kemampuan / ketidak mampuan tepat.
menelan, riwayat mual-muntal.

2. awasi masukan atau pengeluaran dan


berat badan secara periodic Bergu
keefe
3. berikan perawatan mulut sebelum dan cairan
sesudah tindakan pernapasan.
Menu
4. dorong makan sedikit dan sering sisa sp
dengan makanan TKTP
Mema
sebag
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menu
menentukan komposisi diet.
Memb
peren
adeku
dan d
3. Kurang pengetahuan Menyatakan pemahaman1. Kaji kemampuan pasien untuk Belaja
mengenai kondisi, aturan proses penyakit / belajar. Contoh : masalah kelemahan, kesiap
tindakan dan perpindahan. prognosis dan kebutuhan tingkat partisipasi dan lingkungan tahap
pengobatan. yang terbaik.

2. tekankan pentingnya
mempertahankan protein tinggi dan Meme
diit karbohidrat dan masukan cairan memb
adekuat. kelem
penye
3. Jelaskan dosis obat, frekwensi, kerja
yang diharapkan dan alasan Menin
pengobatan lama progr
pengh
4. Tekankan untuk tidak minum alkohol
dan tidak merokok Komb
menu
hepat
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D.M
DENGAN TUBERKOLOSIS PARU DI IRINA C2
RSU Prof. DR. R.D. KANDOU MANADO

A. Pengkajian

1. Identitas Pasien

Nama : Tn. D.M


Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Kr. Protestan
Pendidikan : SD (tamat)
Pekerjaan : Tani
Status : Kawin
Suku/ bangsa : Minahasa/ Indonesia
Tgl. MRS : 15 - 07- 2008
Tgl. Pengkajian : 10 - 08-2008, jam 08.00 wita
Diagnosa medis : TB Paru
No. Med. Reg : 19 09 69

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama
Batuk berlendir.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Batuk dialami sejak + 6 bulan yang lalu sebelum masuk rumah sakit, batuk disertai sesak nafas,
keringat dingin pada malam hari dan kelemahan tubuh. Saat dikaji klien mengeluh batuk
berlendir, lendir kental dan berwarna putih, disertai sesak nafas dan aktivitas dibantu orang lain.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien belum pernah dirawat di rumah sakit dan baru pertama kali dirawat di rumah sakit.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Hanya pasien yang menderita penyakit seperti ini di dalam keluarga. Klien memiliki satu orang
istri dan satu orang anak, tinggal di dalam satu rumah, jenis rumah permanen memiliki kamar
tidur 2, dapur 1 dan ruang tamu 1, ventilasi cukup, pencahayaan cukup.

Genogram

Keterangan :
A : Pihak ayah
B : Pihak Ibu
: Laki-laki

: Perempuan
: Pasien

+ : Sudah meninggal
3. Pengkajian Kasus Kelolaan

a. Persepsi Kesehatan/ Manajemen Kesehatan


Klien menganggap batuk yang dialami selama kurang lebih 6 bulan sebelum masuk rumah sakit
hanya batuk biasa dan menanggulanginya dengan membeli obat di warung. Klien mempunyai
riwayat merokok dan berhenti setelah sakit.
b. Pola Nutrisi Metabolik
Klien makan 3x sehari, diit TRTB, pagi makan bubur, siang dan malam makan nasi, ikan, sayur.
Klien minum air putih kurang lebih 2000 ml/ hari. BB sebelum masuk rumah sakit 46 kg, BB
setelah sakit 40 kg. Mengalami penurunan BB, nafsu makan menurun, IVFD dextrose 5% 20 gtt/
mnt, HB 5,7 g/ dl, albumin 2,2 mg/dl, protein total 7,6 mg/ dl, GDS 67 mg/ dl.
c. Eliminasi
erkemihan : klien BAK 5-6x sehari, tidak ada kesulitan BAK, konsistensi urine
warna kuning pekat dan bau khas, BAK menggunakan urinal dan dilakukan di tempat tidur.
encernaan : klien BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek warna kuning, tidak
ada kesulitan BAB, BAB menggunakan alat bantu dan dilakukan di tempat tidur.
ntegumen : klien mengatakan sering berkeringat dingin pada malam hari.
d. Aktivitas dan Latihan
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobiliasasi
Pindah
Ambulasi
Naik tangga
Ket : 0 : mandiri, 1 : dibantu sebagian, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat, 4 :
tidak mampu. Klien mengalami sesak nafas, frekuensi pernafasan 24x/ mnt. Jenis pernafasan
torakul abdominal.
e. Kognitif Perseptual
Klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya, kesadaran compos mentis, merespon
terhadap rangsangan nyeri, pendengaran baik, penglihatan baik, pembicaraan terarah dapat
berinteraksi dengan orang lain.
f. Pola Istirahat dan Tidur
ebelum sakit : klien beristirahat dengan baik, tidur siang 15.00-7.00 wita, tidur
malam 20.00-06.00 wita, tidak pernah menggunakan obat tidur
aat dikaji : klien tidur siang pukul 13.00-16.00 wita, tidur malam 20.00-05.00
wita, klien sering terbangun sekali-kali jika batuk.
g. Konsep Diri
dentitas : klien berjenis kelamin laki-laki dan senang dengan identitasnya
sebagai laki-laki.
Harga diri : klien merasa bahwa ia berharga bagi anggota keluarga yang lain dan
ingin segera cepat sembuh.
deal diri : klien tidak dapat menjalankan tugasnya sebagai petani karena sakit.
Gambaran diri : klien merasa ia adalah seorang anggota masyarakat yang baik dan
kepala keluarga yang baik.
eran : klien bekerja sebagai petani yang rajin dan sebagai kepala keluarga
yang baik bagi anggota keluarganya.
h. Pola Koping Intoleransi Stres
Klien mengatakan menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan dan tim medis tentang kondisi
penyakitnya, tingkat kecemasan ringan dengan tanda-tanda klien menyerahkan kesembuhannya
pada Tuhan Yang Maha Esa dan tim medis, N : 80x/ mnt, R : 22x/ mnt, ekspresi wajah tampak
tenang karena klien percaya ia bisa disembuhkan. Dalam mengatasi masalah klien sering
meminta bantuan orang lain.
i. Pola Peran Hubungan
Hubungan klien dengan anggota keluarga berjalan dengan baik. Klien bekerja sebagai seorang
petani, sudah menikah. Klien dapat berinteraksi dengan orang lain baik.
j. Pola Seksual Reproduksi
Klien sudah menikah, mempunyai 1 orang anak, istri masih hidup. Klien tidak lagi melakukan
hubungan seksual karena keadaan yang sedang sakit.
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
Klien beragama Kristen Protestan, klien percaya dan yakit pada TYME.
4. Pemeriksaan Fisik

TTV
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/ mnt
R : 24 x/ mnt
SB : 36,5oC
BB : 40 kg
Head to Toe
- Kepala
Inspeksi : warna rambut hitam, kebersihan terjaga, bentuk kepala bulat
Palpasi : nyeri tekan tidak ada
- Mata
Inspeksi : sclera tidak ikterus, konjungtiva anemis, pupil bulat
Palpasi : nyeri tekan tidak ada
- Hidung
Inspeksi : bentuk simetris, sekret tidak ada
Palpasi : nyeri tekan tidak ada
- Mulut
Inspeksi : bibir tampak kering, gigi berlubang, mukosa lembab, bau mulut tidak ada
- Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
- Thorax/ dada
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : stem fremitus kiri dan kanan
Perkusi : sonur kiri dan kanan
Auskultasi : ronchi +/ +, wheezing +/ +a
- Abdomen
Inspeksi : datar
Palpasi : lemas, nyeri tekan tidak ada, tidak ada massa
Perkusi : tidak kembung
Auskultasi : bising usus normal
- Ekstremitas
Atas : akral hangat, tidak ada oedem, tangan kanan terpasang infuse dextrose 5%
20 gtt/ mnt
Bawah : akral hangat, tidak ada odem

5. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium tgl. 8-8-2008


Jenis Hasil Normal
HB 5,7 g/ dL 13-17 g/ dL
Eritrosit 2,03 uL 4,20-5,40 uL
Leukosit 7400 uL 5.000-10.000 uL
Trombosit 230.000 uL 150.000-450.000 uL
GDS 67 mg/ dL 110-160 mg/ dL
Ureum 31 mg/ dL 10-50 mg/ dL
Creatinin 1,1 mg/ dL 0,6-1,1 mg/ dL
Asam urat 8,5 mg/ dL 2,4-7,0 mg/ dL
Protein total 7,6 mg/ dL 6,6-8,3 mg/ dL
Albumin 2,2 mg/ dL 3,7-5,3 mg/ dL
b. Foto thorax
Hasil : tampak TB Paru
c. Sputum BTA
Pemeriksaan sputum BTA 3x positif Mycobakterium Tuberkolosis

6. Terapi

Tgl. 11-08-2008
IVFD Dextrose 5% 20 gtt/ mnt
Cefixime 2 x 100 mg tab
Ranitidine 2 x 1 amp inj
Codein 3 x 20 gr tab
Rifampisin 150 mg 1 x 3 tab
INH 750 mg 1 x 3 tab
PZA 400 mg 1 x 3 tab
Etambutol 275 mg 1 x 3 tab
B6 1 x 1 tab
Alupurinol 100 mg tab 1-0-0

7. Klasifikasi Data

DS : - klien mengeluh batuk berlendir


- klien mengeluh sesak nafas
- klien mengeluh aktivitasnya perlu bantuan orang lain
- klien mengeluh mengalami penurunan nafsu makan
- klien mengeluh mengalami penurunan berat badan
- klien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya
DO : - TTV
TD : 130/80 mmHg N : 80 x/ mnt
R : 24 x/ mnt SB : 36,5oC
- auskultasi paru ronchi +/ +, wheezing +/ +
- aktivitas dibantu orang lain
- BAB dan BAK dilakukan di tempat tidur
- terpasang infuse di lengan kanan dextrose 5%
- BB sebelum sakit : 46 kg, BB sesudah sakit : 40 kg
- pendidikan klien tamat SD
ANALISA DATA
N Data Dampak Masalah Masalah
o
1 : - klien mengeluh batuk Peradangan parenkim Bersihan jalan
berlendir paru nafas tidak efektif
- klien mengeluh sesak
nafas Keluarnya eksudut
: - TTV dalam alveoli
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/ mnt Peningkatan produksi
R : 24 x/ mnt sputum
SB : 36,5oC
- auskultasi paru ronchi +/ Kemampuan batuk
+ menurun
- sputum kental
Tertahannya sekresi

Jalan nafas terganggu
2 : - klien mengatakan Proses penyakit Intoleransi aktivitas
aktivitasnya dibantu
: - BAB dan BAK Kelemahan tubuh
dilakukan di tempat tidur
- terpasang IVFD Terpasang infuse di
dextrose 5% di lengan kanan lengan kanan

Aktivitas terbatas
3 : - klien mengeluh Adanya sputum pada Ketidakseimbanga
mengalami penurunan nafsu saluran pernafasan dan n nutrisi kurang
makan di bagian mulut dari kebutuhan
- klien mengeluh tubuh
mengalami penurunan berat Batuk produktif
badan
N Data Dampak Masalah Masalah
o
: - BB sebelum sakit : 46 Peningkatan frekuensi
kg, BB sesudah sakit : 40 kg pernafasan

Nafsu makan menurun
4 : - klien mengatakan tidak Tingkat pendidikan Kurang
mengerti tentang penyakitnya tamat SD pengetahuan
: - pendidikan klien tamat
SD Kurang informasi
tentang penyakitnya

Kurang pengetahuan

Prioritas Masalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d produksi sputum yang kental
2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan tubuh dan proses pengobatan
3. Ketidakseimbangan nutrisi b/d produksi sputum yang kental
4. Kurang pengetahuan tentang penyakitnya b/d kurangnya informasi
ASUHAN KEPERAWATAN

rawatan Tujuan Intervensi Rasional Implementasi

fas tidak Bersihan jalan nafas 11-8-08, jm.08.00 : -k


ksi sputum kembali efektif 1. Kaji fungsi pernafasan 1. Penurunan fungsi nafas 1. Melakukan pengkajian sesak
setelah diberikan seperti bunyi, kecepatan dapat menunjukkan frekuensi pernafasan 24x/ diatu
luh batuk tindakan keperawatan dan irama setiap jam ketidakmampuan untuk mnt, iramanya teratur, fowl
selama 3 hari dengan 06.00, 12.00, 18.00 setiap membersihkan jalan terdengar ronchi dan jenis -k
luh sesak kriteria hasil: hari nafas. pernafasan torakal sputu
- batuk berlendir abdominal bany
berkurang atau hilang 11-8-08, jm.12.00 : -T
mmHg - sekret encer 2. Mengukur TTV TD : 130
nt - tanda-tanda vital 2. Penyimpangan normal TD : 130/80mmHg N : 82 x
nt dalam putus normal 2. Observasi tanda-tanda TTV menunjukkan N : 84 x/ mnt R : 24 x
- ronchi -/- vital setiap jam 06.00, perubahan status pasien. R : 24 x/ mnt SB : 36,2
aru ronchi 12.00, 18.00 setiap hari SB : 36,2oC A : m
: -k
al - Mengawasi klien minum setia
obat codein 1 tablet dan 18.0
cefixime 1 tablet -o
11-8-08, jm.12.15 8 jam
3. Posisi membantu 3. Merubah posisi tidur -p
ekspansi paru dan klien dari tidur satu bantal tidur
3. Atur posisi klien dengan menurunkan upaya menjadi posisi semi -a
posisi semi fowler setiap pernafasan. fowler minu
kali klien merasa sesak bany
nafa 11-8-08, jm.13.15 -a
4. Memaksimalkan 4. Mengajarkan teknik nafas tetap
4. Ajarkan teknik nafas ventilasi dan dalam dan batuk efektif batuk
dalam dan batuk efektif meningkatkan gerakan pada klien
pada pertemuan pertama sekret ke dalam jalan
rawatan Tujuan Intervensi Rasional Implementasi

nafas besar sebagai


mudah dikeluarkan
11-8-08, jm.13.30
5. Melatih pasien untuk 5. Menganjurkan pasien
5. Anjurkan pasien untuk dapat belajar mengatasi untuk gunakan teknik
gunakan teknik batuk batuk yang dialaminya. batuk efektif setiap batuk
efektif setiap ingin batuk 11-8-08, jm.13.45
6. Menganjurkan keluarga
6. Pemasukan cairan yang dan klien untuk
6. Anjurkan klien untuk banyak membantu memenuhi asupan cairan
meningkatkan asupan mengencerkan sekret. yang cukup bagi klien
cairan sedikitnya 2.500 dengan minum air putih
ml/ hari yang banyak + 2500 ml/
hari
11-8-08, jm.18.00
7. Beri obat dengan teratur 7. Memberikan obat sesuai
7. Kolaborasi beri obat mempercepat proses instruksi ranitidine inj 1
sesuai instruksi dokter penyembuhan ampul/ 3 cc melalui IVFD
Ranitidine inj 2x1 amp Menganjurkan klien
(06.00 & 18.00) untuk minum obat tablet
Cefixime 2x1 tab (06.00, secara teratur dan tidak
12.00, 18.00) boleh berhenti
Codein 3x1 tab (06.00,
12.00, 18.00)
Rifampisin 1x3 tab
(06.00)
INH 1x3 tab (06.00)
PZA 1x3 tab (06.00)
Etambutol 1x3 tab (06.00)
rawatan Tujuan Intervensi Rasional Implementasi

B6 1x1 tab (06.00)


Alupurinol 1-0-0 (06.00)
as b/d Klien dapat 11-8-08, jm.08.00 : -k
dan beraktivitas dengan 1. Monitor derajat mobilitas 1. Untuk mengetahui 1. Melakukan observasi bisa
itandai baik dengan kriteria dengan menggunakan tingkat ketergantungan derajat ketergantungan berak
hasil : skala ketergantungan pada klien. mandi = 4, pada
takan - Klien dapat berpakaian = 4, eliminasi -k
ntu beraktivitas secara = 3, mobilisasi = 2, mera
AK mandiri pindah = 4, ambulasi = 4, : -k
pat tidur - BAB dan BAK naik tangga = 4. Hasil : mela
fus dilakukan sendiri di terjadi ketergantungan aktiv
ngan toilet -B
temp
11-8-08, jm.08.10 A : m
2. Membantu pasien dalam : -b
eliminasi BAK dengan peme
menyediakan urinal dan -a
2. Bantu pasien dalam 2. Memenuhi kebutuhan pispot pada saat BAB berak
pemenuhan kebutuhan sehari-hari klien 11-8-08, jm.08.15 mand
berdasarkan tingkat 3. Menganjurkan klien
ketergantungannya untuk bisa melakukan
mobilisasi miring kiri,
miring kanan dan duduk
3. Anjurkan klien untuk 3. Melatih klien untuk tidak secara mandiri tanpa
beraktivitas secara tergantung dan secara bantuan orang lain.
bertahap bertahap bisa mandiri Hasil : klien bisa
melakukan mobilisasi
miring kiri dan miring
kanan
11-8-08, jm.08.15
rawatan Tujuan Intervensi Rasional Implementasi

4. Memberikan pujian pada


klien karena klien sudah
bisa mobilisasi secara
mandiri

4. Pujian membangkitkan
4. Beri reinforcement positif semangat pasien untuk
terhadap tingkat bisa mandiri
keberhasilan klien
an nutrisi Menunjukkan 12-8-08, jm.08.00 : -k
uhan b/d peningkatan nutrisi 1. Catat nutrisi klien pada 1. Berguna dalam 1. Mencatat status nutrisi suda
dan dengan kriteria hasil : penerimaan, BB, turgor mendefinisikan derajat klien, hasil nutrisi pasien wala
i dengan : - Peningkatan BB kulit, adanya riwayat masalah dan pilihan kurang dari kebutuhan, porsi
luh - Bebas tanda mual muntah atau tidak intervensi yang tepat BB saat masuk : 40 kg, : -p
unan malnutrisi turgor kulit baik, mual dihab
muntah tidak ada, nafsu -f
luh makan menurun meni
unan berat 12-8-08, jm.08.058 -B
2. Mengganti cairan infuse A : m
sakit : 46 2. Awasi masukan makanan dari NaCl 0,9% diganti seba
akit : 40 dan cairan. Awasi 2. Berguna mengukur dextrose 5% 20 gtt/ mnt, : -a
pengeluaran urine, keefektifan nutrisi dan BB : 40 kg peng
keringat timbang BB dukungan cairan -t
setiap hari 12-8-08, jm.08.10 hari
3. Menganjurkan klien -m
3. Anjurkan klien makan untuk makan sedikit tapi untu
dalam porsi sedikit tapi 3. Memaksimalkan sering mem
sering dengan makanan masukan nutrisi sebagai nutri
TKTP kebutuhan energi
rawatan Tujuan Intervensi Rasional Implementasi

12-8-08, jm.12.00
4. Kolaborasi ahli gizi 4. Mengawasi pola makan
komposisi diit 4. Memberikan bantuan pasien, hasil klien
Pagi : bubur dan telur, dalam perencanaan diit menghabiskan
Siang : nasi, telur/ ikan, dengan nutrisi yang makanannya, porsi makan
sayur, sup, buah, adekuat sedikit
Sore : ekstra telur,
Malam : nasi, telur/ ikan,
sayur
uan Klien mengerti 13-8-08, jm.08.00 : -k
ya b/d tentang penyakitnya 1. Kaji pengetahuan klien 1. Belajar tergantung pada 1. Mengukur kemampuan meng
masi setelah diberikan tentang penyakit TBC emosi dan kesiapan fisik klien untuk belajar, hasil tenta
penyuluhan dengan yang dialaminya klien mau diberikan dider
takan kriteria hasil : penyuluhan : -k
ntang - Klien menj
mengungkapkan 13-8-08, jm.08.20 penti
idikan pemahaman tentang 2. Jelaskan pada klien 2. Perawatan pengobatan di2. Memberikan penyuluhan akiba
penjelasan yang pentingnya perawatan dan rumah sakit penting kepada klien dan keluarga
A : m
diberikan pengobatan di rumah sakit untuk mengurangi tentang pentingnya : -a
- Klien dapat komplikasi perawatan di rumah sakit kelua
menjelaskan kembali 13-8-08, jm.09.00 terat
secara umum 3. Jelaskan pada klien 3. Memberikan penyuluhan putu
penjelasan yang tentang proses penyakit, 3. Memberikan pada klien dan keluarga
diberikan pengobatan dan pengetahuan pada klien tentang penyakit yang
pencegahan tentang penyakitnya diderita klien
rawatan Tujuan Intervensi Rasional Implementasi

13-8-08, jm.09.30
4. Jelaskan pada klien dan 4. Menjelaskan pada klien
keluarga tentang dosis 4. Mencegah pasien putus dan keluarga tentang
obat, frekuensi, alasan obat, dan meningkatkan pentingnya pengobatan
pengobatan lama dan kerja sama dalam dan dampak berhenti
akibat putus obat pengobatan minum obat yaitu
pengobatan dimulai dari
pertama dan penyakit
yang diderita bisa
bertambah parah.
CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/ Tgl. Dx Jam Implementasi Evaluasi


Senin, I 08.00 - Mengkaji fungsi : - klien mengatakan masih
11-08-08 pernafasan klien batuk berlendir
Hasil : pernafasan cepat, - klien mengeluh masih
frekuensi 24 x/ mnt, irama sesak nafas
teratur, jenis pernafasan : - TTV
torakal/ abdominal TD : 130/80mmHg
- Melakukan pengukuran N : 82 x/ mnt
I, II 08.15 TTV : R : 22 x/ mnt
TD : 130/80mmHg SB : 36,2oC
N : 82 x/ mnt A : masalah belum teratasi
R : 24 x/ mnt : - kaji fungsi pernafasan
SB : 36,2oC setiap jam 06.00, 12.00,
- Mengajarkan teknik nafas 18.00
I 13.15 dalam dan batuk efektif - observasi TTV setiap
Hasil : klien dapat pukul 06.00, 12.00, 18.00
melakukan dengan baik, - anjurkan klien untuk
klien dapat mengeluarkan menggunakan teknik batuk
sekret, warna putih, encer efektif setiap ingin batuk
jumlah + sendok makan - anjurkan klien untuk
- Merubah posisi tidur klien tetap mengkonsumsi cairan
dari tidur terlentang yang banyak
menjadi semi fowler - pertahankan posisi semi
- Menganjurkan klien untuk fowler
I 13.25 menggunakan teknik batuk
efektif setiap kali ingin
batuk
- Menganjurkan keluarga
I 13.30 dan klien untuk memenuhi
Hari/ Tgl. Dx Jam Implementasi Evaluasi
asupan cairan yang cukup
bagi klien dengan minum
air yang banyak
I 13.45 - Memberikan obat sesuai
instruksi
Ranitidine 1 ampul dan
menganjurkan klien untuk
minum obat tablet secara
teratur dan tidak boleh
putus
I, II, III 18.00 - Mengkaji TTV dan fungsi
pernafasan
Hasil :
TD : 130/80mmHg
N : 82 x/ mnt
R : 22 x/ mnt
SB : 36,2oC
Fungsi pernafasan baik,
I, II 18.00 irama teratur, frekuensi 22
x/ mnt

Selasa, II 08.00 - Melakukan observasi Diagnosa I


12-8-08 derajat ketergantungan pada : - klien mengatakan masih
klien batuk berlendir
Hasil : - klien mengatakan sesak
Mandi = 2, berpakaian = 2, nafas berkurang
eliminasi = 3, mobilisasi = : - sputum putih kental
2, pindah = 3, ambulasi = 2, - R : 22 x/ mnt
naik tangga = 3 A : masalah teratasi sebagian
- Mencatat status nutrisi : - pertahankan posisi semi
klien fowler
Hari/ Tgl. Dx Jam Implementasi Evaluasi
III 08.00 Hasil : nutrisi kurang dari - kaji frekuensi
kebutuhan, BB saat masuk pernafasan, jenis dan irama
RS : 40 kg, turgor kulit setiap jam 06.00, 12.00,
baik, mual muntah tidak 18.00
ada, nafsu makan menurun
- Melakukan pengkajian Diagnosa II
frekuensi pernafasan 22x/ : - klien mengatakan
mnt, irama teratur, jenis aktivitasnya masih dibantu
pernafasan torakal : - BAK dilakukan di
I 08.00 abdominal tempat tidur
- Mengganti cairan infuse A : masalah belum teratasi
dari NaCl 0,9% diganti : - bantu klien dalam
dextrose 5% 20 gtt/ mnt, pemenuhan kebutuhan
menimbang BB hasil BB : sehari
40 kg - anjurkan untuk
III 08.05 - Membantu pasien untuk beraktivitas secara mandiri
eliminasi BAK dan dengan bertahap
mobilisasi
- Menganjurkan klien untuk Diagnosa III
makan sedikit tapi sering : - klien mengatakan sudah
- Menganjurkan klien untuk bisa makan walaupun dalam
II, III 08.10 bisa melakukan mobilisasi porsi yang sedikit
sendiri tanpa bantuan orang : - porsi makan dihabiskan
lain - frekuensi makan
Hasil : klien mau meningkat
melakukan aktivitas A : masalah teratasi sebagian
- Mengukur TTV : - awasi pemasukan dan
II 08.15TD : 130/80mmHg pengeluaran
N : 82 x/ mnt - timbang BB tiap hari
R : 22 x/ mnt - anjurkan klien untuk
Hari/ Tgl. Dx Jam Implementasi Evaluasi
o
SB : 36,5 C tetap makan dalam porsi
- Mengawasi pola makan sedikit tapi sering
pasien
Hasil : klien menghabiskan
I, III 12.00 makanannya porsi makan
sedikit
- Menganjurkan klien untuk
tetap menggunakan teknik
batuk efektif setiap ingin
batuk
- Memberikan suntikan
ranitidine inj 1 ampul via
IVFD, menganjurkan klien
untuk minum obat tablet
secara teratur
I 13.15

I, II 18.00
Rabu, I, II, III, 08.00 - Melakukan pengkajian Diagnosa I
13-8-08 IV frekuensi pernafasan 24 x/ : - klien mengeluh batuk
mnt, irama teratur, jenis berlendir
pernafasan torakal : - sputum kental
abdominal - TTV
- Observasi derajat TD : 130/80mmHg
ketergantungan, mandi = 2,
N : 80 x/ mnt
berpakaian = 2, eliminasi =R : 22 x/ mnt
2, mobilisasi = 0, pindah =SB : 36,5oC
3, ambulasi = 2, naik tangga
A : masalah belum teratasi
Hari/ Tgl. Dx Jam Implementasi Evaluasi
=3 : - pertahankan posisi semi
- Mengukur kemampuan fowler
klien untuk belajar - anjurkan klien untuk
Hasil : klien mau diberikan meningkatkan asupan cairan
penyuluhan - anjurkan untuk tetap
- Memberikan penyuluhan gunakan teknik batuk efektif
kepada klien tentang
pentingnya perawatan di Diagnosa II
III 08.20 rumah sakit, proses : - klien mengatakan belum
penyakit, alasan pengobatan bisa beraktivitas sepenuhnya
lama dan akibat putus obat masih terbatas pada
- Mengatur posisi pasien mobilisasi
semi fowler : - BAB dan BAK di
- Mengganti cairan dari tempat tidur
dextrose 5% dengan - berpakaian dibantu oleh
dextrose 5% keluarga
08.30 - Menganjurkan klien untukA : masalah belum teratasi
menggunakan teknik batuk : - anjurkan klien
09.00 efektif setiap ingin batuk beraktivitas mandiri secara
- Menganjurkan klien untuk bertahap
terus meningkatkan
10.00 aktivitas secara mandiri Diagnosa III
- Mengobservasi TTV : - klien mengatakan sudah
TD : 130/80mmHg bisa dalam porsi sedikit
N : 80 x/ mnt - klien mengatakan sering
10.10R : 22 x/ mnt makan
SB : 36,5oC : - porsi makan sedikit,
- Mengawasi pola makan makanan dihabiskan
klien, klien makan dengan - BB : 40 kg
porsi sedikit makanan A : masalah teratasi sebagian
Hari/ Tgl. Dx Jam Implementasi Evaluasi
12.00 dihabiskan : - anjurkan klien tetap
- Menimbang BB pasien mempertahankan asupan
Hasil : BB = 40 kg nutrisi yang
- Memberikan suntikan via - timbang BB setiap hari
IVFD ranitidine 1 ampul
- Menganjurkan untuk Diagnosa IV
minum obat secara teratur : - klien mengungkapkan
jangan sampai putus obat mengerti tentang cara
dan akibat putus obat pencegahan penularan
- Menjelaskan bahwa tugas penyakit dan akibat putus
13.00 di ruangan telah selesai obat
: - klien dapat menjelaskan
kembali cara pencegahan
18.00 dan akibat putus obat
- klien dapat minum obat
sendiri
A : masalah teratasi
: -
RENCANA PENDIDIKAN KESEHATAN
Topik : Tuberkolosis Paru, Pencegahan dan
Akibat Putus Obat
Tujuan : Meningkatkan Pengetahuan dan
Mencegah Klien Putus Obat
Sasaran : Klien dan Keluarga
Tempat : Irina C2 Kamar 212 RSU Prof. R.D.
Kandou Manado
Tanggal : 13 Agustus 2008 jam 08.20 wita

Aktivitas KMB Evaluasi


an Khusus Materi Metode Media Petugas
Klien Proses H
Kesehatan
dan keluarga Konsep TB Paru - Ceramah - Flip chart Menjelaskan Memperhatikan - Apa itu penyakit Klien dan
hami 1. Pengertian - Tanya jawab - Leaflet kepada klien dan penjelasan tuberkolosis? memaham
kit 2. Penyebab keluarga konsep petugas dan - Penyebabnya? konsep pe
ulosis paru 3. Gejala tuberkolosis paru bertanya jika - Gejalanya? tuberkolo
4. Cara penularan tidak mengerti - Cara penularan?
dan keluarga - Alasan dirawat di - Ceramah - Flip chart Menjelaskan : Memperhatikan - Mengapa dirawat - Klien dan
rti tentang RS - Tanya jawab - Leaflet - Alasan dirawat penjelasan di RS? mengerti
dirawat di - Pentingnya di RS petugas dan - Kenapa dirawat di
ntingnya pengobatan dan - Pentingnya bertanya jika pentingnya - Klien dan
batan dan akibat putus obat pengobatan dan putus obat satu pengobatan? mengerti
dari putus akibat putus obat hari saja - Akibat dari putus pengobata
obat putus oba

You might also like