You are on page 1of 4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA HYPOSPADIA & EPISPADIA

Oleh : MARLISA,S.Kep,Ns

DEFINISI

Epispadia adalah suatu kelainan bawaan berupa tidak adanya dinding uretra sebelah

atas atau letak susunan dorsal pada meatus uretra.

Hypospadia adalah merupakan congenital anomali yang mana uretra bermuara pada

sisi bawah penis atau perineum

PATOFISIOLOGI

Hypospadia dan epispadia terjadi karena tidak lengkapnya perkembangan uretra

dalam uterus

Paling umum pada hypospadia adalah lubang uretra bermuara pada tempat frenum,

sedang frenumnya tidak terbentuk, tempat normalnya meatus urinarius ditandai

pada glns penis sebagai celah buntu

Hypospadia dimana lubang uretra terletak pada perbatasan penis dan skrotum

Epispadia terbukanya uretra disebelah ventral. Kelainan ini dapat meliputi leher

kandung kemih (epispadia total) atau hanya uretra (epispadia parsial)

Epispadia dimana lubang uretra terdapat pada permukaan dorsum penis, dan

tampak sebagai celah atau alur tanpa tutup

Epispadia parsialis dimana muara uretra terdapat disebelah atas atau belakang

glans penis, permukaan dorsal penis biasanya bertakik sampai ujungnyatetapi

lubang uretra dapat berakhir pada corona atau disebelah proksimalnya

Extrophy kandung kemih merupakan hasil dari kegagalan dinding abdominal untuk
membentuk bagian bawah umbilicus atau dibagian simpisis pubis dan struktur yang

membatasi termasuk dinding ventral pada kandung kemih (uretra menyatu

dengan dinding simpisis pubis). Sehingga saluran perkemihan bagian bawah

terbuka dan tampak lubang uretra yang kemerahan melalui dinding abdomen

KOMPLIKASI

Infertility

Resiko hernia inguinal

Gangguan psikososial
ETIOLOGI

Idiopatik

Dapat dihubungkan dengan faktor genetik, lingkungan atau pengaruh hormonal

MANIFESTASI KLINIS

Terbuka uretral pada saat lahir, posisi ventral atau dorsal

Adanya chordee (penis melengkung kebawah) dengan atau tanpa ereksi

Ada lekukan pada ujung penis

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan fisik

PENATALAKSANAAN TERAPEUTIK

Pembedahan : epispadia perbaikannya fokus pada rekonstruksi leher bladder

Pemasangan kateter, tujuan pembedahan ; membuat normal fungsi perkemihan,

fungsi seksual dan perbaikan untuk kosmetik pada penis

PENATALAKSANAAN PERAWATAN

Pengkajian

Pengkajian genitalia

Palpasi abdomen untuk melihat distensi bladder atau pembesaran pada ginjal

Kaji fungsi perkemihan

Adanya lekukan pada penis

Terbukanya uretral pada ventral (hypospadia) atau dorsal (epispadia)

Pengkajian setelah pembedahan : pembengkakan penis, perdarahan , disuria,

drainage

Diagnosa Keperawatan

1. Kurangnya pengetahuan arangtua b/d diagnosa, prosedur pembedahan, dan

perawatan setelah operasi

2. Resiko infeksi b/d pemasangan kateter

3. Nyeri b/d pembedahan

4. Kecemasan orangtua b/d prosedur pembedahan

5. Resiko injury b/d pemasangan kateter atau pengangkatan kateter


Perencanaan

1. Orang tua memahami tenatng hypospadia dan epispadia dan alasan

pembedahan, serta orangtua akan aktif dalam perawatan setelah operasi

2. Anak akan bebas dari infeksi dengan ditandai analisa urine normal, dan

temperatur tubuh dibawah 37,8 o C

3. Anak akan merasa nyaman yang ditandai dengan tidak ada tangisan ,

kegelisahan, dan tidak ada ekspresi nyeri

4. Rasa cemas orangtua menurun yang ditandai dengan mengekspresikan perasaan

tentang adanya kecacatan pada genetalia anak

5. Anak akan bebas dari injury yang ditandai dengan pemasangan kateter tetap

bertahan hingga dilepas oleh dokter atau perawat

Implementasi

1. dan 4 Memberikan pengajaran dan penjelasan pada orangtua sebelum operasi

tentang prosedur pembedahan, perawatan setelah operasi, pengukurn tanda-tanda

vital, pemasangan kateter

Kaji tingkat pemahaman orangtua

Gunakan gambar atau boneka untuk menjelaskan prosedur pemsangan kateter

menetap, mempertahankan kateter dan perawatan kateter

Jelaskan tentang pengobatan yang diberikan , efek samping, dosis serta waktu

pemberian

Ajarkan untuk ekspresi perasaan dan perhatian tentang kelainan pada penis

Ajarkan orangtua untuk berpartisipasi dalam perawatan sebelum dan sesudah

operasi

2. Mencegah infeksi

Pemberian air minum yang adekuat

Monitor intake dan output

Kaji gaya graviatsi urine atau berat jenis urine

Monitor tanda vital

Kaji urine, drainage, purulen, bau, warna

Gunakan tehnik aseptic untuk perawatan kateter

Pemberian antibiotk sesuai program


3. Meningkatkan rasa nyaman

Pemberian analgetik sesuai program

Perhatikan posisi kateter

Monitor adanya kink-kink (tekukan pada kateter) atau kemacetan

Pengaturan posisi tidur anak sesuai kebutuhan

5 . Mencegah injury

Pastikan kateter pada anak terbalut dengan benar dan tidak lepas

Gunakan restrain atau pengaman yang tepat pada saat anak tidur atau

gelisah

Hindari alat-alat tenun atau yang lainnya yang dapat mengkontaminasi kateter

dan penis

Perencanaan Pemulangan

Ajarkan tenatng perawatan kateter dan pencegahan infeksi dengan disimulasikan

Jelaskan tanda dan gejala infeksi saluran kemih dan lapor segera kedokter atau

perawat

Jelaskan pemberian oabat antibiotik dan tekankan untuk kontrol ulang

You might also like