Professional Documents
Culture Documents
I I
KELOMPOK 4
ANGGOTA :
OLIVIA THEFENTY
ANDI SULASTRI AYU
NINGSIH
NUR WINDAYANI
FITRIANI J
REZKY AULIA
EDY SARWAN
XI IPA 1
Kata Pengantar
Dasar Teori
Koloid, merupakan campuran dari dispersi kasar dengan dispersi halus dengan ukuran partikel-
partikelnya antara 10-7 dan 10-5 cm. Dalam system koloid, terdapat dua fase, yaitu fase terdispersi
dan fase pendispersi. Walaupun Nampak sebagai disperse homogeny, namun koloid merupakan
disperse heterogen. Larutan, merupakan sistem dispersi halus yang ukuran partikel-partikelnya sangat
kecil (10-7 cm), sehingga tidak dapat diamati (dibedakan) antara partikel pendispersi dan partikel
terdispersi meskipun dengan menggunakan mikroskop ultra.Larutan adalah campuran antara fase
terdispersi berupa zat padat, gas, maupun cair dengan fase pendisperinya yaitu zat cair.Larutan
merupakan campuran homogeny. Suspensi atau dispersi kasar, merupana sistem dispersi dengan
ukuran relatif besar (10-5 cm)
yang tersebar merata dalam medium pendispersinya.Suspenss yaitu campuran heterogen antar fasa
terdispersi dengan medium pendispersinya. Fasa terdispersi biasaanya berupa zat padat yang
ukurannya lebih besar sehingga akan membentuk endapan jika disatukan didiamkan dalam beberapa
saat.
Sifat-sifat Koloid
a. Efek Tyndall
Jika seberkas cahaya dilewatkan pada suatu sistem koloid, maka cahaya tersebut akan
dihamburkannya sehingga berkas cahaya tersebut akan kelihatan. Sedangkan jika cahaya dilewatkan
pada larutan sejati maka cahaya tersebut akan diteruskannya . Sifat koloid yang seperti inilah yang
dikenal dengan efek tyndall dan sifat ini dapat digunakan untuk membedakan koloid dengan larutan
sejati. Gejala ini pertama kali ditemukan oleh Michael Faradaykemudian diselidiki lebih lanjut oleh
John Tyndall (1820 1893), seorang ahli Fisikabangsa Inggris. Efek Tyndall juga dapat menjelaskan
mengapa langit pada siang hari berwarna biru sedangkan pada saat matahari terbenam, langit di ufuk
barat berwarna jingga atau merah. Hal itu disebabkan oleh penghamburan cahaya matahari oleh
partikel koloid di angkasa dan tidak semua frekuensi dari sinar matahari dihamburkan dengan
intensitas sama. Jika intensitas cahaya yang dihamburkan berbanding lurus dengan frekuensi, maka
pada waktu siang hari ketika matahari melintas di atas kita frekuensi paling tinggi (warna biru) yang
banyak dihamburkan, sehingga kita melihat langit berwarna biru. Sedangkan ketika matahari
terbenam, hamburan frekuensi rendah (warna merah) lebih banyak dihamburkan, sehingga kita
melihat langit berwarna jingga atau merah
b. Gerak Brown
Gerak brown merupakan gerak patah-patah (zig-zag) partikel koloid yang terus menerus dan hanya
dapat diamati denganmikroskop ultra. Gerak brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak
seimbang dari molekul-molekul medium terhadap partikel koloid.Dalam suspensi tidak terjadi gerak
Brown karena ukuran partikel cukup besar, sehingga tumbukan yang dialaminya setimbangGerak
Brown merupakan faktor penyebab stabilnya partikel koloid dalam medium dispersinya. Gerak brown
yang terus menerus dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga partikel koloid tidak mengalami
sedimentasi (pengendapan).
c. Elektroforesis
Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik karena partikel koloid bermuatan listrik.
Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik ini disebut elektroforesis. Jika dua batang elektrode
dimasukkan kedalam sistem koloid dan kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah, maka
partikel koloid akan bergerak kesalah satu elektrode tergantung pada jenis muatannya. Koloid
bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif) sedang koloid bermuatan positif akan
bergerak ke katode (elektrode negatif). Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan
partikel koloid. Jika partikel koloid berkumpul dielektrode positif berarti koloid bermuatan negatif,
jika partikel koloid berkumpul dielektrode negatif bearti koloid bermuatan positif. Peristiwa
elektroforesis ini sering dimanfaatkan kepolisian dalam identifikasi/tes DNA pada jenazah korban
pembunuhan/ jenazah tak dikenal
d. Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa di mana suatu zat menempel pada permukaan zat lain, seperti ion H+ dan
OH- dari medium pendispersi. Untuk berlangsungnya adsorpsi, minimum harus ada dua macam zat,
yaitu zat yang tertarik disebut adsorbat, dan zat yang menarik disebut adsorban. Apabila terjadi
penyerapan ion ada permukaan partikel koloid maka partikel koloid dapat bermuatan listrik yang
muatannya ditentukan oleh muatan ion-ion yang mengelilinginya. Partikel koloid mempunyai
kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya.Oleh karena itu partikel koloid
bermuatan listrik.Penyerapan pada permukaan ini disebut dengan adsorpsi. Contohnya sol Fe(OH)3
dalam air mengadsorpsi ion positif sehingga bermuatan positif dan sol As2S3 mengadsorpsi ion
negatif sehingga bermuatan negatif. Pemanfaatan sifat adsorpsi koloid dalam kehidupan antara lain
dalam proses pemutihan gula tebu, dalam pembuatan norit (tablet yang terbuat dari karbon aktif) dan
dalam proses penjernihan air dengan penambahan tawas.
e. Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa pengendapan atau penggumpalan koloid.Koloid distabilkan oleh
muatannya. Jika muatan koloid dilucuti atau dihilangkan, maka kestabilannya akan berkurang
sehingga dapat menyebabkan koagulasi atau
Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi, partikel-partikel fase terdispersi dalam larutan sejati yang berupa molekul
atom atau ion diubah menjadi partikel-partikel berukuran koloid. Pembuatan koloid dengan cara
kondensasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara kimia dan cara fisika. Cara ini juga dapat
dilakukan melalui reaksi reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap
atau dengan pergantian pelarut.
2.Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan
secara mekanik, peptisasi atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur bredig).
a.Cara Mekanik
Menurut cara ini butir butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling koloid sampai diperoleh
tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi. Contoh: sol belerang dapat
dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir),
kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.
b.Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan
suatu zat pemeptasi (pemecah).Zat pemeptasi memecahkan butir- butir kasar menjadi butir-butir
koloid. Contoh: agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan lain-
lain.
Tujuan : memahami dan mempelajari pembuatan koloid
Alat :
Bahan :
Agar-agar 1 bungkus
Gula 5 sendok makan
Air suling
Larutan FeCl3
Belerang
Cara kerja
Hasil pengamatan
a. Table hasil pengamatan
Percobaan kondensasi
Percobaan dispersi
1. Percobaan kondensi
Kondensasi karena Fe(OH)merupakan penggabungan partikel halus menjadi partikel kasar
hal ini menggu-nakan hidrolisis.
Pada pembuatan Fe(OH)3 larutan FeCl3 pada awalnya berwarna kuning
kemudian pada percobaan ini, awalnya air sebanyak 50 ml di panaskan
hingga mendidih kemudian diteteskan larutan FeCl 3 sebanyak 25 tetes
sambil di aduk , setelah larutan tersebut bercampur dengar air mendidih
lama kelamaan larutan yang ada dalam gelas kimia tersebut akan
berubah menjadi warna merah kecoklatan , menurut hasil pengamatan
sesuai dengan tabel tersebut larutan tersebut tidak mengandung endapan
dan pada dinding gelas juga terdapat uap air .
2. Dispersi
Pada percobaan dispersi ini terdapat 2 percobaan yaitu pembuatan sol belerang
dan pembuatan sol/ gel agar-agar .
Pada percobaan sol/gel agar-agar dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel
koloid. Saat bubuk agar-agar di tuang kedalam tabung reaksi yang berisikan air
yang telah di didihkan terlebih dahulu ,kemudian air yang tercampur serbuk
agar agar tersebut di panaskan ,keadaan larutan dalam tabung reaksi tersebut
berubah menjadi keruh dan kemudian didinginkan /didiamkan beberapa menit
menurut hasil pengamatan dari percobaan saat campuran tersebut di dinginkan
berlahan akan berubah menjadi padat perubahaan ini terjadi karena adanya
pengaruh suhu (perubahan suhu) dan pada gel tersebut tidak terdapat endapan .
Analisis Data
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8634804/Laporan_Pratikum_Kimia_Koloid