Professional Documents
Culture Documents
PENELITIAN
Kadar Serum Substansi P Pada Pemberian Klonidin Sebagai Ajuvan
Analgesia Epidural
ABSTRACT
Objective: To compare serum levels of substance P and the value of visual analogue
scores at 0 and 12 hours post- operation between epidural analgesia with bupivacaine
solely and bupivacaine with adjuvant clonidine
Results: There were significant differences in serum levels of substance P in the form
of a significant reduction at 12 hours postoperatively both the control and treatment
groups. There was no significant difference serum levels of substance P between the
control and treatment groups at 12 hours post-surgery. There was significant different
of VAS values at 0 and 12 hours post-operation between the control and treatment
groups
ABSTRAK
Latar belakang: Klonidin ketika digunakan bersamaan dengan obat lokal anestesi
sebagai teknik regional anestesi, bisa mengurangi kejadian nyeri kronik pasca operasi.
Sensitisasi perifer dan sensitisasi sentral merupakan salah satu mekanisme terjadinya
transisi nyeri akut menjadi nyeri kronik. Kaskade awal yang menyebabkan sensitisasi
perifer dan sensitisasi sentral di picu oleh pelepasan neurotransmitter eksitatorik
presinaptik dan pasca sinaptik seperti glutamat dan substansi P.
Metode: penelitian ini merupakan penelitian acak tersamar ganda. Sampel 40 orang
dibagi 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol mendapat epidural analgesia dengan
bupivacain murni dan kelompok kontrol mendapat epidural analgesia bupivakain
ditambah ajuvan klonidin dimana pemberian analgesia dilakukan pra insisi dan
dilanjutkan samapai pasca operasi. Kadar serum substansi P dinilai pra operasi dan 12
jam pasca operasi pada masing-masing kelompok perlakuan. Sedangkan nilai VAS diukur
pada 0 dan 12 jam pasca operasi
Hasil: Terdapat perbedaan kadar serum substansi P berupa penurunan secara bermakna
pada 12 jam pasca operasi baik pada kelompok kontrol dan perlakuan. Tidak terdapat
perbedaan yang bermakna antara rerata kadar serum substansi P antara kelompok
kontrol dan perlakuan pada 12 jam pasca operasi. Terdapat perbedan nilai VAS secara
bermakna pada 0 dan 12 jam pasca operasi antara kelompok kontrol dan perlakuan
Simpulan: epidural analgesia dengan bupivacain maupun dengan ajuvan klonidin yang
diberikan pra insisi yang dilanjutkan pasca operasi sama-sama efektif menurunkan kadar
substansi P pada 12 jam pasca operasi.
PENDAHULUAN
Angka kejadian nyeri kronik pasca yang hebat mempunyai resiko yang lebih
operasi dilaporkan bervariasi, sebagai besar untuk mengalami nyeri kronik
contoh nyeri pasca operasi mastektomi, sesudahnya.11-13 Terapi terhadap nyeri
torakotomi, amputasi yang berlanjut pasca operasi yang agresif diperkirakan
menjadi nyeri kronik berkisar 50-70%, dan bisa mengurangi resiko terhadap
10% diantaranya mengalami nyeri yang berkembangnya nyeri akut pasca operasi
sangat parah.1-4 Nyeri pasca operasi juga menjadi nyeri kronik. Preventative
lazim terjadi setelah satu tahun pasca regional analgesia telah menunjukkan
operasi abdomen bawah, sternotomi, hasil yang menjanjikan meskipun data
histerektomi dan herniorapi dengan angka akan hal ini masih terbatas.
kejadian berkisar 25%.5-10
Proses inflamasi yang terjadi
Pasien dengan nyeri pasca operasi sebagai akibat proses pembedahan
0,6 g/cc infus kontinyu 5cc/jam pasca dan bupivakain 0,125% ditambah
operasi dilanjutkan bupivakain klonidin 0,6 g/cc infus kontinyu 5cc/
0,125% infus kontinyu 5 cc/jam pasca jam pada kelompok P2. Kadar serum
operasi. Kriteria inklusi adalah : umur substansi P diperiksa 12 jam pasca
16-65 tahun, Pasien dijadwalkan operasi. Nilai VAS dinilai pada jam ke
operasi laparotomi dengan status Fisik 0 dan 12 jam pasca operasi pada saat
ASA I-II dan bersedia diikutkan dalam istirahat dan pada saat bergerak.
penelitian. Kriteria ekslusi adalah
HASIL
pasien dengan hipertensi tidak
terkontrol, angina pektoris, gagal Karakteristik Sebaran Umur ,
jantung, pengobatan antidepresan Jenis Kelamin, jenis operasi dan lama
trisiklik, agonis alfa2 atau opioid, ada operasi lihat tabel 1.
kontra indikasi epidural anaestesi, dan
tidak memiliki riwayat sakit autoimun Nilai dinyatakan dengan rerata
dan simpang baku. Uji independent t
Sebelum dilakukan pembiusan dan uji pearson Chi-square terhadap
pasien diambil darahnya untuk karakteristik kedua kelompok
mengukur kadar serum substansi P menunjukkan perbedaan tidak
awal. Pasien diberikan premedikasi bermakna (p > 0,05), sehingga dapat
midazolam 0,8 mg/kgBB. Kemudian dibandingkan.
pasien dipasang kateter epidural dengan
teknik lose of resistance, epidural space Untuk kadar serum substansi P
diidentifikasi pada vertebra lumbal 1-2 pra operasi dan 12 jam pasca operasi
atau L1-T12, kemudian kateter antara kelompok kontrol dan perlakuan
dimasukkan 3-5 cm dari epidural space. didapatkan hasil seperti pada tabel 3.
Test dose diberikan dengan lidokain
Dari data diatas dengan uji
ditambah epineprine 1:200000 3cc.
paired t didapatkan Kadar serum
Induksi dilakukan dengan propofol 2-
substansi P pada kelompok kontrol pra
2,5 mg/kgBB, fentanil 2g/kgBB,
operasi dan 12 jam pasca operasi
vekuronium 0,1 mg/kgBB.
didapatkan hasil penurunan yang
Pemeliharaan anestesi dengan
berbeda bermakna (p<0,05). Sedangkan
isoflurane 1 MAC, analgesia diberikan
untuk kelompok perlakuan dengan uji
dengan bupivakain 0,25% 16 cc pada
paired t untuk kadar serum substansi P
kelompok kontrol dan bupivakain
sebelum dan 12 jam pasca operasi
0,25% 16 cc ditambah ajuvan klonidin
didapatkan hasil penurunan yang juga
75 g diberikan 15 menit sebelum
berbeda bermakna (P<0,05).
insisi dengan target dermatom T5-6.
Pasca operasi pasien diberikan analgesi Untuk perbandingan rerata
epidural bupivakain 0,125% infus kadar serum substansi P pra operasi
kontinyu 5cc/jam pada kelompok P1 antara kelompok kontrol dan perlakuan
Limfosit, granulosit, dan makrofag ( nilai VAS < 4) baik pada kelompok
mempunyai reseptor untuk SP dan sel- kontrol maupun perlakuan. Pada
sel ini bisa distimulasi untuk neurotransmisi nyeri substansi P
memproduksi sitokin. Makrofag yang berperan dalam proses sensitisasi
distimulasi oleh SP bisa menghasilkan perifer dan sensitisasi sentral dimana
mediator inflamasi PGE2, tromboksan, sensitisasi perifer dan sensitisasi
dan juga sitokin proinflamasi seperti IL sentral merupakan salah satu
-1, IL-6, TNF alpha. Kemudian semua mekanisme terjadinya transisi nyeri
proses molekuler ini akan akut menjadi nyeri kronik. Hal ini
menyebabkan produksi dan pelepasan sesuai dengan penelitian sebelumnya
SP, sehingga proses ini merupakan yang dilakukan oleh Wu dkk dimana
sebuah lingkarang setan. Lebih lanjut bupivakain epidural yang diberikan pra
mekanisme ini tidak hanya melibatkan insisi memberikan efek analgesia yang
serabut saraf pada jaringan luka tetapi lebih baik pasca operasi abdomen atas
juga meluas ke sekitar jaringan luka, pada hari pertama pasca operasi.35 Hasil
sehingga menyebabkan hiperalgesia penelitian ini juga mempunyai
sekunder.32,33,34 kesesuaian dengan penelitian yang
memberikan analgesia epidural
Pemilihan metode pemberian
sebelum torakotomi dan dilanjutkan
analgesia epidural secara infus kontinyu
pasca operasi dimana ditemukan
pada penelitian ini adalah untuk
kejadian nyeri kronik setelah 6 bulan
menjaga level analgesia dan
pasca operasi yang lebih sedikit
meminimalisir efek samping respirasi
dibandingkan dengan pasien yang
maupun kardiovaskuler yang bisa
diberikan patient controlled analgesia
terjadi pada pemberian dengan metode
intravena opioid untuk analgesia pasca
bolus intermiten. Disamping substansi
operasi.36 Begitu juga dengan penelitian
P pada penelitian ini juga dilihat nilai
pada pasien yang menjalani operasi
VAS antara kelompok kontrol dan
reseksi kolon, pemberian analgesia
perlakuan pada 0 dan 12 jam pasca
epidural kontinyu perioperatif bisa
operasi.
menurunkan risiko perkembangan nyeri
Pada penelitian ini perbedaan yang persisten sampai satu tahun
kadar serum substansi P pra operasi dan dibandingkan pasien yang mendapatkan
12 jam pasca operasi baik untuk analgesia secara intravena.37 Blok
kelompok kontrol maupun perlakuan paravertebra yang dilakukan sebelum
didapatkan perbedaan yang bermakna. insisi mengurangi prevalensi dan
Substansi P merupakan neurotransmiter intensitas nyeri pada 12 bulan pasca
nyeri yang utama, penurunan kadar operasi mammae juga mempunyai
serum substansi P baik pada kelompok kesesuaian dengan penelitian ini.38
kontrol dan perlakuan juga sesuai
Dari data diatas bisa dilihat efek
dengan rerata nilai VAS yang rendah
Tabel 1. Karakteristik Sebaran Umur , Jenis Kelamin, jenis operasi dan lama
Kelompok
Variabel p
perlakuan Kontrol
Umur 48,35 6,327 51,15 8,318 0,238
Jenis kelamin
Laki-laki 9 (45%) 5 (25%) 0,185
Perempuan 11 (55%) 15 (75%)
Jenis operasi
Laparatomi
9 (45%) 5 (25%) 0,185
eksplorasi
SOU CSS 11 (55%) 15 (75%)
Lama operasi (menit) 180,25 8,711 182,80 7,647 0,331
Keterangan :
Independent t Test Pearson Chi-Square
Tabel 3. Hasil uji beda Substansi P pra operasi dan 12 jam pasca operasi
Substansi P
Kelompok p
Pre Post
Perlakuan 90,66 14,528 57,18 9,971 0,000
Kontrol 89,37 11,972 62,46 8,485 0,000
0,760 0,079
Kelompok
Variabel p
perlakuan Kontrol
VAS 0 1,60 0,503 1,55 0,510 0,752
VAS 12 1,10 0,308 1,40 0,503 0,031
Keterangan :
pada kelompok kontrol dan questionnaire study. Ann Surg 2001; 233:1
7
bupivakain dengan ajuvan klonidin 9. Haythornthwaite JA, Raja SN, Fisher B,
sebelum insisi dan dilanjutkan pasca Frank SM, Brendler CB,Shir Y. Pain and
operasi secara infus kontinyu quality of life following radical retropubic
prostatectomy. J Urol 1998; 160: 17614
keduanya bisa menurunkan kadar 10. Gottschalk A, Smith DS, Jobes DR, et al.
serum substansi P secara bermakna. Preemptive epidural analgesia and
recovery from radical prostatectomy: a
Pemberian ajuvan klonidin pada randomized controlled trial. JAMA 1998;
bupivakain yang diberikan pra insisi 279: 107682
yang dilanjutkan pasca operasi tidak 11. Perkins FM, Kehlet H. Chronic pain as an
outcome of surgery. A review of predictive
menunjukkan perbedaan yang factors. Anesthesiology 2000; 93: 112333
bermakna terhadap penurunan kadar 12. Pluijms WA, Steegers MA, Verhagen AF,
serum substansi P dibandingkan Scheffer GJ, Wilder-Smith OH. Chronic
post-thoracotomy pain: a retrospec-tive
dengan pemberian bupivakain murni study. Acta Anaesthesiol Scand 2006; 50:
sebagai epidural analgesia dengan 8048
13. Katz J, Jackson M, Kavanagh BP, Sandler
cara pemberian yang sama. AN. Acute pain after thoracic surgery
predicts long-term post-thoracotomy pain.
DAFTAR PUSTAKA Clin J Pain 1996; 12:505
14. Hagains CE, Trevino LA, He JW, Liu H,
Peng YB. Contributions of dorsal root
1. neurogenic iKehlet H, Jensen TS, Woolf reex and axonal reex to formalin-
CJ. Persistent postsurgical pain: risk factors induced inammation. Brain Res 2010;
and prevention. Lancet 2006; 367: 161825 1359:907
2. Dworkin RH, McDermott MP, Raja SN. 15. Foreman JC. Peptides and nflammation.
Preventing chronic postsurgical pain: how Br Med Bull 1987; 43: 386.
much of a difference makes a difference? 16. Hinsey JC, Gasser HS. The component of
Anesthesiology 2010; 112: 5168 the dorsal root mediating vasodilation and
3. Katz J, Seltzer Z. Transition from acute to the Sherrington contracture. Am J Physiol
chronic postsurgical pain: risk factors and 1930; 92: 679
protective factors. Expert Rev Neurother 17. Chahl LA. Antidromic vasodilation and
2009; 9: 72344 neurogenic inflammation. Pharmacol Ther
4. Gartner R, Jensen MB, Nielsen J, Ewertz 1988; 37: 275-300.
M, Kroman N, Kehlet H. daPrevalence of 18. Cavagnaro J, Lewis RM. Bidirectional
and factors associated with persistent pain regulatory circuit between the immune and
following breast cancer surgery. JAMA neuroendocrine systems. Year Immunol
2009; 302: 198592 1989; 4: 241-252.
5. Katz J, Cohen L. Preventive analgesia is 19. Lambiase A, Bonini S, Micera A, Tirassa
associated with reduced pain disability 3 P, Magrini L, Bonini S, Aloe L. Increased
weeks but not 6 months after major plasma levels of substance P in vernal
gynecologic surgery by laparotomy. keratoconjunctivitis. Investigative
Anesthesiology 2004; 101:16974 opthalmology & visual science 1997;10
6. Bruce J, Poobalan AS, Smith WC, (38):2161-64
Chambers WA. Quantitative assessment of 20. Searle RD, Simpson KH.Cronic post-
chronic postsurgical pain using the McGill surgical pain. Cont Edu Anaesth Crit Care
Pain Questionnaire. Clin J Pain 2004; 20:70 & Pain. 2010;10(1):12-14.
5 21. Coderre TJ, Melzack R. Central neural
7. Kalso E, Mennander S, Tasmuth T, mediators of secondary hyperalgesia
Nilsson E. Chronic poststernotomy pain. following heat injury in rats: neuropeptides
Acta Anaesthesiol Scand 2001; 45: 9359 and excitatory amino acids. Nerurosci Lett
8. Bay-Nielsen M, Perkins FM, Kehlet H. 1991;131:71-4
Pain and functional impairment 1 year 22. Ferreira SH, Lorenzetti BB. Glutamate
after inguinal herniorrhaphy: a nationwide spinal retrograde sensitization of primary