Professional Documents
Culture Documents
HENTI JANTUNG
a.Definisi
Henti jantung atau tepatnya henti sirkulasi ialah keadaan keadaan dengan
sirkuasi yang tidak efektif dari jantung ke seluruh tubuh.hal ini menandakan
penderita dalam keadaan gawat.sekitar 90% henti jantung dasarnya ialah asistole
mekanis dan elektrik komplet,sedangkan 10% lainnya mempunyai mempunyai
dasar fibrilasi ventrikel (ilmu kesehatan anak volume 2).
Henti jantung adalah terhentinya denyut jantung dan peredaran darah secara tiba
tiba pada seseorang yang tidak apa-apa,merupakan keadaan darurat yang paling
gawat,yang lebih di kenal dengan istilah henti jantung (cardiac arrest).keadaan ini
biasanya di ikuti pula dengan berhentinya fungsi pernafasan dan hilangnya
kesadaran serta reflek.(ilmu kesehatan anak volume 3).
b.etiologi
etiologi henti jantung pada anak antara lain ialah:
1.terhentinya sistem pernapasan secara tiba-tiba yang dapat di sebabkan karena:
a. penyumbatan jalan napas:
Aspirasi cairan getah lambung atau benda asing
Sekresi air yang terdapat di jalan napas,seperti pada tenggelam,edema
paru,lendir yang banyak
Edema atau spasme saluran pernapasan sebelah atas dan atausebelah bawah
Kelaina anatomik,misalnya atresia choanal.
2. depresi susunan saraf pusat,yang dapat di sebabkan karena;
Obat-obatkan
Racun
Rudapaksa
Arus listrik tegangan tinggi
Edema otak
Hipoksia berat
Hiperkapnia
Penyakit susunan saraf pusat,seperti ensefalitis,poliomielitis,sindrom guilian
barre,dll.
3. dehidrasi berat dan gangguan keseimbangan asam basa
4. paralisis neuromuskular
Rudapaksa
Arus listrik tegangan tinggi
Edema otak
Hipoksia berat
Hiperkapnia
Penyakit susunan saraf pusat,seperti ensefalitis,poliomielitis,sindrom guilian
barre,dll.
5.thension pneumothoraksbilateral
II. terhentinya peredaan darah secara tiba-tiba,yang dapat di sebabkan karena:
hipoksia,asidosis,atau hiperkapnia karena penyakit paru atau karena penyakit
paru atau karena henti pernapasan secara tiba-tiba.
Rangsangan vagus misalnya karena pengisapan tenggkorak,endoskopi,dilatasi
rektum,operasi mata,dll.
Arus listrik teganggan tinggi
Obat-obatan,terutama digitalis,quinidin,kalium,obat anestesia
Aritmia yang hebat,karena obat-obatan,penyakit jantung,kateterisasi jantung
dll.
Syok( trauma,perdarahan,sepsis,pada operasi dan pasca operasi,dehidrasi,dll.
Keadaan terminal pada berbagai penyakit
Obat-obatan intravena yang sering di gunakan pada angiografi,yang kadang-
kadang yang sering juga diberikan secara intraarteri.
III. terganggunya fungsi sistem syaraf,yang terjadi sebagai akibat terganggunya
sistem persyarafan
dan peredaran darah.Di dalam susunan saraf pusat terjadi
iskemia,hipoksia,dan hiperkapnia,asidosis,dan hipoglikemia,yang berakibat
terganggunya metabolisme otak di sertainya terjadinya edema serebri dan di ikuti
dengan infark serebri.
Susunan saraf pusat sangat rentan terhadap keadaan tadi,urutan kerentanaan
tersebut ialah:
a. korteks serebri akan menderita kerusakan setelah 3-5 menit
b. pusat pupil dan palpebra,setelah 5-10 menit
c. serrebelum,setelah 10-15 menit
d. pusat peredaran darah dan pernapasan,setelah 20-30 menit
e. medula spinalis,setelah 45 menit
f. ganglion simpatik ,setelah 60 menit
PENGOBATAN
henti jantung dapat terjadi setiap saat di dalam atau di luar rumah sakit,sehingga
pengobatan dan tindakan yang cepat serta tepat akan menentukan prognosis;30-45
detik.sesudah henti jantung terjadi akan terlihat dilatasi pupil dan pada saat ini
harus di ambil tindakan berupa:
1. sirkulasi artifisial yang menjamin peredaran darah yang mengandung oksigen
dngan melakukan :
A . masase jantung.anak ditidurkan pada tempat tidur yang datar dan
keras,kemudian dngan
telapak tangan di tekan secara kuat dan keras sehingga jantung yang terdapat di
antara sternum
dan tulang belakang tertekan dan darah mengalir ke arteria pumonalis da
aorta.masase jantung
yang baik terlihat hasilnya dari terabanya kembali nadi arteri-atreri besar
sedangkan pulihnya
sirkulasi ke otak dapat terlihat pada pupil yang menjadi normal kembali.
B. pernapasan buatan.mula-mula bersihkan saluran pernapasan,kemudian
ventilasi di perbaiki
dengan pernapan mulut ke melut/inflating bags atau secara
endotrakheal.ventilasi yang baik
dapat di ketahui bila kemudian tampak ekspansi dinding thoraks pada setiap kali
inflasi di
lakukan dan kemudian jg warna kulit akan menjadi normal kembali.
HENTI NAPAS
A.DEFINISI
pernapasan yang efektif akan terancaman bila alan napas tersumbat atau
penyempit akibatnya penanganan segera di butuhkan.henti napas terjadi sebagai
komplikasi yang paling serius dari erbagai penyakit pernapasan,syok atau
trauma.penanganan saat ini di tunjukan untuk ventilasi paru-paru pasien secara
artifisial/buatan (kapita selekta,pediatri edesi II)
b.kondisi-kondisi yang mengarah pada henti napas
spasme berat pada trakhea dan bronkus.Penyebabnya termasuk inhalasi dari
sejumlah kecil makanan atau air,asap bronkhitis,gas-gas yang mengiritasi atau
tersedak.
Obstruksi jalan napas.penyebabnya dapat di karenakan lidah atuh ke belakang
pada saat korban tidak sadar dan berbaring dengan posisi terlentang,inhalasi dari
benda asing atau membengkaknya jaringan sehubungan dengan trauma (di
sengat,luka bakar,dan luka terbakar)atau menelan benda-benda (korosif).
Mati lemas.akibat kantong plastik,bantal atau benda-benda lain.
Kompresi leher.baik dngan cara menggantung maupun menyekik.
Kompres rongga thoraks.dapat terjadi karena jatuh,tertimpa pasir atau
gandum,terhimpit runtuhan gedung yang rubuh atau benda keras.penetrasi luka
atau cedera dada akibat terpukul d mna dapat di lihat dalam kecelakaan-
kecelakaan lalu lintas.
Kerusakan sistem saraf yang mengontrol pernapasan.dapat di sebabkan :
Pembunuhan dngan listrik
Keracunan(gas beracun,barbiturat atau kelebihan obat-obatan lain atau
pestisida)
Spasme otot (seperti pada tetanus)
Paralisis (seperti yang terjadi dalam beberapa penyakit tertentu seperti
poliomielitis atau sebagai akibat cedera korda spinalis).
Jumlah oksigen yang ada tidak memadai bagi kebutuhan tubuh.ini biasanya
berkaitan dengan adanya keracunan gas seperti karbonmonoksida,adanya asap
atau perubahan tekanan di atmosfir yang terjadi pada ketinggian yang tinggi atau
selama menyelam kedalam laut
Serangan yang berkesinambungan.seperti pada kasus epileptiku
Suplai O2 berkurang
Syanosis kelemahan
PENGKAJIAN PRIMER
2). BREATHING/PERNAPASAN
Pemeriksaan/pengkajian menggunakan metode look listen,feel
Look :nadi karotis ada/tidak,frekuensi pernapasan
tidak ada dan tidak
terlihat adanya pergerakan dinding dada,kesadaran
menurun,sianosis,identifikasi pola pernapasan abnormal,periksa
penggunaan otot bantu dll.
Listen : mendengar hembusan napas
Feel : tidak ada pernapasan melalui hidung/mulut.
3). CIRCULATION/SIRKULASI
Pemeriksaan/pengkajian :
Periksa denyut nadi karotis dan brakhialis pada (bayi),kualitas dan
karakternya
periksa perubahan warna kulit seperti sianosis
5). Disability
Pengkajian kesadaran dengan metode AVPU meliputi :
a. Alert (A) : pasien tidak berespon terhadap lingkungan sekelilingnya/tidak
sadar terhadap kejadian yang menimpa.
b. Respon verbal (V) :klien tidak berespon terhadap pertanyaan perawat.
c. Respon nyeri (P) :klien tidak berespon terhadap respon nyeri.
d. Tidak berespon (U) : tidak berespon terhadap stimulus verbal dan nyeri.
cara pengkajian :
- Anamnese (tanya) : nama dan kejadian
- Cubit daerah pundak/tepuk wajah
Dengan GCS (E1 M1 V1 ),pupil,kemampuan motorik.
Nilai normal G C S
Pengkajian sekunder
1. RIWAYAT KESEHATAN
Q : quallity/kualitas
Seberapa berat keluhan di rasa,atau bgmna rasanya
R : region/radiasi
Apakah sakitnya menyebar,seperti ap penyebarannya.
S : skala severity
Skala kegawatan dapat di gunakan GCS untuk gangguan kesadaranskala nyeri
atau ukuran lain yang berkaitan dengan ukuran.
T : time/waktu
Kapan keuhan tersebut mulai di rasakan/di temukan atau seberapa sering keluhan
tersebut di rasakan.
Pada unit gawat darurat riwayat kesehatan lengkap dan pengkajian subjektif
secara detail jarang di lakukan atau di butuhkan.pengkajian di unit gawat darurat
lebih di fokuskan pada keluhan utama yamg di rasakan pasien.
3. PENGKAJIAN OBJEKTIF
Pengkajian objektif adalah sekumpulan data yang dapat dilihat da di ukur meliputi
TTV,BB dan TB pasien,pemeriksaan fisik,hasil perekaman EKG,serta tes
diagnostik.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Inspeksi adalah pemeriksaan di mulai dari status keseluruha pasien.apakah
pasien sadar atau tidak,penampilan secara umum pasien (general apperance)
Rapi atau berantakan,melihat apakh pasien bernapas dengan tersengal-
sengal,bagaimana warna kulit dan mukosa,apakah ada memar,perdarahan,atau
bengkak.perhatiakn postur dan pergerakan tuuh apakah ada nyeri,gangguan
neurologis,orthopedi,dan status mental.
b. Auskultasi adalah di gunakan untuk pemeriksaan paru-paru,jantun dan suara
peristaltik.periksa kualitas suara,intensitas,dan durasi.lakukan pemeriksaan
auskultasi sebelum di lakukan palpasi dan perkusi.
c. Palpasi adalah di periksa untuk karasteristik permukaan seperti,tekstur
kulit,sensitifitas,tugor dan suhu tubuh.gunakan palpasi ringan untuk memeriksa
denyut nadi,deformitas,kekuatan otot,sedangkan palpasi dalam dapat di gunakan
untuk mengidentifikasi adanya massa,nyeri,ukuran,organ dan adanya kekakuan.
d. Perkusi adalah dapat di lakukan untuk mengevaluasi organ atau kepadatan
tulang dan dapat di gunakan untuk membedakan struktur padat,berongga,atau
adanya cairan.
5. PENGKAJIAN NEUROLOGIS
Indikator utama dalam pengkajian neurologis adalah tingkat kesadaran
pasien.untuk mengetahui status neurologis dan mencatat perubahan setiap saat
maka dapat di gunakan Glasgow Coma Scale (GCS) untuk dewasa dan pediatrik
glasgow coma scale pada anak-anak yang belum bisa bicara.
6. PENGKAJIAN KARDIOVASKULER
Gunakan EKG 12 lead untk mengetahui atau menilai adanya abnormalitas irama.
a. Suara jantung.
b. Murmur
c. Efusi perikat/tamponade
d. Perfusi
7. PERNAPASAN
Suara napas di kelompokan menjadi,trakheal,bronkhiale,vesikuler,dan
bronkovesikuler.suara napas abnormal (berat) termasuk
stridor,ronkhi,rales,terputus-putus,dan sulit bernapas.
8. GASTROINTESTINAL
Pada pengkajian subjektif perlu di kaji/pemeriksaan sistem gastrointestinal.apakah
ada riwayat gastritis,sirosis hepatis,appendisitis,dan pankreatitis,dll.apakah ada
gaya hidup yang mempengaruhi masalah gastrointestinal.
9. PERKEMIHAN
Catat frekuensi urine ,adanya inkontinensia,terasa panas,damn bau aneh.kaji pula
lokasi nyeri dan kateter.
10. MUSKULOSKELETAL
Gangguan muskuloskeletal dalam gawat darurat biasanya berhubungan dengan
trauma dan infeksi.
11. INTEGUMEN
Periksa warna kulit,tekstur,turgor dan suhu tubuh kulit.apakah ada tanda-tanda
pucat sianosis,atau kekuningan.
12. HEMATOLOGIS
Periksa gangguan tanda-tanda perdarahan seperti memar,ptechiae,konjungtiva
pucat,nyeri dan memar,dll.
13. IMUNOLOGI
Gaya hidup,status imunisasi,dan riwayat penyakit adalah faktor kunci dalam
pemeriksaan imun.demam adalah pertimbangan penting tapi tidak selamanya
orang yang bersuhu tiggi dalm keadaan bahaya.hal lai yang di pertimbangkan
adalah status imunisasi terbaru dan riwayat kontak dengan orang yang memiliki
gejala yang sama.
14. ENDOKRIN
Perhatikan adanya gangguan endokrin jika pasien merasa sering
lelah,lemah,perubahan status mental,penurunan BB,panas
dingin,poliuri,polidipsi,dan polifagi.
1. Ketidak efektifan pola napas b/d inspirasi dan /atau ekspirasi yang tidak
adekuat.
Tujuan/kriteria evaluasi menurut NOC :
Menunjukan pola pernapasan yang efektif,dibuktikan dengan status yang tidak
berbahaya : ventilasi dan status tanda vital.
Mempunyai kecepatan dan irama respirasi dalam batas normal.
Menunjukan status pernapasan :ventilasi tidak terganggu seperti :
Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernapas
Ekspansi dad simentris
Tidak ada penggunaan otot bantu
Bunyi napas tambahan tidak ada
Napas pendek tidak ada
Intervensi prioritas NIC :
AKTIVITAS KEPERWATAN
1. Pantau adanya pucat dan sianosis
2. Pantau efek obat pada waktu respirasi
3. Kaji kebutuhan insersi jalan napas
4. Observasi dan dokumentasikan ekspansi dada bilateral pada pasien dengan
ventilator
AKTIVITAS KOLABORASI
1. Rujuk kepada ahli therapy pernapasan untuk memastikan keadekuatan fungsi
ventilator mekanis.
2. Laporkan perubahan sensori ,bunyi napas,pola pernapasan,nilai GDA,sputum
dan seterusnya,sesuai dengan kebutuhan atau protokol.
3. Berikan tindakan nebulizer ultrasonik dan udara pelembab atau oksigen
sesuai kebutuhan.
4. Berikan obat nyeri untuk pengoptimalan pola pernapasan.
AKTIVITAS KOLABORASI
1. Rujuk pada dokter menyagkut parameter pemberian/penghentian obat tekanan
darah.
2. Tingkatkan penurunan afterload
3. Berikan anti kogulan untuk mencegah pembetukan trombus perifer,sesuai
dengan program atau potokol.
DAFTAR PUSTAKA