Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.2Data Demografis
Data Kependudukan
A. Jumlah Kepala Keluarga
8.758 KepalaKeluarga
1
Jumlah : 10 jiwa
D. Jumlah Penduduk menurut Keturunan
PendudukPribumi : 19.605 jiwa
PendudukKeturunan : 7.969 jiwa
Jumlah : 27.574 jiwa
E. Jumlah Penduduk menurut Agama
Islam : 14.423 jiwa
Kristen : 3.405 jiwa
Katolik : 2.554 jiwa
Hindu : 95 jiwa
Buddha : 7.097 jiwa
Jumlah : 27.574 jiwa
F. Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Belumsekolah : 3.054 jiwa
TidakTamatSekolahDasar : 1.775 jiwa
Taman Kanak - Kanak : 2.573 jiwa
TamatSekolahDasar : 4.082 jiwa
Tamat SLTP / sederajat : 7.184 jiwa
Tamat SLTA / sederajat : 7.554 jiwa
Diploma I : 281 jiwa
Diploma II : 228 jiwa
Diploma III : 422 jiwa
S.I : 323 jiwa
S.II : 41 jiwa
S.III :0 jiwa
ButaHuruf : 67 jiwa
Jumlah : 27.574 jiwa
G. Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian
PegawaiNegeriSipil (PNS) : 85 orang
TNI / POLRI : 23 orang
PegawaiSwasta : 4.801 orang
Pensiunan : 31 orang
Pedagang : 3.803 orang
Pertukangan : 151 orang
Buruh : 5.387 orang
Jasa : 1.925 orang
Jumlah : 16.206 orang
2
RW 05 14
RW 06 10
RW 07 12
RW 08 11
RW 09 9
RW 10 14
RW 11 14
RW 12 12
Jumlah 144
Tabel 1.1 Data Jumlah RT berdasarkan Luas Wilayah RW di Pekojan 1
3
No Nama Penyakit Jumlah
1 Hipertensi 2840
2 ISPA 3664
3 Myalgia 1022
4 DM 492
6 GE 460
7 Gastritis 76
8 Asma 23
9 Penyakit mata 92
Tabel 1.4 10 Penyakit Terbanyak Puskesmas Kelurahan Manggarai Selatan Tahun 2016
Salah satu indikator dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah Cuci
Tangan Pakai Sabun (CTPS).Tangan merupakan tempat utama dalam masuknya
patogen-patogen yang dapat menyebabkan penyakit infeksi.Sehingga Hasil yang
diharapkan adalah meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya
cuci tangan pakai sabun untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit serta
meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mencuci tangan secara baik dan
benar.
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) adalah salah satu tindakan sanitasi
dengan membersihkan tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun untuk
4
menjadi bersih.Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu upaya
pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi agen
yang membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke
orang lain, baik dengan kontak langsung ataupun kontak tidak langsung
(menggunakan permukaan-permukaan lain seperti handuk, gelas).
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk
mencegah penyakit diare dan ISPA, keduanya menjadi penyebab utama kematian
anak. Setiap tahun, sebanyak 3,5 juta anak di seluruh dunia meninggal sebelum
mencapai umur lima tahun karena penyakit diare dan ISPA. Mencuci tangan
dengan sabun juga dapat mencegah infeksi kulit, mata, kecacingan, dan flu
5
burung. Sebuah penelitian menemukan bahwa mencuci tangan dengan sabun
secara teratur dan menggunakan masker, sarung tangan, dan pelindung, lebih
efektif untuk menahan penyebaran virus ISPA seperti flu dan SARS. Penelitian ini
menyatakan bahwa mencuci tangan dengan air dan sabun adalah cara yang
sederhana dan efektif untuk menahan virus ISPA, mulai dari virus flu sehari-hari
hingga virus pandemik yang mematikan. Penelitian lain menyatakan bahwa
perbandingan bayi yang dirawat oleh perawat yang tidak mencuci tangan dengan
sabun lebih signifikan, lebih sering, dan lebih cepat terkena patogen S. aureus
dibandingan dengan bayi yang dirawat oleh perawat yang mencuci tangan dengan
sabun.
6
1.2.1 Perumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka yang menjadi permasalahan
dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat tentang mencuci tangan
pakai sabun diRW 11, Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora,Kota Administrasi Jakarta barat.
.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cara mencuci tangan yang benar yang dengan cara mencuci tangan menggunankan sabun
Mencuci tangan menggunakan sabun adalah salah satu tindakan sanitasidengan membersihkan
tangan dan jari-jemari menggunakan air dan sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan
memutuskan mata rantai kuman. Mencuci tangan dengan sabun merupakan salah satu upaya
pencegahan penyakit. Hal ini dilakukan karena tangan sering menjadi agen yang membawa
kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik dengan kontak
langsung ataupun kontak tidak langsung (menggunakan permukaan-permukaan lain seperti
handuk, gelas). Tangan yang bersentuhan langsung dengan kotoran manusia dan binatang,
ataupun cairan tubuh lain (seperti ingus) dan makanan/minuman yang terkontaminasi saat tidak
dicuci dengan sabun dapat memindahkan bakteri, virus, dan parasit pada orang lain yang tidak
sadar bahwa dirinya sedang ditulari.
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah
penyakit diare dan ISPA, keduanya menjadi penyebab utama kematian anak-anak. Setiap tahun,
sebanyak 3,5 juta anak-anak di seluruh dunia meninggal sebelum mencapai umur lima tahun
karena penyakit diaredan ISPA. Mencuci tangan dengan sabun juga dapat mencegah infeksi
kulit, mata, kecacingan, dan flu burung. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebaiknya dilakukan
pada lima waktu penting, yaitu: (1) sebelum memulai pekerjaan; (2)sesudah menggunakan toilet;
(3) sebelum memegang bayi; (4) sesudah menceboki anak; (5) sebelum menyiapkan makanan
dan sesudah makan. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir dapat memutuskan
mata rantai kuman yang melekat di jari-jemari. Masyarakat termasuk anak sering mengabaikan
mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir karena kurangnya pemahaman tentang
kesehatan.
Mencuci tangan adalah membersihkan tangan dari segala kotoran, dimulai dari ujung jari
sampai siku dan lengan dengan cara tertentu sesuai kebutuhan. Perilaku cuci tangan adalah salah
8
satu bentuk kebersihan diri yang penting. Mencuci tangan juga dapat diartikan menggosok
dengan sabun secara bersama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas
yangkemudian dibilas di bawah air yang mengalir. 6
Cuci tangan menggunakan air saja tidaklah cukup untuk melindungi seseorang dari
kuman penyebab penyakit yang merugikan kesehatan. Dari berbagai riset, risiko penularan
penyakit dapat berkurang dengan adanya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, perilaku
kebersihan, seperti cuci tangan pakai sabun. Perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan
intervensi kesehatan yang paling murah dan efektif dibandingkan dengan intervensi kesehatan
dengan cara lain. Cuci tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari
kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air. Kesehatan dan kebersihan tangan secara
bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit pada kedua tangan dan lengan
serta mengurangikontaminasi silang. Cuci tangan dianggap merupakan salah satu langkah yang
paling penting untuk mengurangi penularan mikroorganisme dan mencegah infeksi selama lebih
dari 150 tahun. Kesehatan kebersihan tangan yang baik dapat mencegah penularan
mikroorganisme dan mengurangi frekuensi infeksi nosokomial.6
9
2. Infeksi saluran pernafasan.
Infeksi saluran pernafasan adalah penyebab kematian utama anak-anak balita. Mencuci
tangan dengan sabun mengurangi angka infeksi saluran pernafasan ini dengan dua langkah : 1)
dengan melepaskan patogen-patogen pernafasan yang terdapat pada tangan dan permukaan
telapak tangan, 2) dengan menghilangkan patogen (kuman penyakit) lainnya (terutama virus
entrentic) yang menjadi penyebab tidak hanya diare namun juga gejala penyakit pernafasan
lainnya. Bukti-bukti telah ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan dan kebersihan
seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/buang air besar/kecil dapat mengurangi
tingkat infeksi hingga 25%. Penelitian lain di Pakistan menemukan bahwa mencuci tangan
dengan sabun mengurangi infeksi saluran pernafasan yang berkaitan dengan pnemonia pada
anak-anak balita hingga lebih dari 50 %.
JF
C
L
ae
Pencegahan Pencegahan
plirs
Transmisi 1 Transmisi 2
arie
nta-s
gnj
ae
nm Makanan Induk
a Baru
/r
li
a
n
t
a
i
Gambar 2.1 Transmisi Penyakit Keterkaitan BAB (feses) dengan Pencegahan melalui CTPS
2.1.1Teknik mencuci tangan yang baik dan benar dan penggunaan sabun
10
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, maka mencuci tangan haruslah dengan air bersih
yang mengalir, baik itu melalui kran air atau disiram dengan gayung, menggunakan sabun yang
standar, setelah itu keringkan dengan handuk bersih atau menggunakan tisu.Untuk penggunaan
jenis sabun dapat menggunakan semua jenis sabun karena semua sabun sebenarnya cukup efektif
dalam membunuh kuman penyebab penyakit. Teknik mencuci tangan yang benar harus
menggunakan sabun dan di bawah air yang mengalir dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Membasahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang mengalir,
ambil sabun
2. Usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut
3. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
4. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih
5. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan
6. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
7. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan
8. Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar, kemudian
diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir
9. Keringkan memakai handuk atau tissue.
10. Tutup kran dengan tissue
11. Tangan sudah aman
11
Gambar 2.2 Langkah-langkah Mencuci Tangan
12
2.1.2 Macam-Macam Mencuci Tangan Dan Cara Mencuci Tangan
Cuci tangan dalam bidang medis dibedakan menjadi beberapa tipe, yaitu cuci
tangan medical (medical hand washing), cuci tangan surgical (surgical hand washing) dan
cuci tangan operasi (operating theatre hand washing). Adapun cara untuk melakukan cuci
tangan tersebut dapat dibedakan berbagai cara :
13
g. Membersihkan kuku dan daerah sekitarnya dengan ibu jari secara
bergantian kemudian membersihkan ibu jari dan lengan secara
bergantian .
i. Menutup kran air menggunakan siku, bukan dengan jari, karena jari
yang telah selesai kita cuci pada prinsipnya bersih.
14
penutup kepala, handuk steril, pakaian di ruang scrub dan pelindung mata,
penutup sepatu.Cara mencuci tangan steril:
a. Terlebih dahulu memeriksa adanya luka terpotong atauabrasi pada
tangan dan jari, kemudian melepaskan semua perhiasanmisalnya cincin
atau jam tangan.
15
i. kemudian bilas sikat secara seksama. Dengan tepat mengingat, bagi
lengan dalam tiga bagian. Kemudian mulai menyikat setiap permukaan
lengan bawah lebih bawah dengan gerakan sirkular selama 10 kali
gerakan;
j. menyikat bagian tengah dan atas lengan bawah dengan cara yang
samasetelah selesai menyikat buang sikat yang telah dipakai. Dengan
tangan fleksi, mencuci keseluruhan dari ujung jari sampai siku satu kali
gerakan, biarkan air mengalir pada siku.
n. Mempertahankan tangan lebih tinggi dari siku dan jauh dari tubuh anda.
Perawat memasuki ruang operasi dan melindungi tangan dari kontak
dengan objek apa pun.
16
2.2. DEFINISI PENGETAHUAN
Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari Tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil dari pekerjaan tahu. Pekerjaan
tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai (Drs. Sidi
Gazalba) Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu
knowledge. Dalam encyclopedia of philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan
adalah kepercayaan yang benar (knowledgement is justified true beliefed). Pengetahuan
itu adalah semua milik atau isi pikiran. Dengan demikian, pengetahuan merupakan hasil
proses dari usaha manusia untuk tahu.
17
4. Trial, dimana orang telah mulai mecoba perilaku baru.
Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang berisi
tentang materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-
tingkatan diatas (Notoadmojo, 2003)
2.3 DIARE
Diare adalah perubahan frekuensi dan konsistensi tinja, yaitu berak cair 3x atau lebih dari
sehari semalam.Sekitar lima juta anak diseluruh dunia meninggal karena diare akut. Di Indonesia
pada tahun 70 sampai 80 prevalensi penyakit diare sekitar 200-400 per 1000 penduduk per tahun,
setiap anak mengalami serangan diare sebanyak 1,6-2 kali setahun. Angka kesakitan dan
18
1. Virus : rotavirus (40-60%), adenovirus
4. Keracunan makanan
7. Imunodefisiensi, AIDS
Penyakit diare sebagian besar disebabkan oleh virus dan bakteri. Penularan penyakit
1. Melalui air yang merupakan media penularan utama. Diare dapat terjadi bila seseorang
menggunakan air minum yang sudah tercemar, baik tercemar dari sumbernya, tercemar
2. Melalui tinja terinfeksi, tinja yang sudah terinfeksi mengandung virus atau bakteri dalam
jumlah besar. Bila tinja tersebut dihinggapi oleh binatang dan kemudian binatang tersebut
hinggap di makanan, maka makanan itu dapat menularkan diare ke orang yang memakannya.
a) Bayi yang tidak diberi ASI, karena ASI banyak mengandung zat-zat kekebalan terhadap
infeksi.
19
c) Menyimpan makanan pada suhu kamar, kondisi tersebut akan menyebabkan permukaan
makanan mengalami kontak dengan peralatan makan yang merupakan media yang sangat
d) Tidak mencuci tangan pada saat memasak, makan, atau setelah buang air besar yang
Gejala umum:
- Gejala dehidrasi seperti mata cekung, turgor kulit menurun, apatis, bahkan gelisah.
Gejala spesifik :
- Vibrio cholera : diare hebat, warna tinja seperti air cucian beras dan berbau amis.
20
2.3.4 Derajat dehidrasi diare
a. Tanpa dehidrasi, biasanya anak merasa normal, tidak rewel, masih bisa main seperti biasa,
b. Dehidrasi ringan atau sedang, anak akan rewel dan gelisah, mata sedikit ditandai dengan
hilangnya cairan sampai 5 % dari berat badan sedangkan pada dehidrasi sedang ditandai dengan
c. Dehidrasi berat, kesadaran menurun, mata cekung, turgor kulit kembali lambat, nafas cepat,
Pengobatan dapat dilakukan dirumah oleh anggota keluarga dengan memberikan makanan dan
minuman yang ada dirumah seperti air kelapa, larutan gula garam, air
tajin, air teh atau oralit. Ada tiga cara pemberian cairan yang dapat dilakukan dirumah:
21
Membawa ke petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam tiga
hari.
Pengobatannya digunakan terapi B yaitu pada 3 jam pertama jumlah oralit yang digunakan :
Diare dengan dehidrasi berat digunakan terapi C dimana pasien dirawat di puskesmas
22
Teruskan pemberian makan Makanan tambahan diperlukan pada
masa penyembuhan
23
P
H
u b e
u
n g n
I n P e
a n g
f o n d
US o s i e et E
r P i d i
s a l ag k
m n k a
i h l o
a s a n
a u n
i a o
ma m
a nn i
Gambar 2.4. Kerangaka Teori Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007)
24
Variabel Dependen Dan Independen
25
BAB III
METODE
26
Dalam kegiatan baik yang bersifat ilmiah maupun yang bersifat sosial, perlu dilakukan
pembatasan populasi dan cara pengambilan sampel. Populasi adalah keseluruhan
objek/subjekpengumpulan data.Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah warga di RW 11,
Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Kota Administrasi Jakarta barat.
3.4 Sampel Pengumpulan Data
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah stratified randomsampling yatu
teknik penarikan sampel dengan membagi populasi sasaran didalam strata (golongan) menurut
karakteristik tertentu yang dianggap penting oleh peneliti.
3.5.2.Sumber Data
27
Sumber data dalam pengumpulan data ini adalah para responden yaitu
wargadi.RW 11, Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Kota Administrasi
Jakarta barat.
a. Data primer
Data yang langsung didapatkan dari hasil pengamatan langsung ke
melalui wawancara terpimpin, analisis, dan observasi RW 11, Kelurahan
Pekojan, Kecamatan Tambora, Kota Administrasi Jakarta barat..
b. Data sekunder
Dari data yang didapat dari Puskesmas Kelurahan Pekojan 1,
berupa data 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Kelurahan Pekojan
c. Data tersier
Data yang didapat dari buku dan internet mengenai cuci tangan
dan diare.
3.6 Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu langkah-
langkah diagnosis komunitas. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka
digunakan beberapa metode dalam proses pengumpulan data.Metode
yangdigunakan dalam mengumpulkan data adalah wawancara dengan
menggunakan instrumen kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data-data.
28
kumpulan data sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut berubah
menjadi informasi yang berguna.Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran
statistik, tabel, grafik.
29
BAB IV
HASIL ANALISA
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Aspek Pengetahuan tentang Mencuci Tangan yang Baik dan
Benar pada warga di RW 11, Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora,Kota Administrasi Jakarta
barat.
30
Tabel 4.3Distribusi Frekuensi Keterpaparan Informasi tentang Mencuci Tangan yang
Baik dan Benarpadawarga RW 11, Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Kota Administrasi
Jakarta barat.
Berdasarkan Tabel 4.4 didapatkan bahwa sebanyak 19 responden (95%) tidak memiliki
ketersediaaan fasilitas mencuci tangan.
31
Berdasarkan Tabel 4.5Didapatkan bahwa sebanyak 20 responden (100%) tidak memiliki
ketersediaaan fasilitas mencuci tangan
Tabel 4.6 Distribusi Tingkat Ekonomi pada RW 11, Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora,
Kota Administrasi Jakarta barat.
Tingkat Ekonomi Jumlah Persentase
Cukup 14 70%
Kurang 6 30 %
Total 20 100%
Berdasarkan Tabel 4.6 Didapatkan bahwa sebanyak 6 responden (30%) tidak memiliki tingkat
ekonomi yang cukup
Distribusi Frekuensi Aspek Pengetahuan tentang Mencuci Tangan yang Baik dan Benar pada
warga diRW 11, Kelurahan Pekojan, Kecamatan Tambora, Kota Administrasi Jakarta barat..
32
Berdasarkan dari Tabel 4.3 Didapatkan bahwa sebanyak 12 orang responden (60%) memiliki
pengetahuan cuci tangan yang baik.
BAB V
5.1 Simpulan
. Setelah dilakukan intervensi berupa penyuluhan mengenaia cuci tangan yang baik dan
benar, warga menjadi lebih paham mengenai pentingnya mencuci tangan.
5.2. Saran
33
LAMPIRAN
34
DAFTAR PUSTAKA
Aiello AE, Coulborn RM, Perez V, Larson EL. Effect of hand hygiene on infectious disease risk
in the community setting: a meta-analysis. Am J Public Health. 2008;98(8):137281.
Burton M, Cobb E, Donachie P, Judah G, Curtis V, Schmidt WP.The effect of handwashing with
water or soap on bacterial contamination of hands. Int J Environ Res Public Health 2011; 8:
97104.
Depkes RI. 2009. Cuci Tangan Pakai Sabun Dapat Mencegah Berbagai Penyakit. Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.
Entjang. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung
Kementrian Kesehatan RI. 2014. Infodatin :Perilaku Mencuci Tangan Pakai Sabun di
Indonesia. Diunduh dari http://www.depkes.go.id diakses pada 1 Mei 2017
Musa A. 2015. Profil Puskesmas Tegal Angus 2015.Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang
Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Puskesmas Tegal Angus.
Notoatmodjo, S. 2003. IlmuKesehatanMasyarakat, Prinsip-prinsip Dasar.Jakarta:
RinekaCipta.
Notoatmodjo S, 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Wirawan T. 2015. Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus 2015.Pemerintah Daerah Kabupaten
Tangerang Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Puskesmas Tegal Angus.
World Health Organization (WHO). 2009. Why, How &When ?. Diunduh dari
http://www.who.int diakses pada tanggal 1 Mei 2017
World Health Organization (WHO). 2009. WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care.
Diunduh dari http://apps.who.int diakses pada 1 Mei 2017
35