Professional Documents
Culture Documents
PENYAKIT HIPOTIROID
NIM : 34403515107
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR
BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD)
Jln. Pasir Gede Raya No. 19 Telp. (0263) 267206 Fax. 270953Cianjur 4321
2016
1. Definisi
Hipotiroid adalah suatu keadaan hipometabolik akibat defisiensi
hormone tiroid yang dapat terjadi pada setiap umur. Hipotirod merupakan
keadaan kurang aktifnya kelenjar tiroid yang menyebabakan sekresi hormon
tiroid tidak terjadi atau mengalami penurunan. Hipotiroid adalah suatu
penyakit akibat penurunan fungsi hormon tiroid yang dikikuti tanda dan gejala
yang mempengaruhi sistem metabolisme tubuh. Faktor penyebabnya akibat
penurunan fungsi kelanjar tiroid, yang dapat terjadi kongenital atau seiring
perkembangan usia. Pada kondisi hipotiroid ini dilihat dari adanya penurunan
konsentrasi hormon tiroid dalam darah disebabkan peningkatan kadar TSH
(Tyroid Stimulating Hormon).
Hipotiroidisme adalah suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang aktif
dan menghasilkan terlalu sedikit hormon tiroid. Hipotiroid yang sangat berat
disebut miksedema.
2. Etiologi
Etiologi dari hipotiroidisme dapat digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu :
a. Hipotiroid primer
Mungkin disebabkan oleh congenital dari tyroid (kretinism), sintesis
hormone yang kurang baik, defisiensi iodine (prenatal dan postnatal), obat
anti tiroid, pembedahan atau terapi radioaktif untuk hipotiroidisme,
penyakit inflamasi kronik seperti penyakit hasimoto, amylodosis dan
sarcoidosis.
b. Hipotiroid sekunder
Hipotiroid sekunder berkembang ketika adanya stimulasi yang tidak
memadai dari kelenjar tiroid normal, konsekwensinya jumlah tiroid
stimulating hormone (TSH) meningkat, ini mungkin awal dari suatu mal
fungsi dari pituitary atau hipotalamus. Ini dapat juga disebabkan oleh
resistensi perifer terhadap hormone tiroid.
c. Hipotiroid tertier / pusat
Hipotiroid tertier dapat berkembang jika hipotalamus gagal untuk
memproduksi tiroid releasing hormone (TRH) dan akibatnya tidak dapat
distimulasi pituitary untuk mengeluarkan TSH. Ini mungkin berhubungan
dengan suatu tumor / lesi destruktif lainnya diarea hipotalamus. Ada dua
bentuk utama dari goiter sederhana yaitu endemic dan sporadic. Giter
endemic prinsipnya disebabkan oleh nutrisi, defisiensi iodine. Ini
mengalah pada "goiter belt" dengan karakteristik area geografis oleh
minyak dan air yang berkurang dan iodine.
Sporadik goiter tidak menyempit ke area geografik lain. Biasanya
disebabkan oleh :
Kelainan genetik yang dihasilkan karena metabolisme iodine yang
salah
Ingesti dari jumlah besar nutrisi goiterogen (agen produksi goiter yang
menghambat produksi T4) seperti kobis, kacang, kedelai, buah persik,
bayam, kacang polong, strowbery, dan lobak. Semuanya mengandung
goitogenik glikosida
Ingesti dari obat goitrogen seperti thioureas (propylthiracil) thocarbomen,
(aminothiazole, tolbutamid).
Penyebab yang paling sering ditemukan adalah Tiroiditis Hashimoto.
3. Klasifikasi Hipotiroid
Klasifikasi Hipotiroid menurut penyebabnya :
a. Hipotiroidime primer (tiroidal)
hipotiroidime primer (tiroidal) ini mengacu kepada difungsi kelenjer tiroid
itu sendiri. lebih dari 95% penderita hipotiroidime mengalami
hipotiroidime tipe ini.
b. Hipotiroidime sentral (hipotiroidime sekunder/pituitaria)
adalah disfungsi tiroide yang disebabkan oleh kelenjer hipofisis,
hipolatamus, atau keduanya.
c. Hipotiroidime tertier (hipotalamus)
ditimbulkan oleh kelainan hipotalamus yang mengakibatkan sekresi tsh
tidak adikuat aktibat penurunan stimulasi TRH.
(Brunner&Suddarth:1300)
Klasifikasi hipotiroid menurut usia :
a. Kretinisme (Hipotiroidisme congietal)
adalah difisiensi tiroid yang diderita sebelum atau segera sesudah lahir.
pada keadaan ini, ibu mungkin juga menderita difisiensi tiroid.
b. Hipotiroidisme juvenilis
Timbul sesudah usia 1 atau 2 tahun
c. Miksedema
adalah penumpukan mukopolisakarida dalam jaringan supkutan dan
intersisial lainnya. Meskipun meksedema terjadi pada hipotiroidime yang
sudah berlangsung lama dan bera, istilah tersebut hanya dapat digunakan
untuk menyatakan gejala ekstrim pada hipotiroidime yang berat
(Suddart, 2000)
Smeltzer & Bare : Brunner and Suddart Textbook Of Medical Surgical
Nursing, Philadel-Phia :
4. Manifestasi klinis
a. Kulit dan rambut
- Kulit kering, pecah-pecah, bersisik dan menebal
- Pembengkakan tangan, mata dan wajah
- Rambut rontok, alopeksia, kering dan pertumbuhannya buruk
- Tidak tahan dingin
- Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal
b. Muskuloskeletal
- Volume otot bertambah, glosomegali
- Kejang otot, kaku, paramitoni
- Artralgia dan efusi sinovial
- Osteoporosis
- Pertumbuhan tulang terhambat pada usia muda
- Umur tulang tertinggal disbanding usia kronologis
- Kadar fosfatase alkali menurun
c. Neurologik
- Letargi dan mental menjadi lambat
- Aliran darah otak menurun
- Kejang, koma, dementia, psikosis (gangguan memori, perhatian
kurang, penurunan reflek tendon)
- Ataksia (serebelum terkena)
- Gangguan saraf (carfal tunnel)
- Tuli perseptif, rasa kecap, penciuman terganggu
d. Kardiorespiratorik
- Bradikardi, disritmia, hipotensi
- Curah jantung menurun, gagal jantung
- Efusi pericardial (sedikit, temponade sangat jarang)
- Kardiomiopati di pembuluh. EKG menunjukan mendatar/inverse
- Penyakit jantung iskemic
- Hipotensilasi
- Efusi pleural
- Dispnea
e. Gastrointestinal
- Konstipasi, anoreksia, peningkatan BB, distensi abdomen
- Obstruksi usus oleh efusi perioneal
- Aklohidra, antibody sel parietal gaster, anemia pernisiosa
f. Renalis
- Aliran darah ginjal berkurang, GFR menurun
- Retensi air (volume plasma berkurang)
- Hipokalsemia
g. Hematologi
- Anemia normokrom normositik
- Anemia mikrositik/makrositik
- Gangguan koagulasi ringan
h. Sistem endokrin
- Pada perempuan terjadi perubahan menstruasi seperti amenore/ masa
menstruasi yang memanjang, menoragi dan galaktore dan
hiperprolektemi
- Gangguan fertilitas
- Gangguan hormone pertumbuhan dan respon ACTH, hipofisis
terhadap insulin akibat hipoglikemia
- Gangguan sintesis kortison, kliren kortison menurun
- Insufisiensi kelenjar adernal autoimun
- Psikologis atau emosi: apatis, agitasi, derpesi, paranoid,menarik diri,
perilaku maniak
Manifestasi klinis lain berupa: edema perordita, wajah seperti bulan (moon
face), wajah kasar, suara serak, pembesaran leher, lidah tebal, sensitifitas
terhadap opioid, haluaran urine menurun, lemah, ekspresi wajah kosong
dan lemah
5. Patofisiologi
Hipotiroidisme dapat terjadi akibat pengangkatan kelenjar tiroid dan
pada pengobatan tirotoksikosis dengan RAI. Juga terjadi akibat infeksi kronis
kelenjar tiroid dan atropi kelenjar tiroid yang bersifat idiopatik. Prevalensi
penderita hipotiroidisme meningkat pada usia 30-60 tahun, empat kali lipat
angka kejadiannya pada wanita dibandingkan pria. Hipotiroidisme congenital
dijumpai satu orang pada empat ribu kelahiran hidup.
Jika produksi hormon tiroid tidak adekuat maka kelenjar tiroid akan
berkompensasi untuk meningkatkan kompensesi untuk meningkatkan
sekresinya sebagai sebagai respons terhadap rangsangan hormone TSH.
Penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid akan menurunkan laju metabolisme
basal yang akan mempengaruhi semua system tubuh. Proses metabolik yang
dipengaruhi antara lain:
a. Penurunan produksi asam lambung (Aclorhidria)
b. Penurunan motolitas usus
c. Penurunan detak jantung
d. Gangguan fungsi neurologic
e. Penurunan produksi panas
Penurunan hormon tiroid juga akan mengganggu metabolisme lemak dimana
akan terjadi peningkatan kadar kolesterol dan trigliserida sehingga klien
berpotensi mengalami atherosclerosis. Akumulasi proteoglicans hidropilik di
rongga pleura, cardiak dan abdominal sebagai tanda dari mixedema.
Pembentukan erosit yang tidak optimal sebagai dampak dari menurunnya
hormone tiroid memungkinkan klien mengalami anemia.
6. Pathway Defisiensi lodium, disfungsi hipofisis, disfungsi THR hipotalamus
7. Penekanan prod. H. Tiroid (hipotiroidisme)