You are on page 1of 11

K M A

I I
KELOMPOK 4

ANGGOTA :

OLIVIA THEFENTY
ANDI SULASTRI AYU
NINGSIH
NUR WINDAYANI
FITRIANI J
REZKY AULIA
EDY SARWAN

XI IPA 1
Kata Pengantar

Bismillahirrohmanirrohim, Puji syukur kami hadiratkan kepada Allah SWT.


Atas ridho dan karunia yang telah Allah SWT. berikan, maka laporan penelitian
ini dapat terselesaikan sesegera mungkin dan berjalan dengan baik. Laporan
penelitian ini berdasarkan praktek Kimia yang telah kami kerjakan sehingga
fakta-fakta atau kebenaran yang ada di dalamnya dapat kami
pertanggungjawabkan. Kami mengerti bahwa laporan penelitian ini masih
memiliki kekurangan. Saran maupun kritikan akan membantu kami dalam
mengembangkan laporan penelitian ini secara bertahap. Terakhir, kami harap
laporan penelitian ini dapat berguna dan tidak sia-sia. Amin.

Selayar , 17 Mei 2017


PENDAHULUAN

Dasar Teori

Koloid, merupakan campuran dari dispersi kasar dengan dispersi halus dengan ukuran partikel-
partikelnya antara 10-7 dan 10-5 cm. Dalam system koloid, terdapat dua fase, yaitu fase terdispersi
dan fase pendispersi. Walaupun Nampak sebagai disperse homogeny, namun koloid merupakan
disperse heterogen. Larutan, merupakan sistem dispersi halus yang ukuran partikel-partikelnya sangat
kecil (10-7 cm), sehingga tidak dapat diamati (dibedakan) antara partikel pendispersi dan partikel
terdispersi meskipun dengan menggunakan mikroskop ultra.Larutan adalah campuran antara fase
terdispersi berupa zat padat, gas, maupun cair dengan fase pendisperinya yaitu zat cair.Larutan
merupakan campuran homogeny. Suspensi atau dispersi kasar, merupana sistem dispersi dengan
ukuran relatif besar (10-5 cm)
yang tersebar merata dalam medium pendispersinya.Suspenss yaitu campuran heterogen antar fasa
terdispersi dengan medium pendispersinya. Fasa terdispersi biasaanya berupa zat padat yang
ukurannya lebih besar sehingga akan membentuk endapan jika disatukan didiamkan dalam beberapa
saat.
Sifat-sifat Koloid

a. Efek Tyndall
Jika seberkas cahaya dilewatkan pada suatu sistem koloid, maka cahaya tersebut akan
dihamburkannya sehingga berkas cahaya tersebut akan kelihatan. Sedangkan jika cahaya dilewatkan
pada larutan sejati maka cahaya tersebut akan diteruskannya . Sifat koloid yang seperti inilah yang
dikenal dengan efek tyndall dan sifat ini dapat digunakan untuk membedakan koloid dengan larutan
sejati. Gejala ini pertama kali ditemukan oleh Michael Faradaykemudian diselidiki lebih lanjut oleh
John Tyndall (1820 1893), seorang ahli Fisikabangsa Inggris. Efek Tyndall juga dapat menjelaskan
mengapa langit pada siang hari berwarna biru sedangkan pada saat matahari terbenam, langit di ufuk
barat berwarna jingga atau merah. Hal itu disebabkan oleh penghamburan cahaya matahari oleh
partikel koloid di angkasa dan tidak semua frekuensi dari sinar matahari dihamburkan dengan
intensitas sama. Jika intensitas cahaya yang dihamburkan berbanding lurus dengan frekuensi, maka
pada waktu siang hari ketika matahari melintas di atas kita frekuensi paling tinggi (warna biru) yang
banyak dihamburkan, sehingga kita melihat langit berwarna biru. Sedangkan ketika matahari
terbenam, hamburan frekuensi rendah (warna merah) lebih banyak dihamburkan, sehingga kita
melihat langit berwarna jingga atau merah
b. Gerak Brown
Gerak brown merupakan gerak patah-patah (zig-zag) partikel koloid yang terus menerus dan hanya
dapat diamati denganmikroskop ultra. Gerak brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak
seimbang dari molekul-molekul medium terhadap partikel koloid.Dalam suspensi tidak terjadi gerak
Brown karena ukuran partikel cukup besar, sehingga tumbukan yang dialaminya setimbangGerak
Brown merupakan faktor penyebab stabilnya partikel koloid dalam medium dispersinya. Gerak brown
yang terus menerus dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga partikel koloid tidak mengalami
sedimentasi (pengendapan).
c. Elektroforesis
Partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik karena partikel koloid bermuatan listrik.
Pergerakan partikel koloid dalam medan listrik ini disebut elektroforesis. Jika dua batang elektrode
dimasukkan kedalam sistem koloid dan kemudian dihubungkan dengan sumber arus searah, maka
partikel koloid akan bergerak kesalah satu elektrode tergantung pada jenis muatannya. Koloid
bermuatan negatif akan bergerak ke anode (elektrode positif) sedang koloid bermuatan positif akan
bergerak ke katode (elektrode negatif). Elektroforesis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan
partikel koloid. Jika partikel koloid berkumpul dielektrode positif berarti koloid bermuatan negatif,
jika partikel koloid berkumpul dielektrode negatif bearti koloid bermuatan positif. Peristiwa
elektroforesis ini sering dimanfaatkan kepolisian dalam identifikasi/tes DNA pada jenazah korban
pembunuhan/ jenazah tak dikenal

d. Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa di mana suatu zat menempel pada permukaan zat lain, seperti ion H+ dan
OH- dari medium pendispersi. Untuk berlangsungnya adsorpsi, minimum harus ada dua macam zat,
yaitu zat yang tertarik disebut adsorbat, dan zat yang menarik disebut adsorban. Apabila terjadi
penyerapan ion ada permukaan partikel koloid maka partikel koloid dapat bermuatan listrik yang
muatannya ditentukan oleh muatan ion-ion yang mengelilinginya. Partikel koloid mempunyai
kemampuan menyerap ion atau muatan listrik pada permukaannya.Oleh karena itu partikel koloid
bermuatan listrik.Penyerapan pada permukaan ini disebut dengan adsorpsi. Contohnya sol Fe(OH)3
dalam air mengadsorpsi ion positif sehingga bermuatan positif dan sol As2S3 mengadsorpsi ion
negatif sehingga bermuatan negatif. Pemanfaatan sifat adsorpsi koloid dalam kehidupan antara lain
dalam proses pemutihan gula tebu, dalam pembuatan norit (tablet yang terbuat dari karbon aktif) dan
dalam proses penjernihan air dengan penambahan tawas.
e. Koagulasi
Koagulasi adalah peristiwa pengendapan atau penggumpalan koloid.Koloid distabilkan oleh
muatannya. Jika muatan koloid dilucuti atau dihilangkan, maka kestabilannya akan berkurang
sehingga dapat menyebabkan koagulasi atau

Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi, partikel-partikel fase terdispersi dalam larutan sejati yang berupa molekul
atom atau ion diubah menjadi partikel-partikel berukuran koloid. Pembuatan koloid dengan cara
kondensasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara kimia dan cara fisika. Cara ini juga dapat
dilakukan melalui reaksi reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi rangkap
atau dengan pergantian pelarut.
2.Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan
secara mekanik, peptisasi atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur bredig).
a.Cara Mekanik
Menurut cara ini butir butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling koloid sampai diperoleh
tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium dispersi. Contoh: sol belerang dapat
dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan suatu zat inert (seperti gula pasir),
kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.
b.Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan
suatu zat pemeptasi (pemecah).Zat pemeptasi memecahkan butir- butir kasar menjadi butir-butir
koloid. Contoh: agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan lain-
lain.
Tujuan : memahami dan mempelajari pembuatan koloid

Alat :

Gelas kimia 3 buah


Spirtus
Kaki tiga
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Penjepit tabung reaksi
Pipet tetes
Spatula
Kawat kasa
Lumpang dan along
Korek api
sendok

Bahan :

Agar-agar 1 bungkus
Gula 5 sendok makan
Air suling
Larutan FeCl3
Belerang

Cara kerja

1. Cara kerja kondensasi


Pembuatan sol Fe(OH)3

Panaskan 50 ml air suling didalam gelas kimia 100 ml sampai mendidih


Tambahkan 25 tetes larutan FeCl 3 jenuh dan aduk sambil meneruskan
pemanasan sampai campuran berwarna coklat merah .

2. Cara kerja disperse


Pembuatan sol belerang
Campurlah satu sendok gula dan satu sendok belerang kedalam
lumping. Gerus campuran itu sampai halus. Ambil satu sendok teh
campuran itu dan campurkan dengan 1 sendok gula lalu gerus sampai
halus. Lanjutkan pekerjaan itu sampai 4 kali.
Tuangkan sedikit dari campuran terakhir kedalam gelas kimia berisi 50
ml air suling dan aduk . saring jika masih terjadi endapan .

Pembuatan sol /gel agar agar


Isilah sebuah tabung reaksi dengan air suling hingga kira-kira
sepertiga tabung .
Tambahkan satu spatula agar agar dan aduk .
Panaskan tabung beserta isinya sampai mendidih.
Dinginkan campuran itu untuk memperoleh gel agar-agar

Hasil pengamatan
a. Table hasil pengamatan
Percobaan kondensasi

Percobaan Hasil pengamatan


Sebelum dicampurkan ke
dalam air mendidih
Keadaan awal larutan FeCl3
berwarna kuning .
Sol Fe(OH)3
setelah FeCl3 dicampurkan
dengan air mendidih dengan
cara di teteskan sebanyak
25 tetes warnanya berubah
menjadi merah kecoklatan .
tidak mengandung endapan

Percobaan dispersi

Percobaan Hasil pengamatan

keadaan awalnya yaitu bubuk


yang berwarna kuning
setelah campuran terakhir
Sol belerang belerang dan gula yang telah
di gerus halus kemudian , di
tuang kan kedalam gelas
kimia yang berisikan air 50 ml
dan diaduk berubah warna
menjadi kuning pucat
keadaan air keruh
tidak ada endapan

Setelah air dipanaskan hingga


mendidih kemudian
dicampurkan dengan serbuk
Sol /gel agar-agar agar agar , berubah menjadi
keruh . kemudian agar-agar
yang telah dicampurkan air
suling dan di panaskan
tersebut didiamkan beberapa
menit dan berubah menjadi
padat .
PEMBAHASAN

1. Percobaan kondensi
Kondensasi karena Fe(OH)merupakan penggabungan partikel halus menjadi partikel kasar
hal ini menggu-nakan hidrolisis.
Pada pembuatan Fe(OH)3 larutan FeCl3 pada awalnya berwarna kuning
kemudian pada percobaan ini, awalnya air sebanyak 50 ml di panaskan
hingga mendidih kemudian diteteskan larutan FeCl 3 sebanyak 25 tetes
sambil di aduk , setelah larutan tersebut bercampur dengar air mendidih
lama kelamaan larutan yang ada dalam gelas kimia tersebut akan
berubah menjadi warna merah kecoklatan , menurut hasil pengamatan
sesuai dengan tabel tersebut larutan tersebut tidak mengandung endapan
dan pada dinding gelas juga terdapat uap air .

2. Dispersi

Pada percobaan dispersi ini terdapat 2 percobaan yaitu pembuatan sol belerang
dan pembuatan sol/ gel agar-agar .

pada pembuatan sol belerang ini penggerusan di lakukan hingga 4 kali


.pada saat campuran terakhir di campurkan kedalam gelas kimia yang berisikan
air sebanyak 50 ml dan di aduk akan berubah warna menjadi kuning pucat
sesuai dengan hasil pengamatan yang telah di lakukan pada saat pencampuran
keadaan air menjadi keruh , dan tidak terjadi endapan . pada percobaan disperse sol
belerang , partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid. Pembuatan tersebut secara mekanik butir
butir kasar digerus dengan lumping sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk
dengan medium dispersi.

Pada percobaan sol/gel agar-agar dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel
koloid. Saat bubuk agar-agar di tuang kedalam tabung reaksi yang berisikan air
yang telah di didihkan terlebih dahulu ,kemudian air yang tercampur serbuk
agar agar tersebut di panaskan ,keadaan larutan dalam tabung reaksi tersebut
berubah menjadi keruh dan kemudian didinginkan /didiamkan beberapa menit
menurut hasil pengamatan dari percobaan saat campuran tersebut di dinginkan
berlahan akan berubah menjadi padat perubahaan ini terjadi karena adanya
pengaruh suhu (perubahan suhu) dan pada gel tersebut tidak terdapat endapan .
Analisis Data

1. Tuliskan reaksi yang terjadi pada pembutan sol Fe(OH) 3


= FeCl3 + 3H2O Fe(OH )3 + 3HCl
2. Belerang praktis tidak larut dalam air .jelaskan bagaimana belerang yang
digerus bersama dengan gula dapat membentuk sol belerang ?(apa fungsi
gula dalam proses ini )
= belerang yang digerus bersama gula dapat membentuk sel
belerang,hal ini terjadi karena belerang yang digerus sehingga
membentuk koloid. Dalam proses tersebut gula berfungsi sebagai zat
pemeptisasi sedangkan air sebagai pendispersinya .
3. Agar-agar atau terigu sebenarnya tidak larut dalam air . apa yang terjadi
ketika suspensi agar-agar dipanaskan?
= menjadi koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) atau disebut
juga dengan gel, gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat
terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid
yang agak padat .
PENUTUP
Kesimpulan

Pembuatan koloid dapat dilakukan dengan kondensasi yaitu membuat


partikel larutan sejadi menjadi partikel koloid.
Cara dispersi yaitu mengubah partikel larutan menjadi partikel koloid
dengan memecah partikel kasar menjadi partikel halus .

DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8634804/Laporan_Pratikum_Kimia_Koloid

You might also like