You are on page 1of 12

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN DIABETIK KETOASIDOSIS

A. Pengertian
Ketoasidosis diabetic merupakan akibat dari defisiensi berat
insulin dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat
dan lemak. Keadaan ini terkadang disebut akselerasi puasa
dan merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada
diabetes ketergantungan insulin
B. Etiologi
Ketoasidosis diabetic dapat dikelompokkan mejadi dua, yaitu
akibat hiperglikemia dan akibat ketois, yang sering dicetuskan
oleh factor-faktor :
1. Infeksi
2. Stress fisik dan emosional; respons hormonal terhadap stress
mendorong peningkatan proses katabolic. Menolak terapi
insulin dll.
C. Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : lemah, letih, sulit bergerak/ berjalan
kram otot, tonus otot menurun, gangguan istirahat/
tidur
Tanda : takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau
aktifitas.
2. Sirkulasi
Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut
Klaudikasi, kebas dan kesemutan pada eksremitas
Ulkus pada kaki, penyeembuhan yang lama
Takikardia
Tanda : perubahan tekanan darah postural, hipertensi
Nadi yang menurun/ tidak ada
Distritmia
Krekels, Distensi vena jugularis
Kulit panas, kering dan kemerahan, nola mata cekung
3. Integritas / Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain
Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi
Tanda : Ansietas, peka rangsang
4. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia
Rasa nyeri/ terbakar, kesulitan berkemih (infeksi),
ISSK baru/ berulang
Nyeri tekan abdomen, Diare
Tanda : Urine encer, pucat, kuning, poliuri (dapat berkembang
menjadi oliguria/ anuria, jika terjadi hipovelemia berat)
Urin berkabut, bau busuk (infeksi)
Abdomen keras, adanya asites
Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare)
5. Nutrisi / Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan
Mual/ muntah
Tidak mematuhi diet, peningkatan masukanglukosa/
karbohidrat
Penurunan berat badan lebih dari beberaa hari/ minggu
Haus, penggunaan diuretic (Thiazid)
Tanda : Kulit kering/ bersisik, turgor jelek
Kekakuan/ distensi abdomen, muntah
Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolic
dengan peningkatan gula darah), bau halistosis/ manis,
bau buah (napas aseton)
6. Neurosensori
Gejala : Pusng/ pening, sakit kepala
Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parestesia
Gangguan penglihatan
Tanda : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/ koma (tahap
lanjut). Gangguan : memori (baru, masa lalu), kacau
mental
Reflex tendon dalam menurun (koma)
Aktifitas kejang (tahap lanjut dari DKA)
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang/ nyeri (sedang/ berat)
Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat
berhati-hati
8. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/ tanpa
sputum purulent(tergantung adanya infeksi/ tidak)
Tanda : Lapar udara, batuk dengan/ tanpa sputum purulent
Frekuensi pernapasan meningkat
9. Keamanan
Gejala : Kulit kerig, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaphoresis
Kulit rusak, lesi/ ulserasi
Menurunnya kekuatan umum/ rentang gerak
Parestesia/ paralisis otot termasuk otot-otot
pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup
tajam)
10. Seksualitas
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi)
Masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada
wanita
11. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Faktor esiko keluarga Dm, jantung stroke hipertensi.
Penyembuhan yang lambat, penggunaan obat seperti
steroid, diuretic (thiazid), Dilantin dan fenobarbital (dapat
meingkatkan kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak
memerlukan obat diabetic sesuai pesanan, Rencana
pemulangan : mungkin memerlukan bantuan dalam
pengaturan diet, pengobatan, perawatan diri, pemantauan
terhadap glukosa darah.
D. Pemeriksaan Diagnostic
Glujosa darah : meningkat 100 200 mg/dl atau lebih
Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok
Asam lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meningkat
Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari
330 mOsm/L
Elektrolit : Natrium : mungin normal, meningkat atau menurun
Kalium : normal atau peningkatan semu (perppindahan
selular), selanjutnya akan menurun
Fosfot : lebih sering menurun
Hemoglobin glikoliat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari
normal yang mencerminkan control Dm yang kurang dari
selama 4 bulan terakhir
Gas darah arteri: biasanya menunjukkan pH rendah dan
penurunan pada HCO3 (asidosis metabolik) dengan
kompensasi alkalosis respiratorik
Trombosit darah : Ht mungkin meningkat atau normal
(dehidrasi), leukosit, hemokonsentrasi sebagai respons
terhadap stress atau infeksi
Ureum/ kreatinin: mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/
penurunan fungsi ginjal)
Amylase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan
adanya pangkreatitis akut sebagai penyebab DKA
Urin : gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolalitas
mungkin meningkat
Kultur dan sesitifitas : kemungkinan adanya infeksi saluran
kemih, pernafasan dan pada luka
E. Diagnose Keperawatan
1. Deficit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic
akibat hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan: diare,
muntah; pembatasan intake akibat mual, kacau mental
2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan ketidak cukupan insulin, penurunan masukan oral,
status hipermetabolisme
3. Resiko tinggi terhadap infeksi (sepsis) berhubungan dengan
peningkatan kadar glukosa, penurunan fungsi leukosit,
perubahan pada sirkulasi
4. Resiko tinggi terhadap perubahan sensori perseptual
berhubungan dengan ketidakseimbangan glukosa / insulin
dan atau elektrolit
5. Gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan respirasi di tandai dengan pernapasan kusmaul
6. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energy
metabolic, insfusilensi insulin, peningkatan kebutuhan energi,
status hipermetabolik/ infeksi
7. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka
panjang, ketergantungan pada orang lain.
8. Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan
pengobatan berhubungan dengan kesalahan menginterpretasi
informasi, tidak mengenal sumber informasi.
F. Rencana Keperawatan
1. Deficit volume cairan berhubungan dengan diuresis osotik
akibat hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan: diare,
muntah, pembatasan intake akibat mual.
Batasan karakteristik :
Peningkatan urin output
Kelemahan, rasa haus, penurunan BB secaa tiba-tiba
Kulit dan membrane mukosa kering, turgor kulit jelek
Hipotensi, takikardia, penurunan capillary refill
Kriteria hasil :
TTV dalam batas normal
Pulse perifer dapat teraba
Turgor kulit dan capillary refill baik
Keseimbangan urin output
Kadar elektrolit normal

Intervensi Rasional
1. Kaji riwayat durasi/ intertisial mual, Membantu memperkirakan
muntah dan berkemih berlebihan. pengurangan volume total. Proes
infeksi yang menyebabkan demam
dan status hipermetabolik
2. Monitor vital sign dengan perubahan meningkatkan pengeluaran cairan
tekanan darah orthostatic insensible.
Hypovoleia dapat dimanifestasikan
oleh hipotensi dan takikardia.
Hipovolemia berlebihan dapat
3. Monitor perubahan respirasi :
Kusmaul, bau aceton ditunjukkan dengan penurunan TD
lebih dari 10 mmHg dan posisi
berbaring ke duduk atau berdiri.
Pelepasan asam karbonat lewat
4. Observasi kualitasa nafas,
respirasi menghasilkan alkalosis
penggunaan otot asesori dan
respiratoris terkompensasi pada
cyanosis
ketoasidosis. Napas bau aceton
disebabkan pemecahan asam
5. Tibang BB
keton dan akan hilang bila sudah
terkoreksi.
6. Observasi output dan kualitas urin.
Peningkatan bebabn nafas
menunjukkan ketidakmampuan
7. Pertahankan cairan 2500 ml/hari jika
untuk berkompensasi terhadap
diindikasikan
8. Ciptakan lingkungan yang nyaman, asidosis.
perhatikan perubahan emosional Menggambarkan kemampuan
kerja ginjal dan keefektifan terapi.
Menunjukkan cairan dan
9. Catat hal yang dilaporkan seperti keadekuatan rehidrasi.
mual, nyeri abdomen, muntah dan Mempertahankan hidrasi dan
distensi lambung sirkulasi volume.
Mengurangi peningkatan suhu
yang menyebabkan pengurangan
10. Observasi adanya perasaan cairan, perubahan emosional
kelelahan yang meningkat, edema, menunjukkan penurunan perfusi
peningkatan BB, nadi tidak teratur cerebral dan hipoksia.
dan adanya distensi pada vaskuler Kekurangan cairan dan elektrolit
11. Kolaborasi
mengubah motilitas lambung,
- Pemberian NS dengan atau tanpa
sering menimbulkan muntah dan
detrosa
potensial meimbulkan
- Abumin, plasma, dextran
kekuarangan cairan dan elektrolit.
Pemberian cairan untuk perbaikan
- Pertahankan kateter terpasang
yang cepat mungkin sangat
- Pantau pemeriksaan lab:
Hematocrit berpotensi menimbulkan beban
cairan dan GJK
BUN/ kreatinin

Osmolalitas darah Pemberian tergantung derajat


kekurangan cairan dan respons

Natrium pasien secara individual.


Plasma ekspander dibutuhkan saat
kondisi mengancam kehidua\pan
atau TD sulit kembali normal.
Memudahkan pengukuran

Kalium haluaran urin.

Mengkaji tingkat hidrasi akibat


hemokonsentrasi.
Peningkatan nilai mencerminkan
kerusakan sel karena dehidrasi
- Berikan kalium sesuai indikasi
- Berikan bikarbonat jika pH <7,0 atau awitan kegagalan ginjal.
Meningkat pada hiperglikemi dan
- Pasang NGT dan lakukan
penghisapan sesuai dengan dehidrasi.
indikasi Menurun mencerminkan
perpindahan cairan dari intrasel
(diuresis osmotik), tinggi berarti
kehilangan cairan/ dehidrasi berat
atau reabsorbsi natrium dalam
berespons terhadap sekresi
aldosterone.
Kalium terjadi pada awal asidosis
dan selanjutnya hilang melalui
urin, kadar absolut dalam tubuh
berkurang. Bila insulin diganti dan
asidosis teratasi kekurangan
kalium terlihat.
Mencegah hypokalemia.
Memperbaiki asidosis pada
hipotensi atau syok.
Mendekompreasi lambung dan
dapat menghilangkan muntah.

2. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan berhubungan


dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral,
status hipermetabolisme
Batasan karakteristik :
Klien melaporkan masukan nutrsi tidak adekuat, kurang
nafsu makan.
Penurunan berat badan, kelemahan, tonus otot buruk.
Diare.
Kriteria hasil :
Klien mencerna jumlah kalori/ nutrient yang tepat
Menunjukkan tingkat energy biasanya
Mendemonstrasikan berat badan stabil atau penambahan
sesuai rentang normal.

Intervensi Rasional
1. Pantau berat badan setiap hari Mengkaji pemasukan makanan yang
atau sesuai indikasi. adekuat termasuk absorbs dan
2. Tentukan program diet dan pola
utulitasnya.
makan pasien dan bandingkan Mengindentifikasi kekurangan dan
dengan makanan yang dihabiskan penyimpangan dari kebutuhan
terapeutik.
3. Auskultasi bising usus, catat
Hiperglikemia dengan gangguan
adanya nyeri abdomen/ perut
keseimbangan cairan dan elektrolit
kembung, mual, muntahan
dapat menurunkan motalitas/ fungsi
makanan yang belum dicerna,
lambung (distensi atau ileus
perintahkan puasa sesuai indikasi.
paralitik) yang akan memperngaruhi
4. Berikan makanan yang pilihan intervensi.
Pemberian makanan melalui oral
mengandung nutrient kemudian
lebihbaik jika paien sadar dan fungsi
upayakan pemberian yang lebih
gastrointestinal baik.
padat ditoleransi.
5. Libatkan keluarga pasien pada
Memberikan informasi pada
perencanaan sesuai indikasi.
keluarga untuk memahami
6. Observasi tanda hipoglikemia. kebutuhan nutrisi pasien
Hipoglikemia dapat terjadi karena
terjadinya metabolism karbohidrat
yang berkurang sementara tetap
diberikan insulin, hal ini secara
potensial dapat mengancam
kehidupan sehingga harus dikenali.
7. Kolaborasi :
Pemeriksaan GDA dengan finger
Memantau gula darah lebih akurat
stick daripada reduksi urine untuk
mendeteksi fluktuasi.
Pantau pemeriksaan aseton, pH
Memenatau efektifitas kerja insulin
dan HCO3
agar tetap terkontrol.
Berikan pengobatan insulin
Mempermudah transisi pada
secara teratur sesuai indikasi metabolism karbohidrat dan
Berikan larutan dekstrosa dan menurunkan insiden hipoglikemina
Larutan glukosa setelah insulin dan
setengah salin normal
cairan membawa gula darah kira-
kira 250 mg/dl. Dengan metbolisma
karbohidrat mendekati normal
perawatan harus diberikan untuk
menghindari hipoglikemia.

3. Gangguan pola nafas tidak efektif berhubungan dengan


peningkatan respirasi di tandai dengan pernapasan kusmaul
Batasan karakteristik :
Kriteria hasil:
Pertahanan pola nafas efektif
Tampak rilex
Frekuensi nafas normal

Intervensi Rasional
1. Kaji pola nafas setiap hari Pola dan kecepatan pernapasan
di pengaruhi oleh status asam
basah, status hidrasi, status
cardiopulmonal dan system
persyarafan
Keseluruhan faktor untuk
menentukan faktor mana yang
paling berpengaruh
2. Kaji kemungkinan adanya
Penurunan kesadaran mampu
secret yang muungkin timbul merangsang pengeluaran
sputum berlebih akibat kerja
reflek parasimpatik dan
penurunan kemampuan menelan
Paru-paru mengeluarkan asam
3. Kaji pernafasan kusmaul atau
kabonat melalu pernapasan yang
pernafasan keton
menghasilkan kompensasi
alkalosis respiratorik terhadap
keadaan ketoasidosis,
pernapasan yang berbau keton
berhubungan dengan
pemecahan asam ketoasetat dan
harus berkurang bila ketois harus
terkoreksi
4. Pastikan jalan nafas tidak
Pengaturan posisi ekstensi
tersumbat
kepala
Menfasilidasi terbukanya jalan
nafas, menghindari jatuhnya
lidah dan meminimalkan
penutupan jalan napas oleh
5. Baringkan pasien pada posisi secret yang mungkin terjadi
Pada posisi semi fowler paru-
nyaman, semi fowler
6. Berikan bantuan oksigen paru ttidak tertekan oleh
diafragma
Pernapasan kusmaul sebagai
kompensasi keasaman
memberikan respon penurunan
CO2 dan O2, pemberian oksigen
sanggup dalam jumlah yang
7. Kaji kadar AGD setiap
minimal di harapkan dapat
mempertahankan level CO2
Eveluasi rutin konsentrasi HCO3,
CO2 dan O2 merupakan bentuk
evaluasi objektif terhadan
keberhasilan terapi dan
kebutuhan oksigen

You might also like