You are on page 1of 2

Penderita stroke akut biasanya diberikan SM-20302, atau microplasmin, oksigen,

Dipasang infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan, diberikan manitol atau
kortikosteroid untuk mengurangi pembengkakan dan tekanan di dalam otak, akibat infiltrasi
sel darah putih. recombinan tissue plasminogen activator (rtPA) atau streptokinase untuk
mencegah kelumpuhan dan gejala lainnya yang berfungsi menghancurkan emboli diberikan
dalam waktu 3 jam, setelah timbulnya stroke. Trombolisis dengan rtPA terbukti bermanfaat
pada manajemen stroke akut, walaupun dapat meningkatkan risiko pendarahan otak,
terutama pada area sawar darah otak yang terbuka Beberapa senyawa yang diberikan
bersamaan dengan rtPA untuk mengurangi risiko tersebut antara lain batimastat (BB-94)
dan marimastat (BB-2516), yang menghambat enzim MMP, senyawa spin trap agent seperti
alpha-phenyl-N-t-butylnitrone (PBN) dan disodium- [tert-butylimino)methyl]benzene-1,3-
disulfonate N-oxide (NXY-059), dan senyawa anti-ICAM-1. Metode perawatan hemodilusi
dengan menggunakan albumin masih kontroversial, namun penelitian oleh The Amsterdam
Stroke Study memberikan prognosis berupa penurunan angka kematian dari 27% menjadi
16%, peningkatan kemandirian aktivitas dari 35% menjadi 48%, saat 3 bulan sejak terjadi
serangan stroke akut.

Secepatnya pada terapeutik window (waktu dari serangan hingga mendapatkan pengobatan
maksimal).
Therapeutik window ini ada 3 konsensus:
1. Konsensus Amerika : 6 jam
2. Konsensus Eropa: 1,5 jam
3. Konsensus Asia: 12 jam
Prinsip pengobatan pada therapeutic window:
1. Jaringan penubra ada aliran lagi sehingga jaringan penubra tidak menjadi iskhemik.
2. Meminimalisir jaringan iskhemik yang terjadi.
Terapi umum:
Untuk merawat keadaan akut perlu diperhatikan faktor faktor kritis sebagai berikut :
1. Menstabilkan tanda tanda vital
a. mempertahankan saluran nafas (sering melakukan penghisapan yang dalam , O2,
trakeotomi, pasang alat bantu pernafasan bila batang otak terkena)
b. kendalikan tekanan darah sesuai dengan keadaan masing masing individu ; termasuk
usaha untuk memperbaiki hipotensi maupun hipertensi.
2. Deteksi dan memperbaiki aritmia jantung
3. Merawat kandung kemih. Sedapat mungkin jangan memasang kateter tinggal; cara ini telah
diganti dengan kateterisasi keluar masuk setiap 4 sampai 6 jam
4. Menempatkan posisi penderita dengan baik secepat mungkin :
a. Penderita harus dibalik setiap jam dan latihangerakan pasif setiap 2 jam
b. Dalam beberapa hari dianjurkan untuk dilakukan gerakan pasif penuh sebanyak 50 kali
per hari; tindakan ini perlu untuk mencegah tekanan pada daerah tertentu dan untuk
mencegah kontraktur (terutama pada bahu, siku dan mata kaki
Terapi khusus:
Ditujukan untuk stroke pada therapeutic window dengan obat anti agregasi dan
neuroprotektan. Obat anti agregasi: golongan pentoxifilin, tielopidin, low heparin, tPA.
1. Pentoxifilin:
Mempunyai 3 cara kerja:
o Sebagai anti agregasi menghancurkan thrombus
o Meningkatkan deformalitas eritrosit
o Memperbaiki sirkulasi intraselebral
2. Neuroprotektan:
Piracetam: menstabilkan membrane sel neuron, ex: neotropil
Cara kerja dengan menaikkan cAMP ATP dan meningkatkan sintesis glikogen\
Nimodipin: gol. Ca blocker yang merintangi masuknya Ca2+ ke dalam sel, ex.nimotup
Cara kerja dengan merintangi masuknya Ca2+ ke dalam sel dan memperbaiki perfusi
jaringan otak
Citicholin: mencegah kerusakan sel otak, ex. Nicholin
Cara kerja dengan menurunkan free faty acid, menurunkan generasi radikal bebas dan
biosintesa lesitin
Ekstrax gingkobiloba, ex ginkan
Pengobatan konservatif:
Pada percobaan vasodilator mampu meningkatkan aliran darah otak (ADO), tetapi belum
terbukti demikian pada tubuh manusia. Dilator yang efektif untuk pembuluh di tempat lain
ternyata sedikit sekali efeknya bahkan tidak ada efek sama sekali pada pembuluh darah serebral,
terutama bila diberikan secara oral (asam nikotinat, tolazolin, papaverin dan sebagainya),
berdasarkan uji klinis ternyata pengobatan berikut ini masih berguna : histamin, aminofilin,
asetazolamid, papaverin intraarteri.

You might also like